• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Provinsi yang di atur oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karena setiap Keputusan yang dikeluarkan oleh kementerian tersebut khususnya untuk Provinsi Riau selalu menampilkan kondisi kehutanan yang ada di Kota Batam. Berdasarkan SK. 867/Menhut-II/2014 yang kemudian diikuti SK.76/MenLHK-II/2015 untuk mengatur peruntukan kawasan kehutanan di Provinsi Kepulauan Riau tidak terjadi perubahan yang signifikan didalamya, khususnya di Kota Batam.

2). Sebaran Kecamatan dan Kelurahan Dalam Kawasan Hutan TAD

3). Sampel Desa/Kelurahan dan Kecamatan Dalam Kawasan Hutan

Kelurahan sampel kegiatan penelitian yang diambil dan memiliki riwayat masuk Kawasan Hutan terletak di Kecamatan Batu Aji, Kota Batam. Wilayah Kecamatan Batu Aji memiliki 4 Kelurahan, yakni:

1) Kelurahan Bukit Tempayan; 2) Kelurahan Buliang; 3) Kelurahan Kibing;

4) Kelurahan Tanjung Uncang

Sedangkan yang menjadi obyek sampel penelitian adalah Kelurahan Buliang dengan yang memiliki penampakan fisik sudah bukan lagi sebagai Kawasan Hutan, tetapi penggunaannya adalah sebagai wilayah permukiman dan jasa dimana bangunan fisik yang berdiri kokoh hampir diseluruh wilayah Kelurahan. Selain Kelurahan Buliang, maka sampel penelitian lainnya adalah Kelurahan Batu Ampar dan Sekupang dimana di lokasi tersebut sebagai lokasi Jasa yang diwakili oleh badan usaha milik swasta adalah antara lain PT. Maligas Sukses Abadi dan PT. Milenium Invesment. Kelurahan-Kelurahan tersebut sebagai lokasi permukiman dan Jasa yang sudah bersertipikat HGB diatas HPL, sedangkan ke dua perusahaan tersebut sedang mengajukan hak guna bangunan. Penggunaan tanah masyarakat untuk jasa di ambil sebagai sampel penelitian disebabkan ke dua perusahaan inilah yang berani menggugat Kementerian Kehutanan yang kemudian berdampak pada permukiman penduduk di Kelurahan-Kelurahan lainnya terkait dengan penetapan Kawasan Hutan Lindung.

4.5. Provinsi Kalimantan Barat

Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu Daerah Tingkat I yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 dan pada tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri sendiri di Pulau Kalimantan. Luas wilayah provinsi Kalimantan Barat mencapai 146.807 km² (7,53% luas Indonesia) yang merupakan salah satu provinsi terluas di Indonesia. Ditinjau dari letak astronomis, provinsi ini terletak pada agris 2008’ LU serta 3002’ LS dan 108030’ BT serta 114010’ BT. Dari letak tersebut juga memperlihatkan bahwa wilayah ini berada pada sekitar garis khatulistiwa dan untuk Ibukota Provinsi yaitu Kota Pontianak berada pada titik 00. Ditinjau dari letak geografis, Provinsi Kalimantan Barat berada pada daerah yang memiliki ciri cukup spesifik, karena berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Adapun rincian batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara : Serawak (Malaysia Timur)

Selatan : Laut Jawa dan Provinsi Kalimantan Tengah

Barat : Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan TImur Timur : Laut Natuna dan Selat Karimata.

56

menjadi Kawasan Hutan seluas ± 52,386 ha, di Provinsi Kalimantan Barat. Kemudian pada tahun 2014, diterbitkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK. 733/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Kalimantan Barat. Luasan yang ada dalam SK tersebut juga mengalami perubahan, menjadi ± 8.389.600 Ha. Adapun rincian fungsi hutan berdasarkan SK ini adalah sebagai berikut:

a) Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) seluas ± 1.621.046 Ha; b) Kawasan Hutan Lindung (HL) seluas ± 2.310.874 Ha;

c) Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 2.132.398 Ha; d) Kawasan Hutan Produksi (HP) seluas ± 2.127.365 Ha;

e) Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) seluas ± 197.918 Ha.

4.5.1. Kabupaten Sekadau

1). Profil Kabupaten Sekadau

Kabupaten Sekadau merupakan salah satu wilayah administrasi Tingkat II Provinsi Kalimantan Barat yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau di Provinsi Kalimantan Barat.

Sebelum terbentuk Kabupaten tersediri, wilayah Kabupaten Sekadau masuk wilayah administrasi Kabupaten Sanggau. Secara astronomis, Kabupaten Sekadau terletak di 0038'23'' Lintang Utara sampai dengan 0044'25'' Lintang Selatan dan 110033'07'' Bujur Barat sampai dengan 111017'44'' Bujur Timur.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Sekadau adalah: Utara : Kabupaten Sintang

Selatan : Kabupaten Ketapang Barat : Kabupaten Sanggau Timur : Kabupaten Sintang

Wilayah Kabupaten Sekadau memiliki luas 5.444,3 km 2 yang terbagi kedalam 7 kecamatan dan 76 Desa/Kelurahan. Kondisi topografi di Kabupaten Sekadau merupakan kondisi alam yang berupa daratan dan perbukitan. Tingkat ketinggian daratan apabila diukur dibawah permukaan laut (dpl) berada pada kisaran 0 meter dpl sampai dengan 1.000 meter dpl. Penggunaan lahan yang ada di Kabupaten ini cukup beragam dan cukup dinamis karena sangat berkaitan dengan aktivitas penduduk.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanaian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sekadau pada tahun 2011 sebagian besar lahan yang ada di manfaatkan untuk lahan perkebunan. Berikut tabel rincian luas lahan dan penggunaannya di Kabupaten Sekadau sebagai berikut.

Kondisi kependudukan di Provinsi Kalimantan Barat memiliki komposisi yang sangat beragam. Ditinjau dari etnisitasnya, setidaknya ada belasan suku yang mendiami wilayah ini. Suku Dayak dan Melayu merupakan 2 (dua) suku yang mendominasi di Provinsi ini, yaitu sekitar ± 68% kemudian diikuti suku Jawa (± 9,74 %) dan Tionghoa (± 8,17%). Berdasarkan hasil proyeksi yang dilaksanakan oleh BPS Provinsi Kalimantan Barat, jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 4,716 juta jiwa, dimana sekitar 2,403 juta jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 2,313 juta jiwa adalah perempuan. Persebaran penduduknya tidak terlalu merata antar setiap Kabupaten/kotanya. Hampir 50% penduduknya berada mendiami di wilayah yang ada dipesisir bagian barat, sedangkan yang ada dibagian tengah dan timur relatif lebih sedikit dan tingkat kepadatannya rendah.

Tabel 19: Jumlah Penduduk (Jiwa) di Provinsi Kalimantan Barat

No. Kabupaten/Kota 2000 2005 2010 2014* 1 Kab. Sambas 454.126 476.283 496.120 519.887 2 Kab. Bengkayang 333.089 194.134 215.277 232.873 3 Kab. Landak 282.026 307.669 329.649 352.897 4 Kab. Pontianak 631.546 680.056 234.021 249.521 5 Kab. Sanggau 508.320 372.128 408.468 438.994 6 Kab. Ketapang 426.285 471.716 427.460 464.227 7 Kab. Sintang 460.594 343.544 364.759 390.796 8 Kab. Kapuas Hulu 182.589 204.347 222.160 240.410 9 Kab. Sekadau - 171.286 181.634 191.797 10 Kab. Melawi - 160..906 178.645 192.301 11 Kab. Kayong Utara - - 95.594 103.282 12 Kab. Kubu Raya - - 500.970 538.815 13 Kota Pontianak 472.220 502.133 554.764 598.097 14 Kota Singkawang - 168.143 186.462 202.196 Jumlah 3.750.795 4.052.345 4.395.983 4.716.093 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Barat 2015

Catatan: * Hasil Proyeksi penduduk

Kondisi penggunaan tanah sebagian besar di Kalimantan Barat adalah berupa hutan (67,96%), yang terdiri dari hutan belukar (25,49%), hutan lebat (41,54%) dan hutan sejenis (0,93%). Adapun areal hutan terluas terletak di Kabupaten Kapuas Hulu seluas 2.636.785 ha, kemudian diikuti oleh Kabupaten Ketapang yaitu seluas 1.927.057 ha. Sementara itu areal perkebunan mencapai 2.640.199 ha atau 17,8%. Dari 14,68 juta ha luas Kalimantan Barat, areal untuk pemukiman hanya berkisar 0,31 persen. Adapun areal pemukiman terluas berada di Kabupaten Sintang diikuti kemudian oleh Kabupaten Sambas dan Kabupaten Ketapang.

Riwayat perkembangan Kawasan Hutan di Provinsi Kalimantan Barat setidaknya diawali dari adanya penunjukkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 757/Kpts/Um/10/1982 tanggal 12 Oktober 1982 tentang penunjukan areal hutan diwilayah Propinsi Dati I Kalimantan Barat seluas ± 9.204,375 Ha sebagai Kawasan Hutan. Kemudian dalam perkembangannya pada tahun 2000 diterbitkan kembali Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 259/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Informasi yang disampaikan dari SK tersebut bahwa luas Kawasan Hutan yang ditunjuk berubah menjadi ± 9.178.760 Ha. Pada tahun 2013 kembali diterbitkan SK. 936/Menhut-II/2013 tanggal 20 Desember 2013 tentang perubahan peruntukan Kawasan Hutan menjadi bukan Kawasan Hutan seluas ± 554,137 Hektar, perubahan fungsi Kawasan Hutan seluas ± 352,772 ha, dan penunjukan kawasan bukan Kawasan Hutan

57

menjadi Kawasan Hutan seluas ± 52,386 ha, di Provinsi Kalimantan Barat. Kemudian pada tahun

2014, diterbitkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK. 733/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Kalimantan Barat. Luasan yang ada dalam SK tersebut juga mengalami perubahan, menjadi ± 8.389.600 Ha. Adapun rincian fungsi hutan berdasarkan SK ini adalah sebagai berikut:

a) Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) seluas ± 1.621.046 Ha; b) Kawasan Hutan Lindung (HL) seluas ± 2.310.874 Ha;

c) Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 2.132.398 Ha; d) Kawasan Hutan Produksi (HP) seluas ± 2.127.365 Ha;

e) Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) seluas ± 197.918 Ha.

4.5.1. Kabupaten Sekadau

1). Profil Kabupaten Sekadau

Kabupaten Sekadau merupakan salah satu wilayah administrasi Tingkat II Provinsi Kalimantan Barat yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau di Provinsi Kalimantan Barat.

Sebelum terbentuk Kabupaten tersediri, wilayah Kabupaten Sekadau masuk wilayah administrasi Kabupaten Sanggau. Secara astronomis, Kabupaten Sekadau terletak di 0038'23'' Lintang Utara sampai dengan 0044'25'' Lintang Selatan dan 110033'07'' Bujur Barat sampai dengan 111017'44'' Bujur Timur.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Sekadau adalah: Utara : Kabupaten Sintang

Selatan : Kabupaten Ketapang Barat : Kabupaten Sanggau Timur : Kabupaten Sintang

Wilayah Kabupaten Sekadau memiliki luas 5.444,3 km 2 yang terbagi kedalam 7 kecamatan dan 76 Desa/Kelurahan. Kondisi topografi di Kabupaten Sekadau merupakan kondisi alam yang berupa daratan dan perbukitan. Tingkat ketinggian daratan apabila diukur dibawah permukaan laut (dpl) berada pada kisaran 0 meter dpl sampai dengan 1.000 meter dpl. Penggunaan lahan yang ada di Kabupaten ini cukup beragam dan cukup dinamis karena sangat berkaitan dengan aktivitas penduduk.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanaian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sekadau pada tahun 2011 sebagian besar lahan yang ada di manfaatkan untuk lahan perkebunan. Berikut tabel rincian luas lahan dan penggunaannya di Kabupaten Sekadau sebagai berikut.

58

Tabel 21: Luas Hutan Kabupaten Sekadau

No. Kawasan Hutan Luas (Ha)

1 Area Penggunaan Lain (APL) 403.894

2 Hutan Lindung (HL) 52.834

3 Hutan Produksi (HP) 99.193

4 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 348

5 Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA Air) 4.934

Luas Total 561.203

Sumber: SK Menhut No. 733/Kpts-II/2014

2). Sebaran Kecamatan dan Desa Dalam Kawasan Hutan

Persebaran Kawasan Hutan di Kabupaten Sekadau hampir terdapat pada tiap-tiap kecamatan, kecuali Kecamatan Sekadau Hulu. Pola dari lokasi Kawasan Hutan tidak terkumpul menjadi satu melainkan tersebar dan mendominasi wilayah Kabupaten Sekadau bagian utara dan selatan. Sebaran jenis Kawasan Hutan yang ada di masing-masing kecamatan juga cukup bervariasi, antara lain seperti pada tabel berikut:

Tabel 22: Sebaran Hutan Tiap Kecamatan di Kabupaten Sekadau

No. Kecamatan Jenis Kawasan Hutan

1. Belitang Hulu Hutan Produksi

2. Belitang Hutan Produksi

3. Belitang Hilir Hutan Produksi 4. Sekadau Hilir Hutan Produksi 5. Nanga Taman Hutan Produksi dan Hutan Lindung 6. Nanga Mahap Hutan Produksi dan Hutan Lindung

Sumber: Diolah dari SK. Menhut No. 936 Tahun 2013

Apabila ditunjukkan kedalam peta maka persebarannya dapat dilihat pada gambar berikut yang bersumber dari SK. Menteri Kehutanan Nomor 936 Tahun 2013, adapun Desa-Desa atau satuan permukiman yang masuk Kawasan Hutan seperti pada gambar berikut.

Tabel 20: Rincian Luas Lahan dan Penggunaannya

Luas Lahan Luas Lahan (Total Area) (Total Area)

2010 2011 (2) (3)

I. 16.391 15.796

01. Irigasi Teknis 0 0 02. Irigasi Setengah Teknis 70 70 03 Irigasi Sederhana 801 1.043 04. Irigasi Desa 616 796 .05. Tadah Hujan 12.390 11.551 06. Pasang Surut 0 0 07. Lebak 1.723 1.545 08. Rembesan, dll 791 791 II. 366.856 366.684 01. Tegal/Kebun 38.080 38.090 02. Ladang/Huma 9.743 9.561 03 Perkebunan 144.280 144.280 04. Ditanami Pohon / Hutan Rakyat 65.094 65.094

.05. Tambak 0 0

06. Kolam/Tebat/Empang 494 494 07. Padang Penggembalaan 3.122 3.122 08. Sementara Tidak Diusahakan *) 100.654 100.654 09. Lainnya (Pekarangan Yang Ditanami

Tanaman Pertanian , Dll) 5.369 5.369

III. Lahan Bukan Pertanian 161.188 161.188

01. Rumah Bangunan Dan Halaman

Sekitarnya 48.202 48.202 02. Hutan Negara 37.620 37.620 03 Rawa-Rawa (Tidak Ditanam) 13.029 13.029 04. Laninnya (Jalan, Danau, Sungai, Lahan

Tandus Dll 62.337 62.337

Lahan Sawah

Lahan Bukan Sawah

Sumber : Dinas Pertanian. Perikanan Dan Peternakan Kabupaten Sekadau

Luas Lahan Dan Penggunaannya Di Kabupaten Sekadau

Total Area Its Usage In Sekadau Regency

2011

(1)

Jenis Lahan (Kinds Of Land)

Dari segi kependudukan, jumlah penduduk di Kabupaten Sekadau berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 sebanyak 181.634 jiwa dan diproyeksikan pada tahun 2015 menjadi 193.391 jiwa dengan rincian 99.586 laki-laki dan 93.805 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 sebanyak 1,2% dan pada tahun 2015 diperkirakan menjadi 1,24%. Sebaran penduduk antar kecamatan tidak begitu merata yang mana Kecamatan Sekdau Hilir memiliki jumlah penduduk paling banyak yaitu 55.897 jiwa dan paling sedikit berada di Kecamatan Belitang sebanyak 11.531 jiwa (SP 2010).

Kondisi kehutanan di Kabupaten Sekadau dalam sejarahnya tidak terlepas dari kondisi kehutanan Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan SK Menhut No. 733/Kpts-II/2014, wilayah Kabupaten Sekadau memiliki sebaran fungsi terkait dengan kehutanan adalah sebagai pada tabel berikut.

59