• Tidak ada hasil yang ditemukan

101secara terus-menerus sepanjang tahun, sedangkan bidang-bidang tanah yang digunakan

untuk pertanian basah khususnya sawah digarap 3 kali dalam 1 tahun.

Lamanya waktu penguasaan tanah di 4 (empat) Desa tersebut adalah sebagai berikut:

1. Desa Ujung Jaya

1) Dikuasai > 20 tahun : 1.165 bidang = 419,52 ha (79,02%) 2) Dikuasai < 20 tahun : - bidang = 111,37 ha (20,98 %) Total Luas : 530,89 Ha

2. Desa Tamanjaya

1) Dikuasai > 20 tahun : 214 bidang = 127,43 ha (95,53%) 2) Dikuasai < 20 tahun : 21 bidang = 10,37 ha (4,47 %) Total Luas : 137,8 Ha

3. Desa Cigorondong

1) Dikuasai > 20 tahun : 261 bidang = 110,71 ha (95,5%) 2) Dikuasai < 20 tahun : 9 bidang = 5,18 ha (4,5 %) Total Luas : 115,89 Ha

4. Desa Tunggaljaya

1) Dikuasai > 20 tahun : 321 bidang = 163,425 ha (97,44%) 2) Dikuasai < 20 tahun : 9 bidang = 4,3 ha (2,56 %) Total Luas : 167,725 Ha

Dari hasil kegiatan IP4T dalam Kawasan Hutan di 4 Desa Kecamatan Sumur tersebut, telah memberikan manfaat bagi masyarakat, pemerintah setempat dan Kantor Pertanahan sebagai berikut:

1) Bagi aparat DDesa terhimpunnya data pertanahan tentang: Letak, Luas perkiraan (luas yang dihasilkan bukan luas ukur secara kadastral), Batas serta Subyek penguasaan bidang-bidang tanah;

2) Bagi masyarakat penggarap tanah merasakan adanya kepastian tentang batas tanah yang mereka garap;

3) Bagi Kantor Pertanahan Pandeglang kegiatan IP4T telah mendapatkan kepastian subyek dan obyek dari masing-masing bidang, serta mampu menghasilkan peta potensi masalah yang akurat baik tentang subyek dan obyek.

Kegiatan IP4T dalam Kawasan Hutan di Taman Nasional Ujung Kulon pada tahap ini penuh dengan hambatan, yakni:

1) Pihak Pemerintah Daerah menerima kabar terjadinya pembakaran lahan di dalam Kawasan Hutan ternyata isu tersebut dapat ditepis oleh tim IP4T yang dimaksud terbakarnya lokasi pembuatan bata merah diperkampungan penduduk (diluar kawasan );

2) Terjadinya kebakaran di Wilayah kerja IP4T, yang pada saat issue tersebut berkembang tapi pekerjaan pemetaan telah selesai dikerjakan dilapangan, setelah diklarifikasi ke pihak Desa ternyata kebakaran tersebut benar adanya tetapi kebakaran itu dilaksanakan oleh pihak Taman Nasional Ujung Kulon sendiri sebagai sarana latihan pemadaman kebakaran hutan;

3) Terjadi penangkapan oleh Pihak Polsek Sumur terhadap salah seorang penduduk yang menjadi penggarap lahan dikawasan kegiatan IP4T melakukan perambahan baru di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, dan beberapa petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang turut dimintai keterangan oleh Pihak Polres 5.1.3. Identifikasi Penyelesaian Penguasaan Tanah Masyarakat Dalam Kawasan Hutan

Di Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi Lokasi Penelitian Adapun beberapa penyelesaian bagi penguasaan tanah masyarakat di lokasi sampel adalah sebagai berikut:

1) Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak Provinsi Banten a). Kabupaten Pandeglang

Penyelesaian penguasaan tanah masyarakat dalam Kawasan Hutan berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum, dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: P.79 Tahun 2014, Nomor: PB.3/Menhut-II/2014, Nomor: 17/PRT/M2014, Nomor: 8/SKP/X/2014 tentang Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah yang berada di dalam Kawasan Hutan. Selanjutnya ditindak lanjuti dengan di terbitkannya Surat Keputusan Nomor: 590/Kep.112-Huk/2015 Bupati Pandeglang menetapkan Tim Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T).

Setelah Tim IP4T menerima permohonan dari Bupati tersebut maka Tim melakukan penjadwalan penyuluhan di Kecamatan Sumur di 4 Desa sampel penelitian,yakni:

1). Desa Ujungjaya 2). Desa Tamanjaya 3). Desa Cigorondong 4). Desa Tunggaljaya

Kantor Pertanahan yang memotori kegiatan IP4T telah memberitahukan dengan patut kesemua anggota Tim yang telah dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Pandeglang, (seharusnya hal ini kewajiban dari Sekretaris Tim dalam hal ini Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Pandeglang), Sampai pada Hari H pelaksanaan kegiatan penyuluhan dimaksud hanya tim penyuluh dari Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang yang melaksanakan tanpa dihadiri oleh anggota Tim lainnya. Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang kembali melaksanakan penyuluhan kali ini dilakukan dengan cara penyuluhan tidak langsung yakni dengan memberikan penyuluhan kepada pemuka-pemuka masyarakat.

Terhadap keempat Desa tersebut telah dilakukan pengumpulan data dan pemetaan bidang-bidang tanah serta tercatat lebih dari 2000 bidang tanah ada yang overlap dengan Taman Nasional Ujung Kulon. Adapun rincian bidang yang terpetakan terdiri dari:

Desa Ujung Jaya, KK sebanyak 1.165 Bidang. Desa Tamanjaya, KK sebanyak 235 Bidang Desa Cigorondong, KK sebanyak 270 Bidang Desa Tunggaljaya, KK sebanyak 330 Bidang

Keempat Desa tersebut semua bidang tanah dikuasai dan di garap oleh para petani setempat. Penggunaan tanah sebagian besar untuk permukiman berupa perkampungan yang sudah ada sarana lainnya seperti masjid dan kuburan, serta penggunaan tanah untuk pertanian baik pertanian basah (sawah) maupun pertanian tanah kering (kebun campuran dan tegalan). Pemanfaatan tanah sudah dimanfaatkan

102

Pandeglang serta melakukan menyita sampel berkas IP4T untuk setiap Desa masing-masing 10 berkas.

Berdasarkan isu tersebut, kemudian di tindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah dengan mengundang semua pemangku kebijakan untuk rapat membahas persoalan yang ada dalam pelaksanaan kegiatan IP4T. Rekomendasi rapat menghendaki dilaksanakan Verifikasi ulang terhadap data yang dihasilkan petugas pendata dari kantor pertanahan yang akan dilaksanakan oleh semua peangku kebijakan, namun rekomendasi rapat tersebut belum terlaksana.

4) Hasil IP4T tidak di akui oleh Pejabat Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dengan tidak ada tanda bukti tanda tangan dari Berita Acara tentang IP4T dalam Kawasan Hutan di 4 Desa tersebut.

b). Kabupaten Lebak

Penyelesaian penguasaan tanah masyarakat dalam Kawasan Hutan di 3 (tiga) Desa yakni: 1). Desa Tanjungwangi, 2). Desa Sukanagara, dan 3). Desa Girijagabaya berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum, dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: P.79 Tahun 2014, Nomor: PB.3/Menhut-II/2014, Nomor: 17/PRT/M2014, Nomor:8/SKP/X/2014 tentang Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah yang berada di Dalam Kawasan Hutan.

Kemudian ditindak lanjuti dengan Surat Keputusa Bupati Lebak Nomor 590/KEP.107/BPN/2015 tanggal 26 Pebruari 2015 tentang Pembentukan Tim Inventarisasi Penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah Kabupaten Lebak dan Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lebak Nomor: 89/KEP-400.36.02/III/2015 tentang Pembentukan Sekretariat Tim IP4T sebagai kegiatan inventarisasi data tekstual dan data spasial P4T.

Setelah itu berdasarkan DIPA Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tahun Anggaran 2015, maka dilakukan pelaksanan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) di Kawasan Hutan di Kabupaten Lebak dengan target 1000 bidang.

Adapun Kecamatan Muncang merupakan lokasi pelaksanaan IP4T yang dijadikan lokasi penelitian di Desa-Desa dengan hasil sebagai berikut:

a) Desa Tanjungwangi sebanyak 350 bidang dengan luas 161.020 M2 dari hasil IP4T penggunaan tanah terdiri dari permukiman dengan luas 105.550 M2, Kebun Campuran 45.950 M2 dan Sawah Tadah Hujan seluas 9.520 M2. berupa data spasial bidang-bidang tanah sebagai petunjuk data kepemilikan.

b) Desa Sukanagara sebanyak 350 bidang dengan luas 109.030 M2 dan dari hasil IP4T merupakan penggunaan tanah untuk permukiman (100%) berupa data spasial atau peta bidang-bidang tanah sebagai petunjuk data kepemilikan.

c) Desa Girijagabaya sebanyak 300 bidang dengan luas 94.650 M2 dari hasil IP4T penggunaan tanah terdiri dari permukiman dengan luas 16.303 M2 dan Kebun seluas 78.347 M2 berupa data spasial atau peta bidang-bidang tanah sebagai petunjuk data kepemilikan.

Lamanya penguasaan Tanah di 3 (tiga) Desa tersebut adalah sebagai berikut: 1). Desa Tanjungwangi

103

- Dikuasai < 20 tahun : - bidang = - ha (0 %)

Total Luas : 16,102 Ha 2). Desa Sukanagara

- Dikuasai > 20 tahun : 350 bidang = 10,903 ha (100%) - Dikuasai < 20 tahun : - bidang = - ha (0 %) Total Luas : 10,903 Ha

3). Desa Girijagabaya

- Dikuasai > 20 tahun : 300 bidang =9,465 ha (100%) - Dikuasai < 20 tahun : - bidang = - ha (0 %) Total Luas : 9,465 Ha

Pelaksanaan IP4T pada Kawasan Hutan Produksi di Kabupaten Lebak secara fisik dan yuridis telah selesai dilaksanakan dan menghasilkan dokumen penguasaan bidang tanah yang ada di tiga Desa (Desa Tanjungwangi, Desa Sukanagara dan Desa Girijagabaya). Namun, pelaksanaan IP4T di 3 Desa dalam Kecamatan Muncang tersebut mengalami hambatan yakni:

1) Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum, dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: P.79 Tahun 2014, Nomor: PB.3/Menhut-II/2014, Nomor: 17/PRT/M2014, Nomor:8/SKP/X/2014 tentang Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah yang berada di Dalam Kawasan Hutan di anggap cacat hukum karena di tanda tangani dalam masa transisi Kepemimpinan Nasional;

2) Petunjuk Teknis IP4T seolah-olah merupakan hasil dari BPN saja tanpa melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan lainnya, sehingga mereka tidak mempunyai Anggaran untuk pelaksanaan P4T;

3) Dinas Kehutanan Kabupaten Lebak tidak mau menanda tangani Berita Acara IP4T Kawasan Hutan di 3 Desa tersebut.

2) Kabupaten Banjar Dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan a). Kabupaten Banjar

Penyelesaian penguasaan tanah masyarakat dalam Kawasan Hutan di 3 (tiga) Desa yakni: 1). Desa Tanjungwangi, 2). Desa Sukanagara, dan 3). Desa Girijagabaya berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum, dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: P.79 Tahun 2014, Nomor: PB.3/Menhut-II/2014, Nomor: 17/PRT/M2014, Nomor:8/SKP/X/2014 tentang Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah yang berada di Dalam Kawasan Hutan.

Berdasarkan DIPA Kabupaten Banjar mendapat kegiatan IP4T Kawasan Hutan sebanyak 600 bidang:

(1) Kantah Kabupaten banjar melakukan rapat pertama koordinasi persiapan pelaksanaan IP4T dalam Kawasan Hutan tahun 2015, pada 11 Maret 2015 di ruang Kantor Kab. Banjar yang dihadiri oleh satuan kerja terkait yaitu Dinas Kehutanan, Bidang Tapem dan Kepala Seksi Landreform Kanwil PN Provinsi Kalimantan Selatan dengan agenda persiapan pembentukan Tim IP4T serta langkah-langkah pelaksanaannya;

(2) Mengingat rapat pertama belum semua anggota tim bisa hadir, maka dilakukan rapat kedua pada 29 April 2015 bertempat di ruang Kepala Kantor Pertanahan Kab. Banjar yang dihadiri semua anggota Tim ditambah dengan Kepala Bidang 3 Kanwil Provinsi Pandeglang serta melakukan menyita sampel berkas IP4T untuk setiap Desa

masing-masing 10 berkas.

Berdasarkan isu tersebut, kemudian di tindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah dengan mengundang semua pemangku kebijakan untuk rapat membahas persoalan yang ada dalam pelaksanaan kegiatan IP4T. Rekomendasi rapat menghendaki dilaksanakan Verifikasi ulang terhadap data yang dihasilkan petugas pendata dari kantor pertanahan yang akan dilaksanakan oleh semua peangku kebijakan, namun rekomendasi rapat tersebut belum terlaksana.

4) Hasil IP4T tidak di akui oleh Pejabat Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dengan tidak ada tanda bukti tanda tangan dari Berita Acara tentang IP4T dalam Kawasan Hutan di 4 Desa tersebut.

b). Kabupaten Lebak

Penyelesaian penguasaan tanah masyarakat dalam Kawasan Hutan di 3 (tiga) Desa yakni: 1). Desa Tanjungwangi, 2). Desa Sukanagara, dan 3). Desa Girijagabaya berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum, dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: P.79 Tahun 2014, Nomor: PB.3/Menhut-II/2014, Nomor: 17/PRT/M2014, Nomor:8/SKP/X/2014 tentang Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah yang berada di Dalam Kawasan Hutan.

Kemudian ditindak lanjuti dengan Surat Keputusa Bupati Lebak Nomor 590/KEP.107/BPN/2015 tanggal 26 Pebruari 2015 tentang Pembentukan Tim Inventarisasi Penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah Kabupaten Lebak dan Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lebak Nomor: 89/KEP-400.36.02/III/2015 tentang Pembentukan Sekretariat Tim IP4T sebagai kegiatan inventarisasi data tekstual dan data spasial P4T.

Setelah itu berdasarkan DIPA Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tahun Anggaran 2015, maka dilakukan pelaksanan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) di Kawasan Hutan di Kabupaten Lebak dengan target 1000 bidang.

Adapun Kecamatan Muncang merupakan lokasi pelaksanaan IP4T yang dijadikan lokasi penelitian di Desa-Desa dengan hasil sebagai berikut:

a) Desa Tanjungwangi sebanyak 350 bidang dengan luas 161.020 M2 dari hasil IP4T penggunaan tanah terdiri dari permukiman dengan luas 105.550 M2, Kebun Campuran 45.950 M2 dan Sawah Tadah Hujan seluas 9.520 M2. berupa data spasial bidang-bidang tanah sebagai petunjuk data kepemilikan.

b) Desa Sukanagara sebanyak 350 bidang dengan luas 109.030 M2 dan dari hasil IP4T merupakan penggunaan tanah untuk permukiman (100%) berupa data spasial atau peta bidang-bidang tanah sebagai petunjuk data kepemilikan.

c) Desa Girijagabaya sebanyak 300 bidang dengan luas 94.650 M2 dari hasil IP4T penggunaan tanah terdiri dari permukiman dengan luas 16.303 M2 dan Kebun seluas 78.347 M2 berupa data spasial atau peta bidang-bidang tanah sebagai petunjuk data kepemilikan.

Lamanya penguasaan Tanah di 3 (tiga) Desa tersebut adalah sebagai berikut: 1). Desa Tanjungwangi

104

Kalimantan Selatan serta Camat Gambur, Pembakal/Kades Desa Guntung Ujung dan Pembakal Desa Tambak Padi. Kesimpulan rapat untuk segera membentuk Tim IP4T Kabupaten Banjar;

(3) Pada 3 Juni 2015 terbit Keputusan Bupati Banjar Nomor 511 Tahun 2015 tentang Pembentukan Tim Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) Kabupaten Banjar.

IP4T dalam Kawasan Hutan belum dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan: (1) Proses terbitnya SK Tim IP4T berjalan sangat lambat karena pada saat menjelang

berakhirnya masa Tugas Bupati, sehingga SK Tim IP4T baru terbit bulan Juni (SK Bupati Nomor 511 tahun 2015) dan baru diterima oleh Kepala Kantor Pertanahan Kab. Banjar bulan Oktober 2015;

(2) Setelah mendapatkan SK Bupati nomor 511/2015, kembali dilaksanakan Rapat Koordinasi pada 5 November 2015 di Ruang Rapat Kantor Pertanahan Kab. Banjar yang dihadiri oleh satuan kerja terkait yaitu Dinas Kehutanan, Bagian Tata Pemerintahan Pemda Banjar, Bappeda Kabupaten Banjar dan dihadiri oleh Kabid 3 Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Selatan. Adapun agendanya adalah persiapan pelaksanaan kegiatan IP4T dalam Kawasan Hutan. Kesimpulan rapat yaitu Tim IP4T akan melaporkan dan meminta petunjuk dalam pelaksanaan IP4T dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar;

(3) Tim IP4T melakukan pertemuan dengan Seketaris Daerah Kab.Banjar beserta Asisten Bidang Pemerintahan bertempat di ruangan Asisten Sekda Kab.Banjar. Berdasarkan arahan Sekretaris Daerah Kab.Banjar disepakati hal-hal sebagai berikut:

(a). Sosialisasi kegiatan IP4T ditunda, menunggu Juknis bersama dalam pelaksanaan IP4T walaupun sudah ada Juknis dari BPN, namun dianggap belum ada memadai untuk dapat dilaksanakan IP4T;

(b). Pelaksanaan sosialisasi IP4T belum bisa dilaksanakan karena untuk menghindari penguasaan Kawasan Hutan oleh masyarakat secara berlebihan serta ditenggarai akan banya pembukaan Kawasan Hutan yang baru oleh masyarakat secara membabi buta.

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka penyelesaian penguasaan tanah masyarakat dalam Kawasan Hutan di lokasi sampel penelitian, adalah:

Desa Tambak Padi, Kecamatan Beruntung Baru, maka pelaksanaan IP4T dalam Kawasan Hutan, berdasarkan Keputusan Bupati Banjar Nomor 511 Tahun 2015 tentang Pembentukan Tim IP4T Kabupaten Banjar digugurkan/tidak dilaksanakan. Hal ini merujuk pada hasil rapat Tim IP4T dengan Seketaris Daerah Kab.Banjar beserta Asisten Bidang Pemerintahan bertempat di ruangan Asisten Sekda Kabupaten Banjar.

Pertanyaannya mengapa hasil Rapat dapat mengalahkan Keputusan Bupati Banjar Nomor 511 Tahun 2015 tentang Pembentukan Tim Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan Dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) Kabupaten Banjar? karena sebaiknya dengan sudah terbit SK. Bupati No.511/2015, maka wajib untuk dilaksanakan.

Selain itu ada juga penyelesaian penyelesaian penguasaan tanah masyarakat dalam Kawasan Hutan selain melalui IP4T, juga dilakukan pelaksanaan melalui:

105