• Tidak ada hasil yang ditemukan

372). Sebaran Desa Dalam Kawasan Hutan

4.4. Provinsi Kepulauan Riau

4.4.1. Kabupaten Bintan 1). Profil Kabupaten Bintan

Kabupaten Bintan merupakan salah satu wilayah administrasi Tingkat II Provinsi Kepulauan Riau yang terbentuk dengan nama administrasi tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006. Sebelum memiliki nama Kabupaten Bintan, lebih dahulu memiliki nama Kabupaten Kepulauan Riau. Namun agar tidak kerancuan dengan nama provinsi, maka sesuai peraturan tersebut secara resmi diubah menjadi Kabupaten Bintan. Kabupaten Bintan sendiri berada pada 0’6’17”– 1’34’52” LU dan 104’12’47”– 108’2’27” BT dengan luasan wilayah mencapai88.038,54Km2. Dari luasan tersebut, luas daratan hanya 1.946,13 Km2 sedangkan luas lautan mencapai 86.092,41 Km2. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Bintan adalah:

Utara : Kabupaten Natuna, Anambas dan Negara Malaysia Selatan : Kabupaten Lingga

Barat : Kota Batam dan Kota Tg. Pinang Timur : Provinsi Kalimantan Barat.

Secara adminitratif, Kabupaten Bintan terdiri dari 10 Kecamatan (51 Desa/Kelurahan) dan memiliki luasan yang bervariasi antar kecamatannya. Kabupaten Bintan saat ini terdiri dari 240 buah pulau besar dan kecil. Hanya 39 buah diantaranya yang sudah dihuni, sedangkan sisanya walaupun belum berpenghuni sebagian sudah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, khususnya usaha perkebunan. Dari sisi kependudukan, jumlah penduduk Kabupaten Bintan pada tahun 2014 (Bintan Dalam Angka 2015) mencapai 151.123 jiwa dengan kepadatan 78 jiwa per km2.

Gambar 16: Peta Administrasi Kab.Bintan

Kondisi kehutanan di Kabupaten Bintan dalam sejarahnya tidak terlepas dari kondisi kehutanan pada Pulau Bintan secara keseluruhan (Wilayah Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang). Seiring dengan perkembangan daerah telah terjadi perubahan tipe kawasanhutan berdasarkan SK. Menteri Kehutanan Nomor: 955/Kpts-II/1992 yang merubahfungsi hutan produksi seluas 12.950 ha hutan dan konversi seluas 21.750 ha yangterletak di kelompok hutan Sungai Jago, S. Ekang, S. Anculai, S. Bintan, S. Kangboidan S. Kawal Pulau Bintan menjadi Kawasan Hutan Lindung yang selanjutnya dikenaldengan nama kawasan Catchment Area. Dengan demikian tipe Kawasan Hutan Gambar 15: Peta Kawasan Hutan Kabupaten Muaro Jambi

Kabupaten Muaro jambi sampai dengan tahun 2012 terdiri dari 11 Kecamatan, 5 Kelurahan dan 150 Desa. Jumlah penduduk sebanyak 355.502 jiwa.Penggunaan tanah di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan pengolahan Peta RBI Skala 1:50.000 memperlihatkan sebagian besar untuk perkebunan dan hutan. Luasan tanah untuk kegiatan perkebunan kurang lebih 197.079,79 Ha (36,47%) sedangkan luasan hutan mencapai 171.803,07 Ha (31,80%). Adapun untuk jenis penggunaan lain rata-rata dibawah 10%. Berikut rincian penggunan tanah di Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai berikut.

Tabel 15: Penggunaan Lahan di Kabupaten Muaro Jambi

No. Kecamatan Luas

Hektar Persen (%)

1 Air Danau / Situ 103,22 0,02

2 Air Empang 620,10 0,11

3 Air Kanal 12,63 0,00

4 Air Rawa 912,13 0,17

5 Air Tambak 9,07 0,00

6 Air Tawar Sungai 5.303,88 0,98

7 Bangunan / Gedung 102,02 0,02

8 Hutan 171.803,07 31,80

9 Hutan Rimba 52.559,77 9,73

10 Pasir / Bukit Pasir Darat 83,30 0,02

11 Perkebunan / Kebun 197.079,79 36,47

12 Permukiman dan Tempat Kegiatan 6.162,15 1,14

13 Sawah 2.633,59 0,49

14 Semak Belukar / Alang Alang 56.679,00 10,49

15 Tegalan / Ladang 4.6279,34 8,56

Jumlah 54.0343,06 100

Sumber: Peta RBI Skala 1:50.000 (Kantor Pertanahan Kab. Muaro Jambi)

3). Sampel Desa Dalam Kawasan Hutan

Tabel 16: Sampel Desa Kecamatan Dalam Kawasan Hutan

Kecamatan Desa Jumlah Bidang Luas (Ha)

Sekernan

Tanjung Lanjut 711 2.195

Suak Putat 35 136

Bukit Baling 130 575

Suko Awin Jaya 482 1.626

Taman Rajo Manis Mato Rukam 138 34 170 772

Sekumbung 54 522

Maro Sebo Lubuk Raman 125 550

TOTAL 1.709 6.546

Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi 2016

Yang dijadikan sampel penelitian adalah Desa Tanjung Lanjut, Kecamatan Sakernan, sebagai Kawasan Hutan Produksi.

51

4.4. Provinsi Kepulauan Riau

4.4.1. Kabupaten Bintan 1). Profil Kabupaten Bintan

Kabupaten Bintan merupakan salah satu wilayah administrasi Tingkat II Provinsi Kepulauan Riau yang terbentuk dengan nama administrasi tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006. Sebelum memiliki nama Kabupaten Bintan, lebih dahulu memiliki nama Kabupaten Kepulauan Riau. Namun agar tidak kerancuan dengan nama provinsi, maka sesuai peraturan tersebut secara resmi diubah menjadi Kabupaten Bintan. Kabupaten Bintan sendiri berada pada 0’6’17”– 1’34’52” LU dan 104’12’47”– 108’2’27” BT dengan luasan wilayah mencapai88.038,54Km2. Dari luasan tersebut, luas daratan hanya 1.946,13 Km2 sedangkan luas lautan mencapai 86.092,41 Km2. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Bintan adalah:

Utara : Kabupaten Natuna, Anambas dan Negara Malaysia Selatan : Kabupaten Lingga

Barat : Kota Batam dan Kota Tg. Pinang Timur : Provinsi Kalimantan Barat.

Secara adminitratif, Kabupaten Bintan terdiri dari 10 Kecamatan (51 Desa/Kelurahan) dan memiliki luasan yang bervariasi antar kecamatannya. Kabupaten Bintan saat ini terdiri dari 240 buah pulau besar dan kecil. Hanya 39 buah diantaranya yang sudah dihuni, sedangkan sisanya walaupun belum berpenghuni sebagian sudah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, khususnya usaha perkebunan. Dari sisi kependudukan, jumlah penduduk Kabupaten Bintan pada tahun 2014 (Bintan Dalam Angka 2015) mencapai 151.123 jiwa dengan kepadatan 78 jiwa per km2.

Gambar 16: Peta Administrasi Kab.Bintan

Kondisi kehutanan di Kabupaten Bintan dalam sejarahnya tidak terlepas dari kondisi kehutanan pada Pulau Bintan secara keseluruhan (Wilayah Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang). Seiring dengan perkembangan daerah telah terjadi perubahan tipe kawasanhutan berdasarkan SK. Menteri Kehutanan Nomor: 955/Kpts-II/1992 yang merubahfungsi hutan produksi seluas 12.950 ha hutan dan konversi seluas 21.750 ha yangterletak di kelompok hutan Sungai Jago, S. Ekang, S. Anculai, S. Bintan, S. Kangboidan S. Kawal Pulau Bintan menjadi Kawasan Hutan Lindung yang selanjutnya dikenaldengan nama kawasan Catchment Area. Dengan demikian tipe Kawasan Hutan

52

Gambar 17: Peta sebaran Desa, Kecamatan dalam Kawasan Hutan (Sumber: SK. 76/MenLHK-II/2015)

3). Sampel Desa Dalam Kawasan Hutan

Lokasi sampel kegiatan penelitian di Kabupaten Kerinci adalah Desa Lancang Kuning, Kecamatan Bintan Utara di dalam penetapan SK Kementerian Kehutanan Nomor 867/2014 dan SK. 76/MenLHK-II/2015, wilayah Desa berada pada Kawasan Hutan Lindung. Namun jika diamati pada kondisi fisik lapangan wilayah ini lebih banyak merupakan tanah garapan dan permukiman penduduk.

Berdasarkan data tahun 2015, lokasi kegiatan penduduk seperti permukiman dan penguasan tanah untuk kegiatan budidaya masyarakat dinyatakan sebagai Kawasan Hutan.

Berdasarkan hal tersebut maka Kantor Pertanahan Kabupaten Bintan membuat perencanaan tentang pelaksanaan IP4T dalam Kawasan Hutan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 18: Lokasi Rencana kegiatan IP4T Kawasan Hutan

No. Kelurahan/Desa Kecamatan

1. Sri Bintan Teluk Sebong

2. Ekang Anculai Teluk Sebong 3. Sebong Pereh Teluk Sebong 4. Tanjung Uban Utara Bintan Utara 5. Tanjung Uban Timur Bintan Utara 6. Lancang Kuning Bintan Utara 7. Teluk Lobam Seri Kuala Lobam 8. Kuala Sempang Seri Kuala Lobam

9. Busung Seri Kuala Lobam

10. Gunung Kijang Gunung Kijang Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bintan 2016 yangada di Pulau Bintan dapat dikelompokkan menjadi Hutan Lindung (4.355 Ha),

Catchment Area (37.000 Ha), Hutan Produksi Terbatas (21.250 Ha), Hutan

konversi(40.250 ha), Hutan Mangrove (9.146 Ha), dengan total jumlah 112.001 Ha. Hingga pada tahun 2014 memiliki luas hutan sekitar 38.796,23Ha. Semuanya termasuk hutan lindung, yang tersebar hampir disemua kecamatan. Hutan Lindung Gunung Bintan Besar di Kecamatan Teluk Bintan seluas 280 Ha, Hutan Lindung Sei Jago di Kecamatan Bintan Utara seluas 1.629,60 Ha, Hutan Lindung Gunung Bintan Kecil seluas 308 Ha di Kecamatan Teluk Sebong, Hutan Lindung Gunung Lengkuas danHutan Lindung Sei Pulai masing-masing seluas 1.071,80 Ha dan 441,20 Ha di kecamatan Bintan Timur dan di kecamatan Gunung Kijang ada Hutan Lindung Gunung Kijang seluas 760 Ha (Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan).

Pada tahun 2015 dengan terbitnya SK. Menteri Kehutanan No. 76 Tahun 2015 ikut mengakibatkan perubahan luas dan status Kawasan Hutan di Pulau Bintan. Desa-Desa yang masuk Kawasan Hutan di Kabupaten Bintan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Bintan setidaknya sudah terpetakan, meskipun belum secara keseluruhan. Dari SK tersebut kemudian diketahui bahwasannya luas keseluruhan hutan khusus Pulau Bintan menjadi 46.383,86 Ha, dengan rincian:

Tabel 17: Luas Hutan Kabupaten Bintan

No. Kawasan Hutan Luas (Ha)

1 Kawasan Suaka Alam (KSA) 1,223.77

2 Hutan Lindung (HL) 20,301.79

3 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 5,783.85

4 Hutan Produksi (HP) 14,223.30

5 Hutan Produksi yang dapat di Konversi (HPK) 4,851.15

Total 46,383.86

Sumber: Kantor Pertanahan Kab. Bintan 2016 (Diolah dari SK. 76/MenLHK-II/2015) 2). Sebaran Desa, Kecamatan Dalam Kawasan Hutan

Persebaran Kawasan Hutan di Kabupaten Bintan meliputi keseluruhan kecamatan dengan berbagai macam variasi luasan dan jenis Kawasan Hutan yang ada didalamnya. Meskipun demikian, berdasarkan SK. 76/MenLHK-II/2015 lokasi sebaran Kawasan Hutan dapat diketahui memiliki pola tidak berkumpul pada satu lokasi, tetapi terlihat pada spot-spot tertentu dan cenderung tersebar. Berikut sebaran wilayah yang masuk Kawasan Hutan di Kabupaten Bintan seperti pada peta berikut:

53