• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Data Hasil Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) Pretest,

Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II , dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5Pretest,Posttest, dan N-Gain Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah)

Kelas Bahan Uji Data

N Max Min ̅ SD XA1 Pretest 36 86,67 16,67 52,41 17,25 Posttest 36 96,67 60 82,31 7,72 XA2 Pretest 36 83,33 16,67 52,31 17,76 Posttest 36 90 50 75,28 9,61 XA1 N-Gain 36 0,90 -0,50 0,56 0,30 XA2 N-Gain 36 0,86 -0,43 0,41 0,33

Berdasarkan Tabel 4.5, perbedaan nilai rata-rata pretest eksperimen I dan II (52,41 dan 52,30) yaitu sebesar 0,11 dan perbedaan nilai rata-rata posttest eksperimen I dan II (82,31 dan 75,28) yaitu sebesar 8.03. Nilai rata-rata hasil belajar berpikir tingkat rendahkelas eksperimen I naik 30% dari 52,41 pada pretest menjadi 82,31 pada posttest dan kelas eksperimen II naik 23% dari 52,30 pada pretest menjadi 74,28 pada posttest. Kelas eksperimen I memiliki kenaikan nilai hasil belajardari pretest ke posttest lebih besar dibandingdengan kelas eksperimen II (30%>23%). Nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen I dan II termasuk kategori sedang. Kelas eksperimen I memiliki rata-rata N-Gain lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II (0,56> 0,41). Untuk lebih jelasnya

deskripsi hasil belajar berpikir tingkat rendah(pretest,posttest dan N-Gain) kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.4

Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah tiap sub-konsep kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah)Sub-Konsep Pretest, Posttestdan N-Gain Kelas Eksperimen I dan

Kelas EksperimenII

No Sub-Konsep Pretest (%) Posttest (%) N-Gain XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2 1. Ciri-ciri umum jamur 62 64 80 77 0,32 0,32 2. Klasifikasi jamur 47 45 80 71 0,49 0,38 3. Reproduksi jamur 56 44 81 89 0,39 0,50 4. Asosiasi jamur 54 47 99 91 0,90 0,81 5. Peranan jamur dalam

kehidupan sehari-hari

51 61 76 68 0,34 -0,06 Rata-rata 54 52,2 81,2 79,2 0,49 0,39 Berdasarkan Tabel 4.6, hasil ketercapaian belajar keterampilan berpikir tingkat rendah pretest diketahui bahwa sub-konsep yang sudah tercapai cukup baik yaitu ada pada ciri umum jamur (62%) kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada sub-konsep ciri umum jamur (64%) dan peranan jamur (61%). Sub-konsep yang tercapai kurang baik yaitu reproduksi jamur (56%), asosiasi jamur (54%), dan peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari (51%) untuk kelas eksperimen I. Sedangkan sub-konsep yang tidak tercapai untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu ada pada klasifikasi jamur (47% dan 45%), reproduksi jamur (44%) dan asosiasi jamur (47%) untuk kelas eksperimen II. Nilai rata-rata ketercapaian sub-konsep hasil belajar kognitif dari pretest ke posttestkelas eksperimen I lebih besar dari kelas eksperimen II (27.2% > 27%)..

Jika dibandingkan dengan hasil ketercapaian sub-konsep antara pretest dan posttest, didapatkan sub-konsep pada pretest yang belum tercapai pada kelompok eksperimen I satu sub-konsep, sedangkan untuk posttestnya tidak ada. Untuk kelas

4

eksperimen II, sub-konsep pada pretest yang belum tercapai ada sebanyak tiga sub-konsep, sedangkan posttestnya tidak ada. Keberhasilan ini disebabkan karena soal kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dominan menguji jenjang kemampuan berpikir tingkat rendah (C1-C3) yaitu 23 soal. Ada total 7 soal yang digunakan untuk ranah C4-C6, walaupun ranah ini cukup tinggi tetapi soal pilihan ganda sudah menyediakan pilihan jawaban yang membantu siswa dalam berpikir.

Berdasarkan Tabel 4.6, hasil N-Gain per sub-konsep hasil belajar kelas eksperimen I secara umum lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Dari data tabel di atas, hasil N-Gain lebih besar kelas eksperimen I dibandingkan dengan kelas eksperimen II pada sub-konsep ciri umum jamur, klasifikasi jamur, asosiasi jamur, dan peranan jamur dalam kehidupan. Pada kelas eksperimen IIdiperoleh hasil N-Gain yang rendah bahkan minus pada sub-konsep peranan jamur. N-Gain kategori sedang pada kelas eksperimen I dan II yaitu didapatkan pada sub-konsep ciri umum jamur, klasifikasi jamur, reproduksi jamur. N-Gain kategori tinggi di kedua kelas tersebut ada pada kategori asosiasi jamur. Hasil N-Gain untuk sub-konsep peranan jamur kelas eksperimen I adalah sedang tetapi kelas eksperimen II rendah. Hasil rata-rata N-Gain per sub-konsep memperlihatkan bahwa kelas eksperimen I lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil pretest, posttest, N-Gain keterampilan berpikir tingkat rendahsub-konsep jamur kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.5

Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah tiap jenjang kognitifkelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Ketercapaian Belajar (Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah) Jenjang KognitifPretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas

EksperimenII

No Jenjang Kognitif Pretest (%) Posttest (%) N-Gain

XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2

1. C1 53 60 81 70 0,44 -0,07

2. C2 55 51 87 81 0,68 0,54

5

No Jenjang Kognitif Pretest (%) Posttest (%) N-Gain

XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2

3. C3 49 19 94 89 0,72 0,68

4. C4 51 51 79 76 0,55 0,36

5. C5 44 33 97 72 0,53 0,44

6. C6 44 61 39 61 0,22 0,25

Rata-rata 49.3 45,83 79.5 74,83 0,52 0,37 Berdasarkan Tabel 4.7, hasil ketercapaian belajar keterampilanberpikir tingkat rendahpretest diketahui bahwa jenjang kognitif yang tercapai cukup baik yaitu C1 (60%) dan C6 (61%) untuk kelas eksperimen II sedangkan kelas eksperimen I tidak ada. Jenjang kognitif yang tercapai kurang baik yaitu C1 (53%), C2 (55%), dan C4 (51%) untuk kelas eksperimen I dan C2 (51%) dan C4 (51%) untuk kelas eksperimen II. Sementara itu, untuk jenjang kognitif yang gagal dicapai yaitu C3 (49%), C5 (44%), dan C6 (44%) untuk kelas eksperimen I dan untuk kelas eksperimen II yang gagal tercapai yaitu jenjang kognitif C3 (19%) dan C5 (33%). Nilai kenaikan rata-rata ketercapaian jenjang kognitif hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah dari pretest ke posttestkelas eksperimen I lebih besar dari kelas eksperimen II (29.5% > 29%)..

Jika dibandingkan dengan hasil ketercapaian jenjang kognitif antara pretest dan posttest, didapatkan jenjang kognitif pada pretest yang belum tercapai pada kelompok eksperimen I sebanyak tigajenjang kognitif, sedangkan untuk posttestnya ada 1 yaitu di C6 (39%). Untuk kelas eksperimen II, jenjang kognitif pada pretest yang belum tercapai ada sebanyak duajenjang kognitif, sedangkan posttestnya tidak ada. Keberhasilan ini disebabkan karena soal kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dominan menguji jenjang kemampuan berpikir tingkat rendah (C1-C3) yaitu 23 soal. Ada total 7 soal yang digunakan untuk ranah C4-C6, walaupun ranah ini cukup tinggi tetapi soal pilihan ganda sudah menyediakan pilihan jawaban yang membantu siswa dalam berpikir.

Berdasarkan Tabel 4.7, hasil N-Gain jenjang kognitif hasil belajar kelas eksperimen I secara umum lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Dari data tabel di atas, hasil N-Gain lebih besar kelas eksperimen I dibandingkan dengan kelas eksperimen II pada semua jenjang kognitif kecuali jenjang C6. Pada kelas eksperimen II diperoleh hasil N-Gain yang rendah bahkan minus

padajenjang C1. N-Gain kategori sedang pada kelas eksperimen I dan II yaitu didapatkan pada jenjang kognitif C2, C4 dan C5. N Gain kategori rendah untuk kelas eksperimen I dan II yaitu pada jenjang C6. N-Gain jenjang C1 untuk kelas eksperimen I termasuk kategori sedang sementara kelas eksperimen II termasuk kategori rendah bahkan minus. N-Gain jenjag C3 untuk kelas eksperimen I termasuk kategori tinggi dan kelas eksperimen II termasuk kategori sesang. Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil pretest, posttest, N-Gain keterampilan berpikir tingkat rendahjenjang kognitif jamur kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran.6

Selanjutnya untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) untuk kelas eksperimen I dan PjBL (Project Based Learning) untuk kelas eksperimen II terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, dilakukan uji statistik lanjutan yang dijelaskan pada sub-bab berikutnya.

B. Analisis Data Tes Hasil Belajar