• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.9. Definisi Operasional

Dalam upaya menyamakan persepsi terhadap konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa pengertian operasional. Adapun yang dimaksudkan dengan pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.9.1. Karakteristik Petani (X

1

)

Karakteristik petani adalah karakteristik yang melekat pada responden penelitian yang dapat mempengaruh segala aktivitas yang bekaitan dengan intensitas komunikasi dan usahatani konservasi tanah dan air yang meliputi:

1. X1.1. Umur adalah usia responden pada saat penelitian dilaksanakan yang dihitung dengan skala rasio dari hari kelahiran dan dibulatkan ke ulang tahun yang terdekat yang dinyatakan dengan tahun.

2. X1.2. Tingkat pendidikan adalah jumlah tahun dalam keikutsertaan petani dalam proses belajar formal yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan kemampuan individu yang diselenggarakan melalui pendidikan formal. Tingkat pendidikan ini diukur dengan skala rasio berdasarkan lamanya (tahun) individu menempuh pendidikan pada saat penelitian ini dilaksanakan.

3. X1.3. Pengalaman berusahatani yaitu lama responden dan lama bekerja sebagai petani dalam melakukan usahatani, yang diukur dengan skala rasio dalam satuan tahun.

4. X1.4. Kepemilikan media massa yaitu saluran komunikasi yang dimiliki oleh petani dalam memproleh informasi tentang konservasi tanah dan air yang meliputi media cetak dan elektronik dan media tradisional. Pengukurannya berdasarkan jumlah saluran komunikasi yang dimiliki oleh petani, diukur dengan skala rasio.

5. X1.5. Keikutsertaan dalam kelompok yaitu lamanya petani dalam suatu organisasi atau lembaga yang dapat melakukan kerjasama antar lembaga/bentuk institusi yang mewadahi terjadinya kerjasama antara petani dalam penyelesaian kegiatan ekonomi dan sosial dan diukur dengan skala rasio.

6. X1.6. Pendapatan petani yaitu besar nilai rupiah dari penghasilan yang diperoleh dari penerimaan keluarga petani baik dari usahatani maupun dari luar usahatani dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan perbulan. Pendapatan diukur dengan satuan rupiah (Rp) menggunakan skala rasio.

7. X1.7. Luas lahan garapan petani adalah tanah untuk pertanian yang dikuasai/digarap/dimiliki oleh setiap pelaku utama pertanian dan diukur dengan skala rasio dalam satuan hektar (ha).

8. X

1.8

. Status kepemilikkan lahan adalah hubungan hukum antar petani dengan lahan garapannya, yang terdiri dari hak milik, sewa, dan garapan/pinjam.

3.9.2. Faktor Lingkungan yang mempengaruhi intensitas komunikasi dan perilaku petani dalam melakukan usahatani Konservasi Tanah dan Air (X

2

)

Faktor lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor luar (karakteristik yang tidak melekat pada diri responden) yang dapat mempengaruhi petani dalam melakukan intensitas komunikasi dan melakukan usahatani konservasi tanah dan air secara berkelanjutan, adapun faktor lingkungan yaitu:

1. X2.1. Teknologi usahatani konservasi yaitu suatu paket teknologi usahatani untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan kelestarian sumberdaya alam

2. X2.2. Permodalan usahatani konservasi yaitu lembaga keuangan pedesaan atau sejenisnya yang dapat memberikan peminjaman biaya atau kredit untuk petani dalam melakukan usahatani konservasi

3. X2.3. Lembaga sosial yaitu suatu wadah atau organisasi masyarakat baik lembaga formal maupun lembaga non formal yang dapat mendukung kelancaran usahatani konservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan konservasi taman nasional

4. X2.4. Organisasi usahatani konservasi yaitu suatu wadah atau organisasi yang terlibat langsung baik secara struktural maupun secara operasional dalam perencanaan pembangunan yang bermakna konservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan konservasi taman nasional.

5. X2.5. Nilai sosial budaya yaitu norma dari suatu budaya yang oleh anggotanya sangat dihargai dan dihormati dengan penuh kesadaran dan kepatuhan oleh setiap anggotanya.

3.9. 3. Intensitas Komunikasi Petani (Y

1

):

Intensitas komunikasi adalah aktivitas responden dalam mencari atau menerima informasi melalui saluran interpersonal, media cetak dan media elektronik. Dinyatakan dengan responden mencari dan menerima informasi, kemudian dikategorikan ke dalam tingkat intensitas rendah, sedang dan tinggi, adapun yang termasuk dalam faktor intensitas komunikasi petani yaitu:

1. Y1.1. Intensitas komunikasi petani dengan sesama petani yaitu frekuensi responden dalam mencari dan menerima informasi antar sesama petani tentang usahatani konservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan taman nasional antara sesama petani

2. Y1.2. Intensitas komunikasi petani dengan pengelola taman nasional yaitu frekuensi responden dalam mencari dan menerima informasi tentang usahatani konservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga taman nasional melalui kontak personal dengan pembina/pengelola, petugas/pegawai taman nasional dan lembaga swadaya lainnya.

3. Y1.3. Intensitas komunikasi petani dengan media massa (keterdedahan media massa) yaitu frekuensi dan aktivitas responden dalam memproleh informasi tentang usahatani koservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan taman nasional melalui media massa baik media cetak (majalah, koran, brosur) dan media elektronik (televisi, internet dan radio) untuk memproleh informasi tentang usahatani konservasi tanah dan air secara berkelanjutan.

4. Y1.4. Intensitas penyuluhan yaitu jumlah dan frekuensi kegiatan penyuluhan yang diikuti oleh responden dalam satu tahun terakhir pada saat penelitian dilaksanakan.

3.9.4. Perilaku Petani dalam Melakukan Usahatani Konservasi Tanah dan Air di daerah penyangga kawasan taman nasional (Y

2.

)

Perilaku petani yang dimaksud dalam definisi operasional penelitian ini adalah segala bentuk pemahaman, pengetahuan, sikap dan tindakan tentang usahatani konservasi tanah dan air yang meliputi:

1. Y2.1. Pengetahuan petani tentang teknik konservasi tanah dan air secara berkelanjutan yaitu, proses terbentuknya kesadaran petani terhadap pengolahan lahan yang bermakna konservasi tanah dan air. Pengetahuan petani tentang konservasi tanah dan air diukur dari pengetahuan dan pengalaman petani terhadap teknik konservasi dengan indikator keberhasilan sebagai berikut. a) Indikator teknik/fisik meliputi teknik vegetatif/biologi dan teknik kimia, b). Indikator sosial budaya yang meliputi perubahan kelembagaan, kebiasaan/tradisi, nilai dan kualitas hidup petani yang diukur dengan menggunakan skor.

2. Y2.2. Sikap petani tentang teknik konservasi tanah dan air yaitu, merupakan reaksi atau tanggapan petani tentang konservasi yang berkecenderungan untuk bersikap setuju, netral, dan tidak setuju, terhadap teknik konservasi tanah dan air. Pengukuranya dengan menggunakan skor dari pernyataan yang ditelusuri melalui jawaban petani yang mencerminkan tingkat pengetahuan terhadap teknik konservasi tanah dan air.

3. Y2.3. Tindakan adalah wujud respons petani berupa aktivitas yang dilakukan oleh petani dalam mengolah lahan yang bermakna konservasi tanah dan air. Tindakan konservasi petani diukur dari wujud tindakan yang dilakukan sehari-hari sesuai dengan teknik-teknik konservasi baik secara vegetatif/biologis, teknik/fisik dan kimia. Pengukuranya menggunakan skor dari pertanyaan-pertanyaan yang ditelusuri melalui jawaban petani yang mencerminkan tingkat pengetahuan terhadap tindakan konservasi tanah dan air.

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN