• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Petani

5.7. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Perilaku Petani dalam Melakukan Konservasi Tanah dan Air

kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP).

Berdasarkan hasil analisis statistik pada Tabel 18 di atas tentang faktor karakteristik petani yang mempengaruhi perilaku petani dalam melakukan konservasi tanah dan air dapat ditulis persamaan dan model regresinya sebagai berikut persamaannya:

Y2 = α + b1X1.1 + b2X1.2 + b3X1.3 + b4X1.4 + b5X1.5 + b6X1.6 + b7X1.7 + b8X1.8 Y2 = 2,328 – 1,339X1.1 + 6,808X1.2 + 1,415X1.3 – 1,408X1.4 – 8,765X1.5 +

2,267X1.6 – 5,370X1.7 + 7,262X1.8

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai konstanta dari faktor karakteristik terhadap perilaku petani yaitu 2,328 artinya apabila pada faktor karakteristik petani tidak terjadi kenaikan nilai maka pengaruhnya terhadap periliku petani sebesar 2,328

5.7. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Perilaku Petani dalam Melakukan Konservasi Tanah dan Air

Pembahasan berikut ini adalah ingin melihat sejauh mana pengaruh lingkungan terhadap perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) petani di daerah penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan. Adapun faktor lingkungan yang dimaksud pada penelitian ini yaitu teknologi usahatani konservasi, permodalan usahatani konservasi, lembaga sosial, organisasi usahatani konservasi dan nilai sosial budaya dan faktor perilaku petani yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. untuk mengetahui tingkat pengaruh dari masing-masing faktor disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Nilai koefesien regresi faktor lingkungan (X2) yang mempengaruhi perilaku petani (Y2)

(X2)

(Y2)

(Y2)

(Y2.1) (Y2.2) (Y2.3)

Co.β Sig. Co.β Sig. Co.β Sig. Co.β Sig.

(X

2.1

) 2,259 0,026* 1,082 0,282 15,356 0,000** 6,824 0,000** (X

2.2

) -1,086 0,280 -1,209 0,229 -1,803 0,074 -1,758 0.081

(X

2.3

) 5,800 0,000** 2,579 0,011* -1,887 0,062 3,511 0,001** (X

2.4

) 3,084 0,003** 1,896 0,061 -0,738 0,462 2,227 0,028* (X

2.5

) -3,848 0,000** -3,122 0,002** 3,038 0,003** -2,457 0,016*

Ket. ** Signifikan pada α = 0,01 * Signifikan α = 0,05 (X2.1) = Teknologi Konservasi

(X2.2) = Permodalan Usahatani Konservasi (X2.3) = Lembaga Sosial

(X2.4) = Organisasi Usahatani konservasi (X2.5) = Nilai Sosial budaya

(Y2) = Perilaku Petani (Y2.1) = Pengetahuan (Y2.2) = Sikap Petani (Y2.3) = Tindakan Petani

Berdasarkan hasil pengujian statistik bahwa sebagian besar faktor lingkungan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap perilaku petani pada masing-masing aspek (pengetahuan, sikap dan tindakan) dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan. Sedang sebaran nilai koefisien regresinya sangat beragam pada masing-masing aspek. Sebagian besar variabel faktor lingkungan memiliki nilai koefisien regresi positif. Untuk mengetahui tingkatan pengaruh dan signifikan dari masing-masing faktor diuraikan dibawah ini:

Bahwa keberadaan teknologi usahatani konservasi berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku petani dalam melakukan konservasi tanah dan air. variabel teknologi konservasi memberikan pengaruh secara signifikan pada aspek pengetahuan dan tindakan pada perilaku petani, namun tidak keberadaan teknologi konservasi tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap aspek sikap dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan.

Adapun sebaran nilai koefisien regresi variabel teknologi konservasi masing-masing aspek yaitu pengetahuan (2,259), sikap (1,082) dan tindakan (15,356). Artinya semakin banyak dan tinggi keberadaan teknologi konservasi di daerah tersebut maka semakin meningkat dan tinggi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan petani tentang konservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangarango(TNGP).

Faktor lingkungan pada variabel permodalan usahatani konservasi tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap perilaku petani pada masing masing aspek (pengetahuan, sikap dan tindakan). Variabel permodalan usahatani konservasi memiliki nilai koefisien regresi negatif pada masing-masing aspek pada perilaku petani. Adapun sebaran nilai koefisien regresi perilaku petani yaitu aspek pengetahuan (-1,086) aspek sikap (-2,209) dan tindakan (-1,803).

Nilai negatif artinya semakin tinggi tingkat permodalan yang dibutuhkan dalam usahatani konservasi tanah dan air maka semakin menurun tingkat perilaku petani baik pada aspek pengetahuan, sikap dan tindakan petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan. Modal dalam berusahatani konservasi tanah dan air memang membutuhkan modal yang lebih di bandingkan dengan usahatani lainnya. Dengan demikian maka semakin banyak modal yang dibutuhkan maka keinginan petani untuk melakukan dan menerapakan nilai-nilai usahatani konservasi tanah dan air semakin menurun.

Keberadaan lembaga sosial di daerah penelitian menunjukkan adanya perubahan pada pola dan perilaku petani dalam melakukan usahataninya hal ini bisa kita lihat dengan tingginya tingkat penerapan teknologi pertanian yang bermakna konservasi tanah dan air. Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa keberadaan lembaga sosial memberikan pengaruh secara signifikan terhadap perilaku petani pada aspek pengetahuan dan aspek sikap namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tindakan petani dalam melakukan konservasi tanah dan air.

Adapun sebaran nilai koefisien regresi pada tiap variabel yaitu pengetahuan (5,800), sikap (2,579) sedangkan pada aspek tindakan memberikan nilai koefisien regresi bernilai negatif (-1,887). Hal ini memberikan makna bahwa semakin tinggi tingkat keterlibatan lembaga sosial terhadap petani dalam melakukan usahataninya maka semakin tinggi tingkat pengetahuan, sikap namun tidak diikuti meningkatnya tindakan petani dalam berusahatani yang bermakna konservasi tanah dan air secara berkelanjutan.

Faktor lingkungan pada variabel Organisasi usahatani konservasi menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku petani pada aspek pengetahuan namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada aspek sikap

dan tindakan petani dalam melakukan konservasi tanah dan air. Dengan sebaran nilai koefisien regresi masing-masing yaitu pengetahuan (3,084), sikap (1,896) dan tindakan (-0,738). Artinya semakin banyak organisasi usahatani konservasi yang ada maka semakin meningkat pengetahuan petani dan sikap petani namun tidak dibarengi dengan meningkatnya tindakan petani dalam melakukan usahatani konservasi tanah dan air di daerah penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP).

Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa faktor lingkungan pada variabel nilai sosial budaya menunjukkan pengaruh secara signifikan terhadap perilaku petani pada masing-masing aspek yaitu aspek pengetahuan, sikap dan tindakan petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan. Namun pada variabel pengetahuan dan sikap memiliki sebaran nilai koefisien regresi negatif yaitu: pengetahuan (-3,848), sikap (-3,122) dan tindakan menunjukkan nilai koefisien yang positif (3,038) Artinya semakin tinggi peran-peran dan nilai-nilai sosial budaya didalam masyarakat yang menyangkut tentang hubungan dengan alam sekitarnya maka tidak diikuti dengan meningkatnya tingkat pengetahuan dan sikap petani namun semakin tinggi tingkat tindakan petani dalam melakukan konservasi tanah dana air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP).

Berdasarkan hasil analisis tentang faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan dapat ditulis persamaan dan model regresinya sebagai berikut:

Y2 = α + b1X2.1 + b2X2.2 + b3X2.3 + b4X2.4 + b5X2.5

Y2 = 1,485 + 0,403X2.1 - 4,877X2.2 + 9,660X2.3 + 5,586X2.4 - 6,814X2.5

Hasil analisis antara faktor lingkungan terhadap faktor perilaku petani menunjukkan nilai konstanta sebesar 1,485. konstanta sebesar 1,485 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel faktor lingkungan (X2) maka nilai tingkat perilaku petani (Y2) adalah 1,485. Koefisien regresi sebesar 0,403 dan seterusnya menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda + ) dan pengurangan (karena tanda - ) satu skor atau nilai perilaku petani akan memberikan peningkatan skor sebesar 0,403 dan seterusnya pada masing-masing variabel.

5.8. Pengaruh Intensitas Komunikasi terhadap Perilaku Petani dalam