• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Petani

2.11. Konservasi Tanah dan Air secara Berkelanjutan

2.11.2. Metode Mekanik Konservasi Tanah dan Air

Metode mekanik adalah semua perlakuan fissik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan pembangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. (Arsyad, 2000).

Metode mekanik dalam konservasi tanah berfungsi; (a) memperlambat aliran permukaan, (b) menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengaaan kekuatan yang tidak merusak, (c) memperbaiki atau memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah dan memperbaiki aerasi tanah, dan (d) penyedian air bagi tanaman. Termasuk ke dalam metode mekanik adalah; (1) pengolahan tanah (tillage), (2) pengolahan tanah menurut kontur (countur cultivation), (3) guludan dan guludan bersaluran menurut kontur, (4) terras, (5) dam penghambat (chek dam), waaduk, (balong) (farm pond), rorak, tanggul, dan (6) perbaikan drainase dan irigasi

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian dan tetap diperlukan dalam pertanian modern. Pengolahan tanah bagaimana yang tepat untuk kelestarian sumberdaya tanah? (Arsyad, 2000) mendefinisikan pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma.

Soepardi (1979) mengatakan mengolah tanah adalah untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah terlalu intensif maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang mengolah tanah secara berlebihan dimana tanah diolah

sampai bersih permukaannya merupakan salah satu contoh pengolahan yang keliru karena kondisi seperti ini mengakibatkan surface sealing yaitu butir tanah terdispersi oleh butir hujan, menyumbat pori-pori tanah sehingga terbentuk surface crusting. Untuk mengatasi pengaruh buruk pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi. Cara yang dimaksud adalah:

1. Tanpa olah tanah (TOT), tanah yang akan ditanami tidak diolah dan sisa-sisa tanaman sebelumnya dibiarkan tersebar di permukaan, yang akan melindungi tanah dari ancaman erosi selama masa yang sangat rawan yaitu pada saat pertumbuhan awal tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal. Gulma diberantas dengan menggunakan herbisida.

2. Pengolahan tanah minimal, tidak semua permukaan tanah diolah, hanya barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa-sisa tanaman dibiarkan pada permukaan tanah.

3. Pengolahan tanah menurut kontur, pengolahan tanah dilakukan memotong lereng sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah menurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan penanaman menurut kontur juga yang memungkinkan penyerapan air dan menghindarkan pengangkutan tanah.

Sebagian dari praktek pengolahan tanah seperti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan telah dilakukan oleh petani di beberapa daerah di Indonesia. Petani mungkin menganggapnya sebagai tradisi nenek moyangnya yang perlu dipertahankan. Walaupun saat itu belum ada penyuluh pertanian ataupun literatur tentang konservasi tanah, tetapi para petani telah menerapkan cara bertani yang berasaskan konservasi tanah. Mengolah tanah secara konservasi telah dilakukan oleh orang jaman dulu dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dari usahataninya guna memenuhi kebutuhan hidup jangka pendek, dan mungkin belum terpikirkan oleh mereka untuk melestarikan sumberdaya tanah.

Pengolahan Tanah Menurut Kontur

Pada pengolahan tanah menurut kontur maka pembajakan dilakukan meurut kontur atau memotong lorong, sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan

tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah meurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan penanaman menurut kontur juga, yaitu barisan tananaman dibuat sejalan dengan arah garis kontur.

Keuntungan utama pengolahan menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindarkan pengangkutan tanah. Oleh karena itu, terutama di daerah beriklim kering, pengolahan menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi air.

Guludan dan Guludan Bersaluran

Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau memotong arah lereng. Tinggi tumpukan tanah dibuat sekitar 25-30 cm dengan lebar sekitar 25 sampai 30 cm. Jarak antara guludan tergantungpada kecuraman lereng, kepekaan erosi tanah dan erosivitas hujan. Untuk tanah yang kepekaan erosinya rendah guludan dapat diterapkan pada tanah dengan kemiringan sampai 6 persen.

Guludan bersaluran juga dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau memotong lereng. Pada guludan yang bersaluran, di sebelah atas lereng dari guludan dibuat saluran yang memanjang mengikuti guludan. Ukuran guludan bersaluran sama seperti guludan biasa, sedangkan kedalaman saluran adalah 25 sampai 30 cm, lebar permukaan 30 cm. Pada metode ini guludan diperkuat dengan menanam rumput, perdu atau pohonan yang tidak begitu tinggi dan rindang. Guludan bersaluran dapat dibuat pada tanah dengan lereng sampai 12 persen.

Terras

Terras berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah. Dengan demikian maka erosi berkurang. Terdapat dua tipe terras yaitu (a) terras tangga atau terras bangku (bencch terrace) dan (b) terras berdasar lebar (broadbase terrace).

Terras bangku atau tangga. Terras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu deretan bentuk tangga atau bangku. Terras bangku dapat dibuat pada tanah berlereng dua persen sampai jauh lebih lebar. Terras tangga dapat datar atau miring ke dalam . terras

bangku berlereng ke dalam dipergunakan untuk tanah-tanah yang permealibilitasnya rendah, dengan tujuan agar air tidak segera terinfiltrasi tidak mengalir keluar melalui talud.

Terras berdasar lebar. Terras berdasar lebar merupakan suatu saluran yang permukaannya lebar atau galengan yang dibuat memotong lereng pada tanah-tanah yang berombak dan bergelombang. Berdasarkan fungsi utamanya terras berdasar lebar ada dua macam yaitu terras berlereng dan terras datar. Terras berdasar lebar dapat di gunakan pada tanah berlereng antara 2 sampai 8 persen yaitu tanah-tanah klas II dan III.

Waduk, Dam Penghambat, Rorak dan Tanggul

Konservasi tanah, seperti telah dikemukakan sebelumnya, juga tergantung pada pengendalian air yang mengalir secara berlebihan di atas permukaan tanah. Dam penghambat (check dam), balong/waduk, rorak dan tanggul merupakan bangunan-bangunan yang dapat dipergunakan sebagai metode mekanik dalam konservasi tanah dan air. Bangunan tersebut selain mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan juga memaksa air masuk kedalam tanah yang kan menambah atau mengganti aair tanah dan air bawah tanah. Air yang tertampung dalam waduk atau balong dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti irigasi, ternak, perikanan dan lebutuhan manusia sendiri.

Drainase dan Irigasi

Pembangunan fasilitas-fasilitas drainase dan irigasi adalah usaha-usaha pengaturan air sehingga tanah lebih dapat memenuhi kebutuhan manusia. Usaha-usaha ini sesuai dangan dasar konservasi tanah yaitu memperlakukan setiap bidang tanah sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat dipergunakan dalam produksi dan tidak terjadi kerusakan tanah. Jones, (Arsyad, 2000).

Drainase berarti keadaan dan cara keluarnya air lebih (excess water). Air lebih adalah air yang tidak dapat dipegang atau ditahan oleh butir-butir tanah dan memenuhi atau menjenuhi pori-pori tanah. Dalam arti keadaan air lebih, drainase menunjukkan frekuensi dan lamanya tanah bebas dari air lebih, dan mencerminkan kecepatan air lebih keluar dari tanah. Sebagai contoh, pada tanah

berdrainasebaik, air lebih segera keluar dari tanah tetapi tidak terlalu cepat, pada tanah berdrainase buruk air lebih tidak segera keluar akan tetapi tetap menjenuhi tanah pada daerah perakaran untuk waktu yang lama sehingga akar tidak dapat mengambil oksigen, sedangkan pada tanah berdrainase berlebihan (excessively drained) semua air keluar dari tanah dengan cepat sehingga tanaman menderita kekurangan air.

Irigasi berarti pemberian air kepada tanah untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman. Pekerjaan irigasi meliputi penampungan dan pengambilan air dari sumbernya, pengaliran air melaluio saluran atau pipa ke tanah, dan pembuangan air yang berlebihan. Tujuan irigasi adalah memberikan tambahan air terhadap air hujan, dan memberikan air kepada tanaman dalam jumlah yang cukup dan pada waktu diperlukan. Selain dari kegunaan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, air irigasi mempunyai kegunaan lain, seprti; (a) mempermudah pengolahan tanah, (b) mengatur suhu tanah dan iklim mikro, (c) membersihkan tanah dari kadar garam atau asam yang terlalu tinggi, (d) membersihkan kotoran-kotoran dari selokan(sanitasi), (e) menggenangi tanah untuk memberantas tumbuhan pengganggu dan hama/penyakit tanaman. (Arsyad, 2000).