• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Petani

5.8. Pengaruh Intensitas Komunikasi terhadap Perilaku Petani dalam Melakukan Konservasi Tanah dan Air

Dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan pertanian kedepan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di daerah penyangga kawasan konservasi taman nasional maka seluruh pemangku kepentingan (stakehorlder) harus memiliki peran dan andil yang jelas yang diatur dalam suatu aturan yang formal. Sehingga dengan peran-peran yang jelas tersebut tidak terjadi tumpang tindih dalam menjalankan suatu program. Untuk memaksimalkan Peran ini membutuhkan seperangkat pranata dan sistem komunikasi dan koordinasi kepada seluruh pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan dan mengefektifkan peran dan fungsi tersebut. Maka komunikasi memiliki peran yang sangat strategis dalam menyampaikan pesan-pesan dan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan taman nasional dan di daerah penyangga. Terutama pola dan model komunikasi petani sekitarnya.

Selanjutnya hal yang ingin dianalis dan dikaji dalam penelitian ini adalah sejauhmana kontribusi dan pengaruh intensitas komunikasi petani terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan petani di daerah penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan. Untuk mengetahui seberapa jauh kontribusi dan pengaruhnya pada masing-masing variabel dapat disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Nilai koefesien regresi intensitas komunikasi petani (Y1) yang mempengaruhi perilaku petani (Y2)

(Y1)

(Y2)

(Y2)

(Y2.1) (Y2.2) (Y2.3)

Co.β Sig. Co.β Sig. Co.β Sig. Co.β Sig.

(Y1.1) 1,505 0,135 0,867 0,388 0,859 0,392 1,568 0,120

(Y1.2) 0,985 0,327 0,499 0,619 2,954 0,004** 2,262 0,026*

(Y1.3) 4,502 0,000** 1,022 0,309 4,701 0,000** 5,102 0,000**

(Y1.4) -4,471 0,000** -1,490 0,139 -5,027 0,000** -5,480 0,000**

Keterangan: ** Signifikan pada α = 0,01 * Signifikan α = 0,05

(Y1) = Intensitas Komunikasi (Y1.1) = Intensitas Komunikasi Sesama Petani (Y1.2)=Intensitas Komunikasi dengan pengelola TNGP (Y1.3) = Keterpaan Media Massa (Y1.4) = Intensitas Penyuluhan

(Y2) = Perilaku Petani (Y2.1) = Pengetahuan Petani (Y2.2) = Sikap Petani (Y2.3) = Tindakan Petani

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik bahwa faktor intensitas komunikasi petani (Y1) memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap

perilaku petani pada masing-masing variabel. Adapun variabel yang memberikan pengaruh secara signifikan terhadap perilaku petani yaitu intesitas komunikasi dengan pengelola taman nasional terhadap aspek tindakan petani dalam melakukan konservasi tanah dan air, intensitas komunikasi dengan media massa memberikan pengaruh yang sinifikan terhadap perilaku petani pada aspek pengetahuan dan tindakan petani, dan intensitas penyuluhan memberikan pengaruh secara signifikan pada perilaku petani pada aspek pengetahuan dan sikap petani dalam melakukan konservasi tanah dan air.

Adapun sebaran nilai koefisien regresi dari faktor intensitas komunikasi petani sebagian besar memiliki nilai positif hanya pada variabel intensitas penyuluhan yang memiliki nilai koefisien regresi yang negatif pada setiap aspek perilaku petani, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan di bawah ini:

Berdasarkan Tabel 20 diatas bahwa faktor intensitas komunikasi petani pada variabel intensitas komunikasi sesama petani memberikan pengaruh secara tidak signifikan terhadap perilaku petani pada masing-masing aspek (pengetahuan, sikap dan tindakan). Namun variabel ini memberikan nilai koefisien regresi yang positif dengan sebaran pada aspek pengetahuan (1,505), sikap (0,867) dan tindakan (0,859). Nilai positif artinya semakin tinggi tingkat intensitas komunikasi sesama petani maka semakin meningkat tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP).

Intensitas komunikasi dengan pengelola taman nasional memberikan pengaruh secara signifikan terhadap perilaku petani hanya pada aspek tindakan petani dalam melakukan konservasi tanah dan air. Namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada aspek pengetahuan dan sikap petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Adapun sebaran nilai koefisien regresi pada masing-masing aspek yaitu pengetahuan (0,985), sikap (0,499) dan tindakan (2,954). Artinya semakin tinggi intensitas komunikasi dengan pengelola taman nasional maka semakin tinggi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan petani tentang konservasi tanah dan air secara berkelanjutan.

Berdasarkan Tabel 20 di atas bahwa intensitas komunikasi petani pada variabel intensitas komunikasi dengan media massa/keterdedahan media massa memberikan pengaruh secara signifikan terhadap perilaku petani pada aspek pengetahuan dan aspek tindakan. Namun tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap sikap petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan. Nilai koefisien regresi dari ketiga aspek yaitu pengetahuan (4,502), sikap (1,022) dan tindakan (4,701). Artinya semakin tinggi intensitas komunikasi dengan media massa/keterpaan dengan media massa maka semakin tinggi tingkat pengetahuan, tindakan petani namun tidak diikuti dengan meningkatnya sikap petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan konservasi Taman Naasional Gunung Gede Pangrango (TNGP). Sebagaimana yang dikatakan oleh Krech dalam (Mulyana, 2002) yang menyatakan ”bahwa sesuatu pesan yang seringkali diulang-ulang akan lebih menarik perhatian dari seseorang bila dibandingkan dengan pesan lainnya yang kurang diungkapkan”

Selanjut yang ingin dianalisis dari faktor intensitas komunikasi petani dengan perilaku petani yaitu antara intensitas penyuluhan terhadap perilaku petani pada masing-masing aspek (pengetahuan, sikap dan tindakan) petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan. Berdasarkan Tabel 18 bahwa variabel intensitas penyuluhan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap perilaku petani pada aspek pengetahuan dan tindakan petani dan intensitas penyuluhan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aspek sikap petani dalam melakukan konservai tanah dan air secara berkelanjutan.

Adapun sebaran nilai koefisien regresi faktor intensitas komunikasi petani terhadap perilaku petani pada masing-masing aspek yaitu aspek pengetahuan (-4,471) sikap (-1,490) dan tindakan (-5,027). Nilai negatif artinya semakin tinggi tingkat intensitas penyuluhan yang diikuti oleh seorang petani maka tidak dibarengi dengan meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena intensitas penyuluhan yang diikuti tidak banyak membahas tentang usahatani konservasi melainkan usaha lainnya. Hal ini bisa disebabkan oleh banyaknya informasi yang diterima mengakibatkan titik jenuh para petani dan

terjadinya kelebihan informasi yang dapat memberikan efek yang negatif terhadap perilaku seseorang. Sebagaimana yang dikatakan oleh Millar dalam (Thoha, 2004) bahwa kelebihan informasi (overload) hal ini merupakan suatu keadaan bahwa besarnya jumlah informasi yang diterima akan banyak mempengaruhi jalannya komunikasi. Muatan informasi yang berlebihan ini lebih condong menimbulkan reaksi-reaksi yang negatif terhadap komunikasi.

Berdasarkan Tabel 20 maka dapat dilihat juga nilai koefisien regresi dan pengaruh masing-masing variabel yang uji antara faktor intensitas komunikasi petani dengan perilaku petani dalam melakukan konservasi tanah dan air. berdasarkan nilai koefisien regresi dalam Tabel 20 antara faktor intensitas komunikasi petani terhadap perilaku petani dalam melakukan konservasi tanah dan air dapat ditulis persamaan dan model regresinya sebagai berikut:

Y2 = α + b1Y1.1 + b2Y1.2 + b3Y1.3 + b4Y1.4

Y2 = 2,592 + 0,106Y1.1 + 0,148Y1.2 + 0,857Y1.3 - 1,036Y1.4

Berdasarkan Tabel 20 hanya pada variabel intensitas komunikasi sesama petani yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan sedangkan variabel intensitas komunikasi dengan pengelola taman nasional, intensitas komunikasi dengan media massa/keterdedahan media massa dan intensitas penyuluhan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku petani dalam melakukan konservasi tanah dan air secara berkelanjutan di daerah penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP).

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN