• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Desa Situgadung

4. GAMBARAN LOKASI

4.2. Deskripsi Desa Situgadung

Desa yang menjadi fokus kajian penelitian ini adalah Desa Situgadung, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Meski penelitian ini juga

Universitas Indonesia

turut menyinggung Desa Sampora, namun fokus dari kajian ini ada pada Desa Situgadung. Desa Sampora dan Situgadung merupakan dua desa yang saling berbatasan. Kedua desa ini hanya dipisahkan oleh jalan beraspal yang melewati rawa-rawa. Selain berbatasan dengan Desa Sampora, desa ini juga berbatasan langsung dengan perumahan Bumi Serpong Damai. Oleh karena itulah beberapa bagian dari wilayah Desa Situgadung merupakan kompleks perumahan kelas atas, yang merupakan hasil pembangunan Bumi Serpong Damai. Maka, sebagian cluster perumahan ini secara administratif masuk pada kedua desa yang diteliti. Cluster The Avani dan The Icon Bumi Serpong Damai merupakan dua cluster yang sebagian perumahannya masuk pada wilayah desa.

Gambar 4.2. Upaya Perluasan Cluster The Avani yang Termasuk dalam Desa Situgadung

Sebelum itu, kedua desa sudah berbatasan dengan berbagai kompleks perumahan Bumi Serpong Damai kelas menengah sejak pendirian kota mandiri tersebut pada tahun 1984.

Universitas Indonesia

Gambar 4.3. Peta Kabupaten Tangerang, Terletak di Sebelah Barat DKI Jakarta

Universitas Indonesia

Gambar 4.5. Peta Desa Situgadung dalam Wilayah Kabupaten Tangerang

Kedua desa ini memiliki penduduk Cina asli, yang telah menetap selama beberapa generasi sejak kedatangan mereka dari Cina. Penduduk keturunan Cina pada kedua desa memiliki istilah khas untuk menunjukkan identitas mereka sebagai penduduk keturunan Cina. Pemilihan Desa Situgadung sebagai wilayah penelitian dikarenakan adanya isu bahwa penduduk Cina tersebut pada awalnya tidak mengidentifikasi diri sebagai Cina Benteng, meski sebenarnya mereka adalah Cina Benteng. Selain itu, terdapat pula istilah khas yang mereka gunakan. Istilah tersebut tidak peneliti temukan pada penduduk Cina lainnya di Tangerang. Meski penelitian ini difokuskan pada komunitas Cina Benteng pada Desa Situgadung, namun latar mengenai Desa Sampora juga akan dipaparkan. Hal ini didasari atas dua alasan,

pertama, identitas Cina Benteng versi Desa Situgadung memiliki hubungan dengan

Desa Sampora. Kedua, sebelum menjadi Cina Benteng, penduduk keturunan Cina pada Desa Situgadung dianggap memiliki identitas yang sama dengan penduduk keturunan Cina pada Desa Sampora.

Universitas Indonesia 4.2.1. Sejarah Singkat

Informan IN, seorang mantan Kepala Desa Sampora yang memiliki kekerabatan dengan seorang tokoh Desa Situgadung, menjelaskan bahwa nama Desa Situgadung berasal dari Bahasa Sunda, yakni “Situ” dan “Gadung”. “Situ” adalah semacam kubangan rawa-rawa sebagai tempat penyimpanan air tawar. Sementara “Gadung” (Nama Latin: Dioscorea hispida) adalah sejenis tumbuhan umbi-umbian seperti kentang yang umum ditanam pada kebun di sekitar desa. Maka nama desa tersebut mengacu pada sebuah kolam penyimpanan air desa yang ditumbuhi oleh tumbuhan gadung. Namun, nama Situgadung tidak memiliki sejarah panjang seperti halnya Desa Sampora. Setidaknya sejarah telah menunjukkan bahwa nama Sampora telah ada sejak pendiriannya di sekitar abad ke-15 Masehi16. Situgadung baru dipakai sebagai nama desa yang bersangkutan setelah kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Sebelumnya, Desa Situgadung lebih dikenal dengan sebutan Kampung Amoy. Nama Amoy memiliki akar Bahasa Cina, atau lebih spesifiknya, dialek Hokkien17. Dalam dialek Hokkien, Amoy adalah sebutan bagi gadis muda yang masih perawan. Dengan kata lain, desa ini dahulu memiliki nama yang memiliki asal-muasal kebudayaan Cina. Menurut Informan IN, nama “Kampung Amoy” pertama kali disebutkan setidanya ratusan tahun sebelum kemerdekaan Indonesia, oleh seorang juru ukur tanah keturunan Cina. Informan IN menambahkan, konon ketika sedang melakukan pengukuran tanah, pengukur tanah Cina itu melihat seorang gadis muda yang menarik perhatiannya. Gadis yang juga beretnis Cina tersebut tinggal pada desa yang sekarang dikenal sebagai Situgadung. Oleh karena itulah, juru ukur Cina dalam kisah ini menamai wilayah itu sebagai Kampung Amoy. Sejarah ini mengindikasikan bahwa warga Cina sudah lama bermukim di Desa Situgadung pada periode waktu yang lama pula. Barulah setelah kemerdekaan Indonesia, namanya diganti dari Kampung Amoy

16

Berdasarkan sejarah lisan tokoh desa sekaligus juru kunci makam keramat.

17

Universitas Indonesia

menjadi Situgadung. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, nama asli dari Desa Situgadung memiliki akar kata Cina.

Selain memiliki akar nama dari kebudayaan Cina, Desa Situgadung juga memiliki sejarah pendirian oleh para pemukim Cina. Sebab, kisah lokal menuturkan bahwa penduduk Cina merupakan para pembuka lahan bagi desa ini. Pada awalnya wilayah desa ini merupakan lahan kosong, namum kemudian dibuka oleh para pendatang Cina. Hal ini dapat dilhat berdasarkan kisah yang diceritakan oleh Informan IN, bahwa para pemukim Cina setidaknya merupakan pembuka lahan bagi Desa Situgadung.

Karena, jaman dulu, orang sini, mau bikin blok. Katakanlah, perluasan, buat buka lahan di hutan-hutan sana. Lagi ngukur, ke jaro [Juru ukur-Penulis] . Jaronya ditanya. Pak jaro, kira-kira blok ini, namanya blok apa ya? Jaronya ganteng, dia ada keturunan Chinese. Dia orang asli sini. Dia dari sananya ada keturunan jauh, Pai Lim Bang [Seorang tokoh Cina lokal-Penulis] . Kalo dia emang ada Chinesenya itu. Nah, kata tukang ukur, jar, kurang lebih dia ngomongnya, kira-kira di sini itu blok apa? Apa ya? Ternyata ada seorang perawan Cina, asli sini juga ngeliatin orang yang lagi ngukur. Karena tertarik, sama pemudanya, ganteng. Kan perawan Cina kan disebut Amoy. Ya kan? Jadilah kampung ini disebut blok Amoy? Blok apa nih, blok Amoy! Maka disebutlah,

itu…kampung…Kampung Amoy. Ada makamnya di situ, seorang,

seorang Cina itu.

Meski Informan IN tidak mengetahui secara pasti tahun pendiriannya, ia menyatakan keyakinan atas kisah tersebut. Sebab, para pemukim Cina tersebut merupakan nenek moyang para penduduk Cina di desa ini. Para pemukin Cina yang dimaksud juga merupakan nenek moyang Informan IN yang merupakan seorang pribumi. Sebab, para peranakan Cina melakukan kawin campur dengan para perempuan pribumi. Sehingga keturunannya adalah campuran peranakan antara Cina-Sunda, penduduk Cina pada desa ini dengan warna kulit yang cenderung gelap. Bukti peninggalan fisik dari para pemukim awal Cina masih dapat dilihat hingga kini. Di sebelah Barat Desa Situgadung, terdapat banyak kuburan Cina yang merupakan kuburan bagi warga lokal. Setidaknya terdapat tiga buah lahan kuburan yang terdapat di Desa Situgadung. Secara tidak langsung, peninggalan berupa makam tua yang dimaksud dapat

Universitas Indonesia

menguatkan kebenaran kisah desa yang dituturkan oleh Informan IN. Beberapa batu nisan yang sempat dilihat oleh peneliti memperlihatkan penanggalan abad ke-19 Masehi, seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut.

Gambar 4.6. Salah Satu Kompleks Tua Makam Cina di Desa Situgadung

4.2.2. Deskripsi Administratif

Desa Situgadung secara administratif terletak pada Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Per Desember 2012,18 jumlah penduduk pada Desa Situgadung berjumlah 6.615 jiwa, dengan 715 penduduk WNI Keturunan Cina.

Tabel 4.1. Gambaran Populasi Desa Situgadung pada Desember 2012

No. Keterangan Jumlah

1. Penduduk Laki-Laki 3.292 Jiwa

2. Penduduk Perempuan 3.313 Jiwa

18

Data paling aktual yang dapat peneliti himpun adalah Desember 2012, hal ini dikarenakan pihak kantor desa baru hanya memiliki data pasti populasi WNI Keturunan Cina pada kurun waktu tersebut.

Universitas Indonesia

3. Jumlah Kepala Keluarga 1.747 Kepala Keluarga

Tabel 4.2. Jumlah WNI Keturunan Cina pada Desa Situgadung pada Desember 2012

Laki-Laki Perempuan Total

370 Jiwa 345 Jiwa 715 Jiwa

Desa Situgadung terdiri atas sembilan Rukun Warga (RW) dan 36 Rukun Tetangga (RT). Luas wilayah desa ini kurang lebih sekitar dua kali lebih besar daripada Desa Sampora yang telah berkali-kali dimekarkan. Luas Desa Situgadung adalah 748 Hektar. Desa Situgadung merupakan salah satu desa dari 11 buah desa yang membentuk Kecamatan Pagedangan. Desa-desa tersebut antara lain adalah Desa Cicalengka, Cihuni, Cijantra, Jatake, Karang Tengah, Kadu Sirung, Lengkong Kulon, Malang Nengah, Medang, Pagedangan dan Situgadung, yang merupakan desa yang akan diteliti. Diantara kesebelas desa yang membentuk Kecamatan Pagedangan, Desa Situgadung merupakan desa yang terletak paling selatan. Desa Situgadung secara langsung berbatasan dengan Desa Sampora di sebelah Timur. Berikut adalah penjabaran batas administratif Desa Situgadung secara terperinci:

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cicalengka dan Desa Pagedangan; Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cisauk;

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cisauk; Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kadusirung.