• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi

4.1.1.4 Deskripsi Hasil Pre-Test Menulis Artikel Opini Mahasiswa Peserta Mata Kuliah

Peneliti memberikan test awal kepada subjek penelitian, yakni mahasiswa peserta mata kuliah bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal mahasiswa dalam menulis artikel opini. Peneliti memberikan tes awal berupa tugas untuk membuat sebuah artikel opini dengan tema bebas yang terdiri dari minimal 3 (tiga) paragraf (1 paragraf pembuka, 1 paragraf isi, dan 1 paragraf penutup). Tugas tersebut diberikan kepada peserta mata kuliah pada 15 November 2017. Peneliti memberi waktu selama satu minggu kepada para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas tersebut. Mahasiswa mengumpulkan tugas/tes awal tersebut pada 22 November 2017.

Hasil tes awal ini akan dianalisis secara kualitatif oleh peneliti. Peneliti telah membuat kisi-kisi analisis kemampuan menulis artikel opini menurut logika Toulmin. Kisi-kisi tersebut diadopsi dari Djiwandono (1996) dengan sedikit tambahan kelengkapan elemen logika Toulmin. Terdapat lima rincian kisi-kisi

kemampuan menulis yakni (1) isi, (2) organisasi, (3) kosakata, (4) bahasa, dan (5) penulisan. Dari kelima rincian kisi-kisi tersebut, peneliti telah menentukan patokan tingkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis artikel opini. Patokan tersebut akan menjadi landasan peneliti dalam menganalisis hasil pre-test mahasiswa secara kualitatif.

Peneliti akan menganalisis hasil pre-test mahasiswa berdasarkan rincian kemampuan menulis yang terdapat dalam kisi-kisi penelitian. Berikut hasil pre-test berupa artikel opini mahasiswa.

1. Aspek Isi

Dilihat dari aspek isi, hasil tulisan artikel opini mahasiswa sudah cukup baik. Isi artikel opini sudah cukup sesuai dengan topik yang diangkat dalam artikel opini tersebut. Judul yang dipilih untuk artikel opini juga sesuai dengan isi yang dibahas dalam artikel tersebut. Selain itu, kesesuaian topik dengan isi dalam artikel opini dapat dilihat dari sudah adanya pembeda antara data/fakta yang disajikan dengan argument dari penulis itu sendiri. Berikut akan dipaparkan beberapa contoh artikel opini mahasiswa:

Gambar 4.1. Judul Artikel Opini yang Menarik

Gambar 4.2. Judul Artikel Opini yang Menarik

Gambar 4.3 Judul Artikel Opini yang Menarik

Ketiga gambar tersebut merupakan contoh dari beberapa judul artikel opini yang cukup menarik. Hal tersebut dikarenakan pemilihan kata dalam judul

tersebut mengandung unsur yang dapat menarik minat pembaca untuk melanjutkan membaca artikel opini tersebut. Ketepatan pemilihan judul menjadi salah satu poin penting dalam penulisan sebuah artikel opini. Sebagai contoh, pada gambar 4.1, penulis ingin memberi gambaran mengenai relevansi pemberlakuan Ujian Nasional berbasis online di Indonesia.

Di sisi lain, masih terdapat beberapa mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan judul yang menarik minat pembaca. Beberapa mahasiswa tersebut masih belum mampu untuk menuangkan judul yang menarik pada artikel opini mereka. Bahkan, ada mahasiswa yang tidak menuliskan judul sama sekali pada artikel opininya.

Gambar 4.4. Judul Artikel Opini yang Kurang Menarik

Gambar 4.5. Judul Artikel Opini yang Kurang Menarik

Gambar 4.6. Judul Artikel Opini yang Kurang Menarik

Tiga judul artikel opini di atas merupakan contoh dari ketidaktepatan pemilihan judul dalam penulisan artikel opini. Kesalahan judul artikel opini dalam gambar 4.4 yaitu judul tidak menarik, seperti kalimat berita, dan tidak

menimbulkan rasa Tanya kepada pembaca. Kesalahan pada gambar 4.5 yaitu penulis tidak memberikan judul yang jelas terhadap artikel opini yang ia buat, sehingga judul menjadi tidak jelas, tidak menarik. Mahasiswa tersebut hanya menuliskan topic artikel opini yang notabene cakupannya lebih luas daripada judul. Selain itu, kesalahan juga terjadi pada gambar 4.6. Pemilihan kata dalam judul tersebut terkesan kaku, sehingga judul tersebut menjadi tidak menarik bagi pembaca. Ketiga kesalahan tersebut menjadi kesalahan yang cukup fatal bagi seorang penulis artikel, khususnya penulis artikel opini.

Tingkat penjabaran isi dalam artikel opini tersebut rata-rata masih belum begitu mendalam. Hal itu terlihat dari pembahasan yang belum dikupas secara tuntas dan mendalam. Peneliti juga belum menemukan artikel opini yang memuat enam elemen dalam logika Toulmin. Secara umum, isi dalam artikel opini mahasiswa lebih mengarah pada penjabaran fakta dengan langsung mengutip seluruh isinya tanpa disertai opini dan argumen dari penulis.

Gambar 4.7. Contoh Artikel Opini yang Kurang Menarik

Artikel opini di atas merupakan salah satu contoh artikel opini yang masih memiliki banyak kekurangan untuk dinilai. Berdasarkan aspek isi, artikel opini di atas memiliki beberapa kekurangan antara lain, (1) penyajiannya hanya berupa poin-poin; (2) belum disertai dengan pendapat dan argumen dari penulisnya; (3) penulis belum mencantumkan fakta yang mendukung argumennya; (5) hanya mengandung satu elemen dalam logika Toulmin, yaitu klaim; dan (6) penulis tidak menuliskan susunan artikel opini dengan benar, yakni pembuka, isi, dan penutup.

2. Aspek Organisasi

Peneliti menilai artikel opini mahasiswa dengan mempertimbangkan aspek organisasi atau yang biasa disebut struktur. Kejelasan struktur merupakan salah satu aspek penting dalam penulisan sebuah artikel opini. Aspek organisasi meliputi (1) kerapian pengetikan, (2) kelogisan argumen penulis, dan (3) kekohesian antarparagraf. Secara umum, artikel opini yang dituliskan oleh mahasiswa sudah cukup baik dalam aspek ini. Namun, masih ada beberapa mahasiswa yang masih kurang memenuhi kriteria aspek ini dalam penulisan artikel opininya. Berikut dipaparkan contohnya:

Artikel opini di atas merupakan salah satu contoh artikel opini dengan penilaian aspek keorganisasian yang kurang. Secara tampilan, artikel tersebut tidak rapi dengan tidak memberikan margin rata kiri-kanan. Tampilan seperti itu akan menurunkan minat pembaca. Pemilihan jenis tulisan juga tidak lazim, sehingga sedikit menyulitkan untuk dibaca. Tidak ada kekohesian antar paragraf. Belum ada argumen penulis dan tidak adanya fakta pendukung. Kesalahan demikian masih cukup banyak terjadi dalam artikel opini yang mahasiswa tulis. Mereka masih kesulitan untuk mengungkapkan argumennya. Banyak mahasiswa yang menuliskan fakta hanya sebagai latar belakang masalah, tetapi belum menyantumkan fakta/data untuk mendukung argumennya tersendiri. Selain itu, mahasiswa terlihat belum memahami struktur penulisan artikel opini sehingga mereka terkesan hanya menempelkan fakta dan diakhiri dengan sedikit argumen mereka sebagai kesimpulan. Namun beberapa mahasiswa sudah mulai bisa menuliskan argumennya dengan tepat dengan minim elemen dukungan seperti yang ditawarkan dalam logika Toulmin. Berikut dipaparkan contohnya.

Gambar 4.9. Contoh Artikel Opini yang Rapi (sumber primer) 3. Aspek Kosakata

Aspek kosakata (diksi) merupakan aspek yang sangat penting dalam penulisan sebuah artikel opini. Pemilihan kosakata yang efektif dan efisien dapat menghasilkan sebuah artikel opini yang baik dan bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, pemilihan kosakata yang efektif dan efisien juga dapat mempermudah pembaca dalam membaca dan memahami isi dari artikel opini tersebut.

Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap penggunaan kosakata dalam penulisan artikel opini mahasiswa, masih banyak mahasiswa yang belum bisa memilih kosakata yang tepat untuk menyampaikan argumen mereka kepada pembaca dalam artikel opini yang mereka tulis. Berikut dipaparkan contohnya.

Gambar 4.10. Contoh Artikel Opini yang Efektif 4. Aspek Bahasa

Aspek bahasa juga menjadi modal yang penting bagi mahasiswa untuk menulis artikel opini karena melalui bahasalah penulis akan menuangkan ide dan gagasannya. Keberhasilan penyampaian ide, informasi, dan gagasan ini tak lepas dari penyusunan kata, kalimat, dan paragraf-paragrafnya. Peneliti menganalisis penguasaan tata bahasa, dan penyusunan kalimat dari artikel opini mahasiswa.

Berdasarkan kriteria penguasaan aspek bahasa, peneliti menemukan bahwa masih banyak mahasiswa yang belum menguasai tata bahasa. Hal ini sangat terlihat ketika paragraf hasil kutipan fakta yang mereka cantumkan memiliki tata bahasa yang sudah baik, tetapi mereka belum mampu membentuk

kata atau kalimat sendiri untuk menyampaikan argumennya. Berikut salah satu contoh kesalahan dalam aspek bahasa.

Gambar 4.11. Contoh Artikel Opini yang Tidak Efektif

Aspek penulisan juga menjadi salah satu aspek yang akan dianalisis oleh peneliti. Dalam aspek ini, peneliti akan menganalisis tentang kesalahan penulisan kata yang dapat mempengaruhi makna kata sehingga makna kata tersebut menjadi kabur atau memiliki makna yang lain. Berdasarkan hasil analisis dari artikel opini mahasiswa, peneliti menemukan beberapa kesalahan penulisan kata dalam artikel opini mahasiswa yang mengakibatkan kekaburan makna atau menimbulkan makna yang lain.