• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.5 Data Hasil Uji Coba Produk

4.1.5.3 Hasil Tes Akhir (Post-Test) Mahasiswa

Peneliti memberikan tes akhir terhadap subjek penelitian, yaitu mahasiswa peserta Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma. Tes akhir (post-test) ini berguna untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menulis artikel opini setelah belajar

menggunakan modul pembelajaran “Menulis Artikel Opini”. Tes akhir yang

peneliti berikan berupa tugas untuk membuat artikel opini dengan tema yang dipilih sendiri oleh responden dan dilatih untuk mengimlementasikan elemen-elemen dalam logika Toulmin dalam artikel opini yang mereka buat. Tugas tersebut diberikan kepada mahasiswa pada tanggal 22 November 2017. Peneliti memberikan waktu kepada mahasiswa selama dua minggu untuk mengerjakan tugas tersebut. Mahasiswa mengumpulkan tugas pada tanggal 3 Desember 2017.

Hasil tes akhir ini akan dianalisis secara kualitatif oleh peneliti. Peneliti telah membuat kis-kisi analisis kemampuan menulis artikel opini menurut logika Toulmin. Kisi-kisi tersebut peneliti adopsi dari Dwiwandono (1996) dengan sedikit tambahan kelengkapan elemen dalam logika Toulmin. Terdapat lima rincian kisi-kisi kemampuan menulis yaitu (1) isi, (2) organisasi, (3) kosakata, (4) bahasa, dan (5) penulisan. Dari kelima rincian kisi-kisi tersebut, penulis telah menentukan patokan tingkatan kemampuan menulis mahasiswa dalam menulis esai argumentatif. Patokan tersebut yang akan menjadi landasan peneliti untuk menganalisis hasil tulisan mahasiswa secara kualitatif.

Peneliti akan menganalisis hasil tulisan mahasiswa berdasarkan rincian kemampuan menulis yang terdapat dalam kisi-kisi penelitian. Berikut hasil tulisan artikel opini mahasiswa.

1. Aspek Isi

Secara aspek isi, hasil tulisan artikel opini mahasiswa sudah baik. Mahasiswa sudah bisa menuangkan gagasannya melalui sebuah tulisan argumen. Isi artikel opini tersebut sudah cukup sesuai dengan tema yang diangkat oleh mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga sudah menggunakan elemen-elemen Toulmin dalam isi artikel opini mereka. Rata-rata artikel opini mahasiswa sudah menggunakan 4 sampai 5 elemen yaitu klaim, data, jaminan, modalitas, dan dukungan penjamin. Elemen sanggahan masih belum banyak digunakan mahasiswa dalam hasil tulisan mereka. Banyak judul artikel opini yang sudah sesuai dengan isinya. Contohnya terdapat pada gambar berikut.

Ketiga gambar tersebut merupakan salah tiga dari beberapa judul yang menarik. Hal ini karena judul tersebut bisa menarik minat pembaca untuk melanjutkan membaca isi artikel opini tersebut. Ketepatan pemilihan judul juga menjadi poin penting dalam membuat sebuah artikel opini yang padu. Sebagai contoh, pada gambar 4.12 dan gambar 4.13, penulis ingin mengajak pembaca menyadari bahwa ada pola pendidikan yang salah di Indonesia. Sedangkan dalam gambar 4.14, penulis ingin menjelaskan cara hidup sehat di musim hujan saat ini.

Di sisi lain, masih ada sedikit mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk menentukan judul yang menarik minat pembaca. Namun, semua artikel opini mahasiswa sudah memiliki judul yang cukup mampu memberikan gambaran tentang topik yang akan dibicarakan dalam artikel opini mereka. Mahasiswa sudah mampu menuliskan fakta berdasarkan referensi yang valid. Selain itu, mereka sudah bisa mengutip fakta-fakta dengan cukup baik. Namun ada pula beberapa mahasiswa yang masih belum bisa mengolah data mentah berupa fakta menjadi sebuah tulisan yang menarik untuk dibaca.

Gambar 4.14. Judul Artikel Opini yang Baik Gambar 4.12. Judul Artikel Opini yang Baik

Tingkat penjabaran isi dalam semua esai mahasiswa juga sudah cukup mendalam, sehingga ketuntasan menuangkan ide sudah tampak. Selain itu, peneliti juga belum menemukan satupun artikel opini yang sudah mengandung keenam elemen dalam logika Toulmin. Mahasiswa juga sudah mencoba menggunakan elemen-elemen Toulmin walaupun tidak semua menggunakan keenam elemen logika Toulmin secara lengkap. Ketajaman argumen juga sudah mulai tampak dalam artikel opini terseut, walaupun masih ada kekurangan-kekurangan di beberapa sisi. Hasil tes akhir (post-test) dapat dilihat pada halaman lampiran.

2. Aspek Organisasi

Peneliti menilai artikel opini mahasiswa dengan mempertimbangkan aspek organisasi. Aspek organisasi juga bisa disebut dengan aspek struktur. Kejelasan struktur penting dalam penulisan artikel opini. Aspek organisasi meliputi (1) kerapian pengetikan, (2) kelogisan argumen penulis, dan (3) kekohesian antarparagraf. Artikel opini yang mahasiswa tuliskan secara umum telah memiliki nilai yang baik dalam aspek ini. Kelogisan argumen sudah tampak karena mahasiswa sudah menggunakan elemen-elemen dalam logika Toulmin, contohnya sebagai berikut.

Artikel opini di atas merupakan salah satu dari artikel opini dengan penilaian aspek keorganisasian yang cukup baik. Secara tampilan, gambar 4.15 memperlihatkan tata pengetikan yang rapi dengan memperhatikan rata kiri kanan margin. Tampilan yang rapi seperti itu akan meningkatkan minat pembaca. Selain itu, penulis juga sudah mampu menjabarkan argumen penulis yang diperkuat dengan data dan fakta dari referensi yang penulis rujuk. Kekohesian antarparagraf juga sudah mulai nampak.

Banyak dari hasil post-test artikel opini mahasiswa sudah memiliki struktur yang baik. Pengembangan paragraf sudah lebih logis daripada tugas pre-test. Tingkat kekohesian esai juga semakin baik sehingga tidak banyak paragraf yang melenceng dari ide pokoknya.

3. Aspek Kosakata

Aspek kosakata merupakan keterampilan yang cukup penting dalam penilaian keterampilan menulis. Ketepatan pemilihan kosakata (diksi) yang efektif dan efisian akan menghasilkan suatu tulisan yang kaya akan informasi. Selain itu, penggunaan diksi yang tepat akan mempermudah pembaca untuk memahami isi tulisan.

Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap hasil tulisan artikel opini mahasiswa, mahasiswa mulai paham tentang diksi yang harus digunakan agar argumen yang mereka sampaikan dapat dipahami pembaca. Hal ini dibantu pula dengan pemilihan referensi data untuk artikel opini mereka yang secara tidak langsung membantu mahasiswa untuk memilih kosakata yang tepat. Berdasarkan hasil artikel opini mahasiswa, semua kosakata yang mereka gunakan cukup berterima dan tepat. Penggunaan kosakata pada hasil tes akhir (post-test) dapat dilihat pada halaman lampiran.

4. Aspek Bahasa

Aspek bahasa menjadi penting untuk dianalisis karena penulis dapat mentransferkan ide-idenya melalui bahasa. Keberhasilan transfer informasi dari penulis kepada pembaca tak lepas dari penyusunan kata, kalimat, dan paragraf-paragrafnya. Tak dapat dipungkiri bahwa pemahaman dan keterampilan berbahasa tidak dapat dikuasai dengan mudah. Berlatih secara terus-menerus merupakan salah satu caranya.

Peneliti menganalisis penguasaan tata bahasa dan penyusunan kalimat artikel opini tugas post-test mahasiswa. Berdasarkan patokan analisis aspek

bahasa di atas, peneliti masih menemukan beberapa mahasiswa yang belum menguasai tata bahasa. Hal ini sangat terlihat pada penggunaan kata hubung dan pembentukan kalimat yang tidak efektif. Namun sudah banyak mahasiswa yang cukup paham dengan tata bahasa Indonesia walaupun tidak sepenuhnya tepat. Berikut salah dua contoh kesalahan dalam aspek bahasa.

Gambar 4.17. Artikel Opini yang Tidak Efektif Gambar 4.16. Contoh Artikel Opini yang Tidak Efektif

Kesalahan pada kedua gambar di atas paling banyak terdapat pada kesalahan pembentukan huruf kapital, kesalahan penggunaan cetak miring (italic), dan kesalahan penggunaan konjungsi. Kesalahan semacam ini juga terjadi pada beberapa artikel opini mahasiswa lain dengan kadar kesalahan yang beragam.

Aspek penulisan atau pengetikan juga menjadi perhatian peneliti. Hal ini karena kesalahan penulisan kata akan mempengaruhi makna kata yang menjadi kabur atau memiliki makna lain. Berdasarkan hasil analisis artikel opini mahasiswa, peneliti menemukan beberapa kesalahan pengetikan dalam artikel opini tersebut. Hal ini mengakibatkan kekaburan makna kata yang dimaksud. Selain itu, Namun kesalahan ini hanya terjadi pada beberapa mahasiswa yang kurang teliti saat mengetik. Berikut contoh kesalahan penulisan dalam artikel opini mahasiswa.

Kesalahan pengetikan terjadi pada kata setiap menjadi seriap. Hal ini membuat makna menjadi kabur atau memiliki makna lain. Selain itu, banyak

terjadi kesalahan spasi yang menimbulkan hasil artikel opini kurang estetis. Aspek penulisan atau pengetikan juga menjadi perhatian peneliti.

Secara keseluruhan, hasil artikel opini tugas post-test mahasiswa meningkat dan menjadi lebih baik dibandingkan hasil artikel opini tugas pre-test. Berdasarkan lima aspek penilaian kemampuan menulis, peneliti menyimpulkan beberapa hal berikut. Pertama, mahasiswa sudah mampu mengaitkan topik dengan isi artikel opini. Kedua, tingkat kekohesian dalam artikel opini sudah cukup baik. Ketiga, kadar ketajaman artikel opini sudah cukup baik. Keempat, pemilihan kosakata sudah baik. Kelima, bahasa yang digunakan dalam artikel opini sudah mulai komunikatif. Keenam, mahasiswa belum memahami tata bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Ketujuh, beberapa mahasiswa masih belum memahami kaidah penulisan kata dan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Dengan demikian, penggunaan modul pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan berargumen dan berpikir secara logis mahasiswa melalui keterampilan menulis artikel opini. Walaupun modul pembelajaran menulis artikel opini belum begitu mampu meningkatkan keterampilan berbahasa mahasiswa.