BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Penelitian Pendahuluan
Observasi pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi proses
belajar mengajar di kelas. Observasi awal dilaksanakan pada hari Sabtu,
27 Oktober 2012. Observasi dimulai pada pukul 12.30 sampai dengan
13.45 WIB. Saat observasi dilaksanakan jumlah siswa yang hadir
sebanyak 14 orang. Berikut ini merupakan deskripsi hasil observasi:
a. Observasi pada guru
1) Kegiatan membuka pelajaran
Tabel 5.1
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif-Kegiatan Pembuka
ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I 1. 2. II 1. 2. PRA PEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Memeriksa kesiapan siswa
MEMBUKA PEMBELAJARAN
Melakukan kegiatan apersepsi
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
Sumber: Data Primer Lampiran 13, hal 200
Dalam kegiatan pembuka, guru sudah baik dalam memeriksa
kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Namun
guru masih kurang dalam memeriksa kesiapan ruang, alat
dalam melakukan kegiatan apersepsi dan menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai.
2) Kegiatan inti pembelajaran
Tabel 5.2
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif-Kegiatan Inti
ASPEK YANG DIAMATI SKOR
III A. 1. 2. 3. 4. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C. 1. 2. 3. 4. D. 1. 2. 3. 4. 5.
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pelajaran
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
Pendekatan/strategi pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tmbuhnya kebiasaan positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan
Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar
Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media Menghasilkan pesan yang menarik
Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespons positif partisipasi siswa
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5
6. E. 1. 2. F. 1. 2. 3. 4. G. 1. 2. 3.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi
Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif
Penilaian proses dan hasil belajar
Melakukan penilaian awal Memantau kemajuan belajar
Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
Penggunaan bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5
Sumber: Data Primer (Lampiran 13, hal 200)
Dalam menjelaskan materi, guru terlihat sudah menguasai
materi dengan baik. Penyampaian materi oleh guru juga sudah
sesuai dengan hierarki belajar dan sudah runtut. Penggunaan
bahasa lisan guru sudah jelas, lancar, dan dengan gaya yang
sesuai. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru terlihat
merespon positif setiap partisipasi siswa dan memfasilitasi adanya
interaksi antara guru dan murid.
Kekurangan yang terlihat adalah kurang kontekstualnya
pembelajaran yang dilakukan. Penyampaian materi terlihat kurang
menarik sehingga tidak dapat menumbuhkan keinginan siswa
untuk aktif dalam proses belajar. Media-media yang digunakan
juga belum secara efisien dan efektif digunakan karena siswa
3) Kegiatan penutup pembelajaran
Tabel 5.3
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif-Kegiatan Penutup
ASPEK YANG DIAMATI SKOR
IV A. 1. 2. B. 1. 2. PENUTUP
Refleksi dan rangkuman pembelajaran
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
Pelaksanaan tindak lanjut
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai pengayaan
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5
1 2 4 5
Sumber: Data Primer (Lampiran 13, hal 200)
Saat kegiatan penutup guru sudah terlihat baik saat melakukan
refleksi dengan melibatkan siswa. Kekurangan justru terlihat
ketika guru mencoba menyimpulkan hasil belajar karena tidak
melibatkan siswa. Guru juga tidak memberikan arahan kegiatan
atau tugas untuk remidi dan pengayaan.
b. Observasi pada siswa (Observing students)
Tabel 5.4
Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti
proses pembelajaran.
√
Hampir seluruh siswa belum siap untuk mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini juga dikarekan mata pelajaran sebelumnya adalah olahraga.
2 Siswa memperhatikan
penjelasan guru. √ Dari 14 siswa hanya 7 siswa yang memperhatikan.
3 Siswa menanggapi
pembahasan pelajaran. √ Sebagian besar siswa tidak menanggapi penjelasan guru.
4 Siswa mencatat hal-hal
penting. √ Tidak ada siswa yang mencatat.
5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik.
√
Sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan baik. Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas sendiri, tetapi meminta bantuan teman yang lain.
Pada awal pembelajaran, sebagian besar siswa belum siap
untuk mengikuti proses belajar mengajar. Siswa tidak
mengindahkan instruksi guru untuk siap mengikuti pembelajaran.
Hanya 7 dari 14 siswa yang memperhatikan penjelasan guru.
Sebagian besar siswa juga tidak memberikan tanggapan atas
pembahasan materi pelajaran. Hal tersebut jelas terlihat ketika tidak
ada siswa yang mencatat saat guru menjelaskan materi. Saat ada
penugasan dari guru, beberapa siswa mengerjakan secara mandiri
dan ada juga yang meminta bantuan siswa lainnya (lampiran 14,
hal 203).
c. Observasi keadaan kelas (Observing classroom)
Secara fisik ruang kelas XI IPS 1 sangat memadai untuk
proses belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia di kelas tersebut
adalah 1 whiteboard, 1 meja guru, 1 kursi guru, 18 kursi kuliah
pengumuman, 1 buah viewer dan lemari. Fasilitas-fasilitas ini
cukup menunjang proses belajar mengajar di kelas.
Kelas memiliki ventilasi dan jendela yang sangat memadai
sehingga membuat sirkulasi udara berlangsung dengan baik.
Pencahayaan kelas juga sangat baik. Tata letak kelas memiliki
sedikit kekurangan, siswa diperkenankan untuk berpindah tempat
duduk dan tatanan kursi juga sering tidak beraturan. Hal ini
terkadang menyulitkan guru untuk menjangkau setiap siswa.
Lingkungan kelas XI IPS 1 secara umum sudah memadai
untuk kegiatan belajar mengajar. Namun, letak kelas yang
berdekatan dengan jalan raya membuat pembelajaran di kelas
sedikit terganggu dengan suara lalu-lalang kendaraan. Hasil
pengamatan terhadap kondisi kelas sebelum penerapan model
pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada lampiran 15, hal 203.
d. Wawancara pada guru
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru mengenai
metode mengajar yang diterapkan. Dari hasil wawancara diketahui
bahwa selama ini guru cenderung menggunakan metode ceramah,
diskusi, dan latihan soal. Metode ini disukai karena mudah dalam
penyiapan, penerapan dan penilaian. Namun dalam wawancara ini
guru menyampaikan bahwa metode yang diterapkan ini dirasakan
analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal
umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
Mengenai keadaan kelas, beliau berpendapat bahwa
terkadang posisi tempat duduk yang kurang teratur membuat guru
sulit menjangkau setiap siswa. Sedangkan untuk fasilitas yang
disediakan sudah baik dan dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar. Hasil wawancara peneliti kepada guru tersaji dalam
lampiran 16, hal 204.
e. Wawancara pada siswa
Selain melakukan pengamatan mewawancarai 3 orang siswa.
Semua siswa menyatakan kurang tertarik untuk mengikuti
pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode
ceramah dan pembahasan soal. Siswa merasa bahwa metode yang
konvensional yang dipakai guru membosankan dan monoton.
Dampaknya siswa merasa malas untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Siswa juga menilai pembelajaran secara konvensional
tidak kontekstual. Siswa merasa belum paham kondisi nyata materi
yang dipelajari, dan hanya membayang-bayangkan saja, padahal
sangat hal ini sangat sulit bagi mereka. Hasilnya adalah siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran akuntansi
yang sedang dipelajari. Hasil wawancara siswa terkait dengan
metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru tersaji pada
f. Deskripsi motivasi belajar siswa
Selain wawancara, peneliti juga melakukan pengumpulan data
melalui kuesioner motivasi belajar awal. Kuesioner ini ditujukan
untuk mengetahui sejauh mana siswa termotivasi untuk belajar
materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke
dalam jurnal umum dalam siklus akuntansi perusahaan jasa.
Pengisian kuesioner dilakukan 27 Oktober 2012. Hasil pengisian
kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Pada Kuesioner Awal
No Interval Kinerja Frekuensi Frekuensi Relatif Kategori 1 69 – 80 0 0% Sangat Tinggi 2 60 – 68 0 0% Tinggi 3 54 – 59 5 35,71% Cukup Tinggi 4 48 – 53 7 50% Rendah 5 20 – 47 2 14,29% Sangat Rendah 14 100%
Sumber : Data Primer Lampiran 21, hal 213
Dari hasil kuesioner awal tersebut dapat dilihat bahwa motivasi
belajar siswa sebelum penerapan terhadap materi analisis bukti
transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum
pada siklus akuntansi perusahaan jasa rendah (rata-rata = 52,00).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan kuesioner/angket
motivasi belajar siswa sebagaimana diuraikan di atas dapat
a. Siswa tidak tertarik mengikuti proses pembelajaran. Hal yang
menyebabkannya adalah guru secara monoton menerapkan metode
ceramah, diskusi dan latihan soal pada setiap pembelajaran yang
menurut siswa juga tidak kontekstual dengan penerapan materi
yang nyata. Dampak dari rendahnya ketertarikan siswa dalam
pembelajaran adalah siswa kurang memahami materi analisis bukti
transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum
pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
b. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran rendah. Metode
konvensional yang selalu diterapkan guru di setiap kegiatan
pembelajaran dirasakan kurang memacu keterlibatan siswa.
Metode pembelajaran tersebut menyebabkan siswa cenderung tidak
tertarik dan pasif dalam pembelajaran di kelas. Dampaknya ada
kecenderungan siswa melakukan kegitan kontraproduktif, seperti
mengobrol dengan teman, membuka buku mata pelajaran lain, dan
sebagainya. Akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan
baik.
Permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut diduga kuat
berakar dari adanya permasalahan pembelajaran yaitu tidak tepatnya
guru dalam memilih dan menerapkan model-model pembelajaran.
Ketepatan dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang
digunakan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
baik. Namun jika salah, yang timbul justru persoalan-persoalan
pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas.
Untuk menjawab permasalahan pembelajaran tersebut, dalam
penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dalam pembelajaran siklus
akuntansi perusahaan jasa. Model pembelajaran kooperatif yang dipilih
adalah tipe make a match dan role playing. Penerapan model tersebut
dilakukan atas dasar pemikiran bahwa jika siswa dilibatkan secara aktif
dalam pembelajaran, maka siswa akan termotivasi dan lebih mudah
dalam memahami materi yang sedang dipelajari.
Penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran
melibatkan siswa secara langsung dalam proses menganalisis bukti
transaksi, pembuatan bukti transaksi, pencatatan dalam buku kas sampai
dengan pencatatan dalam buku jurnal umum. Dengan keterlibatan siswa
secara langsung, siswa akan merasa diajak lebih aktif dan menjadikan
siswa lebih mudah untuk mengingat apa yang sudah pernah dipelajari.
Harapannya siswa dapat lebih tertarik belajar sehingga cenderung lebih
memahami materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi
ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa.