• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lahirnya madrasah Pembangunan UIN Jakarta berawal dari keinginan akan adanya lembaga pendidikan Islam yang representative dari para tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada awal tahun 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Thoha Yahya Omar. Bulan Juni 1972, bertetapan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimulai pembangunan gedung madrasah yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserah-terimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan untuk Madrasah swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari kelas I : 43 orang, Kelas II : 8 orang, dan Kelas III : 7 orang. Permulaan kegiatan belajar

mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari 1974.Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai “Hari Kelahiran” Madrasah Pembangunan. Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Peserta didik angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. Sesuai dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madarasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini diantaranya adalah menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai „madrasah laboratorium’ Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai “Madrasah Pilot Proyek Percontohan” oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor : Kep/D/03/1978. Berdasarkan keputusan tersebut, kemudian diselelnggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Al-Qur’an Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai tahun 1985. Mulai tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Sayarif Hidayatullah Jakarta Nomor : 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dipindahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembangan sebagai “Madrasah Laboratorium” dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tahun pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka tingkat Aliyah.Peserta didik yang diterima pertama kali sebanyak 32 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. Setelah empat tahun berjalan, berkenanaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan (khususnya Madrasah Aliyah), pada tahun pelajaran 1995/1996 MA Pembangunan tidak menerima pendaftaran peserta didik baru lagi. Tahun 1996/1997, sebanyak 31 orang peserta didik terkahir lulus dari MA Pembangunan IAIN Jakarta.

Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak tahun 2002 Madarasah Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Tahun perlajaran 2006/2007 atas dorongan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat Aliyah. Jumlah peserta didik pertama yang diterima adalah

47 orang peserta didik terbagi menjadi 2 rombongan belajar. Setelah tiga tahun berjalan, akhir tahun 2009 Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta telah terakreditasi dengan hasil Grade A kategori “memuaskan”, sama

dengan perolehan akreditasi MI dan MTs.

Tahun 2008 Madrasah Ibitidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasinonal (MSN) di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta dengan SK Nomor : Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008 dan Madarah Aliayah telah diverifikasi MSN pada 25 Desember 2010. Tahun 2011 Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta kembali mengukuhkan status MSN melalui Surat Keputusan Nomor : Kw.09.4/1/HK.005/2293/2011. Dengan itu terpenuhinya standar nasional (MSN), maka langkah berikutnya adalah menuju Rintisan Madrasah Berstandar Internasional (RMBI).

Visi harus dikembangkan dengan memerhatikan kebutuhan dan harapan stakeholder potensial dan kegiatan utama lembaga. Sebagai

lembaga pendidikan, Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta merupakan lembaga yang harus memiliki nilai-nilai yang kuat dalam pengembangan karakter. Nilai-nilai tersebut merupakan sesuatu yang dijadikan bahan untuk membangun pilar-pilar unggulan dalam tatanan masyarakat. Menurut Muhaimin (2012:158) visi harus dirumuskan dalam kalimat yang mudah dipahami dan menunjukkan suatu keadaan sekolah/madrasah dalam jangka panjang (bisa berkisar 5-10) tahun. Keadaan tersebut dapat diwujudkan dalam ukuran yang kualitatif.

Lebih lanjut Abuddin Nata (2010 : 100) mengatakan bahwa visi dalam pendidikan islam tidak hanya sebatas menekankan pada transfer

knowledge saja, tetapi juga menekankan pada aspek jiwa, pembinaan

karakter, dan kepatuhan dalam menjalankan ibadah. Artinya ilmu yang diajarkan berupa pengetahuan yang terintegrasi ke dalam ikatan tauhid, yaitu suatu keyakinan bahwa ilmu-ilmu yang dihasilkan lewat penalaran manusia itu harus dilihat sebagai bukti kasih sayang Tuhan kepada manusia, dan harus diabdikan untuk beribadah kepada Tuhan melalui karya-karya manusia.

Dilihat dari arus perkembangan zaman sekarang ini, terlihat kemajuan teknologi tidak bisa diimbangi lagi dengan nilai-nilai aktualisasi akhlak/karakter. Dampak teknologi dan media sosial membuat banyak siswa lupa akan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai ketuhanan dan pancasila. Maka dari itu, setidaknya visi suatu lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi arus perkembangan zaman yang

sudah tidak wajar lagi. Terlebih lagi Negara Indonesia sebagai Negara yang berkembang, setidaknya visi harus disesuaikan sebagaimana perkembangan pendidikan di dunia. Buchri (1994:75) mengatakan visi pendidikan itu harus mencetak manusia kreatif dan produktif. Pendidikan yang menghasilkan manusia-manusia yang kreatif dan produktif membuat bangsa ini menjadi bangsa yang dikenal dunia. Ir. Habibie adalah salah satu nama yang mengaharumkan Indonesia di kanca dunia. Dengan inovasi kreatif habibie mampu menciptakan pesawat terbang dan merupakan orang pertama di Indonesia yang mampu menciptakan pesawat terbang.

Sejalan dengan visi-misi Madrasah Aliayah Pembangunan UIN Jakarta. Ridwan mengatakan bahwa “Madrasah Aliyah Pembangunan ingin mengembangkan tiga pilar unggulan menjadi cirri madrasah unggulan yakni bahasa, sains, dan ahklakul karimah” (wawancara dengan Wakamad 22 juni

2015)

Visi Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta adalah “Menjadi lembaga pendidikan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta perkembangan era global”.

Misi sekolah/madrasah dikembangakn dari kegiatan utama lembaga dengan memerhatikan visi yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya

stakeholder potensial lembaga, maka hal penting lainnya yang juga harus

ditetapkan oleh lembaga adalah kegitan utama lembaga. Misi harus merupakan nilai-nilai penting yang harus dilakukan oleh madrasah dalam upaya untuk mencapai visi. Akan lebih mudah jika misi Madrasah Aliyah Pembungunan UIN Jakarta tersebut dikembangkan dari kegiatan utama lembaga. Untuk itu, misi Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta harus terhubung dengan visi.(Muhaimin, 2012:167)

1. Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif.

2. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan sehat.

3. Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia.

4. Melakukan pembinaan tenaga pendidik sebagai tenaga professional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar, kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia.

5. Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadaian yang Islami.

Tujuan

1. Terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah yang akan memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif;

2. Terwujudnya peserta didik yang memiliki keseimbangan antara kekuatan jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian social;

3. Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan keislaman, sains, dan teknologi serta apresiatif terhadap kecendrungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan kemampuan potensi anak;

4. Tersedianya pendidik sebagai tenaga professional yang menguasai bidang keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan komprehensif serta memiliki kemampuan untuk mengajarkannya (teaching skill),

berkepribadian pedagogis dan berakhlak mulia;

5. Tersedianya tenaga kependidikan profesional yang dalam melaksanakan tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etos kerja, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia; 6. Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat

memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat belajar seluas-luasnya, sehingga Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran;

7. Terwujudnya peserta didik yang mandiri yang mampu melakukan team

work melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.

B. Telaah Kurikulum di Madarasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta