• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan terkait dengan penelitian tesis ini. Penelitian mengenai hidden curriculum dalam

pembentukan karakter yang berorientasi kepada akhlak memang bukanlah penelitian yang baru untuk diteliti, banyak sudah peneliti yang melakukan kajian-kajian terhadap permasalahan pendidikan karakter, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Tesis Haseb Perlia (2013) yang berjudul “Disipilin Pengembangan

Pendidikan Karakter, (Studi Kasus SMP IT Raudhatul Ulum Sakatiga)”.

Tesis ini menyimpulkan bahwa penerapan disipilin dapat mengembangkan pendidikan karakter. Hal ini dapat dilihat dari terbentuknya sikap-sikap disiplin siswa yang tinggi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada, baik peraturan yang

disampaikan secara tertulis ataupun peraturan yang disampaikan secara lisan. Proses disipilin diterapkan melalui penegakan aturan, pemberian reward dan

punishment, serta adanya konsistens. Adapun yang dilakukan guru dan pihak

sekolah sekolah dalam menerapkan disiplin sekolah adalah dengan mensosialisasikan konsep disipilin, memberikan pengajaran dan pembiasaan mengenai disiplin, keteladanan/uswatun hasana oleh guru kepada siswa,

adanya pengarahan dan perhatian dalam penerapan disiplin, pemberian

reward dan punishment,serta mengadakan evaluasi.

Tesis Hamzah (2013), yang berjudul “Pendidikan Karakter Berbasis

Agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri Ketapang Kalimantan Barat” yang menyimpulkan bahwa dengan mengembangkan kurikulum PAI dapat mengapresiasi potensi-potensi siswa serta perkembangan era globalisasi dan perkembangan zaman, yang berdasarkan ajaran agama Islam yang menjadi cirri khas berkepribadian bangsa Indonesia. Dengan memperbanyak pendidikan karakter peserta didik dalam berbagai kegiatan sekolah/madrasah diantaranya yang bersifat kokorikuler dan ekstrakurikuler yang dapat menunjang secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap tumbuh dan berkembangnya sikap-sikap positif dalam diri peserta didik, baik itu berupa kegiatan di bidnag akademik, di bidang oleharaga, maupun di bidang seni.

Tesis Juhadi (2013) yang berjudul “Model Pendidikan Karakter (di

SMP Islam Serba Bakti Suryalaya Sebuah Studi Pengembangan Kurikulum

Berwawasan Sufistik)”. Kesimpulan penilitian ini adalah pengembangan kurikulum berbasis karakter untuk mata pelajaran PAI semestinya diarahkan pada pendekatan tasawuf, karena problem belum suksesnya PAI dalam ikut serta menangani kasus-kasus kenakalan remaja pelajar diantaranya disebabkan mata pelajaran PAI hanya dipelajari dari aspek kognitf saja dan belum menyentuh aspek afektif dan psikomotornya , sehingga materi-materi PAI tidak sampai pada hati peserta didik. Juhadi mengatakan tindakan SMP Islam Serba Bakti Suralaya melakukan pengembangan kurikulum PAI yang berwawasan pada karakter sufistik dengan pengalaman ajaran al-Tariqah wa

al-Naqsabandiyah adalah merupakan langkah yang tepat ketika pemerintah

sedang menggalakkan pendidikan karakter bangsa untuk mengobati rusaknya moralitas bangsa. Dalam tesis yang berhalaman 153 halaman ini mengatakan bahwa materi PAI hanya bersifat kognitif saja namun penulis tidak menemukan bukti yang real dalam kajian initentang aspek kognitif PAI yang monoton. Bahkan kurikulum PAI yang masih memakai KTSP belum bisa mengobati kenakalan remaja bangsa ini. Penulis juga tidak menemukan perbandingan antara kurikulum KTSP dengan kurikulum muatan lokal berwawasan sufistik yang digunakan di SMP SMP Islam Serba Bakti Suralaya. Seharusnya peneliti harus menunjukkan kelemahan kurikulum PAI berbasis KTSP sehingga kurikulum ini harus di perbaharui dengan kurikulum muatan lokal yang baru.

Tesis Hairani (2012) yang berjudul “Integrasi Nilai Multikultural

Dalam Kurikulum PAI”, kesimpulan dalam tesis ini menjelaskan bahwa bahwa nilai-nilai multikultural dalam kurikulum diintegrasikan secara tekstual dan konteksutual. Pengintegrasian secara tekstual dengan cara mengintegrasikan nilai multicultural dalam program pengajaran. Sedangkan integrasi nilai multicultural secara kontekstual, dilakukan dengan cara mengintegrasikan dalam manajemen sekolah, untuk itu pembinaan nilai multicultural dapat dilaksanakan melalui pelbagai komponen dalam manajemen sekolah itu sendiri.

Tesis Rahmawati (2008), yang berjudul “Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Telaah Atas Desain Kurikulum Integrasi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model

Jakarta”., kesimpulan dalam tesis ini menjelaskan bahwa MAN 4 Model Jakarta telah mengambil kebijakan di bidang kurikulum pendidikan agama islam, yaitu dengan mengintegrasikan tiga mata pelajaran agama Islam (Al- Qur’an Hadits, Akidah Akhlak dan Fiqih) menjadi mata pelajaran Studi al- Qur’an. Kurikulum integrasi bidang studi pendidikan agama Islam adalah sebuah kurikulum baru yang dikembangkan sendiri oleh MAN 4 Model Jakarta atas diberlakukannya otonomi pendidikan.

Tesis Shofa, Nuuriya (2011) yang berjudul “Model penerapan hidden curriculum pada pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah al-Irsyad

Gajah Demak tahun ajaran 2008/2009”. Hasil penelitian di harapkan mampu

mengungkap bagaimana Model pengembangan Hidden Curriculum pada

pembelajaran akidah akhlak, dan bagaimana pelaksanaan Hidden Curriculum

pada Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Al-Irsyad Gajah Demak Tahun Ajaran 2008/2009.

Tesis Caswita. (2013) yang berjudul “The Hidden Curriculum : Studi

Pembelajaran PAI di Sekolah”. Hasil penelitian ini adalah bahwa untuk mewujudkan pendidikan agama Islam yang lebih aplikatif dalam rangka menanamkan nilai-nilai agama Islam pada diri anak, maka pembelajaran pendidikan agama Islam tidak boleh hanya terfokus pada kurikulum tertulis. Dalam melaksanakan pembelajaran agama Islam perlu dikembangkan kurikulum di luar kurikulum resmi yang disebut dengan hidden curriculum.

Jurnal Khairunnisa (2009) yang berjudul “Hidden Curriculum :

Upaya Peningkatan Kecerdasan Spritual Siswa”. Hasil penelitian ini adalah bahwa hidden curriculum mampu memberikan pengaruh dalam perubahan

nilai, persepsi, dan perilaku siswa. Banyak hal yang menjadi bagian dari

hidden curriculum antara lain yang dapat dilakukan antara lain, shalat zuhur

jamaah dan pembinaan spiritual yang bertujuan melakukan pembinaan terhadap siswa secara lebih personal dalam upaya membantu siswa memahami pelajaran agama dan mengamalkan ahklak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Jurnal Zuhal Cubukcu (2012) yang berjudul “The Effect of Hidden

Hasil penelitian ini mengatakan bahwa Unsur-unsur dari kurikulum tersembunyi yang dimiliki di sekolah adalah nilai-nilai, keyakinan, sikap, dan norma dan nilai yang merupakan bagian penting dari fungsi sekolah, upacara dan kualitas komunikasi interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kegiatan yang mendukung dan pandangan dari siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan pemikiran mengungkapkan pentingnya kurikulum tersembunyi di mendapatkan vales dalam pendidikan karakter di sekolah dasar. Kegiatan mendukung kurikulum tersembunyi seperti kegiatan sosial dan budaya, kegiatan waktu luang dan kegiatan sportif, perayaan hari-hari khusus dan minggu, karya klub sosial dapat dianggap sebagai nilai yang kuat alat mendapatkan untuk siswa sekolah dasar untuk memahami, menginternalisasi dan melakukan nilai-nilai.

Jurnal Mediha Sari, Ahmet Doganay (2009) yang berjudul “Hidden Curriculum on Gaining the Value of Respect for Human Dignity: A

Qualitative Study in Two Elementary Schools in Adana’. Penelitian ini

bertujuan untuk menyelidiki fungsi kurikulum tersembunyi dalam menghormati martabat manusia yang merupakan salah satu nilai dasar demokrasi secara rinci di dua sekolah dasar dengan kehidupan sekolah berkualitas rendah dan tinggi di Adana-Turki. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki fungsi kurikulum tersembunyi dalam menghormati martabat manusia yang merupakan salah satu nilai dasar demokrasi secara rinci di dua sekolah dasar dengan kehidupan sekolah berkualitas rendah dan tinggi di Adana-Turki. kurikulum tersembunyi di sekolah dengan kualitas hidup yang rendah memiliki fitur yang lebih pantas untuk menghormati martabat manusia. Dan juga, siswa di sekolah ini menunjukkan misbehaviors lebih sering mengenai menghormati martabat manusia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semua sisi dari kurikulum tersembunyi memiliki hubungan timbal balik satu sama lain, bahwa siswa menunjukkan perilaku sejajar dengan lingkungan sekolah dan bahwa lebih banyak siswa menunjukkan misbehaviors, yang lebih banyak guru menunjukkan respon antidemokrasi. Artinya hidden curriculum dapat berdampak negativ dari perilaku peserta

didik sehingga guru memberikan respon yang kurang baik.

Dari beberapa penelitian terdahulu di atas, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian di atas mengungkap bagaimana proses pembentukan karakter melalui beberapa konsep diantaranya pembentukan karakter melalui konsep disipilin, pengembangan kurikulum berwawasan sufistik, mengembangkan kurikulum PAI. Banyak konsep yang dapat menjadikan peserta didik berkarakter. Maka dari itu, peneliti mengambil sebuah konsep hidden curriculum yang dapat membentuk