• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Hidden Curriculum dalam Pembelajaran Karakter

Hidden curriculum merupakan perkembangan nilai-nilai, norma dan

kebiasaan yang disampaikan melalui interkasi. Dalam pendidikan formal

hidden curriculum bisa terjadi dimana saja, baik dalam lingkungan sekolah

maupun di luar lingkungan sekolah. Keberadaan hidden curriculum tidak

terlihat dalam kurikulum formal. Namun, dapat dirasakan dampaknya terhadap perkembangan karakter siswa. Hidden curriculum tentunya sebagai

pelengkap dan pendukung dari kurikulum yang tertulis baik kurikulum aktual maupun kurikulum ideal. Dapat disimpulkan bahwa hidden curriculum dan

kurikulum formal saling melngkapi dalam pengembangan perilaku atau karakter siswa. Hasil dari hidden curriculum ini bisa berbentuk prestasi

dalam pembelajaran maupun perilaku karakter yang baik bagi siswa.

Melihat pembelajaran karakter di sekolah/madrasah pada hakikatnya melihat bagaimana peserta didik dapat memaknai pembelajaran yang sudah diajarkan. Ketika proses pembelajaran berlangsung maka siswa akan mengalami stimulus dari materi-materi yang diajarkan. Materi yang disampaikan oleh guru hendaknya dapat merangsang beberapa aspek yang dimiliki oleh siswa. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik memiliki dampak yang terjadi dari proses pembelajaran. Setidaknya siswa mengalami perubahan terhadap perilakunya.

Dalam proses pembelajaran yang membentuk karakter guru sering kali hanya terpaut pada kurikulum aktual artinya guru hanya terfokus pada RPP (rencana perangkat pembelajaran). Sebenarnya guru bisa memanfaatkan kurikulum tersembunyi atau hidden curriculum dalam proses pembelajaran.

Fungsi hidden curriculum sendiri adalah membantu guru dalam menjelaskan

materi pelajaran. Misalkan, guru sedang membahas materi tentang kebersihan. Untuk memulai pembahasan guru bisa saja menyuruh siswa untuk membersihkan sampah yang ada dalam ruangan kelas tersebut. Namun, guru haruslah mencontoh terlebih dahulu membuang sampah yang ada di depannya. Dengan begitu, peserta didik akan paham apa yang ingin disampaikan oleh guru yakni tentang kebersihan.

Hidayat (2011:82) menjelaskan ada beberapa fungsi hidden

curriculum dalam pendidikan. Pertama, hidden curriculum memberikan

pemahaman mendalam tentang kepribadian, norma, nilai, keyakinan, yang tidak dijelaskan secara menyeluruh dalam kurikulum formal. Kedua, hidden

curriculum memiliki fungsi untuk memberikan kecakapan, keterampilan

di kemudian hari. Ketiga, hidden curriculum dapat menciptakan masyarakat

yang lebih demokratis. Keempat, hidden curriculum juga dapat menjadi

mekanisme dan kontrol sosial yang efektif terhadap perilaku murid maupun perilaku guru. Kelima, hidden curriculum menjadi berbagai sumber yang

dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam belajar.

Lebih lanjut Vallance dalam Sofan Amri (2010:71) menjelaskan bahwa fungsi dari kurikulum tersembunyi memiliki beberapa aspek yaitu, penanaman nilai, sosialisasi politis, pelatihan dan kepatuhan, pengekalan struktur kelas tradisional-fungsi yang mempunyai karakteristik secara umum seperti kontrol sosial. Kurikulum tersembunyi dapat juga disosialisasikan dengan penguatan ketidaksetaraan sosial, seperti siswa yang memiliki uang saku lebih dengan yang sedikit. Taraf pekerjaan dan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan yang diterapkan pada siswa jadi berbeda-beda berdasarkan status sosialnya.

Fungsi hidden curriculum di atas mengarahkan peserta didik terhadap

kontrol sosial dimana peserta didik bersosialisasi dengan lingkungannya. Sosialisasi yang terjalin haruslah menjadi sebuah komunikasi yang berasaskan tentang norma-norma, nilai-nilai, dan keyakinan dalam diri siswa untuk hidup menjalani rutinitas kehidupannya. Terkadang siswa dalam menjalani hidupnya selalu melupakan norma-norma yang ada dalam tatanan lingkungannya, misalkan, berkata tidak sopan dengan orang yang lebih tua, memaki-maki teman sebaya, dan mencuri. Untuk itu, hidden curriculum

harus mampu menjembatani semua perilaku siswa dalam kesehariaanya. Menurut Vallance dalam studi Barani (2011:1658) menjelasakan fungsi kurikulum tersembunyi mencakup "penanaman nilai-nilai, sosialisasi politik, pelatihan ketaatan dan kepatuhan, pelestarian kelas struktur-fungsi tradisional yang dapat dicirikan secara umum sebagai kontrol sosial. Kurikulum tersembunyi juga dapat dikaitkan dengan penguatan sosial ketidaksetaraan, yang dibuktikan dengan pengembangan hubungan yang berbeda untuk modal berdasarkan jenis pekerjaan dan Kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang ditugaskan kepada siswa bervariasi berdasarkan kelas sosial.

Guru tidak membandingkan siswa yang memiliki kelas sosial tinggi dengan kelas sosial rendah. Di mata seorang guru siswa adalah seorang anak yang akan diajarkan berbagai hal baik ilmu pengetahuan yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam studinya Ulfatin (2002:7) menjelaskan Ketika seorang guru mengajar pelajaran kepada peserta didik

sebagaimana kurikulum formal maka guru akan merasakan dampak langsung dari pengajaran tersebut atau yang disebut dengan instructional effect.

Namun dapat dirasakan oleh guru juga ada dampak pengiring atau yang dapat disebut dengan nurturant effect. Nurturant effect atau pola mengasuh guru

yang tidak dirancang secara resmi dan terprogram, namun keberadaannya sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pendidikan siswa, misalnya kedisiplinan, cara berpikir kreativitas kejujuran dan sebagainya.

Menurut Noor (2013:31) ada dua fungsi hidden curriculum dalam

pembelajaran karakter. Pertama, hidden curriculum adalah alat dan metode

untuk menambah khazanah pengetahuan anak didik di luar materi silabus. Misalnya, budi pekerti, sopan santun, menciptakan dan menimbulkan sikap apresiatif terhadap kehidupan lingkungan. Kedua, hidden curriculum

berfungsi sebagai pencairan suasana, menciptakan minat, dan penghargaan terhadap guru. Guru yang disukai murid merupakan modal awal bagi lancarnya belajar-mengajar dan merangsang minat baca anak didik.

Vallance (1973:6) menjelaskan ada tiga dimensi secara fisik hidden

curriculum yang telah berkembang lebih besar, (1) hidden curriculum dapat

merujuk pada konteks dari sekolah, termasuk unit mahasiswa interaksi guru kelas, struktur, seluruh organisasi dari pola pendidikan pendirian sebagai sebuah mikrokosmos dari sistem nilai sosial.(2) dapat menanggung hidden

curriculum pada sejumlah proses dalam operasi atau melalui sekolah,

termasuk nilai akuisisi, sosialisasi, pemeliharaan struktur kelas. (3) hidden

curriculum dapat merangkul perbedaan derajat intentionalitas, dan kedalaman

dari "hiddenness" yang dianggap oleh investigator, mulai dari insidental dan sangat tidak diharapkan oleh-produk sedang mengupas kurikulum untuk hasil lebih telah tertanam dalam sejarah fungsi sosial pendidikan.

Pada dasarnya inti dari hidden curriculum sendiri adalah interkasi

yang terjalin antara peserta didik dengan warga sekolah (guru, kepala sekolah, teman, staf dan karyawan sekolah). Interaksi yang terjalin akan menghasilkan sebuah nilai. Bukan hanya sebuah nilai, hidden curriuculum

juga dapat mengintegrasikan beberapa macam perilaku yang dapat mengarah kepada budaya pada sistem tatanan sekolah/madrasah.