DAFTAR LAMPIRAN
3) Estimasi Discount rate
5.6 Analisis Status Keberlanjutan Perikanan Tangkap Di Pesisir Kota Ambon
5.6.4 Dimensi Teknolog
Perkembangan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap khususnya ikan pelagis kecil semakin dihiasi dengan persaingan dalam memaksimalkan produksi. Salah satu cara yang harus dilakukan oleh nelayan agar mampu bertahan dalam persaingan ini adalah penguasaan teknologi. Akses pemanfaatan teknologi yang terbatas serta keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam penggunaan teknologi ini menjadi salah satu kendala dan pemicu adanya eksploitasi sumberdaya yang merusak potensi lestari dan berdampak negatif bagi lingkungan. Salah satu tujuan pengembangan teknologi serta penguasaannya adalah untuk
114
meningkatkan produktivitas penangkapan guna memenuhi permintaan konsumsi yang terus meningkat baik kebutuhan pasar lokal maupun internasional. Persaingan yang terjadi biasanya ditandai dengan penggunaan alat tangkap yang produktif namun kurang ramah lingkungan bahkan bersifat destruktif, dan selebihnya bisa menimbulkan konflik antar nelayan apabila hal ini dilakukan di wilayah penangkapan yang sama.
Di Kota Ambon para nelayan sudah cukup menguasai teknologi penangkapan yang baru, hal ini dikarenakan lebihnya frekuensi penyuluhan dan pelatihan untuk masyarakat nelayan terutama pada saat diberikannya bantuan berupa alat tangkap kepada masyarakat nelayan
Kajian dimensi teknologi ini sangat penting karena penerapan teknologi menggambarkan tingkat kemampuan masyarakat nelayan menguasai teknologi. Selain itu, pengaplikasian teknologi yang tepat guna, dapat memberikan dampak secara langsung terhadap kondisi ekonomi, sosial masyarakat, serta kondisi ekologi sumberdaya laut yang dimanfaatkan. Kajian dimensi teknologi terbagi atas beberapa atribut, yaitu pilihan terhadap tempat pendaratan ikan, lama trip penangkapan ikan, jenis alat tangkap, penanganan di kapal sebelum didaratkan, ukuran kapal penangkapan ikan, penanganan pascapanen, penggunaan alat bantu perikanan yang destruktif, perubahan daya tangkap yang bergantung pada kemampuan menangkap ikan yaitu dilihat dari banyaknya pertambahan kapal atau jumlah trip dalam periode waktu tertentu.
Pilihan terhadap tempat pendaratan ikan
Tempat pendaratan ikan merupakan salah satu faktor yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat pesisir, khususnya nelayan dan jibu-jibu. Semakin jauh jarak tempat pendaratan ikan dengan pasar tempat ikan dipasarkan akan mengakibatkan bertambahnya biaya operasional dan mengurangi pendapatan yang diperoleh nelayan. Hal ini pun terjadi di Kota Ambon, khusus untuk nelayan purse seine setelah mendaratkan ikan di pesisir pantai para jibu-jibu telah bersiap-siap untuk melanjutkan rantai pemasaran hingga tiba di pasar ikan untuk dikonsumsi oleh masyarakat Kota Ambon. Hal ini terjadi karena jarak area penangkapan ikan dengan tempat pendaratan ikan sangat jauh sehingga pesisir pantai terdekat dijadikan tempat pendaratan ikan.
115 Skor yang diberikan untuk atribut ini adalah 0 yang berarti pilihan terhadap tempat pendaratan ikan tersebar karena area penangkapan ikan jauh dari tempat pendaratan ikan yang telah disediakan.
Atribut lama trip penangkapan ikan
Lama trip penangkapan ikan menentukan besarnya biaya operasional yang dikeluarkan oleh pemilik purse seine dan juga berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh. Sebagian besar purse seine di Pesisir Kota Ambon memiliki lama trip penangkapan kurang dari 1 hari atau kurang lebih 6-8 jam dengan perjalanan pergi pulang. Penilaian yang diberikan untuk atribut ini adalah 0 yang berarti lama trip penangkapan ikan pelagis kecil dengan menggunakan purse seine adalah kurang dari 1 hari.
Atribut jenis alat tangkap
Jenis alat tangkap purse seine terbagi dua, yaitu berdasarkan teknik operasi dan berdasarkan jumlah kapal. Purse seine adalah alat tangkap yang mengurung gerombolan kemudian tali kerut (purse line) ditarik hingga jaring membentuk kantong yang besar. Kemudian ikan dipindahkan ke kapal menggunakan alat bantu serok. Penilaian yang diberikan terhadap atribut ini adalah 2 yaitu jenis dan sifat alat tangkap mayoritas aktif.
Penanganan di kapal sebelum didaratkan
Penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine dapat menyebabkan kemunduran mutu pada ikan, karena perlawanan ikan pada saat telah tersengat dengan jaring, apalagi bila ditambah dengan Jarak tempat pendaratan ikan dengan lokasi penangkapan ikan. Di Kota Ambon jarak yang kurang dari 3 jam antara tempat pendaratan ikan dan lokasi penangkapan ikan mengizinkan para nelayan untuk tidak melakukan tindakan apapun selama ikan di atas kapal sebelum didaratkan. Skor yang diberikan untuk atribut ini adalah 0 yang berarti tidak ada penanganan di atas kapal sebelum ikan didaratkan. Atribut ukuran kapal penangkapan ikan
Kapal perikanan adalah kapal, perahu atau alat apung lainnya yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, dan pelatihan atau eksplorasi perikanan. Kapal purse seine adalah kapal yang
116
secara khusus dirancang dan dibangun untuk digunakan menangkap ikan dengan alat tangkap jenis purse seine, dan sekaligus menampung, menyimpan dan mengangkut hasil tangkapannya. Ukuran kapal penangkapan ikan pelagis kecil (kapal purse seine) di Pesisir Kota Ambon, berukuran antara 18–25m. Skor yang diberikan untuk atribut ini adalah 2 yang berarti kapal purse seine yang dipakai untuk menangkap ikan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon berukuran lebih dari 10m (Gambar 28).
Gambar 28 Kapal purse seine di Pesisir Kota Ambon Atributpenanganan pascapanen
Sejatinya perikanan merupakan suatu sistem bisnis yang terdiri dari tiga subsistem utama, yakni produksi, penanganan dan pengolahan (handling and processing), serta pemasaran. Pada subsistem produksi, menghasilkan produk primer perikanan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu penangkapan dan budidaya. Sementara itu, tugas subsistem penanganan dan pengolahan (pasca panen) adalah untuk menjamin bahwa kualitas keamanan (safety), rasa (taste), bentuk sajian, serta kemasan (packaging) ikan dan produk perikanan memenuhi segenap persyaratan dan selera konsumen (pasar). Pada subsistem inilah, proses peningkatan nilai tambah terhadap ikan dan produk perikanan berlangsung. Subsistem pemasaran adalah bagaimana menjual hasil tangkapan yang segar atau belum diolah maupun yang sudah melalui proses pasca panen. Di Kota Ambon khusus untuk subsistem pascapanen memang cukup banyak rumah tangga perikanan yang melakukannya namun tidak langsung dilakukan oleh para nelayan purse seine. Jadi skor yang diberikan adalah 0 yang berarti
117 nelayan langsung menjual hasil tangkapan tanpa melalui penanganan pasca panen.
Atribut penggunaan alat bantu perikanan yang destruktif
Penggunaan alat tangkap yang tepat guna akan memberikan dampak yang baik terhadap sumberdaya. Ada alat tangkap yang efektif namun destruktif dan ada yang sebaliknya. Alat tangkap yang destruktif adalah alat tangkap yang bersifat merusak, memusnahkan atau menghancurkan. Purse seine adalah jaring yang terbentuk empat persegi panjang, dilengkapi tali kerut yang bercincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring sehingga membentuk kerut dan seperti mangkuk. Alat penangkapan ikan ini ditujukan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (ikan pelagis). Alat tangkap ini tergolong efektif terhadap target spesies dan kecenderungan tidak destruktif. Aktivitas penangkapan ikan pelagis kecil menggunakan purse seine di Pesisir Kota Ambon tidak melibatkan alat bantu lain yang bersifat destruktif. Skor yang diberikan untuk atribut ini adalah 0 yang berarti tidak ada penggunaan alat bantu perikanan yang bersifat destruktif.
Atribut perubahan daya tangkap (besaran kemampuan menangkap ikan dilihat dari banyaknya pertambahan kapal/jumlah trip dalam periode waktu tertentu) Pengalokasian sejumlah alat tangkap untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada dasarnya selalu dihadapkan pada keterbatasan (kendala) ketersediaan sumberdaya ikan di perairan.
Tabel 43 Jumlah alat tangkap purse seine di Pesisir Kota Ambon tahun 1999-2008
Tahun Jumlah Alat tangkap
1999 29 2000 18 2001 18 2002 20 2003 36 2004 36 2005 37 2006 42 2007 48 2008 48
118
Penambahan jumlah alat tangkap purse seine pada 10 tahun terakhir menunjukkan selisih yang cukup jauh, walaupun dari tahun ke tahun penambahannya hanya sedikit, namun tetap saja ada penambahan. Hal ini mengakibatkan besaran kemampuan menangkap ikan pelagis kecil atau perubahan daya tangkap cukup besar. Berdasarkan data maka skor yang diberikan adalah 2 yang berarti perubahan daya tangkap ikan di perairan Kota Ambon terjadi dengan cepat.
Nilai skor pada dimensi teknologi (Tabel 44) kemudian dianalisis menggunakan model MDS dan teknik Rapfish (Lampiran 18). Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai indeks keberlanjutan perikanan tangkap secara teknologi. Hasil analisis yang dilakukan dapat lebih dijelaskan pada Gambar 29. Hasil penilaian terhadap 8 atribut dimensi teknologi disajikan dalam Tabel 44. Tabel 44. Hasil penilaian atribut dalam dimensi teknologi.
No Atribut Pilihan Skor Baik (Good) Buruk (Bad) Nilai Skor Keterangan
1 Lama trip penangkapan 0;1;2;3;4 0 4 0 Nilai Modus 2 Jenis/sifat alat tangkap 0;1;2 2 0 2 Nilai Modus 3 Penggunaan alat bantu perikanan
yang destruktif 0;1;2 0 2 0 Nilai Modus
4 Ukuran kapal penangkapan 0;1;2 0 2 2 Nilai Modus 5 Penanganan di kapal sebelum
didaratkan 0;1 1 0 0 Nilai Modus
6 Pilihan terhadap tempat pendaratan
ikan 0;1 0 1 0 Nilai Modus
7 Penanganan pascapanen 0;1 1 0 0 Nilai Modus
8
Perubahan daya tangkap (besaran kemampuan menangkap ikan dilihat dari banyaknya pertambahan kapal/jumlah trip dalam periode waktu tertentu)
0;1;2 2 0 2 Data Statistik
Sumber: Hasil Analisis Data, 2013
Nilai stress yang diperoleh untuk dimensi teknologi adalah 14,23%. Menurut prosedur multidimensional scaling (MDS) diacu dalam Fauzi dan Anna (2004), jika nilai stress yang dilambangkan dengan S semakin rendah menunjukkan good fit, sementara nilai S yang tinggi menunjukkan sebaliknya. Nilai stress (S) sudah memenuhi kondisi fit (goodness of fit) karena S < 25%.
119
Gambar 29. Hasil analisis MDS dimensi teknologi sumberdaya ikan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon
Beberapa nilai statistik yang diperoleh dari MDS dalam Rapfish pada dimensi teknologi dapat dilihat pada Tabel 45.
Tabel 45. Nilai statistik yang diperoleh dari hasil analisis Rapfish pada dimensi teknologi
No Atribut Statistik Nilai Statistik Persentase (%)
1 Stress 0,1423 14,23
2 R2 0,9161 91,61
3 Jumlah Iterasi 2
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Nilai koefisien determinasi (selang kepercayaan) atau R2 sebesar 91,61% (Tabel 45). Hasil simulasi Monte Carlo untuk dimensi teknologi menunjukkan bahwa kegiatan perikanan tangkap ikan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon dengan alat tangkap purse seine tidak banyak mengalami gangguan (perturbation). Hal ini ditunjukkan oleh plot yang memusat atau kurang menyebar (Gambar 30).
Gambar 30. Kestabilan nilai ordinasi hasil Rapfish dengan Monte Carlo pada dimensi teknologi sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon.
120
Analisis sensitivitas pada dimensi teknologi dengan metode analisis leverage pada Rapfish dapat dilihat pada Gambar 31 sebagai berikut.
Gambar 31. Analisis distribusi sensitivitas atribut pada dimensi teknologi sumberdaya perikanan pelagis kecil di Pesisir Kota Ambon.
Analisis sensitivitas pada dimensi teknologi dengan metode analisis leverage pada Rapfish memperlihatkan bahwa Atribut Penanganan di kapal sebelum didaratkan, Ukuran kapal penangkapan, Penggunaan alat bantu yang destruktif dan Pilihan tempat pendaratan ikan merupakan atribut yang sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan perikanan purse seine di Pesisir Kota Ambon. Perubahan sedikit saja pada atribut ini akan berdampak besar terhadap status keberlanjutan pada dimensi teknologi. Hal ini dapat dilihat dari nilai root mean square change (Gambar 31), Nilai keempat atribut tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan atribut-atribut lainnya.