• Tidak ada hasil yang ditemukan

diReKTuR TeKnoLogi dan pengembangan

T Bagaimana kinerja

pengembangan jaringan pipa gas bumi selama 2014?

J PGN terus melakukan penambahan jaringan pipa gas bumi. Selama tahun 2014 telah dilakukan pembangunan jaringan pipa sepanjang 164 km, dari 5.997 kilometer tahun 2013 menjadi 6.161 km tahun 2014. Pembangunan tersebut ada yang berada di wilayah eksisting PGN dan ada juga pengembangan di daerah baru. Daerah baru yang dikembangkan selama tahun 2014 adalah distribusi Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa PGN tetap menjadi lokomotif utama dalam mengembangkan infrastruktur jaringan pipa gas bumi nasional.

t Bagaimana pengembangan

moda transportasi gas selain pipa seperti seperti lNG FsrU, mrU dan lainnya?

J Hingga saat ini, PGN telah berhasil membangun infrastruktur moda transportasi gas selain jaringan pipa. Salah satu yang menjadi tonggak strategis adalah pembangunan loating storage and regasiication unit (FSRU) di Lampung. LNG akan memainkan peran yang semakin penting, tidak hanya dalam pertumbuhan bisnis PGN, tetapi juga terkait dengan tatanan energi Indonesia secara keseluruhan.

Selain itu sampai tahun 2014, PGN melalui Anak Usahanya PT Gagas Energi Indonesia, telah berhasil mengoperasikan 3 Unit pengisian bahan bakar bergerak (MRU) yang ditempatkan di daerah Monas, Waduk Pluit dan di Cengkareng.

Selain MRU, kami juga membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Sampai saat ini ada 3 SPBG yang sudah beroperasi yaitu di Pondok Ungu, Jakarta, Bogor dan Surabaya. Hal ini membuktikan bahwa PGN memberi dukungan yang kuat untuk mendukung program pemerintah dalam konversi energi.

t Bagaimana rencana

pengembangan infrastruktur gas bumi tahun 2015 dan tahun selanjutnya?

J Tahun 2015 dan tahun tahun selanjutnya, kami tetap berkomitmen untuk melakukan pembangunan infrastruktur jaringan pipa gas bumi. Saat ini yang sedang dilakukan adalah pengembangan distribusi Semarang dan direncanakan beroperasi tahan 2015. Selain itu juga sedang dilakukan pembangunan tahap pertama dari jalur pipa transmisi Kalija yang menghubungkan lapangan Kepodang milik Petronas dengan pembangkit tenaga listrik PLN di Tambaklorok, Jawa Tengah.

Untuk mempercepat penetrasi pasar, kami juga menjajaki penggunaan moda diluar jalur pipa, misalnya compressed natural gas (CNG) dan unadsorbed natural gas (ANG) yang tidak memerlukan konektivitas pipa sampai dengan last mile. Saat ini CNG telah dipasok ke beberapa ratus pelanggan di cluster perumahan di Semarang.

Langkah strategis PGN untuk mencapai visi PGN adalah dengan pengembangan bisnis yang menyebar keseluruh potensi pasar gas bumi Indonesia serta menguasai rantai bisnis gas bumi dari hulu ke hilir. Penguasaan bisnis di hulu dibuktikan dengan penguasaan beberapa lapangan gas di Indonesia yang tersebar di Sumatera, Jawa dan Kalimantan serta di Amerika Serikat yaitu Fasken, Texas. Pada bisnis midstream, PGN terus mengembangkan jaringan pipa dengan terus meningkatkan kehandalan jaringan di sekitar wilayah eksisting serta memperluas cakupan jaringan dengan membangun infratruktur di wilayah baru. Selain itu untuk memperluas cakupan wilayah pelayanan, PGN juga telah melakukan pengembangan transportasi gas dengan berbagai moda yaitu CNG dan LNG. Dalam rangka menjamin kehandalan pasokan gas, PGN berencana membangun LNG Land Based Terminal di Pulau Jawa. Potensi bisnis Pembangkit Listrik dan kawasan industri terpadu juga dimanfaatkan PGN untuk memberi nilai tambah dalam pemanfaatan gas bumi. Investasi pengembangan usaha yang direncanakan tersebut diyakini akan berjalan baik dengan kondisi keuangan perusahaan yang sangat baik.

Terminal penerima Lng Lampung

Pada tahun 2014 PGN telah menyelesaikan konstruksi FSRU (Floating Storage and Regasiication Terminal) di Lampung. Sejak November 2014 FSRU Lampung telah memulai komersialisasi dan menyalurkan gas hasil regasiikasi ke PLN. Dengan beroperasinya FSRU Lampung ini diharapkan dapat menjawab tantangan perusahaan dalam memenuhi deisit energi gas bumi di Indonesia terutama di Pulau Jawa.

Lng Land base Receiving Terminal

PGN berencana untuk membangun infrastruktur LNG Land Base Receving Terminal sebagai bentuk aksi Perusahaan dalam menangkap peluang bisnis dalam pemanfaatan gas bumi di Indonesia. Potensi pertumbuhan pasar gas bumi di Pulau Jawa yang terus meningkat dalam jangka panjang meyakinkan Perusahaan dalam mengembangkan bisnis ini. Seiring dengan era Beyond Pipeline, LNG Land Base Receiving Terminal merupakan salah satu infrastruktur yang efektif dalam menyalurkan gas bumi dari pemasok yang tersebar dari berbagai sumber ke pelanggan.

penyertaan minoritas hulu

Untuk memperluas akses terhadap pasokan gas, PGN akan berpartisipasi pada kepemilikan minoritas perusahaan-perusahaan yang bergerak di sisi hulu gas bumi. Selain itu, PGN juga akan melakukan penyertaan pada lapangan gas bumi yang telah berproduksi, lapangan yang telah mendapatkan persetujuan Plan of Development (POD) dari SKK Migas, dan lapangan yang memiliki cadangan tersisa (remaining reserves) berskala kecil sampai menengah.

Awal tahun 2014, PGN membeli sisa kepemilikan 75% Pangkah PSC dari Hess Indonesia Pangkah Ltd dan Hess Pangkah LLC. Kebijakan ini sesuai dengan rencana jangka panjang Entitas Anak, SEI untuk menjadi Operator E&P, dan memiliki portofolio yang seimbang untuk aset eksplorasi dan produksi. Selain itu, PGN melalui Anak Perusaahaan SEI, telah mengakusisi kepemilikan saham milik perusahaan energi Swift Energy Co. di Fasken Area, Amerika Serikat sebesar 36%.

127

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Laporan Tahunan 2014

Analisis dan

Pembahasan Manajemen

127

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Laporan Tahunan 2014

niaga gas

PGN sedang mengembangkan kegiatan usaha niaga gas sepanjang mata rantai gas bumi melalui kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta badan usaha niaga gas lainnya untuk mendukung penyediaan pasokan dan transportasi gas.

Melalui Anak Perusahaan GEI, Perusahaan mengembangkan distribusi dan pemanfaatan gas untuk transportasi, pembangkitan listrik, industri, komersial, pelanggan kecil dan rumah tangga. Pada tahun 2014, GEI telah menyalurkan gas ke IKPP, perusahaan pulp dan kertas di Pekanbaru.

Lng mini

PGN, melalui Anak Perusahaan PLI, sedang membangun terminal LNG skala kecil di wilayah lainnya yang tidak tercakup oleh jaringan pipa PGN untuk memenuhi permintaan gas di wilayah tersebut. PGN LNG telah melakukan studi kelayakan Mini LNG Gresik. PGN LNG telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk pendirian perusahaan patungan untuk proyek Mini LNG Gresik dan penyusunan non binding Heads of Agreement dengan produsen LNG Amerika Serikat sebagai salah satu alternatif penyedia LNG.

Compressed Natural Gas (CNG)

PGN sedang mengembangkan CNG dan

penyediaan peralatan untuk sektor transportasi untuk memenuhi permintaan gas industri dan BBG (Bahan Bakar Gas). Tahun 2014, GEI telah membangun 5 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan penyediaan 6 MRU baru di Jakarta, Bogor, Tangerang, Cilegon dan Surabaya . Dalam waktu dekat, GEI akan membangun 16 SPBG di Jakarta, Bogor, Sukabumi, Surabaya dan Perawang (Riau) dan penetrasi ke wilayah baru seperti Dumai dan Semarang.

Distribusi Gas Kota

PGN akan memperluas jaringan distribusi gas kota di wilayah eksisting yaitu Purwakarta-Subang dan Bogor-Ciawi-Sukabumi serta penetrasi ke wilayah baru seperti: Dumai dan Semarang untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik, industri kecil, komersial, transportasi, dan rumah tangga. Adanya permintaan gas yang cukup besar di daerah potensial tersebut meyakinkan PGN untuk melakukan perluasan jaringan distribusi di wilayah eksisting dan baru.

Pembangkit tenaga listrik

Guna meningkatkan pemanfaatan gas bumi, PGN akan mengembangkan usaha penyediaan tenaga listrik. GEI akan mengembangkan usaha pembangkit listrik dengan mulai menyalurkan listrik skala kecil (mikro turbin).

Rencana pengembangan bisnis ini seiring dengan rencana pemerintah yang akan membangun sejumlah pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt dalam jangka waktu lima tahun. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh GEI melalui kerjasama dengan beberapa partner.

Kawasan industri terpadu

Sektor Industri merupakan pelanggan terbesar kedua PGN setelah pembangkit tenaga listrik. Tingginya volume konsumsi sektor industri merupakan potensi untuk mengembangkan bisnis kawasan industri terpadu. Rencananya, kawasan industri secara terpadu ini akan diintegrasikan dengan berbagai fasilitas dan jaringan yang telah dimiliki PGN. Pendirian Anak Perusahaan Permata di tahun 2014 adalah langkah awal Perusahaan dalam mengembangkan bisnis di bidang manajemen aset dan servis.

stratEGi PEmasaraN

Pada tahun 2014, terdapat sejumlah strategi pemasaran/penjualan yang dilaksanakan oleh PGN untuk meningkatkan penjualan maupun untuk mempertahankan pasar eksisting. Strategi tersebut dijalankan sendiri oleh PGN maupun bersinergi dengan Entitas Anak.

a. Insentif bebas surcharge

Untuk menjaga keseimbangan pasokan dan penjualan, PGN menerapkan ketentuan surcharge kepada pelanggan untuk pemakaian gas di atas maksimum kontrak. Ketentuan surcharge diterapkan supaya setiap pelanggan menggunakan gas sesuai batas volume kontrak yang disepakati sehingga tekanan jaringan distribusi dapat terjaga dan supaya pelanggan yang lokasi pabriknya berada di ujung jaringan pipa distrbusi/jauh dari offtake station tetap dapat menggunakan gas sesuai kontrak. Pada tahun 2014, PGN memberikan insentif bebas surcharge kepada SBU/Area yang memiliki jumlah pasokan gas yang lebih besar dari permintaan gas yang terkontrak dengan pelanggan. Bebas surcharge juga diberikan pada saat low season, yaitu pada saat libur

massal hari raya Idul Fitri maupun akhir tahun.

b. Pengembangan CNG dan SPBG untuk sektor transportasi serta MRU

Untuk mempercepat proses pengembangan bisnis CNG dan SPBG untuk sektor transportasi, PGN juga melakukan sinergi dengan Entitas Anak, GEI, untuk mempercepat pembangunan dan kegiatan operasi dan pemeliharaan stasiun CNG dan SPBG untuk sektor transportasi. Sampai dengan Desember 2014, PGN grup telah membangun 5 SPBG baru untuk sektor transportasi dan 6 MRU baru untuk melayani konsumen di wilayah Jakarta, Tangerang, Cilegon, Surabaya dan sekitarnya. Pengoperasian SPBG untuk sektor transportasi dan MRU ini dapat membantu pemerintah untuk mempercepat konversi BBM ke BBG dan mengurangi subsidi BBM. Seluruh biaya investasi dan biaya operasi serta pemeliharaan didanai oleh PGN grup sehingga tidak membebani APBN.

c. Program PGN Sayang Ibu

Pada 25 Maret 2014, PGN meluncurkan program “PGN Sayang Ibu”. Program ini untuk mendorong percepatan penggunaan gas bumi di sektor Rumah Tangga. Program ini diluncurkan sebagai wujud dukungan PGN pada pemerintah dalam hal mengurangi subsidi bahan bakar Elpiji. Program PGN Sayang Ibu adalah program berkelanjutan dengan target pemasangan 1 juta Pelanggan Rumah Tangga baru.

Di lain pihak, Pemerintah Indonesia melalui Kementrian ESDM juga turut berupaya meningkatkan utilisasi gas untuk kebutuhan Rumah Tangga dengan pengembangan Jaringan Gas Kota (Jargas) untuk Rumah Tangga. Pada tahun 2014 terdapat potensi sambungan Jargas ± 13.000 Pelanggan di wilayah Jakarta, Tangerang, Bogor dan Cirebon. Dari jumlah tersebut pada tahun 2014 terdapat 2.292 Pelanggan Jargas yang telah dikelola oleh PGN di berbagai kota seperti Jakarta, Tangerang, Bogor dan Cirebon.

129

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Laporan Tahunan 2014

Analisis dan

Pembahasan Manajemen

129

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Laporan Tahunan 2014

Saat ini PGN sedang memproses pengelolaan Jargas di beberapa kota lainnya kepada Kementerian ESDM. PGN akan terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik dan kecepatan proses instalasi pada Pelanggan Jargas baru di tahun yang mendatang. d. Perluasan Layanan Pasar

Pada tahun 2014, seiring dengan rencana PGN untuk mengembangkan pasar baru, PGN melakukan kegiatan promosi melalui pemasangan billboard di Kota Lampung, Semarang, Dumai dan jalan tol

Jakarta-Cikampek. Kegiatan promosi tersebut di respons positif oleh para pelaku bisnis di kota-kota tersebut yang ditandai dengan permohonan berlangganan gas dan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PGN. asPEK PEmasaraN DaN PaNGsa Pasar PGN secara proaktif mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan. Langkah tersebut dilaksanakan melalui perumusan dan implementasi strategi pemasaran.

Selain pengembangan di wilayah eksisting, PGN berupaya memperluas area penjualan melalui pengembangan pasar baru. Pada tahun 2014 PGN berinisiatif untuk mengembangkan pasar gas baru di Lampung, Semarang dan Dumai.

Pengembangan pasar baru di Area Lampung dilakukan seiring beroperasinya FSRU Lampung untuk mengambil potensi pasar di sektor rumah tangga, transportasi, komersial, industri dan pembangkit listrik. Pasar baru di Area Lampung akan mengoptimalkan penyerapan gas dari Lapangan Corridor Block. Pada Juni 2014, PGN melakukan seremoni penandatanganan PJBG dengan 14 Pelanggan industri. Sampai dengan akhir 2014, pembangunan jaringan pipa distribusi di Lampung sepanjang 90 Km telah selesai dilakukan commissioning.

PGN juga telah berkomitmen untuk mengembangkan Area Semarang. Pada Maret 2014, proyek

Pembangunan Infrastruktur Gas Bumi Terintegrasi di Jawa Tengah diresmikan oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Proyek tersebut meliputi pipa transmisi Kepodang – Tambaklorok (Kalija I) sepanjang 207 Km yang menghubungkan Lapangan Gas Kepodang dengan PLTGU Tambak Lorok dan pipa Kalija II sepanjang 1.200 Km yang menghubungkan sumber gas di Kalimantan Timur ke Jawa. Pembangunan pipa distribusi pada tiga koridor yaitu Kendal – Semarang (48 km), Wilayah Ungaran (34 km) dan Pekalongan – Solo –Pati (235 km). Untuk proyek distribusi, pada tahun 2014 PGN telah selesai membangun pasar gas di Tambak Aji, Semarang dengan model cluster. Gas dipasok dari Area

Surabaya dengan memakai moda CNG dan dibawa ke cluster Tambak Aji dan disalurkan melalui Pressure Regulating System (PRS). Sejak November 2014, PGN telah mengalirkan gas ke pelanggan industri dan rumah tangga di cluster Tambak Aji, Semarang. Memiliki hubungan yang baik dan memahami insight pelanggan adalah salah satu kunci menjaga pangsa pasar dan eksistensi bisnis dalam jangka panjang. Oleh karena itu aspek kepuasan pelanggan sangat penting untuk dijaga. Manajemen PGN berkomitmen untuk menjaga kepuasan pelanggan dengan meningkatkan layanan pelanggan.

Program layanan pelanggan dilakukan diantaranya dengan melakukan kunjungan ke lapangan untuk mendengarkan keluhan dan saran pelanggan serta untuk menyampaikan informasi terkini mengenai kegiatan usaha gas bumi. PGN juga rutin menggelar kegiatan temu pelanggan yang dijalankan oleh semua SBU/Area.

Tingginya permintaan gas bumi menimbulkan persaingan dalam kegiatan usaha transmisi dan distribusi gas bumi. Namun, pasokan dan infrastruktur gas yang tersedia masih terbatas. Melalui berbagai strategi penjualan dan program layanan pelanggan dan berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang diolah internal, pada tahun 2014 PGN dapat menguasai sekitar 81% pangsa pasar distribusi serta 49% pangsa pasar transmisi gas di Indonesia (termasuk jalur pipa transmisi yang dioperasikan oleh Entitas Anak).

KEBiJaKaN PEmBaGiaN DiViDEN

Berdasarkan prospektus IPO disebutkan bahwa kebijakan pembagian dividen PGN adalah maksimal sebesar 50% dari laba bersih. Namun, dalam 2 tahun terakhir, rata-rata rasio pembagian dividen (dividend payout ratio) yang dibagikan kepada pemegang saham adalah diatas 50%. Pada tahun 2014, Pemegang saham melalui RUPS Tahunan Tahun Buku 2013 tanggal 27 Maret 2014 memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp5.100.024.084.438 (setara dengan USD445.884.253),- atau 51.81% dari laba bersih dengan dividen tunai Tahun Buku 2013 yang dibagikan adalah Rp210,40 per lembar saham. Kebijakan Pembagian Dividen selama 2 Tahun terakhir:

2014 2013* Dividen yang Dibagikan

( Dalam Juta Rp) 5.100.024 4.915.075

Dividen Per Lembar Saham (Rp) 210,40 202,77

*Disajikan kembali

ProGram KEPEmiliKaN saham olEh KarYaWaN DaN/ataU maNaJEmEN YaNG DilaKsaNaKaN PErUsahaaN (EsoP/msoP) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 3 Nopember 2003, sebagaimana tercantum dalam akta No. 5 dari Fathiah Helmi, S.H., pemegang saham menyetujui program kepemilikan saham oleh karyawan (ESA) dan program kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) dengan syarat dan ketentuan ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Berdasarkan hasil

keputusan RUPSLB tersebut, Perusahaan menetapkan 3 program untuk peserta ESA, sebagai berikut:

1. Memberikan peserta ESA saham secara cuma-cuma sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi kepada Perusahaan masing-masing sebesar rata-rata 2 kali jumlah penghasilan bulanan. Saham untuk program ini tidak dapat dijual dalam periode 1 tahun setelah tanggal pencatatan saham Perusahaan di Bursa Efek dan tidak dapat diambil secara tunai oleh peserta ESA.

2. Peserta ESA juga dapat membeli saham dengan pembayaran menggunakan bonus tahun 2003 dengan sebanyak-banyaknya 3 kali penghasilan bulanannya. Pembelian saham melalui cara ini memperoleh diskon sebesar 18% dari harga penawaran. Saham untuk program ini tidak dapat dijual dalam periode 1 tahun setelah tanggal pencatatan saham Perusahaan di Bursa Efek dan tidak dapat diambil secara tunai oleh peserta ESA. 3. Apabila peserta ESA bersedia menggunakan

haknya pada program 1 dan 2, maka peserta ESA diberi kesempatan untuk membeli saham secara tunai menggunakan dana sendiri dengan memperoleh diskon sebesar 18% dari harga penawaran. Saham untuk program ini tidak dapat dijual dalam periode 1 tahun setelah tanggal pencatatan saham Perusahaan di bursa efek dan tidak dapat diambil secara tunai oleh peserta ESA. Berdasarkan rapat Dewan Komisaris pada tanggal 17 November 2003, yang berhak mengikuti program MSOP adalah Direksi, Dewan Komisaris dan manajemen senior pada tingkatan tertentu. Dalam program ini, jumlah saham baru yang akan diterbitkan tidak melebihi 5% dari modal ditempatkan dan disetor dengan maksimum periode penerbitan saham selama 3 tahun dan dilaksanakan dalam 3 tahap dengan jangka waktu pelaksanaan program keseluruhan selama 5 tahun dengan perincian sebagai berikut:

131

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Laporan Tahunan 2014

Analisis dan

Pembahasan Manajemen

131

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Laporan Tahunan 2014

1. Tahap Pertama

Jumlah saham yang akan diterbitkan sebesar maksimum 50% x 5% x jumlah modal

ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan saham 110% dari harga penawaran umum perdana atau sebesar Rp1.650. Pemberian hak dilakukan pada tanggal 15 Desember 2003 dengan masa memperoleh hak kompensasi selama 1 tahun. Periode pelaksanaan selama 1 tahun dimulai sejak tanggal 15 Desember 2004. 2. Tahap Kedua

Jumlah saham yang akan diterbitkan

sebesar maksimum 25% x 5% x jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan saham yang akan ditentukan Dewan Komisaris dengan ketentuan harga minimal sebesar harga saham rata-rata selama 25 hari bursa sebelum pengumuman rapat umum pemegang saham yang bersangkutan. Pemberian hak dilakukan pada tanggal 15 Februari 2005 dengan masa memperoleh hak kompensasi selama 1 tahun. Periode

pelaksanaan selama 1 tahun dimulai sejak tanggal 15 Februari 2006.

3. Tahap Ketiga

Jumlah saham yang akan diterbitkan

sebesar maksimum 25% x 5% x jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan saham yang akan ditentukan komisaris dengan ketentuan harga minimal sebesar harga saham rata-rata selama 25 hari bursa sebelum pengumuman rapat umum pemegang saham yang bersangkutan. Pemberian hak dilakukan pada tanggal 15 Februari 2006 dengan masa memperoleh hak kompensasi selama 1 tahun. Periode

pelaksanaan selama 1 tahun dimulai sejak tanggal 15 Februari 2007.

Program MSOP tahap pertama sebanyak 108.024.675 lembar saham telah selesai dilaksanakan pada tahun 2005, tahap kedua sebanyak 53.930.825 lembar saham telah selesai dilaksanakan pada tahun 2007 dan tahap ketiga sebanyak 53.551.388 lembar saham telah selesai dilaksanakan pada tahun 2008.

Selama tahun 2014, tidak ada program kepemilikan saham ESOP/MSOP oleh karyawan yang dilaksanakan di PGN.

PENGGUNaaN DaNa hasil PENaWaraN UmUm Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Desember 2003. Penerimaan bersih hasil IPO yang diterima Perseroan sebesar Rp1.163,3 miliar telah digunakan seluruhnya untuk membiayai pembangunan proyek jaringan pipa transmisi gas bumi khususnya jalur Sumatera Selatan-Jawa Barat yang telah selesai pembangunannya bulan Agustus 2008.

iNVEstasi, EKsPaNsi, DiVEstasi, aKUisisi ataU rEstrUKtUrisasi UtaNG/moDal

Sepanjang tahun 2014, Perusahaan melakukan beberapa aktivitas strategis yang terkait investasi dan akuisisi.

1. Tujuan

Untuk mendapatkan manfaat dari peluang disepanjang rantai nilai bisnis gas bumi melalui aksi akuisisi di sektor hulu, midstream, hilir maupun operasi lainnya.

Pada segmen hulu, Perusahaan melakukan akuisisi beberapa aset hulu yang berada pada tahap pengembangan maupun produksi, antara lain:

• Pangkah PSC. Perusahaan melakukan akuisisi atas 75% kepemilikan blok minyak dan gas bumi di Pangkah PSC setelah Perusahaan melakukan akuisisi atas 25% kepemilikan atas blok tesebut di tahun 2013. Dengan demikian, saat ini Perusahaan telah memegang 100% kepemilikan atas blok tersebut. Saat ini, blok Pangkah telah memproduksi minyak, gas bumi, dan liquid petrol gas (LPG).

• Fasken. Perusahaan melakukan akuisisi atas 36% kepemilikan blok shale gas di Fasken area Eagle Ford shale properties, Texas, Amerika Serikat. Blok tersebut merupakan blok gas bumi non-konvensional yang saat ini berada pada tahap produksi.

• Muriah PSC. Perusahaan melakukan akuisisi atas 20% kepemilikan blok gas bumi di Muriah PSC. Saat ini blok tersebut berada pada tahap pengembangan.

• South East Sumatera (SES) PSC. Perusahaan melakukan akuisisi atas 8.91% kepemilikan blok minyak dan gas bumi di SES PSC. Blok tersebut saat ini berada pada tahap produksi. • Blok South Sesulu. SEI mengakui sisi 100%

kepemilikan blok eksplorasi South Sesulu dari Hess (Indonesia-South Sesulu) limited. • West Bangkanai PSC. SEI mengakuisisi

30% blok eksplorasi West Bangkanai dari Salamander Energy (West Bangkanai) limited Pada segmen midstream, Perusahaan

melakukan upgrading Stasiun Muara Bekasi dan penggantian meter untuk PLN Muara Tawar dari meter turbin ke Ultra Sonic Meter (USM) untuk meningkatkan kehandalan sistem pengukuran penyaluran gas. Pada segmen hilir, Perusahaan melakukan

penggantian dan penambahan panjang jaringan pipa distribusi dan fasilitasnya untuk mendukung kehandalan distribusi gas PGN ke pelanggan.

Untuk segmen operasional lainnya, terdiri dari Aset Dalam Pelaksanaan (ADP) di Project Management Ofice terkait dengan jaringan distribusi, aset dan fasilitas terkait FSRU Lampung dan ADP terkait proyek Kalija. 2. Nilai Investasi

Total nilai investasi dan akuisisi sebesar USD2,68 miliar yang terdiri dari USD1,50 miliar untuk segmen hulu; USD 23,14 juta untuk segmen midstream; USD 53,41 juta untuk segmen hilir dan USD 1,09 miliar untuk segmen operasi lainnya.