• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diskusi Kelompok (30 menit) 1 Fasilitator membentuk kelompok.

Dalam dokumen a2578618 4755 4061 915c 737d9cbc7457 (Halaman 176-180)

2. Fasilitator memberikan topik yang didiskusikan dalam kelompok.

3. Kelompok mendiskusikan topik yang diberikan. 4. Kelompok merekam hasil diskusi dalam kertas

plano.

Presentasi (50 menit)

1. Wakil Kelompok Presentasi

2. Anggota kelompok menambahkan (jika ada). 3. Kelompok presenter bertanya jawab dengan

negara maju. Good governance dijadikan aspek pertimbangan lembaga donor dalam memberikan pinjaman dan hibah.Good governance ini sudah memasuki ranah universitas dengan label good university governance dan ranah sekolah dengan label good school governance.

Good governance mengharuskan penggunaan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan kepemrintahan. Deklarasi Tokyo mengartikan akuntabilitas sebagai kewajiban- kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber- sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk menjawab hal-hal yang terkait

dengan pertanggungjawaban iskal, manajerial, dan

program. Akuntabilitas terkait dengan asesemen tentang standar pelaksanaan kegiatan.

Beberapa negara maju di Eropa seperti Jerman dan Inggris telah menerapkan konsep akuntabilitas hampir di setiap aspek kepemerintahan sejak tahun 1970-an. Inggris di era John Major dan Toni Blair memasyarakatkan akuntabilitas dengan menyusun

Output and Performance Analysis (OPA Guidance).

Pemerintah Inggris menetapkan gagasan tentang

Public Services for The Future: Modernisation, Reform, Accountability”, yang mengharuskan setiap keputusan tidak hanya berorientasi pada pengeluaran dan atau penyerapan dana,tetapi juga mengenai peningkatan jasa yang diberikan beserta dengan perbaikannya. Jerman menetapkan bahwa keterlibatan pusat (central involvement) dalam kegiatan setiap menteri dibatasi pada masalah kepegawaian, teknologi informasi dan

hal-hal keuangan. Dari pola pemerintahan ini, maka pemerintah sesuai dengan tingkatannya secara formal mempunyai akuntabilitas (public accountability) kepada parlemen di tiap tingkatan pemerintahan (federal, negara bagian, dan lokal).

2. MAKNA TRANSPARANSI DAN

AKUNTABILITAS

Transparansi atau keterbukaan berarti seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan dapat mengetahui mekanisme pengelolaan sumberdaya sekolah. Selanjutnya sekolah memperoleh kepercayaan dan dukungan dari pemangku kepentingan. Keterbukaan dapat dilakukan melalui penyebarluasan informasi di sekolah dan pemberian informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sumberdaya sekolah, untuk memperoleh

kepercayaan publik terhadap sekolah. Tumbuhnya kepercayaan publik merupakan langkah awal upaya sekolah dalam meningkatkan peran serta masyarakat terhadap sekolah (Kemendikbud, 2012).

Keterbukaan atau transparansi dalam pengelolan sekolah merupakan karakteristik sekolah yang menerapkan MPMBS. Keterbukan/transparansi ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, perencana dan pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang, dan sebagainya, yang selalu melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat kontrol.

Akuntabilitas secara hariah dalam bahasa inggris

biasa disebut dengan accoutability yang diartikan sebagai “yang dapat dipertanggungjawabkan”. Atau dalam kata sifat disebut sebagai accountable.

176

www.kinerja.or.id

LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI

Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah

Berorientasi Pelayanan Publik

Lalu apa bedanya dengan responsibility yang juga diartikan sebagai “tanggung jawab”. Pengertian accountability dan responsibility seringkali diartikan sama. Padahal maknanya jelas sangat berbeda. Beberapa ahli menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan birokrasi, responsibility merupakan otoritas yang diberikan atasan untuk melaksanakan suatu kebijakan. Sedangkan accountability merupakan kewajiban untuk menjelaskan bagaimana realisasi otoritas yang diperolehnya tersebut.

Berkaitan dengan istilah akuntabilitas, Sirajudin H Saleh dan Aslam Iqbal berpendapat bahwa akuntabilitas merupakan sisi-sisi sikap dan watak kehidupan manusia yang meliputi akuntabilitas internal dan eksternal seseorang. Dari sisi internal seseorang akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhan- nya. Sedangkan akuntabilitas eksternal seseorang adalah akuntabilitas orang tersebut kepada lingkungannya baik lingkungan formal (atasan- bawahan) maupun lingkungan masyarakat.

Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting

dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain

pengendalian tidak dapat berjalan eisien dan efektif

bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya.

Media akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat dalam rencana stratejik organisasi, rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan tetap berpegangan pada Rencana Jangka Panjang dan Menengah (RJPM) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Media akuntabilitas lain yang cukup efektif dapat berupa laporan tahunan tentang pencapaian tugas pokok dan fungsi dan target-target serta aspek penunjangnya seperti aspek keuangan, aspek sarana dan prasarana, aspek sumber daya manusia dan lain-lain.

Perkembangan penyelenggaraan negara di

Indonesia memperlihatkan upaya sungguh-sungguh untuk menghasilkan suatu pemerintahan yang berorientasi pada pemenuhan amanah dari seluruh masyarakat. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN menguraikan mengenai azas akuntabilitas dalam penyelenggaraan negara dan pengelolaan pemerintahan. Hal ini mengisyaratkan bahwa untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang responsif, bebas KKN serta berkinerja, kondisi

akuntabilitas merupakan 'sufficient condition' atau

kondisi yang harus ada.

Akuntabilitas menekankan pada

pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan di sekolah, utamanya pencapaian sasaran

peningkatan mutu sekolah. Sekolah dalam mengelola sumberdaya berdasar pada peraturan

perundangan dan dapat mempertangungjawabkan kepada pemerintah, seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan lainnya.

Pertanggungjawaban meliputi implementasi proses dan komponen manajemen sekolah.

Pertanggungjawaban dapat dilakukan secara tertulis disertai bukti-bukti administratif yang syah,

menunjukkan bukti isik (seperti bangunan gedung,

bangku, dan alat-alat laboratorium), atau lisan misalnya rapat dengan mengundang pemangku kepentingan.

3. JENIS-JENIS AKUNTABILITAS

SEKOLAH

Jenis-jenis akuntabilitas di sekolah terdiri atas sebagai berikut:

1. Akuntabilitas akademik yang ditunjukkan dengan:

a. Prestasi akademik tinggi b. Tingkat Kelulusan Tinggi

c. Punya kejuaraan di berbagai bidang akademik

d. Kejuaraan lomba mata pelajaran e. Kejuaraan olimpiade

f. Lulusannya terserap di lembaga pendidikan lanjutan dengan kategori baik.

2. Akuntabilitas non akademik, yang ditunjukkan dengan:

a.

Mengakomodasi keragaman potensi non akademik peserta didiknya.

b.

Ada pengembangan potensi non akademik secara optimal.

c.

Punya kejuaraan non akademik di berbagai bidang.

d.

Punya kejuaraan non akademik banyak

di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional.

3. Akuntabilitas moral, yang ditunjukkan dengan: a. Adanya moral meaning, moral feeling, dan

action di sekolah.

b. Mengaitkan manajemen dengan fungsi normatif pendidikan, sebagai wahana untuk membangun moral anak didik di masa kini dan masa depan.

c. Bertanggungjawab untuk tetap memelihara moralitas masyarakat melalui strategic group

di lembaga pendidikan.

4. Akuntabilitas hukum, yang berarti: .

a. Kinerja pendidikan tidak keluar dari koridor hukum.

b. Kinerja pendidikan menjadi contoh/teladan terkait penaatan terhadap hukum.

c. Kinerja pendidikan tidak menimbulkan masalah dari segi hukum.

5. Akuntabilitas politik, yang berarti:

a. Apa yang diperbuat oleh pimpinan lembaga pendidikan bisa diterima oleh stakeholders- nya (institusi yang menaungi, orangtua, masyarakat dan warga sekolah).

b. Apa yang diperbuat oleh pimpinan lembaga pendidikan menimbulkan satisfaction oleh

178

www.kinerja.or.id

LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI

Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah

Berorientasi Pelayanan Publik

stakeholders-nya (institusi yang menaungi, orangtua, masyarakat dan warga sekolah).

6. Akuntabilitas administratif, yang berarti: a. Kinerja lembaga pendidikan dapat

dipertanggungjawabkan secara administratif kepada stakeholders-nya.

b. Pertangungjawabannya dalam bentuk laporan yang mudah dipahami dan sesuai dengan pedoman yang ditentukan.

7. Akuntabilitas ekonomik yang berarti: a. Lembaga pendidikan mempunyai

prospectus pertumbuhan dan kualitas. b. Kelembagaan pendidikan mempunyai

pertumbuhan: ada peningkatan aset: lahan, peserta didik, sumber daya, dan sumber dana. c. Kelembagaan pendidikan mempunyai

peningkatan kualitas: secara horisontal dan vertikal.

4. CONTOH PENERAPAN

TRANSPARANSI DAN

AKUNTABILITAS DI SEKOLAH

Dalam dokumen a2578618 4755 4061 915c 737d9cbc7457 (Halaman 176-180)