• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekspresi Bentuk

Dalam dokumen PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama (Halaman 57-62)

PERSEPSI DAN BENTUK

B. Ekspresi Bentuk

Ekspresi adalah “apa yang telah kita lihat menurut pangaruh atau pengalaman sebelumnya” (Smithies, 1984). Oleh karena setiap orang memiliki keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh suatu obyek juga akan berbeda. Keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda “diakibatkan oleh tingkat pendidikan yang berbeda, agama yang berbeda atau juga akibat / pengaruh media masa yang dikonsumsi oleh pengamat.” Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian dari tanggapan itu bersifat subyektif. Meskipun demikian terdapat ”aspek akspresi yang dapat dilihat secara obyektif. Dan setiap kerangka teori perancangaqn senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip. Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni:

1. Fungsi

Fungsi ”dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya kita membuat sebuah kursi dengan menitikberatkan pada

pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk kursi pada yang dapat menghindari terjadinya ketidaknyamanan pada saat duduk, menghindari ketidaknyamanan posisi duduk.

2. Struktur

Struktur dapat juga dipakai sebagai ”elemen estetis pada sebuah benda yang dirancang dan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula.”

3. Budaya

Budaya sebagai ekspresi terdapat pada benda tradisional. “Ekspresi yang dimunculkan merupakan hasil tampilan budaya.”

Gambar 26. Ekspresi bentuk dalam alat budaya C. Bentuk Dan Sumber Imaji

Hadirnya sebuah bentuk, tidak dapat dilepaskan dari hasil dari pemikiran manusia. Jika dikaitkan dengan ekspresi. Maka bentuk dapat dikatakan sebagai perwakilan manusia dalam menyampaikan hasil pemikirannya. Karena dalam proses menghasilkan suatu bentuk, terdapat sikap yang didasari oleh pengalaman yang pernah dilakukan. Berdasar kepada hasil pemikiran manusia maka terbentuk yang dimaksud dengan “imaji” yang merupakan “sesuatu yang dibayangkan dalam pikiran”. “Kita berfikir, belajar, melamun, m e m b a c a , b e r k o m u n i k a s i , dsbnya, semuanya memanfaatkan imaji dalam prosesnya. Berdasarkan kepada pernyataan Primadi Tabrani (2001) terdapat tiga bentuk imaji yaitu:

1. Pra imaji

Yaitu image yang “kabur”, samar atau tidak jelas bentuknya namun dapat mebantu dalam proses berpikir.

2. Imaji konkrit

Yaitu image yang jelas bentuknya 3. Imaji abstrak (bahasa).

Yaitu image yang sudah jelas bentuknya dan telah menjadi bahasa.

Dalam pernyataannya, Primadi Tabrani (2001) menyatakan “proses berpikir manusia selalu memanfaatkan ketiga bentuk image tersebut. Bukan hanya karena ketiganya dapat berada berdampingan pada suatu saat yang sama lain. Perimbangan antara ketiga bentuk image yang muncul pada saat yang sama, akan ikut menentukan sejauh mana tahap proses kreasi dan kualitas berpikir pada umumnya.” Sudah Seharusnya kita memanfaatkan seluruh bentuk dan sumber imaji secara terpadu, atau imaji yang peranannya lebih besar karena fungsinya untuk “memadukan imaji konkrit yang dengan sejumlah indera dan i m a j i n a s i y a n g m e m a d u k a n sensasi persepsi dengan memori.”

Selain itu, menurut Primadi Tabrani (2001) Jika “dilihat dari sumbernya, manusia memiliki tiga macam imaji yaitu:

- Image Sensasi – Persepsi

Merupakan “image yang diperoleh dari luar diri (stimuli luar) yang digerakkan oleh tenaga luar. Sensasi sendiri terjadi bilaa stimuli luar melanda indera kita. Sedangkan persepsi terjadi bila stimuli luar diiringi dengan perasaan yang bersifat fisik seperti sakit, panas,dsb.” Dalam perkembangan manusia, proses sensasi – persepsi selalu berjalan serempak dengan proses imaginasi, sebab manusia bukan alat yang sekedar mencatat atau merekam. Namun merupakan “makhluk yang aktif dan kreatif”

- Image Memori

Merupakan image yang dikeluarkan dari memori. Image tersebut lebih berupa memori (hasil dari penyimpanan di dalam otak).

- Image Imaginasi

Merupakan image yang dihasilkan dari penghayatan.

terdapat salah satu cara untuk mengembangkan imginasi dengan mengunakan cara berpikir, atau dapat dikatakan dengan cara berpikir kreatif yang dituangkan dalam bentuk berpikir visual yaitu “salah satu cara atau saran untuk menyampaikan atau mengkomunkasikan ide yang berdasarkan imaginasi.” Dan penyampaian imaginasi tersebut terdiri dari empat pola pikir yaitu:

1. Free Thinking

Berpikir sebebas – bebasnya atau lebih dikenal dengan brainstroming. Yaitu dimana kondisi menuangkan ide sebebasnya dan diusahakan untuk dapat menghasilkan ide sebanyaknya, tanpa menghiraukan suatu batasan namun tetap mengacu kepada konteks. Dalam pola free thinking sering kali terdapat pertanyaan tentang apa yang sedang dipikirkan dikarenakan adanya berpikir bebas. Namun jika sudah mengacu kepada konteks maka pertanyaan yang terlontar akan menjadi pertanyaan bagaimana membuatnya. 2. Structured Thinking

Dapat dikatakan cara berpikir yang terstruktur. Pola pikir ini lebih mengutamakan aturan terlebih dahulu. Mengenai konteks dan kaidah yang ada sudah mulai dipikirkan. Lalu melakukan aksi menuangkan ide. Kelemahan yang ada dalam pola pikir ini adalah mengumpulkan kaidah yang berlaku sebanyak – banyaknya. Namun disatu sisi kelebihan yang terdapat pada pola pikir ini adalah dalam menuangkan ide dapat sebebasnya, dengan mengacu kepada data serta tidak keluar dari acuan. Lebih tepat jika dikatakan bebas namun tidak berkesan asal – asalan.

3. Graphic Thinking

Dalam graphic thinking lebih mengutamakan penyampaian secara visual. Dan diperkuat dengan penggunaan simbol atau tanda untuk memperkuat penyampaian suatu ide atau imaginasi. Penggunaan graphic thinking terkadang ada di free thinking dan structured thinking. Namun pemanfaatannya yang berbeda.

4. Lateral Thinking

pandang yang berbeda. untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan terkadang keluar dari sudut pandang yang ada. Dalam lateral thinking diperlukan pemikiran yang mampu membuat suatu yang berbeda bahkan terkadang leuar dari konteks namun tetap pada kaidah yang berlaku.

Dengan demikian diharapkan dengan adanya pengertian yang ada. Dalam membuat sebuah bentuk, tidak hanya kepada pencapaian dari pembuatannya, namun proses dari pembuatan suatu bentuk juga diharapkan tetap diperhatikan. Karena akan mencerminkan kekuatan pikiran dan hasil darinya.

Pertemuan 7

Dalam dokumen PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama (Halaman 57-62)

Dokumen terkait