• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Wujud

Dalam dokumen PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama (Halaman 85-91)

BENTUK DAN WUJUD

2. Nilai Wujud

Suatu wujud dapat dinilai jika di dalam wujud tersebut memiliki bentuk yang pasti. Nilai dari sebuah wujud tidak dapat disamaratakan. Karena sebagaimana diketahui, wujud memiliki dua macam. Penilaian wujud yang terlihat akan berbeda dengan penilaian wujud yang tidak terlihat. Sama jika

dicontohkan dengan penilaian suatu objek radio akan berbeda dengan penilaian musik yang keluar dari radio.

Gambar 32. Wujud objek dengan nilai yang keluar dari objek

Nilai wujud dari yang terlihat akan mengarah kepada penilaian bagus atau tidaknya suatu bentuk objek. Akan muncul suatu pertanyaan mengenai bagaimana wujud yang bagus ? seperti apa wujud yang bagus ? pertanyaan tersebut memiliki jawaban yang tidak mudah. Karena bentuk atau wujud yang bagus akan kembali kepada penilaian manusia sebagai “penikmat” dari suatu wujud. tidak selalu wujud yang sempurna adalah wujud yang bagus. Begitu pula tidak selalu wujud yang tidak sempurna memiliki nilai yang jelek.

Gambar 33. Wujud yang diubah

Dalam menilai wujud yang bagus atau tidak, pemahaman estetika secara mendalam perlu dilakukan. Estetika yang merupakan cabang filsafat yang mempelajari keindahan. Tidak

dapat memastikan mana wujud yang bagus dan mana wujud yang jelek. Bahkan jika disamaratakan maka tidak ada wujud yang jelek dan tidak ada wujud yang bagus. Namun jika menginginkan jawaban yang jelas dan pasti maka dalam menilai suatu wujud, perlu dilakukannya penelitian yang lebih lanjut, agar dapat memastikan adanya penilaian yang pasti mengenai wujud yang bagus dan yang jelek.

Hal yang sama akan dilakukan dalam menilai wujud yang tidak terlihat. Karena hasil penilaian dari wujud tersebut akan mengarah kepada persepsi manusia. Sebagaimana diketahui, persepsi manusia hadir “dari dalam diri manusia yang diproses ke otak berdasarkan pengamalamannya” dan akan menghasilkan penilaian. Dalam menilai wujud tersebut diperlukan proses yang panjang dibandingkan dengan penilaian dari wujud yang terlihat. Karena berdasarkan pengalaman maka waktu akan memberikan suatu jawaban. Namun terkadang penilaian terhadap wujud yang tidak terlihat dapat mengalami perubahan seiring pengalaman yang telah didapatkannya. Berdasarkan penjelasan yang ada, maka nilai suatu wujud, akan kembali kepada manusia sebagai penikmatnya. Dan dapat berdasarkan pengalaman yang didapatkannya, namun dapat juga berdasarkan penilaian yang pasti. Nilai suatu wujud akan berbeda tergantung kapada manusianya kembali. Dan dapat berubah. Oleh karena itu jika mengacu kepada manusia. Maka nilai suatu wujud tidak dapat dipaksakan.

Pertemuan 10

POLA

Abstract

Pola dihasilkan dari penggunaan bentuk. terbentuknya pola dapat menghasilkan sesuatu dengan teratur selain itu pola juga dapat

menghasilkan suatu daya tarik.

A. Pengantar

Di dalam kehidupannya, manusia sudah akrab dengan istilah pola. Disadari atau tidak, pola telah ada tidak hanya di alam (dapat dilihat manusia) namun pola juga terdapat di dalam tubuh manusia (yang tidak terlihat). Pola yang tampak, dapat dilihat dikarenakan adanya suatu kondisi yang membentuknya. Seperti pola daun, pola batu bata yang tersusun untuk membentuk rumah dan pola yang terdapat pada kain. Sedangkan pola yang tidak terlihat lebih mengarah kepada suatu kondisi yang direka oleh manusia seperti kulit manusia yang memiliki pola melalui susunan pori – pori sampai kepada pola DNA manusia.

Dengan adanya pola, suatu hal dapat menjadi tampak lebih teratur. Karena pola dalam penerapannya merupakan suatu susunan teratur. Dan jika dihubungkan dengan alam, pola dapat dimanfaatkan untuk membuat suatu bentuk yang tersusun. Dan jika dikaitkan dengan desain maka pola dapat memberikan kekuatan yang dapat mendukung suatu desain untuk menjadikannya lebih menarik. Hal ini sejalan dengan tujuan desain yang berfungsi untuk menciptakan hubungan dengan manusia melalui daya tariknya yang salah satunya melaui pola. Suatu pola dapat membantu dalam memberikan informasi tentang suatu hubungan sebelum sesuatu hal akan diproses. Hal itu juga berlaku dalam suatu desain. Karena salah satu kriteria desain yang baik adalah mampu memberikan hubungan visual antara benda dengan manusia melaui komunikasi secara visual yang dapat dimengerti. Dengan adanya pola. Secara sederhana

dapat mendukung hadirnya komunikasi yang terjadi antara manusia dengan benda.

Dengan adanya pengetahuan tentang pola, diharapkan dalam perkembangannya, susunan bentuk yang disebut dengan pola dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi dengan baik serta dapat memberikan pengaruh ke dalam dunia desain ke arah lebih baik.

B. Definisi

Pada tahun 1914 Ahli Biologi dan matematika D'Arcy Thompson, yang menulis “On Growth and Form”, mendeskripsikan pola adalah "Bentuk awal suatu benda” atau “suatu cara lain untuk menggambarkan permulaan suatu bentuk.” Berdasarkan dari pengertiannya, pola dapat diartikan dengan “gambar yang dipakai untuk contoh, sistem atau cara kerja dan dapat juga dikatakan dengan bentuk (struktur) yang tetap” namun jika dialih bahasakan, pola dalam bahasa inggris yaitu “pattern” yang secara etimologinya berasal dari bahasa inggris tua yaitu “patron” yang artinya sama dengan “ayah” atau “suatu materi yang diperluas”, artinya dapat berupa “persilangan bentuk yang diciptakan atas dasar pengalaman yang telah dialami. Dalam konteks tersebut dapat dikatakan pola terjadi dikarenakan adanya pengalaman manusia untuk menciptakan sesuatu.

Pola dapat memberikan informasi tentang suatu bentuk. panjang, lebarnnya dapat juga membantu dalam memberikan informasi apa yang akan dibuat. Dan jika dibahas lebih mendalam, maka pola terbentuk karena adanya pengulangan bentuk yang dikomposisikan menjadi suatu bentuk yang baru. Selain itu, dengan adanya pola, sebagai seorang manusia yang ingin merancang, kita dapat mengetahui seperti apa jadinya rancangan kita melalui pengorganisasian bentuk. Karena tanpa disadari bahwa sistem yang terdapat di dalam suatu perancangan dibentuk berdasarkan dari pemahaman awal tentang

apa yang telah terlihat. Sedangkan untuk mengembangkannya, pemahaman tersebut dikombinasikan agar menjadi baru.

Pola mencerminkan hubungan dan interaksi yang terjadi antara pembuat dan benda yang dibuatnya. Aspek ini tidak bisa diukur, dihitung atau ditimbang. secara garis besar, pola memberikan latar belakang informasi yang dapat berfungsi untuk menyajikan informasi desain secara lebih rinci dan baik. Sebagai salah satu contoh adalah suatu rancangan kemasan. Yang didalamnya terdapat berbagai informasi tentang pola yang awalnya secara menyeluruh memuat informasi tentang bentuk kemasan, lalu sampai kepada pola lipatan yang harus digunakan dalam membentuk kemasan tersebut. hal ini dapat terjadi karena adanya pola. Karena pola secara langsung memberikan informasi tentang rancangan kemasan.

Jika dilihat lebih lanjut, maka pola dapat dikombinasikan menjadi fraktal. Yang merupakan penggabungan bentuk geometris untuk membuat suatu bentuk yang baru. Pola dan fraktal tidak dapat dilepas, karena dengan adanya pola maka akan terbentuk fraktal baru. Begitu juga sebaliknya fraktal terjadi karena adanya pengulangan bentuk yang didalamnya membentuk suatu pola. Hubungan pola dengan bentuk geometris juga dapat dilihat dari sifat pembentuknya yang terurkur. Walaupun saat ini terdapat pola yang dihasilkan dari sesuatu yang tidak terukur. Namun untuk menjadikannya suatu pola maka sifat terukurnya tidak dapat dihilangkan.

Ukuran yang dimaksud adalah ukuran dasar bentuk, jarak antar bentuk, gerak dan arah untuk memberikan suatu harmoni (Harmonia, yang etimologi berarti harfiah "agar sesuai bersama-sama"). Karena dengan adanya ukuran tersebut, setiap proses pembentukannya dapat memberikan pola yang baru atau bahkan unik.

Dalam perkembangannya saat ini. Terdapat bentuk yang unik dikarenakan penggunaan pola. Tidak sedikit pola diciptakan dari keragaman bentuk yang ada di alam. Entah itu

didapat dari penggabungan dari bahan atau bentuk yang berasal dari alam. Hal ini dapat dilihat dari adanya pola sarang lebah, atau penggambaran salju.

Dalam dokumen PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama (Halaman 85-91)

Dokumen terkait