• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Pola

Dalam dokumen PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama (Halaman 91-95)

BENTUK DAN WUJUD

C. Jenis Pola

Berdasarkan data yang didapat, dalam pembentukannya pola dibagi menjadi dua yaitu : pola yang bentukannya berdasarkan gerakan (Patterns of Movement) dan pola yang berdasarkan regenarasi dan konektivitas. (Patterns of Regeneration and Connectivity).

1. Pola berdasarkan gerakan (Pattern Of Movement)

Pola berdasarkan gerakan dapat dilihat dan mudah dikenali karena ada di tempat yang mudah dilihat. Pola tersebut dapat dilihat berdasarkan cirinya yang berupa hasil dari gerakan yang terjadi karena kondisi alam atau sudah terbentuk dari awalnya. Namun dapatjuga pola tersebut dihasilkan oleh pekerjaan manusia. Pada dasarnya, pola yang pembentukannya berdasarkan gerakan (Pattern Of Movement) dibagi menjadi dua bagian yaitu pola percabangan dan pola yang berliku

a. Pola Percabangan

Pola bercabang dalam artiannya adalah “pola yang bagian yang terpecah atau terbelah dari pokoknya dan tidak terpusat pada satu saja”. Pola tersebut biasanya memiliki titik pusat yang menjadi awal pemebentuknya.

Pola bercabang merupakan pola yang dasar pembentuknya dikarenakan adanya campur tangan alam. Maksudnya pola tersebut terbentuk karena adanya kondisi alam yang menghasilkan suatu bentuk berpola. Namun tidak menutup kemungkinan pola tersebut juga dapat dibentuk oleh manusia. Pola percabangan dapat dilihat dari adanya cabang yang terdapat sungai. Pola tersebut terbentuk karena adanya kapasitas ait yang dapat membentuk polanya secara sendiri dan tidak dapat dibatasi. Selain itu dapat juga dilihat dari

adanya pola yang dihasilkan dari cabang pohon. Hal ini juga sama seperti pola retakan dinding yang dihasilkan dari adanya getaran yang dihasilkan oleh lingkungan sekitar. Dan pola percabangan yang terbentuk karena manusia dapat dilihat dari pemasangan komponen kabel oleh manusia yang memiliki pola tertentu.

Yang membedakan antara pola percabangan karena alam dan manusia adalah pola yang dihasilkan oleh alam pada hakikatnya tidak dapat dibatasi. Sedangkan pola yang dihasilkan oleh manusia sudah sepatutnya harus dibatasi. Dan sebagai tambahan informasi menurut Morisawa (1985) menyebutkan bahwa “pengaruh geologi dan kondisi penempatan komponen alam dapat mempengaruhi bentuk dari pola yang akan dihasilkan terhadap bentuk.” Hal ini dapat dilihat dari adanya bentuk sungai yang tidak sama.

b. Pola berliku

Pola berliku atau dapat disebut juga pola yang berkelok. Secara langsung dapat dikatakan pola yang terbentuk karena adanya belokan yang didasari oleh karena adanya gerakan yang lebih halus dibandingkan dengan pola yang bercabang. Pengertian lebih halus ini lebih ditekankan kepada pembentukannya yang tidak sembanrangan atau dengan kata lain lebih terukur.

Pola berliku lebih dapat memberikan kesan visual dari sebuah gerakan tanpa banyak perlu mengkhawatrikan akan efisiensi tempat. Karena pola berliku terjadi karena adanya keterbatasan lahan atau tempat dari pemebentukannya. Dikarenakan keterbatasan itulah maka pola yang berliku sering dikaitkan dengan pola buatan manusia. Namun, pada perkembangan lainnya terdapat juga pola berliku yang disebabkan oleh gejala alami yaitu seperti pola yang terdapat pada otak. Tidak menutup kemungkinan juga pola tersebut mengalami perkembangan seiring perkembangan yang terjadi karena alam atau manusia yang mengembangakannya.

Pola berliku yang disebabkan oleh manusia dapat dikatakan didasari oleh tingkat kebutuhan dan daya kreatifitas manusia itu sendiri. Karena terjadinya oleh keinginan manusia untuk mencapai tempat tertentu namun dikarenakan keterbatasan lahan maka dicari alternative lain untuk mencapainya. Namun tidak hanya itu, karena dalam perkembangannnya, pola berliku dapat juga dijadikan suatu permainan tantangan oleh manusia itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan adanya labirin.

Kita menyadari bahwa labirin merupakan suatu permainan yang dapat memberikan tantangan tersendiri bagi pemainnya. Labirin juga terbentuk dari adanya pola berliku yang membutuhkan suatu kecerdasan dan daya tahan pemainnya. Labirin adalah “suatu interpretasi manusia dari pola berliku yang mengarah ke titik pusat.” Sebuah labirin dibentuk berbeda dan bercabang, sebagian besar atau semua yang buntu dengan hanya satu yang mengarah ke tujuan akhir. Namun dalam pembentukannya labirin terdiri dari berbagai macam bentuk yang dijadikan pola untuk kebutuhan permainan tersebut.

Secara garis besar kedua pola tersebut dapat dilihat perbedaannya melalui :

Tabel 5. Perbedaan jenis pola

Pola Bercabang Pola Berkelok

Definisi Pola yang terpecah karena kondisi alam yang membentuknya

Pola menunjukkan adanya suatu gerakan, dihasilkan dari bentuk yang terukur

Tujuan Untuk membuat suatu jalur secara sendiri yang memanfaatkan kondisi sekitar. Namun dapat juga bertujuan sebagai jalur yang digunakan untuk menjalankan suatu aktivitas.

Efieisnsi penggunaan ruang untuk suatu tujuan tertentu.

.

Contoh Secara Alami

Percabangan anak sungai, urat daun, pohon, jari, peredaran darah

dan sistem saraf.

Pola berliku otak

Contoh Buatan Manusia

Penataan jalan, sirkuit kabel, penataan perumahan.

Penataan jalur jalanan,

labirin, unsur dekoratif arsitektur

Selain dari perbedaan yang ada antara kedua pola tersebut. Terdapat juga persamaan yang dirasa cukup apat

mewakili diantara kedua pola tersebut yaitu: hasil yang dikatakan dapat menjadi lebih panjang. Keduanya juga memiliki bentuk yang berkelok. Walaupun salah satunya tidak terukur dan tidak terencana.

2. Pola Regenerasi dan Konektivitas

Berdasarkan dari pengertian yang ada regenerasi dan konektivitas memiliki pengertian yang berbeda. Regenerasi dalam artiannya “merupakan penggantian suatu generasi atau kelompok” namun dalam istilah biologi dapat juga diartikan “sebagai menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak menjadi kelmbali seperti semula.” Jika dilihat dari kedua arti kata tersebut, tidak ada keterkaitan arti kata regenrasi dengan arti kata pola. Namun dari arti kata tersbut dapat disimpulkan bahwa regenerasi dalam suatu pola karena adanya suatu penggantian yang dilakukan untuk menjadi lebih baik dan adanya kelompok. Hal ini dapat dilihat dengan adanya keteraturan yang terdapat pada pola dan kelompok yang terdiri dari bentuk.

Sedangkan untuk konektivitas dari arti katanya berkaitan dengan “keterhubungan atau koneksi yang terjadi karena adanya interkasi yang terjalin.” Jika dilihat dari sudut pandang pengertian suatu pola maka konektivitas dapat menjadi lebih berkaitan karena dalam suatu pola harus ada koneksi yang terjalin antara bentuk satu dengan bentuk yang berada di sekitarnya.

Suatu pola regenerasi dan konektivitas dapat ditemui didalam keilmuan astronomi yang meggambarkan perputaran planet terhadap porosnya. Pola tersebut dapat dicirikan dengan adanya titik pusat yang menjadikannya seperti ada gerakan (perputaran). Sebagai contoh adalah pola spiral atau pola yang melingkar.

Salah satu bentuk yang dapat mewakili pola regenarasi dan konektivitas adalah bentuk spiral yang dapat digabungkan menjadi pola helix. Pola helix didapatkan karena adanya

konektivitas dua pola spiral. Sedangkan pola spiral sendiri terbentuk karena adanya gerakan memutar dari suatu bentuk.

Mengapa suatu sprila dapar disebut bentuk ? mungkin ada yang berpikir bahwa spiral terbentuk hanya sebuah garis. Dalam pengertiannya bentuk dapat dijabarkan jika memiliki panjang dan lebar. Namun untuk spiral ternyata tidak hanya memilik panjang dan lebar saja. Namun juga memiliki ketinggian. Aneh memang jika mendebatkan spiral apaka sebuah garis atau bentuk. Jika dilihat dari sudaut pandang elemen desain maka dapat disimpulkan garis juga merupakan suatu bentuk.

Gambar 34. Spiral sebagai pola

Oleh karena penggunanan spiral dalam suatu bentuk dapat menjadikan adanya perkembangan pengertian dalam khasanah desain yang terbentuk oleh kreativitas manusia.

Dalam dokumen PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama (Halaman 91-95)

Dokumen terkait