• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL MATA KULIAH

PERSEPSI

BENTUK

Edi si P er t am a

Modul Standar untuk digunakan

dalam Perkuliahan di

Universitas Mercu Buana

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Desain Dan Seni

Kreatif

Desain Produk Grafis Dan Multimedia

01-14 MK 19044 Ali. Ramadhan, S.Sn.,M.Ds

Kompetensi

Mahasiswa mengerti tentang adanya persepsi serta

keragaman persepsi dalam desain.

(2)

MODUL MATA KULIAH PERSEPSI BENTUK Edisi Pertama

Ali. Ramadhan, S.Sn.,M.Ds Desain Produk Grafis Dan Multimedia

Fakultas Desain Dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana

Jakarta

E-Mail: ali.ramadhan@mercubuana.ac.id

ABSTRAK

Persepsi dapat diartikan sebagai “bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Istilah persepsi sering disamakan dengan sensasi. Perbedaannya adalah sensasi “hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut. Bentuk merupakan elemen penting dalam desain. Berbagai macam bentuk dapat ditemukan dalam kehidupan. Dari bentuk yang wajar sampai ke bentuk yang aneh. Fungsi merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh makhluk hidup, yang di dalam kegiatan tersebut membutuhkan tempat atau ruang untuk melakukan aktivitasnya.

Bentuk adalah sesuatu yang terlihat. Berbagai macam pengertian dari bentuk serta sifat yang dapat dihasilkan oleh keberadaan suatu bentuk. Pengarah bentuk dapat membantu dalam mengambil keputusan untuk merencanakan dan menetapkan bentuk visual. Ruang dalam bentuk dibuat sebagai batasan yang akan berpengaruh terhadap suatu persepsi. Sehingga pengetahuan sebuah ruang diperlukan sebagai acuan dalam membuat bentuk. Bentuk dan isi merupakan suatu tahap lanjut dari ruang. Karena di dalam suatu ruang dipastikan akan ada isi. Karena keberadaan isi dapat menjadi nilai tambah dari suatu karya seni atau desain.

Bentuk adalah sesuatu yang terlihat. Berbagai macam pengertian dari bentuk serta sifat yang dapat dihasilkan oleh keberadaan suatu bentuk. Dan wujud merupakan perkembangan dari sebuah bentuk. Pola dihasilkan dari penggunaan bentuk. terbentuknya pola dapat menghasilkan sesuatu dengan teratur selain itu pola juga dapat menghasilkan suatu daya tarik. Ide merupakan hal yang mendasr dan terdapat dalam diri manusia, yang merupakan rancangan tersusun dalam pikiran manusia. Tanda dan makna terkadang terdapat pada suatu bentuk. tanda dapat menjadi suatu acuan dalam menghadirkan suatu bentuk dan makna dapat memberikan arti dari suatu bentuk.

Bahasa Rupa merupakan suatu bahasa yang sudah ada sejak manusia mengenal gambar. Bahasa rupa dapat dilihat dalam bentuk lukisan gua. Oleh karena itu bahasa rupa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan oleh manusia. Berbagai macam istilah di dalam bahasa rupa. Sehingga diperlukan pengetahuan untuk mengetahui berbagai macam istilah tersebut.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, serta puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya,

sehingga modul mata kuliah persepsi bentuk ini dapat selesai.

Modul mata kuliah ini telah disusun sesuai dengan panduan

yang telah diberikan dari pihak Universitas Mercu Buana

dengan beberapa bagian yang telah disesuaikan dari pihak

penulis. Terlepas dari semua itu, disadari sepenuhnya bahwa

masih ada kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun

susunan kalimat yang tertulis. Oleh karena itu penulis dengan

tangan terbuka akan menerima segala saran dan kritik maupun

penambahan isi dari pembaca agar modul mata kuliah ini dapat

menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis

meyakini masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dan agar

maksimal, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak

sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu

penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah

memberikan pengetahuan dalam bentuk informasi dari buku,

jurnal, modul dan website yang telah menjadi referensi dalam

pembuatan modul mata kuliah persepsi bentuk ini. Akhir kata

penulis berharap semoga modul mata kuliah persepsi bentuk ini

dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, Juni 2014

(4)

DAFTAR ISI

Abstrak i

Kata Pengantar ii

Daftar isi iii

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Pertemuan 1 PERSEPSI 1

A. Persepsi 1

B. Faktor Yang Terdapat Pada Persepsi 3

C. Jenis persepsi 5

1. Persepsi visual 5

2. Persepsi auditori 6

3. Persepsi perabaan 6

4. Persepsi penciuman 7

5. Persepsi pengecapan 8

Pertemuan 2 PERSEPSI (Lanjutan) 9

A. Pengenalan 9

B. Dinamika Persepsi 10

C. Determinasi Persepsi 11

D. Prinsip Persepsi Berdasarkan Teori Gestalt 13

E. Hubungan Persepsi, Gestalt Dengan Desain 15

Pertemuan 3 PERSEPSI DAN BENTUK 18

A. Persepsi Dan Penginderaan 18

B. Definisi Bentuk 20

C. Fraktal 21

D. Bentuk 22

E. Bentuk Dalam Desain 23

F. Jenis Bentuk 24

Pertemuan 4 FUNGSI BENTUK 27

A. Pengantar 27

B. Fungsi 28

1. Pengertian Fungsi 28

2. Aspek Fungsi 29

(5)

1. Pengertian Bentuk 31

2. Ciri Visual Bentuk 31

D. Fungsi Dan Bentuk 34

Pertemuan 5 RAGAM BENTUK 35

A. Bentuk dan Unsur Konsep 35

B. Bentuk Berupa Titik 35

C. Bentuk Berupa Garis 35

D. Sifar – sifat Garis 36

E. Bentuk Berupa Bidang 37

1. Bentuk Positif dan Negatif 38

2. Sebaran Bentuk dan Warna 38

F. Pertalian Bentuk 39

G. Hakikat Bentuk 41

H. Fungsi bentuk 42

Pertemuan 6 PENGARAH BENTUK 44

A. Definisi 44

1.C on st ra in t 44

2 . A n a I o g y 4 6

B. Ekspresi Bentuk 47

C. Bentuk Dan Sumber Imaji 48

Pertemuan 7 BENTUK DAN RUANG 52

A. Pendahuluan 52

B. Bentuk Geometri 52

C. Ruang 56

1. Unsur Pembentuk Ruang 57

Pertemuan 8 BENTUK DAN ISI 60

A. Pendahuluan 60

B. Bentuk 62

C. Isi 65

D. Nilai (Makna) 66

E. Bentuk, Isi Dan Nilai 67

Pertemuan 9 BENTUK DAN WUJUD 69

A. Pendahuluan 69

(6)

1. Bentuk sebagai Kebenaran 71

2. Nilai Bentuk 73

C. Wujud 73

1. Batas Wujud 74

2. Nilai Wujud 75

Pertemuan 10 POLA 78

A. Pengantar 78

B. Definisi 79

C. Jenis Pola 81

1. Pola berdasarkan gerakan (Pattern Of Movement) 81

2. Pola Regenerasi dan Konektivitas 84

D. Relevansi pola dengan desain. 85

Pertemuan 11 IDE 87

A. Pendahuluan 87

1. External Sensation 87

2. Internal Sense (Reflexion) 88

B. Ide 88

1. Citra. 88

2. Metafora (Metaphor) 90

3. Simbol (Symbol) 91

4. Mitos 93

Pertemuan 12 TANDA DAN MAKNA 96

A. Pendahuluan 96

B. Tanda 96

1. Membaca Tanda Visual 99

C. Makna 102

Pertemuan 13 BAHASA RUPA 105

A Pendahuluan 105

B. Bahasa Rupa 106

1. Ruang Waktu Datar (RWD) 107

2. Naturalist, Perspektive, Momentopname (NPM) 109

C. Fungsi Bahasa Rupa 110

Pertemuan 14 BAHASA RUPA (Lanjutan) 114

(7)

B. Jenis Bahasa Rupa 115

C. Perbendaharaan Bahasa Rupa 117

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Bentuk dan Syarat bentuk 23

Tabel 2. Parameter dalam bentuk 54

Tabel 3. Parameter Bentuk 3 dimensi 55

Tabel 4. Faktor penentu ruang 59

Tabel 5. Perbedaan jenis pola 83

Tabel 6. Contoh Petanda dan penanda 100

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bentuk Persepsi 1

Gambar 2. Pesan dari persepsi 2

Gambar 3. Persepsi terhadap objek 3

Gambar 4. Persepsi Visual 6

Gambar 5. Persepsi auditori 6

Gambar 6. Tekstur dalm persepsi perabaan 7

Gambar 7. Persepsi penciuman 7

Gambar 8. Persepi pengecapan 8

Gambar 9. Bentuk dasar dan Fraktal 20

Gambar 10. Fraktal tidak teratur 21

Gambar 11. Fraktal pada objek 22

Gambar 12. Bentuk Yang berawal dari alam 24

Gambar 13. Bentuk konkrit 25

Gambar 14. Objek yang dipengaruhi cahaya 25

Gambar 15. Bentuk yang dihasilkan dari berbagai macam

teknik 26

Gambar 16. Bentuk geometri 37

Gambar 17. Bentuk organik 37

Gambar 18. Bentuk bersudut 37

Gambar 19. Bentuk tak teratur 37

Gambar 20. Bentuk tarikan tangan 38

Gambar 21. Bentuk kebetulan 38

Gambar 22. Bentuk Positif dan Negatif 38

Gambar 23. Sebaran bentuk 39

Gambar 24. Bentuk dan Wujud 41

Gambar 25. Pengarah Bentuk 47

Gambar 26. Ekspresi bentuk dalam alat budaya 48

Gambar 27. Bentuk dasar 52

Gambar 28. Poligon sebagai bentuk 53

Gambar 29. Bentuk 3 dimensi 54

Gambar 30. Ragam Bentuk 71

Gambar 31. Bentuk sebagai kebenaran yang tidak berubah 72

(10)

Gambar 33. Wujud yang diubah 76

Gambar 34. Spiral sebagai pola 85

Gambar 35. Ruang waktu datar 108

Gambar 36. Naturalis, perspektif, momentopname 110

Gambar 37. Gambar sebagai bahasa 111

(11)

Pertemuan 1

Persepsi

Abstract

Persepsi dapat diartikan sebagai “bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia.”

A. Persepsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “persepsi merupakan tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui bebarapa hal melalui panca inderanya.” Selain itu disebutkan juga bahwa persepsi “merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubugan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.” Persepsi juga dapat diartikan sebagai “bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia.” Pada kenyataanya, setiap orang memiliki persepsinya sendiri atas suatu kejadian sehingga berbeda satu dengan yang lainnya. Definisi persepsi yang formal adalah “proses dengan mana seseorang memilih, berusaha, dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti.”

Persepsi secara konsisten dapat menunjukkan bahwa setiap individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama namun memahaminya dengan cara yang berbeda.

Gambar 1. Bentuk Persepsi

(12)

setiap individu mengenai suatu objek atau peristiwa sangat tergantung pada kerangka ruang dan waktu yang berbeda.” Perbedaan tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor dalam diri seseorang (aspek kognitif) dan faktor dunia luar (aspek stimulus visual). ”Persepsi suatu individu terhadap objek sangat mungkin memiliki perbedaan dengan persepsi individu lain terhadap objek yang sama.”

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh ”penginderaan” yaitu ”suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera.”

Gambar 2. Pesan dari persepsi

Dengan kata lain persepsi adalah ”proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan yang terintegrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya.” Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman dari individu akan ikut berpengaruh dalam proses persepsi.

(13)

kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri.”

Gambar 3. Persepsi terhadap objek

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan “suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga setiap individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar dari setiap individu.”

B. Faktor Yang Terdapat Pada Persepsi

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi persepsi. Yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi adalah faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

a. Fisiologis: ”Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.”

(14)

tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.”

c. Minat: ”Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.”

d. Kebutuhan yang searah: ”Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.” e. Pengalaman dan ingatan: ”Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.”

f. Suasana hati: ”Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.”

Selain faktor internal yang telah dijelaskan, terdapat juga faktor eksternal.

2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi ”merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek yang terlibat didalamnya. Elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya.” Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

(15)

b. Warna dari obyek. ”Obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.”

c. Keunikan dan kekontrasan stimulus. ”Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.”

d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. ”Adanya stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.”

e. Motion atau gerakan. ”Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.”

Berdasarkan kedua faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah ”proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognitif dimulai dari persepsi.”

C. Jenis persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.

1. Persepsi visual

(16)

menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya.

Gambar 4. Persepsi Visual

Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

2. Persepsi auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak.

Gambar 5. Persepsi auditori

Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak

3. Persepsi perabaan

(17)

misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.” Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor khusus.

Gambar 6. Tekstur dalm persepsi perabaan

Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

4. Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau “olfaktori” didapatkan dari “indera penciuman yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata.”

Gambar 7. Persepsi penciuman

(18)

sekitarnya. Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.

5. Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun.

Gambar 8. Persepi pengecapan

Pada manusia dan banyak hewan vertebrata lain, indra pengecapan terkait dengan indra penciuman pada persepsi otak terhadap rasa. Sensasi pengecapan klasik mencakup manis, asin, masam, dan pahit. Belakangan, ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambahkan kategori lain, terutama rasa gurih (umami) dan asam lemak.

Pengecapan adalah ”fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel reseptor pengecapan pada manusia ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak, serta epitelium faring dan epiglotis.”

(19)

Pertemuan 2

Persepsi (Lanjutan)

Abstract

Istilah persepsi sering disamakan dengan sensasi. Perbedaannya adalah sensasi “hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan

belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut.”

A. Pengenalan

Mengacu kepada pengertian yang ada persepsi adalah “proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.” Dan dapat juga diartikan “Persepsi merupakan bagian dari proses yang hidup, di mana setiap orang, dari sudut pandangnya masing-masing menciptakan dunianya dalam mencapai kepuasan”. Menurut Suharman (2005) persepsi adalah “transaksi saling bergantung antara lingkungan dan pengamat.” Dan dalam persepsi merupakan awal dimulainya suatu proses kognitif yaitu “proses tentang kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang di dapatkan seseorang atau sesuatu.”

(20)

memberikan stimulus kepada manusia sampai kearah ingatan yang telah lalu.

B. Dinamika Persepsi

Berdasarkan kajian yang ada, Persepsi (perception) ”merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi”, hal ini dikarenakan melalui adanya persepsi manusia dapat memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna”, ”indah”, ”biasa”, atau suram, semuanya dikarenakan adanya persepsi manusia. Yang harus ditekankan adalah adanya perbedaan antara persepsi dengan sensasi (sensation). Karena sensasi ”merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ sensoris”.

Karena ”sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera.” Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah “proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal “neural” yang bermakna”. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna hijau , maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna hijau.” Hal ini belum diketahui sensasi seperti apa yang ditangkap oleh orang yang yang memiliki kelainan dalam melihat dan mendeskripsikan warna (buta warna)

(21)

C. Determinasi Persepsi

Persepsi juga dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan bagaimana informasi, pesan atau stimulus dipersepsikan. Dan mengacu dari data yang didapat faktor yang sangat dominan adalah faktor “ekspektansi” dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini memberikan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.yaitu:

1. Ketersediaan informasi sebelumnya.

Hal ini dikarenakan jika kondisi seseorang menerima informasi yang baru tanpa adanya stimulus yang baru maka secara langsung akan memberikan dampak kekacauan atau ketidak tepatan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan, akan lebih baik jika ada materi pelajaran yang harus disampaikan terlebih dahulu sebelum memberikan materi tertentu atau yang lain.

Hal ini akan sama jika seseorang yang datang di tengah berlangsungnya sebuah diskusi, mungkin akan mempersepsikan hal yang lain, dikarenakan ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Karena adanya informasi, juga dapat menjadi isyarat untuk mempersepsikan sesuatu.

2. Kebutuhan

Selain itu persepsi dapat hadir jika seseorang sedang memiliki kebutuhan. Hal ini karena ”seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu.” Salah satu contohnya adalah seseorang akan lebih peka dalam memakai benda yang dibutuhkannya atau seseorang akan lebih peka dalam mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.”

3. Pengalaman masa lalu

(22)

belajar. Pengalaman menyakitkan yang dialami seseorang akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan sebuah kecurigaan tertentu. Namun di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan seseorang, maka dia akan cenderung mempersepsikan orang tersebut itu sebagai orang baik, walaupun orang disekitarnya mengatakan hal yang lain tentang orang tersebut.

Selain ketiga hal tersebut terdapat faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah: emosi, impresi dan konteks.

4. Emosi

Emosi akan memberikan dampak yang akan ”mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat”, karena sebagian energi dan perhatiannya adalah karena adanya emosi. Seseorang yang sedang tertekan karena sedang memiliki permasalahan dengan seseorang dan pada perkembangannya ia sedang mengalami tekanan di tempat kerja , mungkin akan mempersepsikan humor yang diceritakan temannya sebagai penghinaan.

5. Impresi

(23)

6. Konteks

Konteks dalam sisi persepsi memiliki arti ”situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian.” Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks dapat memberikan gambaran yang sangat menentukan bagaimana sesuatu dipandang atau dipersepsikan. Fokus pada sesuatu yang sama, tetapi dalam gambaran yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda. Sama seperti memandang kondom dalam konteks keagamaan akan berbeda pandangan dengan kondom dalam konteks kesehatan.

Selain hal yang tersebut. Jika dikaitkan dengan teori psikologi maka persepsi tidak dapat dilepas dari teori gestalt.

D. Prinsip Persepsi Berdasarkan Teori Gestalt

Teori gestalt merupakan teori yang dibangun oleh Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler yang pada prinsipnya, menjelaskan “tentang hubungan yang terjadi antara pengalaman menyeluruh (pikiran, perasaan dan sensasi tubuh) dari individu. Dan pendekatannya lebih dipusatkan pada kondisi di sini dan saat ini (right here and right now) dengan menyadari apa yang terjadi dari waktu ke waktu (moment by moment).”

Menurut pengertian yang ada, teori gestalt adalah “sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan.” Teori gestalt “cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian kecil.”

(24)

reaksi aktif terhadap lingkungan. Manusia secara aktif akan membuat struktur dan mengatur perasaan terhadap stimulus yang ada.” (Deddy Halim, 2005)

Sebagian besar dari prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan dari teori gestalt. Dari teori gestalt dipercaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian yang diindera oleh seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan. Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang dapat menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi.

Kembali kepada salah satu prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini menggambarkan bahwa manusia, “secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus, mana yang menjadi fokus atau bentuk utama (figure) dan mana yang menjadi latar (ground).” Jika dikaitkan dalam kehidupan sehari – hari, secara sengaja atau tidak, kita akan lebih memperhatikan adanya stimulus tertentu dibandingkan yang lainnya. Yang dalam artinya, “kita menjadikan suatu informasi menjadi figure, dan informasi lainnya menjadi ground.” Salah satu fenomena dalam psikologi yang menggambarkan prinsip ini adalah, orang cenderung “mendengar apa yang dia ingin dengar, dan melihat apa yang ingin dia lihat.”

1. Prinsip Pengorganisasian

(25)

a. Proksimitas

Merupakan “kedekatan jarak merupakan kondisi yang paling sederhana dari suatu organisasi. Menurut teori Gestalt, obyek-obyek yang memiliki jarak yang lebih dekat cenderung dilihat lebih berkelompok secara visual.”

b. Similiaritas

Dapat dijelaskan “bila setiap elemen memiliki similiaritas atau kualitas yang sama dalam hal ukuran, tekstur dan warna, maka elemen tersebut cenderung akan diamati sebagai suatu kesatuan.”

c. Ketertutupan,

Merupakan suatu “unit visual yang cenderung membentuk suatu unit yang tertutup. Persepsi individu sangat tergantung dari fokus pandangannya, sehingga bagian yang terbuka pada suatu elemen akan otomatis dianggap sebagai suatu yang tertutup.”

d. Kesinambungan

Merupakan prinsip yang “menyatakan bahwa seseorang akan cenderung mengamati suatu elemen yang berkesinambungan sebagai satu kesatuan unit.”

e. Bidang dan simetri,

Prinsip ini menyatakan “semakin kecil area tertutup dan simetris semakin cenderung terlihat sebagai suatu unit.”

f. Bentuk dan latar

Dari prinsip ini menyatakan “bahwa sebuah obyek akan terlihat berbeda ketika sebuah bentuk memiliki latar yang kontras.”

E. Hubungan Persepsi, Gestalt Dengan Desain

(26)

dilihat atau dipersepsikan, dan bahwa suatu keseluruhan (whole) lebih besar dan penting daripada bagian (parts).” Mengacu kepada teori gestalt yang menjelaskan “secara alamiah manusia memiliki kecenderungan tertentu dan melakukan penyederhanaan struktur didalam mengorganisasikan objek persepsual.” Didasari oleh pernyataan tersebut maka manusia cenderung akan menyederhanakan apa yang pernah ia lihat. Hal ini dapat disamakan dengan hadirnya desain dan seorang desainer yang cenderung menghadirkan penyederhanaan bentuk yang terkadang terlihat rumit.

Seorang desainer bisa dianalogikan sebagai seorang yang kreatif. Seorang yang kreatif menghasilkan pemikiran dan karya yang dalam cara berfikirnya (out of the box) yaitu karya yang tidak mengacu kepada aturan yang ada. Memang terkadag ada sisi positifnya yaitu tidak sedikit karya yang lahir memiliki keunikan tersendiri. Namun selain itu sisi negatifnya karya yang dihasilkan terkadang akan sulit diterima dikarenakan berbagai macam alas an. Karya – karya yang inovatif atau yang memiliki keunikan sendiri memang dapat menjadi nilai lebih dalam suatu desain. Namun akar permasalahannya adalah apa nilai lebih yang terdapat dalam suatu desain sehingga bisa memecahkan masalah – masalah yang belum terpikirkan oleh orang lain? Itu merupakan pertanyaan pertama dalam konteks lahirnya sebuah karya desain. Jika karya desain tidak mampu menjawab suatu permasalahan maka dapat dikatakan suatu desain itu gagal.

(27)
(28)

Pertemuan 3

PERSEPSI DAN BENTUK

Abstrak

Bentuk merupakan elemen penting dalam desain. Berbagai macam bentuk dapat ditemukan dalam kehidupan. Dari bentuk yang wajar sampai ke bentuk

yang aneh.

A. PERSEPSI DAN PENGINDERAAN

Penginderaan diketahui merupakan “proses rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas setiap indera. seperti sifat sensorik dasar dari setiap indera (cahaya untuk penglihatan, bau untuk penciuman, suhu untuk perasa, bunyi untuk penginderaan, sifat permukaan untuk perabaan”. Saat ini, diketahui bahwa dimensi penginderaan terdiri atas:

- intensitas yang merupakan “kuat-lemahnya penginderaan” - ekstensitas yang merupakan “penghayatan pada tebal tipis” - durasi merupakan “singkat atau lamanya penginderaan”

- kualitas yang merupakan “perbedaan potensi rangsangan.” Selain dimensi penginderaan, terdapat sistem yang mempengaruhi penginderaan yaitu:

- Sistem auditori indera yang diperngaruhi oleh pendengaran, - Sistem visual indra yang dipengaruhi oleh penglihatan,

- Sistem kimiawi indera yang dipengaruhi oleh pengecap penciuman,

- Sistem propriseptif indera yangdipengaruhi oleh indera vestibular dan kinestik,

- Sistem semato sensorik indera yang dipengaruhi oleh sentuhan, tekanan, hangat, dingin, nyeri (serta kombinasi seperti gatal, geli dan halus).

(29)

tersebut. Sebagai contoh contoh adalah ketika mata distimulasi oleh sinar matahari atau tekanan bola mata, kita mempunyai penglaman visual. Proses yang menggabungkan dan mengorganisir data indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri disebut persepsi. Persepsi juga diketahui sebagai “kemampuan membedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap satu objek rangsang.

1. Ciri Dunia Persepsi

Saat ini, terdapat lima ciri umum dunia persepsi yaitu: a. Modalitas, sebagai “rangsangan yang diterima sesuai dengan karakter setiap indera seperti sifat sensorik dasar dan masing-masing indera,

b. Dimensi ruang, merupakan “dunia persepsi mempunyai sifat ruang seperti atas bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, latar depan-latar belakang,”

c. Dimensi waktu yang merupakan “dunia persepsi memiliki dimensi waktu seperti cepat-lambat”.

d. Struktur konteks yang merupakan “objek dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya”.

e. Dunia penuh arti yang merupakan “individu cenderung melakukan pengamatan inderawi pada setiap objek oleh manusia.

(30)

dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut “

B. Definisi Bentuk

Dalam artiannya, bentuk “merupakan penjabaran geometris dari bagian semesta bidang yang ditempati oleh obyek tersebut , yaitu ditentukan oleh batas terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi (koordinat) dan orientasinya terhadap bidang semesta yang ditempati. Bentuk obyek juga tidak tergantung pada sifat spesifik seperti: warna, isi, dan bahan.”. Seorang ahli matematika dan statistik dari Inggris, David George Kendall mendefinisikan "bentuk" sebagai yaitu: “seluruh informasi geometris yang akan tidak berubah ketika parameter lokasi, skala, dan rotasinya dirubah.”

Bentuk secara sederhana dapat dijelaskan oleh “teori benda geometri dasar (dua dimensi) misalnya titik, garis, kurva, bidang (misal, persegi atau lingkaran), atau bisa pula diterangkan oleh benda padat (tiga dimensi) seperti kubus, atau bola.”

Gambar 9. Bentuk dasar dan Fraktal

(31)

penggabungan bentuk geometri. Yang dapat menghasilkan bentuk baru”

C. Fraktal

Mengacu kepada definisinya “fraktal adalah benda geometris yang kasar pada segala skala, dan terlihat dapat "dibagi" dengan cara yang radikal. Beberapa fraktal bisa dipecah menjadi beberapa bagian yang semuanya mirip dengan fraktal aslinya. Fraktal dikatakan memiliki detail yang tak hingga dan dapat memiliki struktur serupa diri pada tingkat perbesaran yang berbeda. Pada banyak kasus, sebuah fraktal bisa dihasilkan dengan cara mengulang suatu pola, biasanya dalam proses rekursif atau iteratif.”

Berbagai jenis fraktal pada awalnya dipelajari sebagai benda matematis. “geometri fraktal adalah cabang matematika yang mempelajari sifat dan perilaku fraktal.” Fraktal bisa membantu menjelaskan banyak situasi yang sulit dideskripsikan menggunakan geometri klasik, dan sudah cukup banyak diaplikasikan dalam sains, teknologi, dan seni karya komputer. Dulu ide-ide konseptual fraktal muncul saat definisi tradisional geometri Euklides dan kalkulus gagal menganalisis objek kurva.

Benda yang sekarang disebut fraktal sudah ditemukan dan dipelajari jauh sebelum kata fraktal muncul. Pada tahun 1872 Karl Theodor Wilhelm Weierstrass seorang ahli matematika menemukan contoh fungsi dengan sifat yang tidak intuitif yaitu “kontinyu di manapun namun tidak terdiferensiasi di manapun grafik dari fungsi tersebut akan disebut fraktal di masa sekarang.”

(32)

Yang diketahui secara umum, ciri dari fraktal “bentuknya tidak teratur (tidak halus), jadi bukan termasuk benda yang terdefinisikan oleh geometri tradisional.” Dan dapat diartikan bahwa fraktal “cenderung memiliki detail yang signifikan, terlihat dalam skala berapapun saat ada keserupa dirian, ini bisa terjadi karena memperbesar fraktal tersebut akan menunjukkan gambar yang mirip. Himpunan tersebut biasanya didefinisikan dengan rekursi.”

Gambar 11. Fraktal pada objek

Benda yang mendekati fraktal “bisa ditemukan dengan mudah di alam.” Benda tesebut menunjukkan struktur frakral yang kompleks pada skala tertentu. Contohnya adalah awan, gunung, jaringan sungai, dan sistem pembuluh darah.

D. Bentuk

(33)

- Bentuk mempunyai struktur isi yang padu (Padat). Ia mempunyai lebih daripada satu permukaan dan bersifat tiga dimensi(3D).

- Bentuk merupakan satu unsur yang amat penting dalam penghasilan karya seni yang bersifat realis.

- Penggunaan unsur seni yang lain dapat digunakan untuk menghasilkan bentuk seperti garisan, jalinan, rupa, ruang dan warna.

Garis luar sesuatu objek yang akan berubah mengikut arah pandangan mata. Selain itu, bentuk dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: bentuk 2 dimensi dan bentuk 3 dimensi. Keduanya memiliki perbedaan

Tabel 1. Bentuk dan Syarat bentuk

Bentuk 2 Dimensi Bentuk 3 Dimensi

1. Sifat Bersifat 2 dimensi yang

memiliki panjang dan lebar

Bersifat tiga dimensi (3D) memiliki

ketinggian, lebar dan kedalaman.

2. Struktur Strukturnya hanya berdasarkan

garis yang menjadi

batasannya.

Berstruktur - mempunyai rangka yang

membolehkan membentuk form atau isi

padu dengan tepat dan sempurna.

3. Arah Hanya dapat dilihat dari satu

arah

Boleh dilihat dari semua arah

mempunyai lebih dari satu permukaan.

4. Nilai Tidak menghasilkan bayangan Terdapat bayangan karena mempunyai

kesan cahaya dan bayang.

E. Bentuk Dalam Desain

Bentuk dapat dikatakan ”ruang yang terdapat dalam baris.Bentuk dapat organik atau geometri dan dapat digunakan dalam hubungannya dengan unsur lain untuk membuat karya.” Itu dapat ditingkatkan dengan nada, tekstur dan warna. Bentuk bisa berupa dua dimensi dan tiga dimensi.

(34)

silinder, kerucut, dan bola. Sedangkan bentuk nongeometris merupakan bentuk yang tidak beraturan. Bentuk ini terdapat pada berbagai benda alam. Selain itu, benda dapat dibedakan menjadi tiga bentuk. Yakni bentuk kubistis, silindris, dan bebas.

Gambar 12. Bentuk Yang berawal dari alam

1. Bentuk kubistis.

Bentuk kubistis adalah ”bentuk yang menyerupai kubus atau benda yang bentuk dasarnya kubus dan balok.” Contoh: lemari, meja, kursi, kardus, kulkas, dan pesawat televisi.

2. Bentuk silindris.

Benda yang memiliki bentuk silindris adalah ”benda yang bentuk dasarnya menyerupai silinder atau bulat.” Contoh: gelas, botol, kendi, teko, ember, guci, cangkir, kaleng, dan piring.

3. Bentuk bebas.

Benda yang memiliki bentuk bebas adalah ”benda yang bentuknya tidak beraturan atau yang tidak termasuk kubistis dan silindris.” Contoh: kain, buah-buahan, sayur-sayuran, dan busana.

F. Jenis Bentuk

(35)

Gambar 13. Bentuk konkrit

Sedangkan bentuk ilusi merupakan bentuk yang dihasilkan melalui kemahiran penggunaan berbagai macam unsur seni seperti warna, garisan dan lain-lain. Dan bentuk objek yang dilihat dan dihasilkan melalui lukisan, catan, fotografi, cetakan atau pada permukaan rata (bersifat dua dimensi). lalu bentuknya tidak dapat disentuh tetapi hanya dapat dinikmati melalui indera penglihatan. Dan menghasilkan karya dua dimensi yang dapat mencipta bentuk, penggunaan kesan cahaya dan bayang merupakan faktor terpenting.

Gambar 14. Objek yang dipengaruhi cahaya

(36)
(37)

Pertemuan 4

Fungsi Bentuk

Abstract

Fungsi merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang dilakukan ole makhluk hidup, yang di dalam kegiatan tersebut membutuhkan tempat atau

ruang untuk melakukan aktivitasnya.

A. Pengantar

Mengacu kepada pengertian yang dinyatakan oleh Yuswadi Saliya (1999) ”menurut para modernis, fungsi dapat dikategorikan sebagai penentu bentuk atau panduan menuju bentuk. Fungsi menunjukan ke arah mana bentuk harus ditentukan.“.

Hal ini karena sudah dikenalnya istilah 3F (Form Follow Funtion) yang diungkapkan oleh Louis Sullivan. Namun jika berbicara mengenai konteks desain saat ini, maka tidak hanya berbicara tentang fungsi dan bentuk saja. Masih ada unsur lain yang juga terkait erat dengan desain, yang merupakan ”konsekuensi logis dari adanya fungsi.”

Fungsi merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang dilakukan ole makhluk hidup, yang di dalam kegiatan tersebut membutuhkan tempat atau ruang untuk melakukan aktivitasnya. Sehingga jika membahas tentang fungsi, tentunya akan berlanjut dengan pembahasan tentang ruang. Sedangkan untuk konteks bentuk, menurut Sullivan merupakan ”akibat dari pewadahan fungsi, dapat memberikan ekspresi tertentu.” Jadi jika membahas fungsi, ”maka tidak dapat dipisahkan dari pembahasan tentang ruang, bentuk dan ekspresi bentuk yang dihasilkan.”

(38)

meninggikan nilai suatu karya, memperoleh tanggapan serta mengungkapkan suatu makna.”

B. Fungsi

Dalam bukunya, Victor Papanek (1985) “fungsi dalam desain dapat memberikan respon, penilaian atau anggapan yang sama antara mitra atau konsumen dan desainer terhadap produk yang dihasilkan. Dan juga yang berhubungan dengan lingkungan, pengetahuan serta kebudayaan. “ Maka dapat dikatakan dalam meciptakan suatu fungsi terdapat aspek yang harus diperhatikan karena tidak hanya bentuk saja.

1. Pengertian Fungsi

Dalam perkembangan saat ini, terdapat berbagai macam pengertian fungsi mengacu kepada siapa yang mendeskripsikannya. Seperti pengertian umum dari fungsi adalah “kegunaan suatu hal”.

(39)

pengamat. Selain pengertian fungsi tersebut. terdapat berbagai macam aspek yang berkaitan dengan fungsi.

2. Aspek Fungsi

Pemahaman fungsi menurut Jan Mukarowsky (1972) dapat dilihat dalam lima aspek yaitu:

1. Referential function (fungsi referensi).

Fungsi referensi ini mengacu “kepada sentuhan tradisional, dimana variasi kebiasaan hidup berbeda antara yang satu dengan yang lain dengan komposisi bagiannya.”

2. Aesthetic function (fungsi estetika).

Fungsi estetika merupakan “sesuatu yang potensial untuk bisa ditonjolkan dan tidak ada pula batasan yang tegas antara struktur dan fungsi estetika yang dominan. Ruang lingkup fungsi estetika ini meliputi keharmonisan antara warna, texture, media, wujud geometri dan kesesuaian pengaturan komposisi pada lingkungannya.”

3. Allusory function (fungsi perumpamaan).

Fungsi perumpamaan ini “didasarkan pada referensi sejarah, dicontohkan oleh Jan Mukarowsky dalam konteks arsitektur yaitu dengan menampilkan sebagian atau beberapa bagian bangunan bersejarah kedalam bentuk bangunan yang akan dibuat pada masa sekarang.

4. Territorial function (fungsi teritorial).

Fungsi teritorial lebih menekankan “kepada adanya instruksi yang digunakan untuk membedakan fungsi yang ada pada suatu benda dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan alat tertentu, tanda penulisan dan alat grafis.” Seperti halnya penggunaan keterangan Tulisan Toilet Untuk Pria Atau Wanita yang dapat dibedakan dalam penggunaan gambar.

5. Expressive function (fungsi ekspresif).

(40)

Selain kelima aspek tersebut, berkaitan dengan fungsi, Victor Papanek (1985) memberikan gambaran tentang aspek yang berkaitan dengan fungsi. Aspek yang terdapat dalam sebuah fungsi yaitu :

a. Method

Merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan menggunakan alat , bahan serta proses guna mencapai tujuan yang ditentukan.

b. Association

Merupakan fungsi desain yang dapat memberikan respon, penilaian atau anggapan yang sama antara mitra atau konsumen dan desainer terhadap produk yang dihasilkan. Dan juga yang berhubungan dengan lingkungan, pengetahuan serta kebudayaan. c. Aesthetics

Merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses mendesain, keberhasilan suatu desain di samping nilai fungsinya juga keindahan dari produk yang dibuat karena daya tarik yang utama terletak pada keartistikan maupun keunikan produk yang di ciptakan.

d. Need

Adanya pertimbangan kebutuhan yang berdasar kepada maksud dan tujuan dari suatu benda.

e. Telesis

Merupakan pemanfaatan proses alam dan masyarakat dengan maksud dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat sesuai tatanan sosial ekonomi manusia secara umum.

f. Use

Memberikan penjelasan tentang fungsi suatu benda yang dapat memberikan manfaat sesuai dengan tujuan dari pekerjaan. Dalam hal ini tidak hanya fungsi dari benda itu sendiri.

(41)

harus dapat memerankan berbagai aspek dan juga harus saling berkaitan. Setiap aspek fungsi yang dilaksanakan itu terbentuk dari sudut tinjau dan pemahaman tertentu atas arti dan pengertian dari fungsi yang dipakai.

Semakin banyak fungsi yang dapat dilaksanakan dapat dipakai untuk memberikan penilaian terhadap tinggi-rendah, dan kaya – miskinnya kualitas sesuatu obyek sebagai sebuah karya yang memiliki mutu tertentu. Dapat dikatakan semakin banyak fungsi yang dapat dilaksanakan oleh satu obyek bangunan, maka semakin tinggi nilai kualitas dari suatu obyek tadi.

C. Bentuk

Mengacu kepada pernyataan Sadjiman E Sanyoto (2009) “Segala macam benda yang berada di bumi memiliki bentuk, walaupun dalam berbagai macam ukuran.” Hal ini juga berlaku terhadap sebuah karya seni atau desain bahkan terhadap benda yang tidak berdimensipun tetap memiliki bentuk walaupun dalam pengertian garis. Bentuk biasanya memiliki panjang dan lebar akan tetapi dari panjang dan lebar tersebut dapat disederhanakan menjadi sebuah garis.

1. Pengertian Bentuk

Sama seperti fungsi, bentuk juga memiliki berbagai macam pengertian Berdasarkan dari data yang didapat dari Yuswadi Saliya (1999) Mengacu kepada pengertian dari Vitruvius, bentuk “merupakan penggabungan antara antara firmistas (technic) dengan venustas (beauty/delight)”. Sedangkan menurut Abecrombie (1984) bentuk merupakan “obyek dalam persepsi kita memiliki wujud (shape) Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk”

2. Ciri Visual Bentuk

(42)

Ching (1979) dimana ciri tersebut pada kenyataanya “dipengaruhi oleh keadaan bagaimana cara kita memandangnya. Juga merupakan sarana pokok yang memungkinkan kita mengenal dan dan melihat serta meninjau latar belakang, persepsi kita terhadap satu dan yang lain, sangat tergantung dari derajat ketajaman visual dalam suatu objek.” Bentuk dapat dikenali karena ia memiliki ciri visual, yaitu :

a. Wujud

Merupakan hasil “konfigurasi tertentu dari permukaan dan sisi bentuk.”

b. Dimensi

Dimensi suatu bentuk adalah “panjang, lebar dan tinggi. Dimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain disekelilingnya.”

c. Warna

Warna dapat diartikan “corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk. Warna adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.”

d. Tekstur

Merupakan “karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan bentuk tersebut.”

e. Posisi

Merupakan “letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual.”

f. Orientasi

(43)

g. Inersia Visual

Merupakan “derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.”

Berdasarkan beberapa aspek yang ada, Dapat dikatakan sebuah bentuk, ”tidak hanya memiliki permukaan luar tetapi juga ruang dalam dan organisasi (internal space). Dengan pengertian lain, secara umum, bentuk (form) lebih tinggi (superior) dari wujud (shape)”. Namun dalam pernyataannya Abercrombie (1984) ”dengan adanya penghayatan terhadap wujud kita bisa mendapatkan kepuasan. Wujud dapat menarik perhatian kita, mengundang keingintahuan, memberikan sensasi yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dalam berbagai cara. Terdapat wujud yang memuat pesan khusus, yang dapat mempengaruhi kita dengan cara yang mudah dimengerti, sementara yang lain dengan cara yang sulit dijelaskan. Dengan atau tanpa penjelasan, kekuatan wujud tidak dapat dipertentangkan.” karena di dalam suatu wujud terdapat suatu kekuatan yang diperkaya oleh berbagai macam hal.

(44)

Bentuk yang sama tidak perlu selalu sama dan sebangun, untuk dapat dikenali hubungan antara mereka; kemiripan dalam satu keluarga sudah cukup, justru karena keberagaman dapat menyenangkan, bahkan lebih disukai daripada kesamaan yang sempurna.”

D. Fungsi Dan Bentuk

Menurut Yuswadi Saliya (1999) Fungsi dan bentuk ”memang diperlukan untuk menjelaskan suatu objek, tetapi belum memadai (necessary but not sufficient). Fungsi tidak mutlak menentukan bentuk.” Namun Suatu fungsi dapat dikomunikasikan kedalam suatu bentuk.

(45)

Pertemuan 5

Ragam Bentuk

Abstract

Bentuk adalah sesuatu yang terlihat. Berbagai macam pengertian dari bentuk serta sifat yang dapat dihasilkan oleh keberadaan suatu bentuk.

A. Bentuk dan Unsur Konsep

Sebagaimana telah dibahas dimuka bahwa untuk konsep tidak kelihatan. Titik, garis, bidang akan menjadi bentuk jika terlihat. Sebuah titik pada sehelai kertas betapapun kecilnya pasti mempunya raut, ukuran dan warna dan barik jika tampak. Demikian halnya dengan garis atau bidang. Semua itu adalah bentuk dalam arti yang sebenarnya walaupun bentuk yang berupa titik atau garis pada umumnya tetap disebut titik atau garis saja.

B. Bentuk Berupa Titik

Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya kecil. Jadi kesimpulannya adalah yang menjadi ciri dari bentuk yang berupa titik adalah ukurannya kecil dan rautnya sederhana. Titik dapat juga berbaut bujur sangkar, segitiga, Lonjong, rincu.

C. Bentuk Berupa Garis

Bentuk disebut garis karena pertama bujurnya sempit sekali dan kedua lintangnya sangat menonjol. Ada tiga hal yang juga harus diperhatikan pada bentuk berupa garis adalah:

Pertama: Raut keseluruhan atau yang dimaksudkan adalah tampilan umum, yakni lurus, lengkung, bertekuk, atau tarikan tangan bebas.

(46)

Ketiga: Ujung, dapat diabaikan jika garis sangat tipis, tapi jika lebar maka raut ujungnya akan tampak jelas, mungkin persegi, bundar, runcing dllnya.

Dalam batasan garis dapat disebut juga sesuatu yang panjang dan garis dapat diartikan sebagai suatu pembatas garis struktural:

- Ruang - Objek - Marka

- Warna atau Tone

Selain itu ada kemungkinan yang lain melihat dan memperhatikan akan dimensi garis yang akan mendapatkan sifat :

- Memanjang

- Mengarah dari kiri ke kanan dan sebaliknya

Dalam suatu batasan yang lain elemen garis digambarkan sebagai sesuatu yang bersifat dinamis dalam batasan:

- Arah ( orientasi ) - Gerak ( energi )

Dan juga efek gerakan garis dapat dicapai dengan sederetan bentuk garis

Garis dapat dibagi menjadi 3 bagian.: - Garis Lurus

- Garis Lengkung - Garis patah

D. Sifar Garis

Formal: Segala macam garis yang berfungsi memperjelas bentuk suatu benda dan berfungsi sebagai pembatas.

(47)

Karya seni yang banyak dibentuk dari garis informal adalah Huruf Tiongkok dan Lukisan Mandarin.

Imajiner: Garis Ini dapat disebut juga dengan garis Khayalan saja atau dapat disebut juga abstrak. Karena hanya berupa gambaran garis dalam hal ini garis tidak tampak secara fisik namun secara khayalan terasa adanya garis.

E. Bentuk Berupa Bidang

Bentuk dan raut bidang dapat kelompokkan menjadi enam kelompok:

Geometri dibuat berdasarkan matematika

Gambar 16. Bentuk geometri

Organik dibatasi oleh lengkung bebas, yang mengesankan kejelangan dan pertumbuhan

Gambar 17. Bentuk organik

Bersudut dibatasi oleh beberapa garis lurus yang menurut matematika tidak bersitali.

Gambar 18. Bentuk bersudut

Tak teratur dibatasi oleh garis lurus dan lengkung yang dari segi matematika tidak bersitali.

Gambar 19. Bentuk tak teratur

(48)

Gambar 20. Bentuk tarikan tangan

Kebetulan ditentukan oleh pengaruh bahan atau proses khusus, atau diperoleh dengan kebetulan.

Gambar 21. Bentuk kebetulan

1. Bentuk Positif dan Negatif

Pada umumnya, bentuk dipandang sebagai sesuatu yang menempati ruang, tapi dapat pula dipandang sebagai ruang kosongyang dikelilingi oleh ruang terisi. Jika bentuk dipandang sebagai pengisi ruang, maka kita sebut bentuk “positif” Jika dipandang sebagai ruang kosong yang dikelilingi ruang yang terisi kita sebut bentuk “negative”

Gambar 22. Bentuk Positif dan Negatif 2. Sebaran Bentuk dan Warna

Tanpa mengubah unsur apapun dalam sebuah rancang, sebaran warna dalam rengrengan warna tertentu dapat mempunyai lingkup keragaman yang besar. Empat sebaran warna yaitu:

- Bentuk putih pada latar putih - Bentuk putih pada latar hitam - Bentuk hitam pada latar putih - Bentuk hitam pada latar hitam

(49)

Gambar 23. Sebaran Bentuk

Jika rancang bertambah rumpil (banyak seluk beluknya) maka sebaran warna itupun bertambah kemungkinannya.

F. Pertalian Bentuk

Bentuk dapat berhubungan satu sama lain dengan banyak cara. Contoh sederhananya jika sebuah bentuk menindih yang lain, maka hasilnya tidak sesederhana yang kita bayangkan. Berikut kita akan memperoleh delapan pertalian antara bentuk yang berbeda:

Perpisahan: kedua bentuk tetap terpisah satu sama lain meskipun dapat berdekatan.

(50)

Pertindihan: jika kedua bentuk itu digerakkan lebih mendekat, maka bentuk satunya akan menindih yang lain sehingga satu gambar tampak dibawahnya.

Pelantasan seperti contoh diatas, tapi kedua bentuk tampak bening, pertalian antara yang satu ada dibawah yang lainnya tidak jelas tampak, semenmtara batas keduanya tampak utuh.

Peleburan: seperti contoh diatas, tapi kedua bentuk lebur menjadi sebuah bentuk baru yang lebih besar. Kedua bentuk kehilangan sebagian batasnya jika melebur sesamanya.

Pengikisan: jika bentuk taya menindih bentuki yang tampak, terjadilah pengikisan. Bagian bentuk yang tertindih itu turut lenyap. Pengikisaan dapat dipandang sebagai penindih bentuk positif oleh bentuk negative.

Pengundungan: seperti diatas, tapi bagian bentuknya yang tertindih saja tampak. Terjadilah bentuk baru yang lebih kecil sebagai hasil pengundungan.

(51)

G. Hakikat Bentuk

Kamus menerangkan sebagai gatra, susunan bagian-bagiannya, aspek yang terlihat. Dan Bentuk dari suatu hasil seni tidak lain adalah gatranya, susunan bagian-bagiannya, demikian pula apabila terdapat dua atau lebih bagian- bagian yang bergabung menjadi satu akan membentuk suatu susunan. Tetapi dalam membicarakan bentuk suatu hasil seni tentu saja yang dimaksud adalah bentuk bentuk yang khas; bentuk yang dalam beberapa hal mempengaruhi kita.

Gambar 24. Bentuk dan Wujud

Sedangkan menurut Herbert Read dalam hubungannya dengan seni lukis, Pengertian bentuk disalin dari bentuk “shape”, sedangkan “form” disalin menjadi ujud. Pengertian wujud tidak menyangkut persoalan keteraturan, simetris, ataupun segala macam proporsi tertentu yang lain.

(52)

gambar yang baik dan yang (demikian kuatnya) menggetarkan kita.

Menurut Plato, Bentuk (Form) dibedakan menjadi dua yaitu bentuk yang Relatif dan Absolut.

- Bentuk yang Relatif adalah perwujudan yang perbandingan maupun keindahannya terkait pada hakikat bentuk-bentuk yang ada di dalam dan merupakan tiruannya.

- Bentuk Absolut adalah suatu bentuk atau suatu abstraksi yang terdiri dari garis lurus dan lengkung, dan bidang atau bentuk tiga dimensional yang dihasilkan dari bentuk-bentuk di alam itu dengan perantaraan ‘mesin bubut, penggaris dan siku-siku.

Keindahan bentuk yang tidak berubah serta absolut ini dipersamakan dengan nada suara murni dan halus, yang memiliki keindahan bukan karena dihubungkan dengan sesuatu yang lain, melainkan semata-mata karena sifat-sifatnya sendiri.

Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan yang tampak nyata. Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai manifestasi fisik dari objek disebut juga sebagai sosok ( form ). Misalkan saja dalam melukis seorang pelukis membentuk manusia demikian juga pematung. Ada juga bentuk yang hadir karena tidak dijiwai atau secara kebetulan dalam istilahnya disebut : Shape yang dipakai juga dengan kata wujud atau raga.

Bentuk ada juga yang hadir dialam sebagai perwujudan dari alam itu sendiri (ciptaan alam ). Ada bentuk yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan manusia.

H. Fungsi bentuk

(53)
(54)

Pertemuan 6

Pengarah Bentuk

Abstract

Pengarah bentuk dapat membantu dalam mengambil keputusan untuk merencanakan dan menetapkan bentuk visual

A. Definisi

Proses perancangan, perencanaan dan pelaksanaan pembuatan sebuah benda diawali dengan penetapan panduan/spesifikasi deskriptif dan kemudian diikuti dengan perencanaan segi fisik benda yang akan diciptakan.

Salah satu keputusan yang diambil dalam tahap perencanaan fisik adalah penetapan bentuk visual.

Di dalam menghasilkan suatu bentuk dinyatakan ada hal yang secara signifikan menjadi panduan dalam penciptaan desain bentuk benda, antara lain constraint dan analogy. Kedua hal ini disebut sebagai pengarah bentuk (generator of form).

1.C on st ra in t

Dalam bahasa Inggris, constraint berarti paksaan atau tidak bebas (force,compulsion). Jika mengacu kepada metodologi desain, konstrain diartikan sebagai “hal atau kondisi spesifik yang menjadi arahan atau alasan terciptanya bentuk visual tertentu pada benda yang diinginkan.” Ada empat kategori konstrain, meliputi Radical Constraint, Practical Constraint, Formal Constraint dan Symbolic Constraint.

a. Radical Constraint

(55)

gedung olah raga didesain memiliki langit-langit yang tinggi agar juga dapat digunakan untuk cabang olah raga tertentu (bola volley, tenis, badminton) dan dapat mengakomodasi volume udara segar yang cukup.

b. Practical Constraint

Practical constraint ”berkaitan dengan segala kondisi dan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembuatan benda; merupakan masalah teknologi.” Contoh: Dalam mendesain sebuah benda untuk keperluan luar ruangan, kondisi fisik lingkungan alam merupakan konstrain eksternal sedangkan pilihan material yang digunakan merupakan konstrain internal.

c. Formal Constraint

Formal Constraint berkaitan ”dengan keinginan dan kepatutan untuk menciptakan bentuk tertentu pada benda yang ingin diciptakan, antara lain mengacu kepada bentuk dasar geometrik (basic form), proporsi, skala dan ukuran.”

d. Symbolic Constraint

Symbolic Constraint Berkaitan ”dengan tujuan atau tuntutan agar bentuk yang diciptakan mampu melambangkan sesuatu hal yang diinginkan. Contoh: Bangunan berbentuk binatang atau berbentuk kapal. Dalam proses perancangan sebuah benda, keempat kategori konstrain itu selalu hadir dengan kadar yang berbeda.”

(56)

2 . A n a I o g y

Di samping konstrain, salah satu pengarah bentuk (generator of form) yang lain adalah analogy. Pola berpikir ini merupakan teknik utama yang digunakan dalam proses synectics.

Analogi berarti adanya persamaan prinsip atau persamaan sebagian komponen yang dikandung oleh dua (atau lebih) hal yang berbeda. Dalam metodologi desain dikenal empat kategori, meliputi Personal Analogy, Direct Analogy, Symbolic Analogy dan Fantasy Analogy.

a. Personal Analogy

Merupakan analogi yang ”dirasakan dan ditemukan secara pribadi oleh desainer setelah mengalami sendiri situasi atau kondisi yang dihadapi dalam perancangan.” Contohnya: Untuk menyempurnakan desain sebuah kursi, desainer merasakan sendiri menduduki kursi yang akan diredesain dan kemudian menemukan bagian-bagian yang perlu diperbaiki. Contoh lain: Untuk menerapkan karya desain di sebuah ruangan tertentu, desainer terlebih dahulu merasakan sendiri hadir dalam ruangan tersebut.

b. Direct Analogy

Merupakan ”pemanfaatan fakta atau konsep yang sama (paralel) untuk menjawab masalah desain yang berbeda.” Contoh: Penggunaan material tahan air dan tahan karat untuk kursi taman dan material yang sama untuk bemper mobil.

c. Symbolic Analogy

(57)

d. Fantasy Analogy

Merupakan analogi ini memungkinkan desainer untuk menarigguhkan sementara pertimbangan logis serta mengeksplorasi sesuatu gagasan yang bebas dan fantastis, bahkan mustahil. Contohnya: Penciptaan bentuk yang mengacu pada suasana kehidupan di dasar laut atau kehidupan di luar angkasa atau tempat khayalan lainnya.

Gambar 25. Pengarah Bentuk

B. Ekspresi Bentuk

Ekspresi adalah “apa yang telah kita lihat menurut pangaruh atau pengalaman sebelumnya” (Smithies, 1984). Oleh karena setiap orang memiliki keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh suatu obyek juga akan berbeda. Keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda “diakibatkan oleh tingkat pendidikan yang berbeda, agama yang berbeda atau juga akibat / pengaruh media masa yang dikonsumsi oleh pengamat.” Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian dari tanggapan itu bersifat subyektif. Meskipun demikian terdapat ”aspek akspresi yang dapat dilihat secara obyektif. Dan setiap kerangka teori perancangaqn senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip. Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni:

1. Fungsi

(58)

pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk kursi pada yang dapat menghindari terjadinya ketidaknyamanan pada saat duduk, menghindari ketidaknyamanan posisi duduk.

2. Struktur

Struktur dapat juga dipakai sebagai ”elemen estetis pada sebuah benda yang dirancang dan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula.”

3. Budaya

Budaya sebagai ekspresi terdapat pada benda tradisional. “Ekspresi yang dimunculkan merupakan hasil tampilan budaya.”

Gambar 26. Ekspresi bentuk dalam alat budaya

C. Bentuk Dan Sumber Imaji

Hadirnya sebuah bentuk, tidak dapat dilepaskan dari hasil dari pemikiran manusia. Jika dikaitkan dengan ekspresi. Maka bentuk dapat dikatakan sebagai perwakilan manusia dalam menyampaikan hasil pemikirannya. Karena dalam proses menghasilkan suatu bentuk, terdapat sikap yang didasari oleh pengalaman yang pernah dilakukan. Berdasar kepada hasil pemikiran manusia maka terbentuk yang dimaksud dengan “imaji” yang merupakan “sesuatu yang dibayangkan dalam pikiran”. “Kita berfikir, belajar, melamun, m e m b a c a , b e r k o m u n i k a s i , dsbnya, semuanya memanfaatkan imaji dalam prosesnya. Berdasarkan kepada pernyataan Primadi Tabrani (2001) terdapat tiga bentuk imaji yaitu:

1. Pra imaji

(59)

2. Imaji konkrit

Yaitu image yang jelas bentuknya 3. Imaji abstrak (bahasa).

Yaitu image yang sudah jelas bentuknya dan telah menjadi bahasa.

Dalam pernyataannya, Primadi Tabrani (2001) menyatakan “proses berpikir manusia selalu memanfaatkan ketiga bentuk image tersebut. Bukan hanya karena ketiganya dapat berada berdampingan pada suatu saat yang sama lain. Perimbangan antara ketiga bentuk image yang muncul pada saat yang sama, akan ikut menentukan sejauh mana tahap proses kreasi dan kualitas berpikir pada umumnya.” Sudah Seharusnya kita memanfaatkan seluruh bentuk dan sumber imaji secara terpadu, atau imaji yang peranannya lebih besar karena fungsinya untuk “memadukan imaji konkrit yang dengan sejumlah indera dan i m a j i n a s i y a n g m e m a d u k a n sensasi persepsi dengan memori.”

Selain itu, menurut Primadi Tabrani (2001) Jika “dilihat dari sumbernya, manusia memiliki tiga macam imaji yaitu:

- Image Sensasi – Persepsi

Merupakan “image yang diperoleh dari luar diri (stimuli luar) yang digerakkan oleh tenaga luar. Sensasi sendiri terjadi bilaa stimuli luar melanda indera kita. Sedangkan persepsi terjadi bila stimuli luar diiringi dengan perasaan yang bersifat fisik seperti sakit, panas,dsb.” Dalam perkembangan manusia, proses sensasi – persepsi selalu berjalan serempak dengan proses imaginasi, sebab manusia bukan alat yang sekedar mencatat atau merekam. Namun merupakan “makhluk yang aktif dan kreatif”

- Image Memori

Merupakan image yang dikeluarkan dari memori. Image tersebut lebih berupa memori (hasil dari penyimpanan di dalam otak).

- Image Imaginasi

Merupakan image yang dihasilkan dari penghayatan.

(60)

terdapat salah satu cara untuk mengembangkan imginasi dengan mengunakan cara berpikir, atau dapat dikatakan dengan cara berpikir kreatif yang dituangkan dalam bentuk berpikir visual yaitu “salah satu cara atau saran untuk menyampaikan atau mengkomunkasikan ide yang berdasarkan imaginasi.” Dan penyampaian imaginasi tersebut terdiri dari empat pola pikir yaitu:

1. Free Thinking

Berpikir sebebas – bebasnya atau lebih dikenal dengan brainstroming. Yaitu dimana kondisi menuangkan ide sebebasnya dan diusahakan untuk dapat menghasilkan ide sebanyaknya, tanpa menghiraukan suatu batasan namun tetap mengacu kepada konteks. Dalam pola free thinking sering kali terdapat pertanyaan tentang apa yang sedang dipikirkan dikarenakan adanya berpikir bebas. Namun jika sudah mengacu kepada konteks maka pertanyaan yang terlontar akan menjadi pertanyaan bagaimana membuatnya. 2. Structured Thinking

Dapat dikatakan cara berpikir yang terstruktur. Pola pikir ini lebih mengutamakan aturan terlebih dahulu. Mengenai konteks dan kaidah yang ada sudah mulai dipikirkan. Lalu melakukan aksi menuangkan ide. Kelemahan yang ada dalam pola pikir ini adalah mengumpulkan kaidah yang berlaku sebanyak – banyaknya. Namun disatu sisi kelebihan yang terdapat pada pola pikir ini adalah dalam menuangkan ide dapat sebebasnya, dengan mengacu kepada data serta tidak keluar dari acuan. Lebih tepat jika dikatakan bebas namun tidak berkesan asal – asalan.

3. Graphic Thinking

Dalam graphic thinking lebih mengutamakan penyampaian secara visual. Dan diperkuat dengan penggunaan simbol atau tanda untuk memperkuat penyampaian suatu ide atau imaginasi. Penggunaan graphic thinking terkadang ada di free thinking dan structured thinking. Namun pemanfaatannya yang berbeda.

4. Lateral Thinking

(61)

pandang yang berbeda. untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan terkadang keluar dari sudut pandang yang ada. Dalam lateral thinking diperlukan pemikiran yang mampu membuat suatu yang berbeda bahkan terkadang leuar dari konteks namun tetap pada kaidah yang berlaku.

(62)

Pertemuan 7

BENTUK DAN RUANG

Abstract

Ruang dalam bentuk dibuat sebagai batasan yang akan berpengaruh terhadap suatu persepsi. Sehingga pengetahuan sebuah ruang diperlukan sebagai

acuan dalam membuat bentuk.

A. Pendahuluan

Dalam membahas bentuk dan ruang tidak dapat lepas dari keberadaan bentuk itu sendiri dan berkaitan dengan pengertian “bentuk geometri.” Pengertian geometri sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu ”geo” dan ’metria’ di mana ”geo” memiliki arti bumi dan ”metria” berarti ”ukur”. Hal ini dikarenakan geometri “memiliki keterkaitan dengan pengukuran bumi”. “Jika disederhanakan bentuk geometri merupakan bentuk yang pembuatannya didasarkan oleh perhitungan” Ilmu tentang geometri merangkum pengkajian tentang bentuk, sains, kedudukan dan ruang serta memiliki keterkainan dengan kehidupan manusia.

Gambar 27. Bentuk dasar B. Bentuk Geometri

Berbicara tentang bentuk geometri, saat ini dikenal dua macam bentuk yaitu bentuk 2 Dimensi Dan bentuk 3 Dimensi. Bentuk 2 dimensi ialah bentuk yang mempunyai panjang dan lebar saja. Ia diklasifikasikan kepada tiga kumpulan utama iaitu bentuk yang dibatasi oleh beberapa garis lurus, bentuk yang dibatasi garis melengkung dan bentuk yang dibatasi oleh penggabungan garis lurus dan melengkung. Contoh bentuk 2 dimensi ialah segitiga, segiempat, lingkaran, elips dan setengah lingakaran.

(63)

seperti adanya bentuk poligon. Poligon merupakan “bentuk yang terbuat oleh lebih daripada tiga bagian garis lurus pada satu bagian yang sama di mana tidak ada sisi bersebelahan yang berada pada satu garis, setiap sisi memotong hanya pada dua garis lurus dan setiap sisi hanya bertemu dengan sisi-sisi disebelahnya.” Contoh poligon ialah segitiga, quadrilateral, pentagon, heksagon, heptagon, oktagon, nonagon dan dekagon. Selain itu, terdapat juga poligon cembung dan poligon cengkung. Poligon dapat dimasukan ke dalam tiga jenis yaitu “equilateral, equiangular dan regular.” Poligon equilateral adalah “jika semua sisinya sama panjang,” Untuk poligon equiangular didapatkan “jika semua sudutnya sama” dan poligon regular “jika semua sisi adalah sama dan semua sudut juga adalah sama.”

Gambar 28. Poligon sebagai bentuk

(64)

persegi yang notabene bentuk 2 dimensi. Namun jika melihat dari sudut pandang lain maka baru terlihat bentuk 3 dimensi dari piramid. Begitu juga yang terjadi kepada bentuk lingkaran. Yang jika diberikan kedalaman atau ketinggian dari bentuk maka akan menjadikannya bentuk silinder bahkan bola.

Gambar 29. Bentuk 3 dimensi

Dalam penerapannya, bentuk 2 dan 3 dimensi memiliki parameter yang menjadi acuan dalam membuat suatu bentuk. Dan parameter tersebut adalah ukuran – ukuran yang dapat menjadi bentuk. Disadur dari modul pembelajaran asas bentuk dan isi. Parameter untuk pembentukan bentuk 2 dimensi adalah:

Tabel 2. Parameter dalam bentuk

No Nama Bentuk Parameter

1 Segitiga

2 Persegi

(65)

4 Segi Empat

5 Lingkaran

6 ¼ Lingkaran

Sedangkan parameter untuk bentuk 3 dimensi adalah :

Tabel 3. Parameter Bentuk 3 dimensi

NO Nama Parameter Dan Volume Bentuk

1 Rectangular atau

Prisma

2 Kubus

3 Sphere Atau bola

(66)

5 Kerucut

Bentuk 3 dimensi juga dapat dibentuk dari penambahan dari garis dan arah. Karena garis dan arah dapat difungsikan sebagai batasan untuk membuat bentuk 3 dimensi. Selain itu, keberadaan bentuk 3 dimensi juga secara langsung juga berkaitan dengan adanya ruang dalam suatu bentuk.

C. Ruang

Sedangkan untuk ruang, terdapat berbagai macam pengetian yang dirangkum oleh Cornelis Van D Ven (1995) yang membahas tentang arti ruang yaitu:

- Lao Tzu “Ruang adalah “kekosongan” yang ada disekitar kita maupun disekitar obyek atau benda, ruang yang terkandung didalam adalah lebih hakiki ketimbang materialnya, yakni masa. Kekosongan yang terbingkaikan oleh elemen pembatas pintu dan jendela, boleh dianggap sebagai ruang transisi yang membatasi bentuk arsitekur yang fundamental. Ada tiga tahapan hirarki ruang : pertama, ruang sebagai hasil dari perangkaian secara tektonik; kedua, ruang yang dilingkup bentuk stereotomik dan ketiga, ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara di dalam dengan dunia diluar.”

Gambar

Gambar 2. Pesan dari persepsi
Gambar 3. Persepsi terhadap objek
Gambar 5. Persepsi auditori
Gambar 11. Fraktal pada objek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan

DM merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sehingga seseorang yang terkena DM cenderung memiliki persepsi yang negative terhadap penyakitnya.Persepsi seseorang

Berdasarkan pengertian terdapat dalam kamus besar bahasa indonesia pengalaman berupa segala sesuatu yang telah dialami sedangkan kerja merupakan kegiatan melakukan

Niat adalah keinginan kuat untuk melakukan sesuatu yang muncul dari dalam diri setiap individu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa, niat adalah 1) maksud

DM merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sehingga seseorang yang terkena DM cenderung memiliki persepsi yang negative terhadap penyakitnya.Persepsi seseorang

Pemahaman seseorang terhadap etika mempengaruhi pandangannya terhadap manajemen laba. Perbedaan pandangan ini secara langsung mempengaruhi persepsi seseorang terhadap

Menurut Wahjosumidjo (1987), motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu dengan respon dan juga merupakan proses psikologis

Dengan demikian kata abon-abon yang ada dalam kamus bahasa Jawa dengan maksud yang ada pada lagu sindhenan memiliki kesamaan arti, yaitu sesuatu yang berfungsi sebagai peleng- kap dan