• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Bahasa Rupa

Dalam dokumen PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama (Halaman 120-125)

BENTUK DAN WUJUD

C. Fungsi Bahasa Rupa

Istilah “bahasa” sering dihubungkan dengan kata lisan atau tertulis. Ditambah dengan penyampaian suatu makna. Namun tanpa disadari, terdapat berbagai cara untuk menyampaikan makna. Melalui ekspresi, cara berpakaian. gerak, sikap, atau semua yang berkaitan dengan pengolahan tubuh manusia.

Dalam perkembangannya, hal tersebut dapat juga dikatakan sebagai bahasa. “Ketika berbicara melalui kata, terkadang

kita juga menggerakan tangan, sambil bertolak pinggang yang menggunakan bahasa tubuh, dengan ekpresi wajah tertentu(bahasa wajah) dan sekaligus busana/dandanan yang kita kenakan mengatakan siapa diri kita (bahasa busana).

Gambar 37. Gambar sebagai bahasa

Berbagai bahasa itu dapat saling melengkapi, mempertegas, menggantikan, mengingkari ,bahkan dominan satu terhadap lainnya.”

Saat ini terdapat salah satu jenis bahasa yang begitu berperan dominan, yakni bahasa rupa atau gambar. Gambar tidak hanya menjadi bagian hidup lagi, Namun sudah terdapat dikehidupan setiap hari. Gambar yang hadir dari televisi merupakan salah satu bentuk suguhan gambar. Komunkasi yang dibangun oleh suatu perusahaan untuk memasarkan produknya juga merupakan suatu bahasa rupa yang terlihat. atau dapat juga gambar pada kemasan suatu produk. Rambu lalu lintaspun dapat dijadikan suatu bahasa. Jika berbicara mengenai bahasa rupa maka selain dapat dipahami sebagai gambar juga harus dapat dipahami sebagai bahasa lisan. Karena bahasa rupa merupakan suatu “perwakilan” dari bahasa lisan agar mudah dipahami oleh manusia.

Jika bahasa rupa dapat menjadi perwakilan bahasa lisan, disadari atau tidak bahasa rupa telah menjadi kebutuhan untuk dikenal. Terdapat pertanyaan mengapa perlu mengenal bahasa rupa gambar ? Bukankah dengan otak dan mata yang relatif normal kita mampu secara alami menangkap dan memahami gambar.

Toni Evans dalam bukunya yang berjudul “Painting the appreciation of the arts” mengatakan, “bahwa saat seseorang menginjak masa remaja, berkurang pulalah kemampuan melihat utuh seperti mata anak kecil.

Gambar 38. Bahasa rupa gambar

Karena, sejak masa remaja mata digunakan untuk persepsi intelektual belaka. Pendidikan yang terlalu menekankan peran otak kiri bertanggungjawab atas menurunnya kondisi apresiasi bahasa rupa yang berakibat kepada kurangnya apresiasi terhadap gambar.”

Jika berbicara mengenai gambar maka akan berkaitan dengan menggambar. Sering terdapat istilah ”jago menggambar” karena gambar yang dihasilkan bagus atau suatu kewajaran jika menemukan seorang seniman yang menghasilkan karya yang bagus. Sering juga ditemukan menggmabar hanya ada pada pelajaran kesenian. Namun menggambar bukan hanya digunakan pada pelajaran kesenian. Untuk pelajaran lain, menggambar dilakukan untuk melakukan visualisasi terhadap sesuatu yang abstrak. Diagram, bagan, mind map, komik, adalah bagian dari gambar. Seorang anak tidak harus menggambar dengan proporsi yang seimbang, gradasi warna yang bagus, gambar yang tidak keluar garis, dan sebagainya. Menggambar adalah ”sesederhana melakukan visualisasi ide ke dalam sebuah kertas.”

Gambar memang ”tidak hanya sekedar cermin realitas, gambar punya kekuatan kejiwaan atas manusia dan media massa

semakin memperbesar pengaruhnya. Jadi selain kemampuan berbahasa lisan, kita juga perlu mengerti tentang bahasa rupa. Orang yang bisa berbicara belum tentu dapat baca tulis, demikian halnya dengan orang yang mampu melihat gambar, belum tentu ia mengetahui arti gambar. Mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh International Visual Literacy Asscociation mendefinisikan membaca gambar sebagai fasih gambar. Fasih membaca gambar dan menggunakannya secara efektif.Secara naluriah kita memang telah mampu melihat gambar dan menggunakan gambar, namun dengan mengenal bahasa rupa gambar, kita akan mampu melihat lebih banyak dan menggunakannya dengan lebih baik .”

Pertemuan 14

Bahasa Rupa (Lanjutan)

Abstract

Berbagai macam istilah di dalam bahasa rupa. Sehingga diperlukan pengetahuan untuk mengetahui berbagai macam istilah tersebut.

Dalam perkembangan saat ini Istilah ‘bahasa rupa’ masih belum begitu dikenal oleh sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan bahasa rupa merupakan sebuah ilmu baru di Indonesia. Selain itu “referensi atau literatur yang secara khusus membahas bahasa rupa masih sangat langka.”

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alpha Febriyanto dalam thesisnya menjelaskan “bahasa rupa pada awalnya konsep bahasa rupa versi barat yang melalui kolonialisasi menyebar ke seluruh penjuru dunia. Bahasa rupa versi barat ini memang paling umum diketahui sehingga kita mengira bahasa rupa versi barat adalah universal.” Dan menurut Primadi Tabrani (2005) “Sesungguhnya bahasa rupa versi barat tidaklah universal”, karena di Indonesia pun sudah memiliki bahasa rupa tersendiri. memang terdapat persamaan namun selalu ada ada perbedaan antara bahasa rupa barat dengan bahasa rupa lokal.

Pada hakikatnya ”semua karya visual pada dasarnya mengandung arti dan makna yang berisi pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya kepada orang lain.” Dalam hal ini maka karya tersebut memiliki berbagai fungsi. Fungsi tersebut dapat sebagai ”media komunikasi” atau ”media bahasa”, sehingga di dalam suatu karya seni visual dapat disebut bahasa rupa. Terdapat berbagai macam deskripsi yang menjelaskan tentang bahasa rupa. Namun terdapat salah satu pengertian bahasa rupa yang dapat menjadi acuan adalah ”karya seni rupa yang mengandung cerita.” Dikarenakan, terkadang terdapat karya seni rupa yang bercerita,dan tidak. Dicontohkan oleh Taswadi dalam penelitiannya, ”Karya seni rupa yang bercerita dapat dilihat dari gambar anak-anak,

lukisan prasejarah, gambar manusia primitif, relief candi, film, sinetron, gambar ilustrasi, poster, gambar periklanan, dan karya-karya sejenis lainnya. Sebaliknya ada gambar atau lukisan yang tidak dapat bercerita, gambar atau lukisan ini akan lebih banyak diungkap dengan cara ditafsirkan melalui semiotik, sehingga segi estetik dan simboliknya dapat terungkap.Misalkan untuk jenis karya visual lukisan abstrak, atau lukisan non figuratif.”

Dalam perkembangan saat ini, berdasarkan pernyataannya Tasawdi mengatakan ”bahasa rupa merupakan disiplin ilmu yang masih baru,dikarenakan hal tersebut bahasa rupa perlu pengujian dan penelitian secara mendalam dan berkelanjutan, agar semakin memperkuat segi keilmiahannya.”

A. Pengertian

Perdasarkan kepada penjelasan yang ada ”bahwa semua karya visual pada hakekatnya adalah bahasa rupa.” Berdasarkan konsep ”bahwa semua karya visual adalah merupakan karya yang ,mengandung arti dan makna.” maka dapat juga dikatakan suatu bahasa dapat menjelaskan makna menggunakan kata – kata seperti bahasa isyarat dan bahasa kata dan dapat dijadikan ”media untuk menyampaikan pesan”. Dan dalam hal ini dapat dicontohkan kepada ”pencipta karya seni visual atau seni rupa yang mengungkapkan pesannya melalu media rupa, sehingga rupa yang diciptakan tentu fungsinya sebagai bahasa.”

Dalam dokumen PERSEPSI BENTUK Dan Edisi Pertama (Halaman 120-125)

Dokumen terkait