• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Eksternalitas Tempat Pembuangan Akhir Sampah

2.2.2. Eksternalitas Positif Pembuangan Sampah

Eksternalitas yang bersifat menguntungkan dengan keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang adalah memberikan peluang kesempatan kerja dalam memanfaatkan sampah dan pemanfaatan sampah organik. Perkiraan biaya eksternalitas positif berupa manfaat yang diperoleh masyarakat sejak keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang dimasukkan kedalam identifikasi manfaat/penilaian manfaat.

Identifikasi manfaat suatu proyek didasarkan pada pendekatan eksternalitas positif/social benefit, yang diperoleh dari para pelaku (pemulung, lapak, bandar) yang memanfaatkan sampah menjadi barang ekonomi. Eksternalitas positif yang diperoleh dari para pelaku yang memanfaatkan sampah adalah melalui jumlah penerimaan upah para pekerja sebagai pemulung, lapak maupun bandar. Metoda yang digunakan untuk mengukur nilai tersebut adalah replacement cost atau biaya pengganti. Eksternalitas positif lainnya adalah menghitung besarnya nilai manfaat gas CH4. apabila digunakan sebagai energi (Turner, 2000).

Penelitian Matahelumual (2007), mengenai sifat-sifat fisika, kimia, biologi delapan percontohan air di kecamatan Bantar Gebang tahun 2002 menunjukkan bahwa percontohan air tersebut tidak memenuhi persyaratan air minum berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 1990. Hasil ini sesuai dengan penilaian sistem STORET yang menyimpulkan bahwa mutu air tersebut tergolong buruk.

Utama (2000), menyatakan bahwa pengelolaan persampahan dapat memberikan net-benefit yang berkelanjutan terutama bagi sektor informal perkotaan apabila manajemen pengelolaan persampahan dilakukan secara profesional dan efisien untuk menjaga kerusakan pada lingkungan. Penelitian Utama, (2000), di TPA Piyungan (16 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta) dengan luas lahan 12,5 ha dan mampu menampung 2,7 m³ sampah dengan masa

operasi 10 tahun. Pekerja informal yang terserap pada sektor persampahan sebanyak 1200 sampai 2000 orang selain itu ada pihak swasta yang bergerak di bidang tersebut yaitu UDAU. Pendapatan pelaku pengumpulan barang bekas per- tahun sebesar Rp 293.232.000, sedangkan biaya pengeluaran pelaku pengumpulan barang bekas per-tahun sebesar Rp 98.496.000. Retribusi yang diperoleh sebesar Rp 320.300.000 per-tahun. Nilai manfaat dengan nilai tambah jalan diperoleh Rp 318.750.000. Nilai asset TPA Piyungan Rp 4.562.390.000, biaya investasi untuk pembangunan TPA Piyungan Rp 3.637.000.000 dan biaya operasional TPA Piyungan per-tahun Rp 153.922.000. Analisis biaya dan manfaat implikasi dari pembangunan TPA memberikan nilai NFV sebesar Rp 2.564.907.555 dan nilai NET/BCR sebesar 1,054. Hal ini menunjukkan pembangunan TPA Piyungan layak dilaksanakan. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah Kota Bekasi, (2008).

Mengukur dampak fisik, biologi dan ekonomi TPA Sampah Bantar Gebang dampak kualitas air tanah digunakan pendekatan perubahan perilaku konsumsi air rumah tangga. Dari hasil survey diketahui bahwa kualitas air tanah di wilayah ring I tidak layak untuk air minum dan mandi sedangkan kawasan ring II dan ring III tidak layak untuk air bersih. Dengan menggunakan pendekatan kebutuhan air untuk mandi sebanyak 80 liter/hari dan kebutuhan air untuk minum sebesar 5 liter/hari dengan harga air dorongan Rp 75 per-liter/orang/hari. Penduduk kawasan ring I sebanyak 4.240 jiwa mengeluarkan uang untuk membeli air sebesar Rp 9.865.950.000. Sedangkan penduduk kawasan ring II sebanyak 13.246 jiwa dan penduduk kawasan ring III sebanyak 26.668 jiwa membayar Rp 5.463.228.750 untuk membeli air.

Dari hasil survey diketahui bahwa rata-rata pengeluaran untuk biaya sakit saluran pernafasan penduduk kelurahan/desa sekitar TPA sebesar Rp 1.394.004,88 seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Berdasarkan data dari Bekasi Dalam Angka Tahun 2006 tentang kunjungan pasien dan jenis penyakitnya untuk Kecamatan Bantar Gebang, dapat diperoleh data kunjungan pasien untuk masyarakat sekitar TPA dengan menggunakan faktor 0,57 sesuai dengan proporsi jumlah penduduk di sekitar TPA Sampah Bantar Gebang. Diasumsikan bahwa 75% dari penyakit yang diderita masyarakat sekitar

TPA Sampah Bantar Gebang disebabkan sampah di TPA dan 25% disebabkan faktor lain. Biaya rata-rata kunjungan pasien yang berobat untuk jenis penyakit umum dan mata sebesar Rp 50.000, dan untuk jenis penyakit anak, kulit dan paru diperlukan biaya sebesar Rp 75.000. Dari asumsi tersebut jumlah pengeluaran untuk biaya pengobatan yang ditanggung adalah Rp1.816.149 seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1. Pengeluaran biaya untuk penyakit saluran pernafasan

Desa Jumlah Penderita

(Orang)

Biaya Sakit Rata- Rata (Rp/org/bln) Total Biaya (Rp/Tahun) Ciketing Udik 9 111.428 12.034.224 Sumur Batu 10 121.000 14.520.000 Cikiwul 22 115.909 30.599.976 Jumlah 41 57.154.200 Rata-Rata (Rp/org/tahun) 1.394.004.88

Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2006

Tabel 2. Pengeluaran untuk biaya pengobatan menurut jenis penyakit

Jenis Penyakit 2002 2003 2004 2005 2006

Umum 233.436.375 160.170 330.415 161.125 211.912

Kulit & Paru 247.266.000 159.319 258.199 274.872 291.641

Mata 203.233.500 191.178 232.282 259.835 279.799

Anak 899.353.125 1.056.267 1.110.453 1.178.072 1.032.797

Jumlah 1.583.289.000 1.566.934 1.931.349 1.873.904 1.816.149

Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2006

Nilai kerugian karena tidak masuk kerja akibat sakit terkait dengan TPA Sampah Bantar Gebang adalah sebesar Rp 577.640 dengan menggunakan asumsi : jumlah penduduk yang sakit 1.125 jiwa, rata-rata tidak kerja karena sakit sebanyak 7 hari dan upah kerja Rp 20.000 per-hari pada tahun 2007.

Nilai kerugian akibat gagal panen padi sawah karena luapan air permukaan pada musim hujan, sebesar Rp1,320.000.000. Asumsi yang digunakan luas sawah pada tahun 2008 sebanyak 160 ha, gagal panen 1 kali setiap tahunnya dan rata- rata produksi padi sekitar 3 ton/ha. (DPLH Kota Bekasi, 2008) Dari hasil rekapitulasi nilai ekonomi terlihat bahwa setiap 1 ton sampah akan menghasilkan dampak negatif sebesar Rp 6.433,83 untuk perkiraan rendah dan Rp 8.672,04 untuk perkiraan tinggi dapat dilihat pada Tabel 3 (DPLH Kota Bekasi, 2008).

Tabel 3. Rekapitulasi nilai ekonomi total tahun 2007

No. Jenis Dampak Nilai Ekonomi (Rp Milyar/Tahun)

Perkiraan Rendah Perkiraan Tinggi

1 Menanggulani turunnya kualitas air 10,58 15,33

2 Pengobatan sakit karena kualitas air 1,58 1,81

3 Penurunan penghasilan absen kerja 0,58 0,58

4 Penurunan produksi pertanian 1,32 1,32

5 Penurunan kualitas udara/pengobatan 1,39 1,39

Jumlah 15,45 20,43

Sumber : (DPLH Kota Bekasi, 2008)

Fakta yang terjadi adalah kompensasi (tipping fee) yang diberikan oleh Pemda DKI Jakarta untuk Pemkot Bekasi sebesar 4.500 ton/hari x Rp 6.070 x 30 hari x 12 bulan = Rp 9,8 milyar per-tahun (DPLH Kota Bekasi, 2008).

Masyarakat di sekitar TPA Sampah Bantar Gebang setiap 3 bulan sekali menerima dana kompensasi sebesar Rp 200.000 dalam bentuk uang tunai dan Rp 100,000 dialokasikan melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) untuk pembangunan fisik (DPLH Kota Bekasi, 2008).