• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Strategis TIK untuk Menunjang Pembelajaran di Perguruan Tingg

III. D ESAIN P ENELITIAN

Lokasi penelitian berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa pada kawasan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan Provinsi relatif muda yang sedang berkembang di segala bidang termasuk bidang pendidikan tinggi yang berbasis teknologi informasi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui wawancara dengan berpedoman pada kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pengumpulan data primer dilakukan berdasarkan wawancara langsung dengan para expert judgement (para pakar) Lembaga/Instansi Pemerintah, Perguruan Tinggi.

Pemilihan responden dalam AHP dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden adalah pelaku baik individu atau lembaga yang dianggap mengerti permasalahan yang terjadi dan mempunyai kemampuan dalam pembuatan kebijakan atau memberi masukan kepada para pengambil kebijakan yaitu Pemerintah, Non Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat.

Variabel yang diamati untuk mengetahui skenario yang optimal dalam kajian faktor-faktor penunjang peranan strategis TIK untuk menunjang pembelajaran di perguruan tinggi.

1. Fungsi TIK

a. TIK sebagai alat bantu. b. TIK sebagai ilmu pengetahuan c. TIK sebagai literatur

2. Peran TIK

a. Mengurangi Ketertinggalan Pemanfaatan TIK b. Memperluas Saluran Informasi

c. Mengembangkan PT Sebagai Basis Pt d. Berbagi Hasil Penelitian

e. Meningkatkan Pengenalan TIK

f. TIk Sebagai Penunjang Proses Penelitian 3. Tujuan Pemanfaatan TIK

a. Memperbaiki Posisi Saing

b. Meningkatkan Citra Perguruan Tinggi c. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan e. Memperluas Basis Mahasiswa f. Megurangi Biaya Operasional

g. TIK Sebagai Pengembang Produk Pendidikan h. Akselerasi Pemerataan Kesempatan Belajar i. Membantu Kinerja Pendidikan Secara Terpadu 4. Dampak TIK

a. Mengatasi Masalah Geografis dan Sosial Ekonomi. b. Sumber Ilmu Semakin Banyak

c. Metode Pembelajaran Baru

d. Berkembangnya Konsep E-Learning e. Tingkat Kecurangan Semakin Tinggi

Kajian Faktor-Faktor Penunjang Peranan Strategis TIK untuk Menunjang Pembelajaran di Perguruan Tinggi Hilyah Magdalena

Metode analisis data yang akan digunakan yaitu Proses Hierarki Analitik dalam kerangka mengkaji faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam menunjang pembelajaran berbasis TIK di perguruan tinggi. Berikut adalah hirarki yang disusun dengan AHP:

Gambar 1 Kerangka Rancangan Pemilihan Alternative

Pada Gambar 1 terlihat secara hirarkis tujuan, kriteria level 1, kriteria level 2, dan alternative yang tersedia.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk menampilkan hasil pengolahan data, kuesioner dari para responden ahli di hitung dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice 2000. Menurut [2] ada kesesuaian metode antara AHP dan Expert Choice 2000. Metode yang digunakan pada program Expert Choice adalah (AHP). Expert Choice 2000 menyediakan hasil perhitungan dengan

geometric mean tiap responden, akhirnya akan

digabungkan, dan nilai hasil penggabungan tersebut akan dihitung tingkat consistency ratio-nya (cr) menggunakan tool expert choice 2000. Berikut adalah hasil yang didapat,

Gambar 2 Solusi Yang Dihasilkan

Pada Gambar 2 terlihat hasil olahan data dengan expert choice dimasukkan dalam kerangka rancangan pemilihan

alternative, persentase untuk tiap-tiap kriteria mulai dari kriteria level 1, level 2, sampai alternative menunjukkan faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas dalam memanfaatkan TIK untuk perguruan tinggi dan alternative

apa yang paling penting menurut para responden ahli. Setelah melihat persentase atau bobot masing-masing kriteria pada struktur hirarki AHP, berikutnya adalah menguji tingkat validitas hasil perhitungan dengan

Inconsistency ratio atau rasio inkonsistensi data responden.

Inkonsistensi ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Rasio inkonsistensi data dianggap baik jika nilai CR-nya ≤ 0.1. Berikut ini

ditampilkan nilai rasio inkonsistensi pada masing-masing matriks perbandingan.

TABELI

MATRIKS PERBANDINGAN BERPASANGAN

No. Matriks Perbandingan Berpasangan Nilai CR

1. Perbandingan elemen kriteria level I berdasarkan sasaran kajian faktor-faktor penunjang peranan strategis TIK untuk menunjang pembelajaran di perguruan tinggi.

0,02

2. Perbandingan Elemen Sub Kriteria Level II

Kriteria Fungsi TIK 0,00

3. Perbandingan Elemen Sub Kriteria Level II

Kriteria Peran TIK 0,02

4. Perbandingan Elemen Sub Kriteria Level II

Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK 0,02

5. Perbandingan Elemen Sub Kriteria Level II Kriteria Dampak TIK

0,04 6. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Fungsi TIK Sub Kriteria TIK Sebagai Alat Bantu

0,02 7. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Fungsi TIK Sub Kriteria TIK Sebagai Ilmu Pengetahuan

0,01 8. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Fungsi TIK Sub Kriteria TIK Sebagai Literatur

0,01 9. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Peran TIK Sub Kriteria TIK

Mengurangi Tingkat Ketertinggalan

Pemanfaatan TIK

0,02

10. Perbandingan Elemen Alternatif Level III Kriteria Peran TIK Sub Kriteria Memperluas Saluran Informasi

0,01 11. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Peran TIK Sub Kriteria

Mengembangkan Perguruan Tinggi Sebagai Basis TIK

0,01

12. Perbandingan Elemen Alternatif Level III Kriteria Peran TIK Sub Kriteria Berbagi Hasil Penelitian

0,02 13. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Peran TIK Sub Kriteria

Meningkatkan Pengenalan TIK

0,03 14. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Peran TIK Sub Kriteria TIK Sebagai Penunjang Proses Penelitian

0,02 15. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Sub Kriteria Memperbaiki Posisi Saing

0,02 16. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Sub Kriteria Meningkat Citra Perguruan Tinggi

0,03 17. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Sub Kriteria Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

0,01 18. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Sub Kriteria Meningkatkan Kualitas Pelayanan

0,01 19. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Sub Kriteria Memperluas Basis Mahasiswa

0,01 20. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Sub Kriteria Mengurangi Biaya Operasional

0,01

No. Matriks Perbandingan Berpasangan Nilai CR

21. Perbandingan Elemen Alternatif Level III Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Sub Kriteria TIK Sebagai Pengembang Produk Pendidikan

0,04

22. Perbandingan Elemen Alternatif Level III Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Sub Kriteria Akselerasi Pemerataan Kesempatan Belajar

0,02

23. Perbandingan Elemen Alternatif Level III Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Sub Kriteria Membantu Kinerja Pendidikan Secara Terpadu

0,01

24. Perbandingan Elemen Alternatif Level III Kriteria Dampak TIK Sub Kriteria Mengatasi Masalah Geografis Dan Sosial Ekonomi

0,01 25. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Dampak TIK Sub Kriteria Sumber Ilmu Semakin Banyak

0,02 26. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Dampak TIK Sub Kriteria Metode Pembelajaran Baru

0,02 27. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Dampak TIK Sub Kriteria

Berkembangnya Konsep E-Learning

0,01 28. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Dampak TIK Sub Kriteria Tingkat Kecurangan Semakin Tinggi

0,04 29. Perbandingan Elemen Alternatif Level III

Kriteria Dampak TIK Sub Kriteria

Penyalahgunaan Pengetahuan Untuk

Kriminal

0,01

Dapat disimpulkan bahwa perbandingan berpasangan yang diberikan responden ahli memiliki nilai rasio inkonsistensi yang lebih kecil dari 0,1 sebagai batas maksimum nilai rasio inkonsistensi.

Dengan demikian hasil perhitungan geometrik gabungan data responden cukup konsisten. Berikut ini disajikan bobot masing-masing kriteria:

Pada Gambar 3 terlihat kriteria level 1 pada yang paling tinggi adalah adalah kriteria tujuan pemanfaatan TIK dengan bobot mencapai 39,1%.

Gambar 3 Kriteria Level 1 Berserta Nilai Bobotnya

Pada Gambar 4 terlihat beberapa sub kriteria dari kriteria fungsi TIK. Sub kriteria yang paling tinggi persentasenya adalah TIK sebagai Ilmu Pengetahuan dengan bobot 51,6%.

Kajian Faktor-Faktor Penunjang Peranan Strategis TIK untuk Menunjang Pembelajaran di Perguruan Tinggi Hilyah Magdalena

Gambar 4 Kriteria Level 2, Sub Kriteria Fungsi TIK Berserta Nilai Bobotnya

Pada Gambar 5 terlihat beberapa sub kriteria dari kriteria Peran TIK. Sub kriteria yang paling tinggi persentasenya adalah Berbagi Hasil Penelitian dengan bobot 24,2%.

Gambar 5 Kriteria Level 2, Sub Kriteria Peran TIK Berserta Nilai Bobotnya

Pada Gambar 6 terlihat beberapa sub kriteria dari kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK. Sub kriteria yang paling tinggi persentasenya adalah Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan persentase 15,9%.

Gambar 6 Kriteria Level 2, Sub Kriteria Tujuan Pemanfaatan TIK Berserta Nilai Bobotnya

Pada Gambar 7 terlihat beberapa sub kriteria dari kriteria Dampak TIK. Sub kriteria yang paling tinggi persentasenya adalah Berkembangnya Konsep E-Learning dengan bobot 24,7%.

Gambar 7 Kriteria Level 2, Sub Kriteria Dampak TIK Berserta Nilai Bobotnya

Berikut ini adalah gambar Synthesis With Respect to Goal

yang memberikan nilai bobot secara keseluruhan untuk

masing-masing alternatif yang tersedia. Pada Gambar 8 terlihat bahwa alternative yang terbesar bobotnya adalah Sumber Bahan Belajar dengan bobot mencapai 24,8%.

Gambar 8 Alternatif Yang Terpilih Beserta Nilai Bobotnya

Gambar 9 adalah grafik yang menunjukkan tingkat kinerja atau performa dari masing-masing kriteria dan alternatif yang terpilih.

Gambar 9 Performance Sensitivity For Nodes Below Goal

V. SIMPULAN

Perkembangan dan keunggulan teknologi informasi saat ini telah juga memberikan manfaat yang besar dalam pengelolaan proses belajar di perguruan tinggi. Banyak sekali fungsi, peran, tujuan pemanfaatan, serta dampak TIK terhadap proses belajar di perguruan tinggi. Dengan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP) dan tools Expert Choice 2000, kajian terhadap faktor-faktor apa saja yang menunjang peranan strategis TIK di perguruan tinggi dilakukan. Hasil pengolahan data responden ahli yang diberikan lewat kuesioner sesuai prinsip AHP dan dihitung dengan software Expert Choice 2000 menunjukkan bahwa kriteria tujuan pemanfaatan TIK adalah faktor terpenting dengan bobot mencapai 39,1%, dan alternative yang terpilih adalah TIK sebagai sumber bahan belajar dengan bobot mencapai 24,8%.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. “Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang 2003-2010, Mewujudkan Perguruan Tinggi Berkualitas”, 2004

[2] Indrajit, R.E. “Peranan Strategis TIK Bagi Perguruan Tinggi. Koleksi Tulisan Teknologi Informasi Dalam Dunia Pendidikan.”, 2009 [3] Ishizaka, Alessio dan Labib, Ashraf. Analytic Hierarchy Process and

Expert Choice: Benefits and Limitations. ORInsight, 22(4), p.201- 220, 2009, Preprint Version, 2009

[4] Saaty T. L. (2008), Decision Making With The Analytic Hierarchy Process, Int. J.Services Sciences, Vol. 1., No. 1, 2008

[5] Turban, E; Jay E.A, Decision Support System and Intelligent System, Fifth Edition, Prentice Hall International, Inev. New Jersey, 1998