• Tidak ada hasil yang ditemukan

A NALISIS A TAS P ERMASALAHAN

Perumusan Strategi dan Kebijakan Teknologi Informasi untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) d

II. A NALISIS A TAS P ERMASALAHAN

Didalam menyelesaikan permasalahan di atas akan digunakan langkah berpikir sebagai berikut

1. Pada tahap awal yaitu menentukan masalah yang akan dibahas dan tujuan paper berdasarkan latar belakang. 2. Di dalam merumuskan strategi dan kebijakan sistem

Informasi dan Teknologi Informasi digunakan beberapa metode berdasarkan teori dari porter (1985) dalam Ward John (2002) sebagai berikut[4]:

a. Metode environmental scaning dengan menggunakan Model Porter Five Forces dari porter(1985) dalam Ward John (2002), digunakan untuk mengidentifikasi ancaman dan kesempatan yang dimiliki UKM yaitu terhadap pesaing-pesaing yang sudah ada, pesaing-pesaing baru, ancaman produk atau jasa substitusi, kekuatan menawar dari pelanggan dan kekuatan dari pemasok.

b. Metode internal scaning model ini digunakan untuk mengidentifikasikan kekuatan dan faktor- faktor positif yang berasal dari internal UKM, kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal, peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal dan ancaman atau resiko yang dipengaruhi oleh faktor eksternal.

3. Metode competitive advantage scanning dengan menggunakan Value Chain Porter. Porter membagi aktivitas didalam perusahaan menjadi sembilan aktivitas yang dikelompokkan menjadi 2 aktivitas besar,yaitu empat aktivitas pendukung, yaitu Infrastruktur perusahaan, Manajemen Sumber daya Manusia, pengembangan Teknologi dan Pengadaan Barang. Lima Aktivitas utama yaitu Penanganan dan Penyimpanan Bahan mentah, Operasi, Penanganan dan Penyimpanan bahan jadi, Penjualan dan Pemasaran dan Pelayanan Purna Jual. Menurut porter untuk mencapai keunggulan kompetitif, kesembilan kegiatan harus mempunyai dan ditingkatkan nilainya, yaitu harus efisien dan efektif.

4. Setelah melakukan tahap scanning baik environmental, internal dan competitive advatage, langkah selanjutnya adalah merumuskan mission,

objectives pemerintah terhadap UKM.

5. Tahap berikutnya adalah merumuskan strategi pemerintah di dalam meningkatkan penetrasi sistem informasi dan teknologi informasi bagi UKM.

6. Setelah teridentifikasinya strategi langkah berikutnya adalah merumuskan kebijakan sebagai langkah di dalam mengimplementasikan strategi.

7. Tahap akhir setelah terumusnya strategi dan kebijakan, perlu diidentifikasnya critical success factor agar teknologi informasi dan komunikasi yang

dterapkan di UKM dapat berhasil.

Langkah berpikir tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini

Gambar 1 Langkah Berpikir Didalam Menentukan Strategi Dan Kebijakan TI Untuk UKM

III. PEMBAHASAN

Didalam membantu UKM untuk dapat mengakuisi teknologi infomasi dan komunikasi pada aktivitas utama UKM seperti pengadaan bahan baku, pengolahan dan peningkatan mutu produk, distribusi, pemasaran dan kelayakan atas kondisi pasar yang ada, diperlukan strategi dan kebijakan teknologi informasi yang dapat dirumuskan oleh pemerintah sebagai salah satu stakeholder yang merupakan perumus dan pengendali kebijakan tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Di dalam merumuskan strategi dan kebijakan teknologi informasi untuk UKM akan dilakukan beberapa tahapan

Identifikasi Masalah dan Tujuan Paper

Invironmental Scanning: Model Porter Five Forces

Internal Scanning: Tows

Competitive Advantage Scanning: Value Chain

Mission

Objectivies

Rumusan Strategi untuk UKM

Perumusan Strategi dan Kebijakan Teknologi Informasi untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia Novi Sofia Fitriasari

yang dimulai dari men-scaning evironmental, internal dan

competitiveadvantege A. Environmental Scanning

Di dalam melakukan analisa lingkungan terhadap UKM digunakan metode yaitu FiveForces. Analisis FiveForces

ini berfungsi untuk mengetahui kondisi eksternal unit usaha kecil menengah terhadap unit usaha yang lain yang sudah menggunakan teknologi informasi di dalam strategi perusahaannya. Selain itu juga dapat digunakan untuk mencari peluang guna menentukan keunggulan kompetitif.

Dalam analisis ini yang perlu diperhatikan adalah faktor ancaman pendatang baru, competitor dari unit usaha lain yang sudah menggunakan teknologi informasi, daya tawar pemasok, daya tawar konsumen dan ancaman adanya substitusi atas layanan produk dari UKM.

1. Faktor Pesaing-Pesaing yang Sudah Ada

a. Penggunaan inovasi teknologi di dalam berinteraksi dengan pelanggan, supplier.

b. Penggunaan inovasi teknologi di dalam memproduksi barang.

c. Pemberian harga produk yang lebih murah karena sudah menggunakan teknologi di dalam pembuatannya, sehingga perhitungan biaya tenaga kerja bisa diminimalisir.

d. Market pasar menjadi lebih besar karena sudah menggunakan teknologi internet di dalam memasarkan produknya.

2. Faktor Kekuatan Menawar para Konsumen

a. Pelanggan menginginkan transaksi atau informasi yang cepat dan tepat mengenai produk yang akan dibelinya setiap saat.

b. Adanya lebih banyak pilihan bagi calon pembeli untuk membeli ke kompetitor yang lain.

3. Faktor Kekuatan Pendatang baru

a. Memiliki kualitas produk standar internasional karena memiliki penguasaan dan pemanfaatan yang optimal akan teknologi informasi dan komunikasi b. Menawarkan produk yang lebih murah karena

menggunakan teknologi internet di dalam memasarkan produknya, sehingga dapat menekan biaya promosi.

c. Menawarkan pelayanan informasi yang mudah, cepat dan tepat dengan menggunakan situs. d. Membangun aliansi strategis dan hubungan

kerjasama silang (cross-border partnership) antar perusahaan di berbagai negara

4. Faktor Penawar para pemasok

a. Calon pemasok menginginkan informasi cepat dan tepat, mengenai transaksi yang dilakukannya. b. Kekuatan pemasok tersebut bisa diimbangi dengan

cara menimbulkan persaingan antar pemasok dan memilih pemasok yang terbaik. Contohnya UKM meminta pemasoknya untuk mengontrol sendiri inventorinya masing-masing dan melakukan pengecekan faktur pengiriman dan tagihan-tagihan pemasok itu sendiri via web/internet maupun saling menghubungkan Sistem Teknologi Informasi

dengan para pemasoknya. Dengan cara ini dapat menghemat biaya persediaan barang dan biaya- biaya administrasi lainnya dan meningkatkan akurasi data serta efesiensi kerja serta memilih pemasok yang terbaik untuk memasarkan produk- produk sejenis

5. Faktor Ancaman Produk-Produk Substitusi. Dengan menggunakan Research and development yang didukung oleh sistem teknologi infomasi dapat menghasilkan produk-produk yang lebih baik.

B. Internal Scanning

Di dalam menganalisis lingkungan internal UKM digunakan model Threats, Opportunities, Weaknesses,

Strengths (TOWS). Analisis TOWS mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi UKM. Analisis didasarkan pada logika yang dapat meminimalkan ancaman (Threats) dan kelemahan (Weaknesses), memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities).

1) Ancaman (Threats): Ancaman eksternal yang dapat menghambat UKM antara lain adalah:

1. Pelaku-pelaku bisnis usaha kecil menengah diluar Indonesia relatif lebih intensif mempersiapkan diri menghadapi perubahan lingkungan pasar yang progresif dan kompleks, akibat dukungan infrastruktur, kultur, sejarah, posisi geografis, dan sebagainya, yang lebih kondusif.

2. Ancaman terhadap IT Security. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Trend Micro Inc., pemimpin pasar dalam jejaring antivirus dan piranti lunak sekuriti konten dan layanan internet adalah menunjukkan bahwa para pengguna di UKM lebih sering menghadapi ancaman malware terutama bagi UKM yang memiliki anggaran terbatas.

3. Tingkat kepercayaan pelanggan dan supplier lain menurun dikarenakan sistem yang digunakan UKM belum banyak membantu dalam meringankan transaksi mereka.

4. Persentasi pengguna internet di Indonesia masih kalah jauh dengan negara-negara tetangga di Asia seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan China. Seperti terlihat pada Tabel I di bawah ini.

TABELI

PERSENTASI PENETRASI INTERNET MENURUT DATA INTERNET WORLD STATS [3]

No Negara Penetrasi (% Population)

1 Malaysia 60.7% 2 Filipina 32.4 % 3 Indonesia 22.1% 4 Thailand 30.0% 5 Vietnam 33.9% 6 China 40.1% 7 Korea Selatan 82.5% 8 Jepang 79.5%

2) Peluang (Opportunities): Peluang-peluang eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh UKM untuk

melakukan penetrasi sistem informasi dan teknologi informasi di antaranya adalah

1. Sebanyak 91% UKM diIndonesia sudah melakukan kegiatan ekspor, tetapi melalui pihak ketiga seperti exportir/pedagang perantara[5]. Dilihat dari dari data tersebut merupakan peluang bagi pemerintah untuk lebih menerapkan teknologi infomasi internet bagi UKM. Hal ini akan berdampak langsung bagi kesejahteraan UKM itu sendiri.

2. Adanya upaya pemerintah melalui Depkominfo dengan program GOS yaitu suatu upaya nasional dalam rangka memperkuat sistem teknologi informasi nasional serta untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi global, melalui pengembangan dan pemanfaatan Open Source Software (OSS). Dengan adanya aplikasi OSS diharapkan biaya aplikasi menjadi lebih murah sehingga menjadi suatu kesempatan bagi UKM untuk dapat menerapkan aplikasi tersebut di dalam membantu kinerjanya. 3. Dengan adanya globalisasi dan liberalisasi ekonomi

ekonomi dunia telah membuka kesempatan bagi para UKM untuk memanfaatkan teknologi sehingga dapat meningkatkan tingkat kompetitifnya.

4. Menurut data dari internet World Stats dari tahun 2002 sampai dengan 2012 jumlah pengguna jumlah pengguna internet (netter) di dunia meningkat. Seperti terlihat pada Tabel II.

TABELII

PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA MENURUT DATA INTERNET WORLD STATS[3]

Date Number of Users % World Population September 2002 587 millions 9.4 % March 2003 608 millions 9.7% February 2004 745 millions 11.5% December 2005 1,018 millions 15.7% December 2006 1,093 millions 16.7% December 2007 1,319 millions 20% December 2008 1,574 millions 23,5% December 2009 1,802 millions 26.6% September 2010 1,971 millions 28,8% December 2011 2,267 millions 32,7 % March 2012 2,336 millions 33.3%

3) Kelemahan (Weaknesses): Kelemahan internal yang dapat diidentifikasikan pada UKM adalah

1. Keterbatasan UKM dalam membaca selera pasar, mengenal pesaing dan produknya, kemampuan memposisikan produknya di pasaran kurang mengoptimalkan promosi dan strateginya. Kendala tersebut mengimplikasikan lemahnya marketing intelligence UKM.

2. Keterbatasan/ kelemahan pada akses permodalan, pengetahuan dan keahlian di bidang pemasaran, serta penguasaan teknologi. Sesuai dengan data dari BPPKU (Badan Promosi Pengelola Keterkaitan Usaha) tahun 2007, menunjukkan dari seluruh UKM yang ada di Jawa, sekitar 40% di antaranya mengalami kesulitan dalam pemasaran produk

3. Masih terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang menguasai teknologi informasi

4) Kekuatan (Strengths)

Kekuatan internal yang dapat diidentifikasikan pada UKM adalah

1. Adanya semangat kerja tinggi dan keinginan untuk terus mengembangkan diri.

2. Menurut sumber statistik 2008. Jumlah tenaga kerja ukm di indonesia mencapai mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Hal ini merupakan kekuatan bagi UKM untuk dapat meningkatkan Competitive[1]

C. Competitive Advantage Scanning

Dalam memetakan aktivitas utama UKM digunakan konsep valuechain yang diusulkan oleh Michael Porter dari

Harvard yang mengidentifikasi aktivitas utama dan pendukung yang mampu menciptakan nilai bagi customer

dan supplier UKM. Unit usaha kecil menengah akan unggul dibandingkan dengan pesaingnya jika mampu meningkatkan kapabilitas dan kinerjanya dalam mengelola aktivitas- aktivitas utamanya. Berikut adalah pemetaan aktivitas utama dan pendukung UKM, yang diasumsikan generik.

Gambar 2 Value Chain UKM Porter D. Mission dan Objectives

Untuk merumuskan strategi teknologi infomasi diperlukan identifikasi visi, misi dan objektif pemerintah.

Secara umum visi pemerintah terhadap ukm adalah Mewujudkan dunia usaha nasional yang kuat, berdaya cipta dan berdaya saing tinggi.

Misi pemerintah terhadap UKM di antaranya adalah menyediakan sarana sumber daya, infrastruktur dan teknologi informasi yang dapat digunakan oleh UKM didalam melaksanakan aktivitas utama dan pendukungnya.

Objektif yang ingin dicapai pemerintah di antaranya adalah meningkatkan penetrasi teknologi informasi dan komunikasi di UKM.

Perumusan Strategi dan Kebijakan Teknologi Informasi untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia Novi Sofia Fitriasari

E. Strategi Teknologi Informasi

Berdasarkan hasil scanning environmental, internal competitiveadvantage dan identifikasi misi, visi dan tujuan pemerintah terhadap UKM, terdapat tiga kompoenen utama untuk menerapkan strategi teknologi informasi oleh pemerintah bagi Usaha Kecil Menengah yaitu

1. Strategi Sumber Daya Informasi

Perlu disiapkan mekanisme pemanfaatan sumber daya informasi bangsa, negara, dan pemerintah yang meliputi: pengumpulan, penyimpanan, pengadministrasian, pembaruan, pengamanan, penyebaran data dan informasi agar dapat dipakai oleh usaha kecil menengah.

2. Strategi Infrastruktur Informasi

Perlunya disiapkan infrastruktur untuk dapat mengumpulkan, memproduksi, dan menyebarkan informasi secara efektif dan efisien dalam bentuk elektronik sehingga memungkinkan untuk melakukannya dengan cepat dan akurat.

3. Strategi Sistem Informasi

Perlunya disiapkan arsitektur sistem informasi

F. Kebijakan Teknologi Informasi

Kebijakan-kebijakan teknologi informasi yang dapat dirumuskan berdasarkan strategi di atas ada 3 kebijakan utama yaitu kebijakan sumber daya informasi, kebijakan infrastruktur informasi dan kebijakan sistem informasi, di bawah ini adalah penjabaran dari ketiga kebijakan tersebut.

1) Kebijakan sumber daya informasi: Informasi dipandang sebagai sumber daya informasi bernilai tinggi dan strategis bagi pengembangan dan manajemen UKM. Manajemen sumber daya informasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting untuk mendorong terjadinya inovasi, pembelajaran serta penciptaan dan penyebaran pengetahuan dalam rangka membentuk UKM yang berbasis pengetahuan. Kebijakan manajemen sumber daya informasi menurut buku Indonesia SAKTI meliputi: RI-DAC (Republic DataCentre). Yaitu suatu pusat data pemerintah dengan menggunakan teknologi data warehouse. RI-DAC harus dilengkapi dengan Kemampuan untuk melakukan On-

Line Transaction Processing Systems) untuk keperluan

permintaan informasi, interaksi, maupun transaksi yang dilakukan oleh pelaku bisnis UKM [6].

Dalam menyusun kebijakan tentang sumber daya informasi terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sebagai berikut: Sharing, Relational,

Synchronised, Standard, SecureandPrivate.

2) Kebijakan infrastruktur informasi: Pusat data dibuat untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi dan pengetahuan. Agar proses pengumpulan dan penyebaran tersebut dapat terwujud, perlu adanya penyediaan infrastruktur informasi. Infrastruktur informasi meliputi komponen-komponen telekomunikasi, komunikasi komputer, peralatan komputer, penyimpanan informasi, perangkat lunak sistem untuk komunikasi, komputer dan alat bantunya. Semuanya dirangkai menjadi satu kesatuan

yang merupakan infrastruktur bagi lalu lintas perjalanan informasi sumber ke pengguna melalui tempat penyimpanan dan perantara.

Salah satu kebijakan yang dapat gunakan untuk membantu UKM di antaranya adalah:

1. Menurut buku Indonesia Sakti salah satu kebijakannya adalah membangun RI-KIN (Kios Informasi Republik Indonesia), yaitu fasilitas yang disiapkan disejumlah lokasi yang tersebar di Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis terutama UKM yang belum memiliki fasilitas dan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi [6].

2. Pengembangan CAP (Community Access Point)

melalui pembangunan Warung masyarakat informasi Indonesia (Warung Masif).

Di dalam pembangunan RI-KIN atau pun CAP dibutuhkan dibutuhkan beberapa pendukung utama yaitu

a. Komputer

b. Fasilitas komunikasi. Pada lokasi RI-KIN diperlukan titik sambungan komunikasi, yang dapat berupa: telepon tetap, telepon bergerak/ satelit atau radio frekuensi tinggi.

c. Petugas informasi. Petugas informasi dapat seorang pegawai pemerintah yang diberi tugas untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi dari layanan pemerintah.

Penempatan Kios Informasi ataupun CAP tersebut dapat diletakkan di tempat umum, kantor unit pemerintah ataupun kantor pos.

3. Membangun M-CAP (Mobile Community Access Point) yaitu mobil warnet/ mobil informasi keliling. Yang dapat memberikan beberapa manfaat seperti: a. Layanan informasi bagi para UKM yang terletak di

daerah yang belum tersedia infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi.

b. Mengenalkan pengoperasian internet guna meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi informasi, sehingga ke depannya diharapkan UKM dapat memanfaatkan internet sebagai sarana untuk mempromosikan produk yang dihasilkannya. Di dalam membangun infrastruktur informasi perlu dimasukan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: Hak Akses, Network Systems, Onestop-Nonstop service,

OpenSystemSecurity, Provacy dan Interconnectivity. 3) Kebijakan sistem informasi: Sistem informasi yang dibuat perlu didasarkan pada hasil identifikasi layanan- layanan yang dibutuhkan oleh UKM. Sistem informasi yang dibutuhkan oleh UKM di antaranya adalah

1. E-business bagi pelaku bisnis skala UKM untuk dapat mempermudah manfaat yang maksimal dari infrastruktur, sistem, dan sumber daya informasi yang disediakan pemerintah sehingga mereka dapat bekerja lebih efisien dan menjangkau pasar yang lebih luas. Berikut adalah gambaran secara umum elemen- elemen yang terdapat pada E-Business

Gambar 3 Elemen-Elemen E-Business

Berdasarkan pada gambar di atas maka terdapat tiga elemen utama yang terdapat pada E-Business yaitu

Supply Chain Managemet (SCM), Customer Relationship Management (CRM) dan Enterprise ResourcePlanning (ERP). Setiap elemen akan terdiri dari sub-sub elemen. Secara garis besar elemen dan sub elemen yang ada pada e-business adalah sebagai

berikut

TABELIII

SUB ELEMEN YANG TERDAPAT PADA E-BUSINESS

NO ELEMEN SUB-ELEMEN

1 Enterprise Resource

Planning (ERP)

- Account Payable, Account

Receivable, General Ledger.

- Personnel Management.

- Reporting and Collaboration

Systems.

- Maintenance Repair

Operations

- Intranet and Corporate Portal

- Fabrication,

Creation,manufacturing

2 Supply Chain

Management (SCM) - - B2B Markets E-Purchasing

3 Customer Relation

Management (CRM). - - Customer Contact Person Sales Support

- Field Service

- Technical Support

- Web Site Personalization

2. E-Community

Dengan sistem informasi ini dapat memberikan layanan informasi kapada UKM untuk menunjang aktifitas utama dan pendukung UKM misalnya informasi mengenai bagaimana memproduksi produk dengan menggunakan inovasi teknologi.

3. E-Commerce

Dengan sistem infomasi ini UKM dapat menawarkan produk/ jasanya secara on-line sehingga memiliki jangkauan market yang lebih luas.

4. E-Marketing intelligence

Dengan sistem informasi ini UKM membaca selera pasar, mengenal pesaing dan produknya, kemampuan memposisikan produknya di pasaran kurang mengoptimalkan promosi dan strateginya.

5. E-Marketplace

E-Marketplace dapat dideskripsikan sebagai sebuah pasar maya dimana sellers dan buyers bertemu di dunia maya. Dalam membangun sistem informasi di atas perlu dimasukkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: Process Redesign, Public centered,

Privacy, Security, Reusable, Best Practise, Web-

Based, Singleentry, IntegratedSystem, OpenSource, Outsourcing dan FeeBasedTransantion.

G. Critical Succeess Factor (CSF)

Agar tercapainya penetrasi teknologi informasi dan komunikasi bagi usaha kecil menengah, terdapat beberapa CSF yang harus diperhatikan yaitu:

Perumusan Strategi dan Kebijakan Teknologi Informasi untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia Novi Sofia Fitriasari

2. Budaya pengguna teknologi infomasi

3. Keterlibatan stakeholder seperti Kadin, PT Telkom, PT Pos Indonesia di dalam membantu mengimplementasikan teknologi informasi bagi UKM.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Environmental scanning yang berhasil teridentifikasi terdiri dari faktor pesaing yang sudah ada, faktor kekuatan menawar para konsumen, faktor kekuatan pendatang baru, faktor penawar para pemasok, dan faktor ancaman produk-produk substitusi.

2. Internal scanning yang berhasil teridentifikasi terdiri dari faktor ancaman, faktor kelemahan, faktor kekuatan dan faktor peluang.

3. Aktivitas utama UKM di antaranya adalah masukan, produsen utama, logistik industri, pedagang dan konsumen akhir. Aktivitas pendukung UKM diantaranya adalah dukungan umum, change agents,

kebijakan, regulasi dan pembangunan infrastruktur. 4. Strategi yang berhasil diidentifikasikan adalah strategi

sumber daya informasi, strategi infrastruktur informasi dan strategi sistem informasi.

5. Kebijakan yang berhasil diidentifikasikan adalah: a. Kebijakan sumber daya informasi yang meliputi

RI-DAC (Republic data centre)

b. Kebijakan infrastruktur informasi yang meliputi RI-Kin, CAP, M-Cap

c. Kebijakan Sistem Informasi yang meliputi E- business, E-Community, E-Commerce, E- marketingintelligence dan E-Marketplace

6. CSF yang teridentifikasikan meliputi komitmen pemerintah, budaya pengguna teknologi dan keterlibatan stakeholder seperti Kadin, PT POS didalam membantu menerapkan teknologi infomasi pada UKM

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada Program Studi Ilmu Komputer FPMIPA UPI yang telah memberikan dukungan sehingga

paper ini dapat diselesaikan pada waktunya. DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Pusat Statistik, Perkembangan Indikator Makro UKM Tahun 2008, Berita No.28/05/Th XI, 2008

[2] Z. Davis, “E-business Essential”.QUE,2001

[3] Internet World Stats. [Online]. Tersedia http://www.internetworldstats.com/stats3.htm#asia

[4] J. Ward & J. Peppard, Strategic Planning for Information Systems, John Wiley & Sons Ltd England, 2002.

[5] K. Mudrajad, Tujuh tantangan UKM di tengah krisis global Bisnis Indonesia, 2008

[6] Tim penyusun, Strategi & arah kebijakan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Indonesia Sakti), Lutfansah Mediatama, 2005