• Tidak ada hasil yang ditemukan

secara Terpola untuk Mengukur Pola Perubahan

Throughput pada Topologi MANET

S.N.M.P. Simamora#1, T. Juhana#2, Kuspriyanto#3, N. R. Bagjarasa*4

#Departemen Elektroteknik, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), ITB

Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40116

*Pusat Studi Teknologi Nirkabel dan Bergerak (PUSDITEK) Politeknik TELKOM

Jl. Telekomunikasi No.1, Ters.Buah Batu, Bandung 40257 1sihar_st@students.ee.itb.ac.id

2tutun@stei.itb.ac.id 3kuspriyanto@stei.itb.ac.id

4nisa2809@gmail.com

Abstract — In a radio communication system, any change in

the position of the transmitter and the receiver will give a significant effect on the signal quality of the transmit or receive. However, in conditions which the only possible indoor building reflection properties that appear when the radio wave propagation takes place, it’s not necessarily a significant influence on the quality of the received data in data communications. Mobility-user terminal (or node-client) is dynamic in the mobile ad-hoc network which an interesting issue for observation and testing. In this research, a series of tests has been carried out on the move-over user-terminals that are carried patterned observed in throughput parameters. The results show each user-terminal position with mover-over was not too patterned to give any significant changes, but relatively significant effects before and after repositioning was done; if the approach taken on each side of the inter-cluster neighbors.

Keywords — mobile ad-hoc network, move-over with pattern,

position, throughput.

I. PENDAHULUAN

Perbedaan mendasar antara jaringan wireless umumnya dengan mobile ad-hoc network (MANET) adalah pada pergerakan node-pelanggan atau terminal-user yang bersifat dinamis dan fleksibel. Setiap node-client dalam MANET

dapat berperan sebagai backwarding/forwarding device

[1][2]. Backwarding/forwarding devices merupakan suatu terminal dalam jaringan komputer yang berperan untuk meneruskan setiap paket-data ke node tujuan berdasar alamat jaringan/terminal yang diinginkan.

Mobilitas node pada MANET dapat terjadi disebabkan protokol yang ditanamkan pada setiap node dapat mengalihfungsikan peran node-pelanggan menjadi node-

backwarding/fowarding devices, sehingga dapat

diilustrasikan komunikasi berantai terjalin pada MANET untuk setiap node-node bertetangga yang membangun panggilan komunikasi.

Berdasar [3] setiap data melewati lapisan protokol pada struktur komunnikasi data mengalami proses enkapsulasi

seperti ditunjukkan oleh Gambar 1; enkapsulasi pada data terjadi pada saat protokol pada lapisan di bawah menerima data dari di atasnya; atau sebaliknya, melakukan perubahan pada format dan bentuk data agar dapat dipahami oleh lapisan protokol jaringan tersebut.

Gambar 1 Enkapsulasi data pada setiap lapisan protokol pada komunikasi data [4]

Jika diasumsikan model enkapsulasi pada Gambar 1 ini dimodelkan seperti pada Gambar 2; maka secara sederhana kondisi ini dapat diturunkan dan dijabarkan pada Gambar 3 yang terjadi pada MANET.

Sistem Pemodelan Perpindahan Terminal-User secara Terpola untuk Mengukur Pola Perubahan Throughput pada Topologi MANET S.N.M.P. Simamora, T. Juhana, Kuspriyanto, N. R. Bagjarasa

Gambar 2 Model Struktur Protokol

Gambar 3 Skema Struktur Protokol pada MANET untuk 48-node

Posisi dalam MANET dapat direpresentasikan dalam parameter: jarak dan sudut. Disebabkan MANET dibangun dari komunikasi nirkabel atau menggunakan gelombang radio sebagai media-transmisi, sehingga diduga hasil

throughput yang didapatkan akan dipengaruhi oleh jarak dan sudut; yakni posisi antara node sebagai transmitter dan

receiver. Berdasar [5] propagasi gelombang radio dipengaruhi oleh scattering, reflection, dan diffraction. Namun oleh sebab pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dalam indoorbuilding, maka diasumsikan kondisi yang mempengaruhi adalah reflection.

Pada penelitian ini telah dilakukan serangkaian pengujian berdasar posisi dengan sejumlah skenario yang ditetapkan untuk mendapatkan hasil performansi layanan dalam

parameter throughput. Agar hasil yang diinginkan relatif mendekati sesungguhnya dimana seorang end-user

(pelanggan) sedang menikmati/mengakses layanan data, maka pengukuran dilakukan dengan pengamatan secara langsung menggunakan tools.

II. METODE

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan tools Wireshark untuk mendapatkan throughput, dimana di setiap node pelanggan dijalankan tools untuk dapat menerima layanan live radio- streaming.

Model jaringan dengan teknik MANET yang digunakan dalam penelitian ini seperti ditunjukkan pada gambar 4; dimana ada tiga sudut yang diuji-cobakan, yakni: =30o,

45o, 60o, dan 90o; sedangkan diposisikan tetap 120o

dengan alasan untuk mengkondisikan state tetap dan

proporsional agar node pelanggan hanya terpengaruh oleh

perubahan pada posisi di akhir node pelanggan.

Gambar 4 Model jaringan yang diuji-cobakan untuk mengukur throughput

Skenario dibagi atas dua bagian, yakni skenario pertama dengan memfokuskan kepada sejumlah posisi sudut dengan maksud untuk menguji hipotesis, dengan asumsi masing- masing cluster dengan posisi sudut yang diubah tidak mempengaruhi cluster lain, bahwa semakin besar sudut nilai antar dua node maka throughput akan semakin kecil. Untuk

skenario ke-2 yakni, salah satu node pada sebuah cluster

dijauhkan sepanjang x meter untuk melihat pengaruh pada

Gambar 5 Pembagian cluster pada model jaringan yang diuji-cobakan dalam pengukuran throughput

Pada pengujian ini serangkaian komputer dengan variasi jenis netbook dan notebook digunakan; namun hal ini bukan menjadi kondisi kekhawatiran terhadap hasil pengukuran dengan alasan state dan antar state yag diamati dan diukur adalah yang sama; sehingga kurva yang didapatkan memenuhi kondisi dan kriteria persyaratan objektivitas. Dan dalam setiap akses ke alamat tujuan, setiap terminal-user

dilakukan pembersihan cache-temporary internet.

Diskenariokan setiap terminal-user yang diamati

throughput-nya mengakses layanan live radio-streaming

secara bersama-sama, walaupun berdasar [6][7] untuk kanal data bahwa tidak ada perbedaan signifikan untuk kondisi setiap node-penerima melakukan akses secara bersama- sama atau bergantian dengan alasan pada jaringan komunikasi data mengenal session sehingga setiap

permintaan layanan oleh sebuah terminal-user, maka akan

diberikan satu session dimana saling tidak terpengaruh atau independent dengan session atau state dari terminal-user

lain.

III. HASIL

Pada pengujian yang dilakukan, node yang diamati pada topologi MANET adalah: A2, A4, A6, dimana hasil pengukuran dengan menggunakan tools Wireshark disajikan

pada tabel berikut ini:

TABELI

HASIL PENGAMATAN UNTUK =30O Terminal-user Throughput (Kbps) Rata-rata nilai (Kbps) A2 32.15 32.21 32.1 32.15333333 A4 32.12 32.16 32.21 32.16333333 Terminal-user Throughput (Kbps) Rata-rata nilai (Kbps) A6 32.02 32.11 32.15 32.09333333 TABELII

HASIL PENGAMATAN UNTUK =45O Terminal-user Throughput (Kbps) Rata-rata nilai (Kbps) A2 32.11 32.02 32.19 32.10666667 A4 32.15 32.03 32.19 32.12333333 A6 32.1 32.09 32.11 32.1 TABELIII

HASIL PENGAMATAN UNTUK =60O Terminal-user Throughput (Kbps) Rata-rata nilai (Kbps) A2 32.2 32.19 32.2 32.19666667 A4 32.18 32.19 32.17 32.18 A6 32.19 32.21 32.21 32.20333333 TABELIV

HASIL PENGAMATAN UNTUK =90O Terminal-user Throughput (Kbps) Rata-rata nilai (Kbps) A2 32.19 32.17 32.17 32.17666667 A4 32.18 32.14 32.12 32.14666667 A6 32.11 32.09 32.08 32.09333333

Terlihat pada hasil pengukuran nilai throughput tidak terlalu memberikan perbedaan signifikan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa untuk skenario yang digunakan pada posisi tersebut belum saling mempengaruhi antar node

saling bertetangga pada saat sedang membangun panggilan; di sisi lain threshold jumlah client dalam cakupan masimal satu cell-station pada WiFi masih dalam ambang batas normal untuk tidak saling mempengaruhi [8]; demikian juga berdasar standar IEEE 802.11, untuk batas throughput yang didapatkan pada 11Mbps.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih signifikan, maka dilakukan skenario ke-2 yakni node-A4,