• Tidak ada hasil yang ditemukan

M ETODOLOGI Y ANG D IUSULKAN

Metodologi Pengembangan Sistem Informas

III. M ETODOLOGI Y ANG D IUSULKAN

Aktivitas yang akan dilakukan dalam metodologi yang diusulkan ini adalah berdasarkan aktivitas yang ada pada metodologi Web Information Systems Development

(WISDM). Modifikasi dilakukan pada tahap desain WISDM yang akan digantikan oleh pendekatan terhadap rekayasa perangkat lunak, yaitu Object Oriented Hypermedia Development Methodology (OOHDM). Berikut adalah tahapan-tahapan dalam metodologi yang diusulkan:

1. Organizational analysis: Analisa organisasi merepresentasikan nilai sebuah sistem. Yang akan dilakukan dalam organizational analysis adalah

menentukan cakupan sebuah proyek, prioritas setiap fungsi, anggota-anggota tim, detail isi dari setiap tahap kegiatan, estimasi biaya proyek, lama berjalannya proyek, dan standar sistem yang ingin dicapai. Analisa dalam tahap ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang akan berinteraksi dengan sistem, baik secara internal maupun eksternal, seperti konsumen, pegawai, pemerintah, pemasok, buruh, organisasi, dan lain sebagainya. Banyak teknik yang dapat digunakan dalam analisa organisasi, salah satunya adalah diagram Rich Picture yang dapat membantu

menyampaikan informasi yang merepresentasikan masalah-masalah organisasi [9]. Tools seperti Microsoft Visio dan Microsoft Project dapat digunakan sebagai alat bantu analisa organisasi. Keluaran dari tahap ini adalah detail jadwal proyek dan diagram-diagram yang berupa sistem usulan. 2. Technical Design

a. Model konseptual (Conceptual Model): Dalam

model konseptual, model dari domain sistem dibuat dengan menggunakan prinsip-prinsip pemodelan berorientasi. Tujuan utama dari konsep ini adalah

untuk mendapatkan gambaran desain sistem yang sebenarnya dengan seminimal mungkin melibatkan atribut-atribut pengguna dan proses. Output dari tahap ini adalah class, sub-sistem, relationship

antar class, dan atribut setiap class yang berupa sebuah skema konseptual. OOHDM tidak mengkhususkan teknik berorientasi objek yang digunakan dalam konsep ini. Teknik berorientasi objek yang cukup dikenal seperti UML dan OMT dapat digunakan yang dapat dibuat dengan alat bantu seperti Rational Rose, Visual Paradigm, dan lain sebagainya [5].

b. Desain navigasi (Navigational Design): OOHDM tidak mengkhususkan prosedur yang khusus untuk konsep ini. Namun, metode yang disusun berdasarkan skenario spesifikasi pengguna yang dikemukakan oleh Schwabe [5] dapat digunakan. Metode tersebut terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

i. Menentukan user profiles (jenis-jenis pengguna) dan tugas-tugasnya

ii. Mengumpulkan skenario-skenario yang dapat terjadi.

iii. Menganalisa skenario yang didapat dari langkah kedua, kemudian membuat diagram yang sederhana yang menggambarkan alur navigasi yang telah dideskripsikan dalam skenario.

iv. Menspesifikasikan navigasi ke dalam sebuah konteks yang mendukung proses-proses yang terjadi dalam skenario.

v. Membuat diagram konteks akhir. Metode ini perlu dilakukan berulang hingga didapat diagram konteks akhir yang benar-benar menggambarkan navigasi sistem secara keseluruhan.

Keluaran dari tahap ini adalah node, link, struktur akses, konteks navigasi, dan perubahan navigasi. Keluaran ini dapat dibuat dengan alat bantu seperti RationalRose, VisualParadigm, dan lain sebagainya. 3. Desain interface (Interface Design): Dalam konsep

model interface, analis menentukan objek interface

mana yang akan diperlihatkan kepada pengguna. OOHDM menggunakan pendekatan desain Abstract Data View (ADV) untuk mendeskripsikan user interface dari aplikasi hypermedia. Interaksi dengan

pengguna ini digambarkan melalui ADV-charts yang dapat menunjukkan navigasi dan transformasi ketika sistem berinteraksi dengan pengguna [5]. Keluaran dari tahap ini adalah objek interface, respon sistem

terhadap interaksi pengguna, dan perubahan interface.

Tools yang dapat digunakan dapat berupa Rational Rose, VisualParadigm, dan lain sebagainya.

4. Work Design: Tahap ini merepresentasikan tingkat

kepuasan pengguna. Tingkat kepuasan pengguna yang akan diukur tidak hanya pengguna internal sistem saja, tetapi juga pengguna eksternal sistem yang mungkin akan menggunakan sistem informasi tersebut sebagai kegiatan sosial mereka. Untuk

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Web Menggunakan Pendekatan Software Engineering Shelvy Arini, Wahyudianto

mengukur tingkat kepuasan ini, WISDM menggunakan instrument bernama WebQual [9].

IV. IMPLEMENTASI

Metodologi yang merupakan modifikasi tahap desain

Web Information Systems Development Methodology

(WISDM) yang digantikan oleh pendekatan terhadap rekayasa perangkat lunak, yaitu Object Oriented Hypermedia Development Methodology (OOHDM), akan diiplementasikan dalam pembangunan sebuah sistem informasi. Sistem informasi yang akan dibangun adalah sistem portal untuk dongeng-dongeng yang ada di Indonesia. Sistem informasi ini merupakan wadah untuk melestarikan dongeng dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, sekaligus sebagai sarana untuk menyalurkan bakat-bakat penulis dongeng untuk mempublikasikan karyanya. Untuk membangun sistem tersebut, metodologi yang diusulkan di atas akan diimplementasikan hingga tahap desain. Berikut adalah tahap-tahap pengembangan sistem informasi dongeng-dongeng Indonesia menggunakan metodologi yang telah diusulkan:

A. Organization Analysis

Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia khayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Dongeng sering kali dijadikan sebagai media komunikasi antara anak dan orangtua. Lewat dongeng, orangtua tidak hanya dapat berkomunikasi dengan anak tetapi juga memberikan pesan moral kepada mereka, pembangunan karakter, bagian dari pendidikan anak usia dini (PAUD), dan pendidikan informal tempo dulu. Sebagai akibatnya, anak-anak diharapkan dapat mengambil hikmah dan pelajaran penting dari dongeng tersebut. Dengan artian dapat membedakan salah-benar, baik-buruk, dan mengetahui nilai-nilai religius dan sosio- kultural masyarakat setempat [10].

Namun seiring dengan berkembangnya zaman, dongeng banyak ditinggalkan oleh para orangtua. Dongeng digantikan oleh televisi, film, video, game, komputer, dan internet (facebook, twitter, dan gameonline). Baik orang tua maupun anak-anak lebih memilih menonton televisi. Padahal jika tidak diawasi dan dibatasi, televisi akan berdampak negatif bagi anak-anak. Selain perkembangan teknologi tersebut yang menyebabkan hilangnya kebudayaan dongeng dalam masyarakat, dokumentasi dongeng juga masih sedikit dan terbatas. Selama ini, transmisi budaya dongeng hanya dilakukan secara lisan dengan frekuensi yang terbatas. Dan kurangnya dukungan pemerintah untuk melestarikan dongeng tersebut, menyebabkan dongeng perlahan-lahan hilang dari masyarakat.

Dongeng dengan nilai-nilai yang ada di dalamnya, seperti nilai-nilai budaya, filsafat, sosio-kultural, religius, ekologi,

ekologi bahasa, dan lain-lain, sudah semestinya dilakukan upaya penyelamatan dari semua pihak, yaitu dengan menggali dan mengumpulkan kembali, mengajarkan, dan melestarikannya. Juga dikemas dalam bentuk yang lebih modern, dalam bentuk cerita dan komik bergambar, audio, visual, dan digital.Karena itu sistem informasi ini dirancang untuk menjadi wadah dongeng-dongeng di Indonesia dalam bentuk tulisan, audio, dan video. Selain menjadi wadah, sistem ini juga menjadi sarana kreatifitas anak bangsa untuk dapat mempublikasikan karyanya. Berikut adalah rich picture dari sistem informasi yang akan dibangun:

Reviewers

Writers

Story telling Story telling Mo n ito ring C o n te n t Watch a fairytale

Gambar 2 Analisa organisasi B. Technical Design

1)Conceptual Model: Dari analisa organisasi di atas dapat dibuat class beserta attribute-nya dan relationship antar class seperti gambar berikut:

2) Navigational Design: Tahap berikutnya setelah desain konseptual adalah desain navigasional. Dalam tahap ini dirancang node-node yang merupakan hubungan antar skema konseptual dan desain interface. Hubungan tersebut dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 4 Navigational Schema

3) Interface Design: Tahap berikutnya setelah desain navigasional adalah desain interface. Pada tahap ini dirancang interface abstrak yang berupa Abstract Data View

yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5 Abstract Data View

V. SIMPULAN

Sistem informasi dapat menjadi strategi bisnis yang handal untuk sebuah perusahaan. Seiring dengan berkembangnya teknologi komputer dan internet, efektivitas sistem informasi semakin dapat dioptimalkan dengan dapat dibangunnya sistem informasi berbasis web. Sistem informasi berbasis web harus dapat mendistribusikan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi, berinteraksi dengan pengguna, dan memproses aktivitas bisnis agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk menjaga agar sistem informasi berbasis web tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna, analis dan developer hendaklah mengerti bahwa dalam tahapan desain sistem informasi berbasis web yang kompleks dibutuhkan metode pendekatan terhadap teknik rekayasa perangkat lunak. Oleh karena itu, kombinasi WISDM dan OOHDM ini diharapkan dapat menghasilkan sistem informasi yang memiliki kualitas yang tinggi yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] (2003) The WISDM website. [Online]. Tersedia: http://www.wisdm.net

[2] R, Vidgen, "Constructing a Web Information Systems Development Methodology," Information Systems Jornal, vol.12, pp. 247-261, 2002.

[3] K. Takahashi & E. Liang, "Analysis and Design of Web-based Information Systems," Prosiding Elsevier Science Computer Network and ISDN Systems, 1997. p. 1167.

[4] S. C. Lee & S. Ashraf I, "A component Based Methodology for Web Application Development," Elsevier The Journal of Systems and Software, vol. 71, pp. 177–187, 2004.

[5] D. Schwabe, R. M. Guimarães, & G. Rossi, "Cohesive Design of Personalized Web Applications," Prosiding IEEE Internet Computing, 2002, p. 34.

[6] T. Isakowitz, M. Bieber, & F. Vitali. "Web Information Systems." Communication of The ACM, pp. 78-80, 1998.

[7] (2005) The WebQual website. [Online]. Tersedia: http://www.webqual.co.uk/

[8] P. Barna, F. Flavius, R. Vdovjak, & G. Houben, "Methodologies for Web Information System Design," Prosiding IEEE International Conference on Information Technology: Computers and Communications, 2003, p. 420.

[9] D. Avison & G. Fitzgerald, Information Systems Development Methodogies, Techniques, and Tools, 4th ed., New York: McGraw-

Hill Education (UK) Limited, 2006.

[10] Y. U. Al-Gayoni. (2012) Lintas Gayo. [Online]. Tersedia: http://www.lintasgayo.com/31224/hilangnya-tradisi-mendongeng- pada-masyarakat-gayo.html

[11] D. Howcroft & J. Carrol, "A Proposed Methodology for Web Development," Proceedings of European Conference on Information Systems, 2000.

[12] J. R. Venable & F. C. B. Lim, "Development Activities and Methodology Usage by Australian Web Site Consultantas," Proceedings of Western Australian Workshop on Information Systems Research, 2001.