• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Hearing Loss Prevention Program (HLPP)

7. Evaluasi program

Evaluasi program merupakan kegiatan mengevaluasi dari serangkaian program HLPP. Menurut NIOSH dalam Evaluasi program ditujukan untuk mengevaluasi hasil program yang telah dilaksanakan. Adapun indikator untuk mengetahui evaluasi program ini berjalan adalah sebagai berikut :

1) Review program dari sisi pelaksanaan (palatihan dan penyuluhan, kesertaan supervisor)

2) Hasil pengukuran kebisingan, identifikasi apakan ada daerah yang perlu dikontrol lebih lajut.

3) Controlengineering dan administratif

4) Hasil pemantauan audiometri dan pencatatannya 5) APT yang digunakan

Menurut OSHA Elemen evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas dari pelaksanaan semua komponen program HLPP. Dua pendekatan yang menjadi indikator dalam evaluasi program adalah penilaian terhadap pemenuhan dan kualitas dari pelaksanaan kemponen program dan mengevaluasi data audiometri (Franks, 1996).

Menurut Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani (2008) evaluasi program dan dokumentasi ditujukan untuk mengevaluasi hasil Hearing Loss Prevention Program (HLPP), dengan sasaran :

a. Review program dari sisi pelaksanaan serta kualitasnya, misalnya pelatihan dan penyuluhan, kesertaan supervisordalam program, pemeriksaan masingmasing area untuk meyakinkan apakah semua komponen program telah dilaksanakan.

b. Hasil pengukuran kebisingan, identifikasikan apakah ada daerah lain yang perlu dikontrol lebih lanjut.

c. Control engineeringdan administratif.

d. Hasil pemantauan audiometrik dan pencatatannya; bandingkan data audiogram dengan baselineuntuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program.

e. APD yang digunakan 8. Audit program

Audit program merupakan kegiatan audit dari pelaksanaan program HLPP. Audit program pada elemen NIOSH dapat diketahui pelaksanaanya dengan dilakukannya :

a) Audit Eksternal, dapat dilakukan oleh tim auditor yang kompeten, independent dan dengan sisitem audit yang jelas serta form HLPP. b) QC program (Quality Control Program) dilakukan secara internal, terus

menerus untuk menilai efektivitas HLPP.

selanjutnya dibuat tabel dari beberapa peraturan mengenai HLPP berdasarkan NIOSH, OSHA, dan Direktorat Bina Tenaga Kerja Departemen Kesehatan.

Tabel 2.4 Indikator Setiap Elemen HLPP menurut NIOSH, OSHA, dan Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan

1 Monitoring pajanan bising

a) Sudah terdapat hasil pengukuran kebisingan.

b) Pengukuran kebisingan dilakukan secara rutin.

c) Pengukuran kebisingan dilakukan saat ada perubahan proses produksi. d) Sudah tersedia Noise Mapping/ kontur

pada lokasi dengan tingkat kebisingan yang tinggi.

e) Adanya penetapan pekerja yang terpajan pada dosis pajanan <0,5 atau 0,5-1.

f) Penggolongan pekerja dalam hal perioritas APT.

g) Tanaga pengukur yang telah bersertifikat

h) Penggunaan alat pengukuran yang telah dikalibrasi

i) Hasil pengukuran kebisingan

dikomunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan, termasuk supervisor dan pengawas.

Survei Kebisingan dan Analisis Data a) Penentuan kriteria dalam

mengidentifikasi dan jadwal kegiatan pemantauan untuk mengetahui pajanan bising

b) Mengkalibrasi alat yang digunakan untuk pemantauan area bising

c) Melakukan pengukuran bising di area kerja dan pekerja

d) Melakukan penghitungan dosis bising yang diterima pekerja

e) Membuat laporan dari perhitungan dosis bising yang diterima pekerja

f) Mendokumentasikan seluruh laporan hasil pengukuran

Monitoring pajanan bising (Noise Survei/ Monitoring)

a) Memperoleh informasi spesifik mengenai tingkat kebisingan yang ada pada setiap tempat kerja.

b) Menetapkan kontrol bising (teknis maupun administratif). c) Menetapkan tempat-tempat yang

akan diharuskan menggunakan alat pelindung diri.

d) Menetapkan pekerja yang harus menjalani pemeriksaan

audiometri secara periodik. e) Survei Kebisingan Dasar f) Survei Kebisingan Detail g) hasil survei kebisingan harus

disampaikan kepada pimpinan perusahaan dan kepala

departemen terkait

h) diinformasikan melalui papan pengumuman atau di ruangan

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan 2 Pendidikan dan motivasi

a) Pendidikan telah diberikan kepada pekerja yang terpajan bising ≥ 85 dBA. b) Pelatihan dilakukan minimal sekali

dalam setahun.

c) Pelatihan dilakukan minimal sekali dalam setahun.

d) Pelatihan disampaikan oleh instruktur yang kompeten.

e) Pelatihan mencakup :

7) Efek kebisingan pada pendengaran. 8) Tujuan dan manfaat, kerugian,

instruksi, seleksi, kesesuaian, kegunaan dan perawatan APT.

9) Tujuan dan prosedur audiometri.

Pendidikan dan Motivasi

a) Konsep pelatihan yang sesuai dan mudah diterima oleh pekerja b) Pelaksanaan kegiatan secara rutin c) Partisipasi dari seluruh pekerja dan d) Menetukan pekerja yang terlibat dalam

program pelatihan

e) Melakukan up-date matari pelatihan dan melakukan refreshing pendidikan sesuai dengan kebutuhan

f) Mendokumentasikan seluruh kegiatan pelatihan

Pelatihan dan Pendidikan Pekerja (Employee Training and Education) a) penyuluhan tentang hasil

audiogram mereka,

b) cara penggunaan alat pelindung telinga

3 Kontrol engineering dan administratif a) Pemeliharaan mesin (maintenance)

yaitu mengganti, mengencangkan bagian mesin yang longgar, member pelumas secara teratur.

b) Mengganti mesin bising tinggi ke bising kurang

c) Mengubah proses kerja misal komperesi diganti dengan pukulan.

Pengendalian Bising

a) Melakukan identifikasi bahaya sumber bising terbesar di area kerja yang diterima pekerja

b) Melakukan tinjauan kelayakan dalam pengendalian bising baik teknis maupun administratif

c) Penerapan pengendalian teknis yang sesuai

Pengendalian secara Teknik (Engineering Control) a) Pemeliharaan mesin

(Maintenance), yaitu mengganti, mengencangkan bagian mesin yang longgar, memberi pelumas secara teratur.

b) Mengurangi getaran dengan cara mengurangi tenaga mesin, kecepatan putaran atau isolasi.

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan d) Mengurangi transmisi bising yang

dihasilkan benda padat dengan menggunakan lantai berpegas, menyerap suara pada dinding dan langit-langit kerja.

Pada pengendalian administratif terdapat indikator sebagai berikut : e) Adanya tempat istirahat bagi pekerja

setelah bekerja di tempat yang bising f) Terdapat tanda-tanda peringatan pada

area kerja yang memiliki intensitas bising ≥85 dBA.

g) Terdapat rotasi kerja di area kerja yang memiliki kebisingan ≥85 dBA.

h) Melakukan isolasi operator dalam ruang yang relatif kedap suara.

i) Dilakukannya transfer pekerja dengan keluhan pendengaran.

d) Melakukan penilaian setelah diterapkan pengendalian yang sesuai untuk mengkaji keberhasilan pengendalian yang

diterapkan

e) Melakukan penilaian yang efektif dalam pengendalian yang telah diterapkan f) Menentukan spesifikasi dari mesin sesuai

dengan kebisingan yang dikeluarkan g) Mendokumentasikan kegiatan

pengendalian teknis dan administratif serta hasil penerapannya

d) menyerap suara pada dinding dan langit langit kerja.

e) Mengurangi turbulensi udara dan mengurangi tekanan udara. Melakukan isolasi operator ke dalam

ruang yang relatif kedap suara. Pengendalian Administratif (Administratif Control) a) mengatur jarak pekerja dan

menutup sumber bising b) pengaturan jam kerja,

4 Penggunaan alat pelindung diri

a) Kecocokan : alat pelindung telinga tidak akan memberikan perlindungan bila tidak dapat menutupi liang telinga dengan rapat.

Alat Pelindung Telinga

a) Penilaian kebutuhan pemakaian APT sesuai dengan pajanan di area kerja b) Penilaian kenyamanan dan ketepatan

APT dengan kondisi lingkungan kerja

Pengendalian Perorangan (Personal Control)

a) Jenis APT yang digunakan b) Kecocokan. Alat pelindung

telinga

c) kenyaman dipakai.

d) Penyuluhan khusus, (pemakaian dan perawatan APT)

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan b) Nyaman dipakai ; tenaga kerja tidak

akan menggunakan APD ini bila tidak nyaman dipakai.

c) Penyuluhan khusus ; terutama tentang cara memakai dan merawat APD tersebut.

d) Jenis alat pelindung telinga :

 Sumbat telinga (earplugs/insert device/aural insert protector)  Tutup telinga (earmuff/protectiave

caps/circumaural protector  Helmet/enclosure

e) Pemeriksaan APT secara priodik dalam hal pemakaian, cacat/sempurna, pergantian bila diperlukan.

f) Monitoring dampak pemakaian APT (iritasi atau infeksi pada telinga pekerja)

g) Tersedianya APT untuk semua yang bekerja dengan bising ≥85 dBA.

h) APT yang disediakan oleh perusahaan digunakan oleh pekerja pada saat terpajan dengan bising ≥85 dBA.

i) Perusahaan melakukan pengawasan dalam penggunaan APT.

c) Penentuan APT di area kerja yang khusus d) Pemeliharaan invetarisasi APT yang telah

dipilih

e) Pemasangan APT yang tepat pada telinga pekerja

f) Pelatihan dan Motivasi pengguna APT Pengecekan kondisi APT secara rutin g) Penerapan dalam menggunakan APT

yang efektif

h) Melakukan audit pemenuhan penggunaan APT

i) Menentukan spesifikasi pekerja dengan pembatasan penggunaan APT

j) Pelatihan dan pengawasan pengguna APT

k) Membantu pekerja dalam penggunaan APT

l) Mendokumentasikan seluruh kegiatan penggunaan, pelatihan dan kelayakan APT.

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina

Kesehatan Kerja Departemen

Kesehatan 5 Pemantauan audiometer

a) Pre- employment

b) Penempatan karyawan ke tempat bising c) Saat pindah tugas keluar dari tempat bising

saat pensiun/purna tugas .

d) Data jelas, tingkat/singkat, lengkap dan terjadwal/terdapat tanggalnya pelaksanaannya. e) Adanya tindakan lebih lanjut dari dokumen

audiometri.

f) Adanya perbandingan hasil tes pekerja sebagai baseline data untuk identifikasi keseuaian NAB dengan standar

Pemantauan Audiometri

a) Melakukan pelatihan bagi petugas b) Adanya sertifikasi bagi petugas c) Adanya pengawasan petugas secara

professional

d) Pemilihan peralatan tes audiometri yang sesuai e) Kalibrasi peralatan tes audiometri

f) Pemilihan tempat atau area yang tepat untuk pelaksanaan tes audiometri

g) Mendokumentasikan hasil pengujian

background noise pada area pemeriksaan tes audiometri

h) Adanya jadwal pelaksanaan pemeriksaan audiometri

i) Memastikan partisipasi semua pekerja terlibat j) Mencatat kuesioner pajanan kebisingan, kondisi

kesehatan pekerja, dan riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pekerja

k) Melaksanakan inspeksi atau pemeriksaan otoscopic

l) Review hasil audiogram secara professional dan berkala

m) Mengkomunikasikan kepada pekerja

Audiometri (Audiometry) a) Pre-employment/prepl acement/Baseline, bagi para karyawan yang baru mulai bekerja di tempat bising. b) Annualmonitoring,

yaitu pemeriksaan berkala bagi para pekerja yang terpajan bising lebih dari nilai ambang batas. c) Exit, bagi pekerja

yang

pindah/keluar dari tempat kerja yang bising, dan saat pensiun

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan g) Hasil tes audiometri secara

keseluruhan dikomunikasikan kepada para pengawas dan manajer dan begitupula engan pekerja sendiri.

n) rekomendasi tindak lanjut berdasarkan hasil review audiogram

o) Adanya konseling kepada kepada pekerja dengan temuan hasil audiogram p) Pelaksanaan orang yang mereview

audiogram secara professional q) Adanya perencanaan untuk tindakan

follow up pekerja

r) Melaksanakan rekomendasi yang dibuat oleh petugas yang berwewenang

s) Mendokumentasikan kegiatan dan data-data audiometri, review dan tindak lanjut.

6 Pencatatan dan pelaporan

a) Hearing loss prevention audit b) Monitoring hearing hazards c) Engineering and administratif

controls

d) Audiometri evaluation

e) Personal hearing protective, and f) Program evaluation.

Pencatatan dan pelaporan a) Hearing loss prevention audit b) Monitoring hearing hazards

c) Engineering and administratif controls d) Audiometri evaluation

Digabungkan dengan elemen evaluasi

Tabel 2.4 lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan b) Hasil pengukuran kebisingan,

identifikasi apakan ada daerah yang perlu dikontrol lebih lajut.

c) Kontrol engineering dan administratif>

d) hasil pemantauan audiometri dan pencatatannya

e) APT yang digunakan

b) pemeriksaan masing masing area untuk meyakinkan apakah semua komponen program telah

dilaksanakan.

c) Hasil pengukuran kebisingan, identifikasikan perlu dikontrol lebih lanjut.

d) Kontrol engineering dan administratif.

e) Hasil pemantauan audiometrik dan pencatatannya.

f) APD yang digunakan 8 Audit program

a) Audit Eksternal, dapat dilakukan oleh tim auditor yang kompeten, independent dan dengan sisitem audit yang jelas serta form Hearing Loss Prevention Program (HLPP).

b) QC program (Quality Control Program) dilakukan secara internal, terus menerus untuk menilai efektivitas Hearing Loss Prevention Program (HLPP).

Dari teori yang memaparkan elemen-elemen dari pengendalian kebisingan ini, maka peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan teori yang dikeluarkan dari NIOSH dengan mempertimbangkan bahwa teori yang dikeluarkan NIOSH lebih lengkap dengan delapan elemen program bila dibandingkan dengan OSHA, sedangkan elemen program yang dikeluarkan oleh peraturan pemerintah itu mengacu kepada teori yang dikeluarkan oleh NIOSH namun pada elemen pencacatan digabungkan dengan elemen evaluasi program. Pada elemen pengendalian kebisingan elemen control engineering dan administratif dipisahkan menjadi perelemen. Kemudian peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan pengendalian kebisingan ini memiliki kesamaan dari teori NIOSH.

Dokumen terkait