• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Trainer HSE Passport Training

BAB VI PEMBAHASAN

D. Evaluasi Proses HSE Passport Training

2. Evaluasi Trainer HSE Passport Training

Waktu pelaksanaan HSE Passport Training adalah pukul 13.00 WIB. Pada pelaksanaan HSE Passport Training tanggal 14 Maret 2016, seluruh trainer telah datang sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh penyelenggara pelatihan. Pada pelaksanaan pelatihan tanggal 15 Maret 2016 salah satu trainer datang terlambat. Keterlambatan kehadiran trainer disebabkan oleh

adanya pergantian trainer pada hari pelaksanaan HSE Passport Training. Seluruh trainer yang bertugas mengajar HSE Passport Training bersikap dan berperilaku wajar dan sopan. Sikap dan perilaku trainer berbeda dalam menyampaikan materi, terdapat trainer yang kurang interaktif terhadap peserta dan terdapat trainer yang melakukan interaksi terhadap peserta. Menurut Lunandi (1984) komitmen dan kehadiran menghadirkan diri secara penuh serta siap menyertai kelompok peserta merupakan salah satu sikap yang perlu dimiliki dalam membangun proses belajar orang dewasa. Karakteristik fasilitator sangat beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh cara pandang, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki. Interaksi yang dilakukan oleh fasilitator berguna untuk mengatasi kebosanan, meningkatkan minat dan gairah belajar, menikmati manfaat kehadiran peserta dan memotivasi peserta untuk mencapai tujuannya (Mulyana dkk, 2008). Peran seorang fasilitator adalah memantau dan memastikan kelancaran suatu pembelajaran serta melakukan evaluasi terhadap efektivitas proses pembelajaran. Fasilitator juga berperan menciptakan suasana yang nyaman, memberikan materi, mengevaluasi kegiatan belajar serta memantau partisipasi peserta. (Efendi, 2008). Kehadiran seorang fasilitator/trainer sangatlah penting karena trainer memiliki peran yang penting dalam berjalannya sebuah pelatihan, yakni memberikan materi pelatihan, menciptakan suasana yang nyaman agar peserta ikut berpartisipasi saat pelatihan berjalan dan mengevaluasi keberlangsungan proses pelatihan. Ketidakhadiran dan keterlambatan trainer tentu dapat mengganggu berjalannya kegiatan pelatihan, sehingga perlu adanya

komitmen dari trainer untuk menghadiri pelatihan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat menghindari pergantian trainer pada pelaksanaan HSE Passport Training.

Penyajian materi pelatihan HSE Passport Training yang dilakukan trainer pada seluruh modul telah disajikan secara sistematis. Menurut Pustekom Kepmendiknas (2010), sistematika dalam menyusun kerangka pelatihan adalah,

a. Sebutkan judul pelatihan secara ringkas, jelas dan mencerminkan isi pelatihan.

b. Menguraikan tujuan training.

c. Kembangkan dan jelaskan sejumlah topik pokok pelatihan, kemudian masing-masing topik tersebut, diuraikan lagi secara lebih detil dalam beberapa sub-topik.

d. Sebutkan pula durasi untuk keseluruhan pelatihan dan juga untuk setiap topiknya.

Menurut Widjajakusuma (2006) Sistematika penyusunan materi pada dasarnya dapat dibagi menjadi empat bagian penting, yakni:

a. Judul. Harus singkat dan jelas, memberikan gambaran mengenai isi bahan

b. Pendahuluan. Berisi alasan atau latar belakang bahasan

c. Pokok bahasan. Berisi inti bahasan/inti materu, marupakan porsi paling besar dari susunan materi.

Proses penyusunan materi secara sistematis bertujuan agar materi tersebut dapat menambah pengetahuan dan kompetensi peserta secara baik dan efektif, sehingga materi telah siap untuk dipelajari oleh peserta untuk mencapai kopetensi yang dicapai (Widodo dan Jasmadi, 2008). Sistematika penyajian materi perlu diperhatikan oleh trainer karena peserta akan lebih mengerti tujuan dan pokok-pokok materi yang disajikan oleh trainer selama pelatihan berlangsung serta mencapai kompetensi yang ingin dicapai dalam suatu pelatihan.

Metode penyampaiaan yang digunakan trainer pada saat pelaksanaan HSE Passport Training, yakni trainer menggunakan metode penyampaian presentasi, kemudian trainer mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta sebagai upaya untuk melakukan interaksi dua arah antara triner dengan peserta HSE Passport Training.

Trainer yang bertanggung jawab menyampaikan materi pelatihan harus memperhatikan bahasa tubuh, yakni trainer harus melakukan kontak mata dengan kelas, memberikan senyum, tidak bersikap berlebihan, posisi tubuh yang nyaman dan santai, nada suara yang teratur agar tidak monoton, dan mengatur kecepatan berbicara. Trainer juga harus mengajukan pertanyaan ke para peserta dan menanyakan apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya (ICA SEA, 2008). Metode tanya jawab merupakan salah satu metode pembelajaran yang mempu membangun interaksi dua arah antara pelatih dengan peserta pelatihan (Fatmawati, 2015). Metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang tepat apabila penggunaannya dipergunakan untuk merangsang agar perhatian peserta terarah pada materi

yang disampaikan, mengarahkan proses berpikir peserta dan meninjau penguasaan peserta terhadap materi yang telah diajarkan sebagai bahan pertimbangan untuk melanjutkan materi berikutnya (Anas, 2014). Menurut Herijulianti, dkk (2002) metode tanya jawab tepat digunakan apabila tujuan belajar bersifat kognitif, mengarahkan pola pikir atau melatih peserta mengemukakan pendapat dan jumlah peserta tidak melebihi 30 orang. Metode pembelajaran tanya jawab bisa digunakan secara tunggal, bisa pula digunakan dengan menggabungkan dua atau tiga metode dalam satu kali tatap muka, bergantung kepada materi yang disampaikan (FIP UPI, 2007). Bahasa tubuh trainer dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta merupakan upaya interaksi dapat dilakukan oleh trainer, sehingga interaksi dua arah bisa tercipta pada pelaksanaan HSE Passport Training.

Bahasa yang digunakan trainer mudah dimengerti dan dipahami peserta, selain itu trainer juga memberikan penjelasan terhadap istilah-istilah tertentu. Pakaian trainer perempuan saat menghadiri HSE Passport Training menggunakan kemeja formal dan celana bahan. Trainer laki-laki menggunakan kemeja formal dan celana bahan ataupun celana berbahan levis. Pakaian trainer rapih dan sopan sesuai dengan aturan cara berpakaian di PT.X.

Bahasa yang harus digunakan adalah bahasa yang biasa dan sederhana, gunakan kata-kata yang diketahui para peserta, tuliskan definisi-definisi untuk istilah-istilah yang rumit atau berikan handout mengenai peristilahan, trainer menjelaskan mengenai singkatan dan mengindari pengulangan kata (ICA SEA, 2008). Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi

Negara No.18 Tahun 2014, pakaian seorang trainer harus sopan dan rapih. Trainer dapat mengenakan pakaian yang nyaman menggunakan pakaian yang tidak akan mengasingkan peserta, dan tidak menggunakan pakaian yang mencolok (ICA SEA, 2008). Menurut Hardjana (2001) tidak ada aturan resmi yang mengatur tentang pakaian peserta pelatihan, tetapi peserta pelatihan wajib mentaati tata tertib dan peraturan yang berlaku demi kelancaran program pelatihan dengan mengenakan pakaian kerja yang rapih dan profesional seperti lelaki mengenakan kemeja, celana panjang, dan sepatu. Sedangkan peserta wanita menggunakan pakaian kantor yang rapi

serta menggunakan sepatu. Penggunaan bahasa yang digunakan oleh

seorang trainer adalah bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menjelaskan istilah dan memberikan penekanan tertentu pada poin yang penting. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti dapat membuat peserta HSE Passport Training lebih mudah mengerti terhadap hal yang disampaikan oleh trainer. HSE Passport Training Pelaksanaan HSE Passport Training tidak terdapat peraturan dan tata tertib mengenai pakaian yang harus digunakan peserta. Namun peserta menggunakan pakaian formal yang rapih dan sopan sesuai dengan aturan yang berlaku di PT.X.

Berdasarkan pembahasan evaluasi trainer dapat disimpulkan bahwa kehadiran trainer dalam pelaksanaan pelatihan sangatlah penting, agar HSE

Passport Training berjalan dengan lancar dan tidak mengalami

keterlambatan dalam memulai pelatihan karena harus mencari trainer pengganti. Metode penyampaian selain presentasi dapat juga divariasikan dengan metode tanya jawab sebagai upaya untuk berinteraksi kepada peserta

HSE Passport Training agar peserta tidak jenuh. Bahasa tubuh trainer seperti melakukan kontak mata terhadap peserta dan pengaturan nada suara dapat membuat peserta tertarik dengan hal yang dibicarakan oleh trainer.