• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Trainer HSE Passport Training

BAB VI PEMBAHASAN

C. Evaluasi Input HSE Passport Training

2. Karakteristik Trainer HSE Passport Training

Trainer harus memiliki kapasitas dalam menyampaian materi, yaitu mengajar, melihat, memperbaiki, management group, sikap dan kehadiran, dan dapat memberi contoh kepada peserta (CrossFit Training, 2016). Menurut OSHA (2011), seorang dapat menjadi trainer apabila sudah

memenuhi persyaratan yaitu memiliki gelar sarjana keselamatan dan kesehatan kerja, atau minimal lima tahun pengalaman dan mengetahui setiap bahaya yang ada pada konstruksi.

Divisi HSE telah menetapkan kualifikasi sebagai trainer HSE Passport Training. Berdasarkan hasil penelitian trainer yang akan mengajar pada pelaksanaan HSE Passport Training telah memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan, yakni tingkat pendidikan trainer adalah S1 dan D3 dengan pengalaman kerja dibidang HSE lebih dari lima tahun. Trainer HSE Passport Training telah lulus mengikuti Combad Pro 1 yang diselenggarakan oleh divisi HSE. Trainer yang telah lulus Combad Pro1 akan memiliki kompetensi sesuai dengan materi yang akan diberikan pada pelaksanaan HSE Passport Taining. Hal tersebut menunjukan bahwa trainer yang akan mengajar pada pelaksanaan telah memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan divisi HSE.

Mempelajari hal baru di tempat kerja akan melibatkan orang lain. Lingkungan kerja dapat menjadi sumber belajar ataupun sumber kendala, misalnya rekan kerja yang berpengalaman dapat memberi mereka informasi yang berguna (Laberge dkk., 2014). Akan tetapi, rekan kerja yang memberikan informasi tersebut belum tentu telah memenuhi kualifikasi sebagai trainer yang mampu sepenuhnya mengarahkan pekerja lainnya untuk selalu memenuhi peraturan terkait keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa dibutuhkan pelatihan (menunjukkan seorang pekerja bagaimana melakukan sesuatu) dan sumber daya lain selain pelatihan untuk mendukung pembelajaran (Laberge dkk., 2014). Seorang

trainer harus memiliki kompetensi sebagai fasilitator yang memenuhi kualifikasi trainer untuk bisa memberikan pembelajaran.

Sebagian besar perusahaan memberikan pelatihan occupational health and safety (OHS) melalui pendekatan yang berorientasi membentuk sikap atau perilaku pekerja untuk mengikuti peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Pendekatan tersebut membutuhkan peran trainer untuk mengarahkan peserta (Laberge dkk., 2014). Trainer yang dipilih untuk memberikan pelatihan dan pengetahuan terkait keselamatan dan kesehatan kerja harus seseorang yang telah memiliki pengalaman dan menguasai bidang yang diajarkan kepada peserta latihan. Hal ini yang menjadi dasar perusahaan memilih trainer yang telah memenuhi kualifikasi yang sebelumnya ditentukan perusahaan untuk menjamin tujuan pelatihan yan telah ditetapkan tercapai.

Trainer harus memiliki kesesuaian keahlian dengan materi yang diberikan (kualifikasi tenaga), yaitu latar belakang pendidikan dasar/keahlian termasuk pelatihan tambahan yang sesuai dengan materi pelatihan dan pengalaman dalam bidang tugasnya sesuai dengan materi yang diberikan (Kepmenkes no. 725/2003). Keberlangsungan pelaksanaan pelatihan yang efektif sebagaimana yang telah diatur dalam PP 50 tahun 2012 maka seorang trainer sebagai sumber daya yang dibutuhkan, harus memadai kompetensi atau pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang berkompeten sebagai trainer dalam proses pelaksanaan kegiatan pelatihan. Trainer yang mendapat sertifikat Combad Pro 1 dan berhak menjadi trainer HSE Passport Training, apabila calon trainer telah lulus mengikuti

Combad Pro 1 yang dinilai oleh Senior Manager HSE (SMHSE) . Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh trainer HSE Passport Training telah mendapatkan sertifikat Combad Pro 1 yang berlaku selama trainer bekerja di PT. X.

Sertifikat pelatihan adalah tanda bukti otentik yang menerangkan bahwa pemiliknya telah berhasil mengikuti suatu pelatihan serta memiliki kompetensi tertentu (Kepmenkes no. 725/2003). Menurut Sembiring (2010) sertifikasi merupakan persyaratan terhadap suatu perizinan. Seorang trainer juga harus memiliki pengakuan dan kualifikasi profesional yang relevan dengan materi pelatihan (Aprinto dan Jacob, 2013). Sertifikat Combad Pro 1 yang dimiliki trainer HSE Passport Training merupakan bukti bahwa trainer telah berkompeten dan diberi izin untuk membawakan materi HSE Passport Training.

Trainer yang bertugas mengajar pada batch 62 tidak seluruhnya telah mengikuti Training of Trainer (TOT) karena masih terdapat satu trainer yang belum mengikuti TOT. Walaupun divisi HSE tidak menetapkan TOT sebagai kualifikasi menjadi trainer HSE Passport Training, namun berdasarkan Kepmenkes no 725 tahun 2003 trainer harus memiliki kemampuan kediklatan yaitu telah mengikuti pelatihan dasar atau Traning of Trainer (TOT). TOT memberikan manfaat bagi trainer untuk merancang pelatihan sesuai dengan informasi analisis kebutuhan pelatihan, kemampuan trainer sebagai fasilitator sesuai dengan konsep-konsep menorganisir pelatihan yang sukses, cara memulai, memfasilitasi dan menutup pelatihan, mengatur waktu dan peserta pelatihan serta menjaga energi peserta, dan cara

mengevaluasi pelatihan (DRI, 2014). TOT adalah pelatihan yang diselenggarakan dengan tujuan agar peserta memiliki kompetensi dalam melatih, dimana peserta belum semuanya mempunyai kompetensi substansi teknis (BPPSK, 2014). Calon trainer yang mengikuti TOT tentunya akan memiliki kompetensi dalam memberikan pelatihan secara benar, sehingga TOT merupakan kualifikasi yang perlu dipenuhi oleh calon trainer HSE Passport Training.

TOT diperlukan oleh calon trainer HSE Passport Training aga calon trainer memiliki kemampuan bagaimana memberikan pelatihan secara benar dan mampu memberikan dan berbagi ilmu serta pengalaman calon trainer yang akan mengajar pada pelaksanaan HSE Passport Training. Trainer yang memiliki kemampuan kediklatan akan mampu menstranfer ilmu yang dimiliknya. Menurut Aprinto dan Jacob (2013), pembelajaran juga efektif apabila perusahaan mengadakan in house training, yakni pelatihan internal yang mengundang pengajar yang berkompeten dari luar perusahaan atau pelatihan ditangani seluruhnya oleh lembaga pelatihan eksternal dengan mayoritas peserta pelatihan adalah karyawan internal perusahaan.

Berdasarkan pembahasan karakteristik trainer, maka dapat disimpulkan bahwa trainer HSE Passport Training telah memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh divisi HSE, yakni tingkat pendidikan terakhir trainer adalah S1 dan D3 dan memiliki pengalaman 5-10 tahun dibidang HSE. Walaupun terdapat satu orang trainer dengan tingkat pendidikan S1 bukan dalam bidang K3 tetapi trainer telah memiliki pengalaman selama 5 tahun di

bidang HSE dan telah sesuai dengan peraturan OSHA. Trainer juga telah lulus Combad Pro 1 dan mendapatkan sertifikat, namun Combad Pro 1 merupakan pelatihan bagi calon trainer terkait dengan 17 materi yang akan disampaikan di pelaksanaan HSE Passport Training. Sebagai seorang trainer, bukan hanya penguasaan materi yang harus dipenuhi tetapi trainer juga harus memiliki kemampuan kediklatan (cara menjadi trainer yang baik). Calon trainer HSE Passport Training harus memiliki kemampuan kediklatan, sehingga divisi HSE bisa menambahkan kualifikasi bagi calon trainer agar trainer memiliki kemampuan kediklatan yang didapat dari Training of Trainer (TOT). Perusahaan dapat mengadakan in house training demi pembelajaran yang lebih efektif dalam proses penyampaian materi pelatihan.