i SKRIPSI
OLEH:
META WIDYA NINGSIH
NIM: 1111101000082
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Skripsi, Juni 2016
Meta Widya Ningsih, NIM : 1111101000082
Evaluasi Pelaksanaan Program HSE Passport Training di PT.X Tahun 2016 xviii+ 149 halaman, 23 tabel, 40 gambar, 5 lampiran
ABSTRAK
PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang fokus pada kegiatan Engineering, Procurement, and Construction (EPC). Seluruh karyawan PT. X wajib mengikuti HSE Passport Training secara lengkap, sebelum pekerja bekerja di site project. Pada pelaksanaan program HSE Passport Training ditemukan adanya masalah, oleh karena itu peneliti bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap program HSE Passport Training di PT.X tahun 2016.
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai Juni 2016 untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data primer melalui wawancara, dan observasi. Data sekunder: telaah dokumen. Triangulasi sumber dan triangulasi metode untuk memvalidasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa evaluasi pelaksanan program HSE Passport Training terdapat masalah pada komponen input: penyelenggara tidak melibatkan peserta refresh dalam menentukan kebutuhan pelatihan, tidak wajib mengikuti Training of Trainer (TOT), slide padat dan kurang menarik, tidak tersedia snack. Komponen proses: kehadiran peserta <80%, seluruh peserta terlambat, peserta tidak membuat surat izin ketidak hadiran, peserta tidak berperan aktif pada modul 1 dan 4, dua orang trainer tidak bisa menghadiri pelatihan, satu orang trainer tidak hadir tepat waktu, trainer pada modul 1 dan modul 4 kurang interaktif. Komponen output: tujuan HSE Passport Training tidak tercapai.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disarankan agar manajemen mewajibkan trainer mengikuti Training of Trainer (TOT) dan mengadakan in house training,. Penyelenggara melibatkan peserta refresh menentukan kebutuhan pelatihan, media pelatihan harus menarik, menggunakan media video, menyediakan konsumsi, waktu pelatihan tidak terlalu sempit, mengadakan pre test dan post test, dan menentukan standar kelulusan. Trainer menggunakan metode penyampaian yang efektif dengan gabungan metode presentasi, tanya jawab dan studi kasus, interaksi kepada peserta. Peserta berkomitmen dan bertanggung jawab serta membuat surat izin tidak hadir.
Daftar bacaan : 85 (1984-2016)
ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA FACULTY OF MEDICINE AND HEALHT SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM HEALTH AND SAFETY OCCUPATIONAL Undergraduate Thesis, June 2016
Meta Widya Ningsih, NIM : 1111101000082
The Evaluation On The Implementation Of HSE Training Passport Program In PT. X 2016
xviii + 149 pages, 23 tabels, 40 images, 5 attachments ABSTRACT
PT. X is a company that move in construction field, focusing on EPC activity to serve major scale of industrial project. The entire employee of PT. X compulsory to do a complete set of HSE Training Passport, before the employee works in site project. On the implementation of HSE Training Passport was discovered a problem, therefore the researcher proposed to do an evaluation on HSE Training Passport in PT. X 2016.
The research was doing on December 2015 until June 2016 to find out the evaluation on the implementation of HSE Training Passport Program in PT. X 2016. This research form is a qualitative research, by gathering primary data through an interview and observation, and secondary data were collected by reviewing documents. Triangulation of source and triangulation of metode to validate the data.
The result of this research showing that the evaluation on implementation of HSE Training Passport program has a problem in the input component. The organizers was not involving the participants on deciding the need of the training, is not compulsory to do Training of Trainer. The slide is compact and unattractive and there is no snack. The component process: the attendance was less than 80%, all of the attendance was late, the employee was not make an absence permission letter, the participant was not active on modul 1 and 4, two of the trainers can’t present, one of the trainers was late, the trainer on modul 1 and 4 was not interactive. The component output: the purpose of HSE Training Passport was not accomplished.
Based on the research, it’s suggested so that management obligate trainer to do the Training of Trainer (TOT) and organize in house training. The organizers involving the participants to decide the need of the training, the training media should interesting, use a video, provide snack and coffee or tea, to set up a pre test and post test. The trainer should use an effective conveying based on the combination of presentation method, Q&A and a case study, and interaction with participants. The participants should commits, responsible, and also make an absence permission letter.
Reading list : 85 (1984-2016)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama : Meta Widya Ningsih
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Agustus 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pitara Raya RT 06 RW 15 No. 9a
Kelurahan Pancoranmas, Kecamatan Pancoranmas Depok, Jawa Barat
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
No. Hp : 085697840782
Email : metawidyaningsih@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
2011 – Sekarang : S1 Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2009 – 2011 : SMA Bina Taruna Bangsa
2006 – 2009 : SMP Negeri 9 Depok
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji serta syukur selalu dilantunkan kepada Allah SWT, sang Pemilik Pengetahuan dan shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah berhasil membawa peradaban umat manusia ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dengan memanjatkan rasa syukur atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Program HSE Passport Training di PT.X Tahun 2016.”.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah swt. yang selalu memberikan rahmat, hidayah dan berkah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Keluarga tercintaku Bapak, Ibu, Kakak serta seluruh keluarga besar, terima kasih atas doa, perhatian, dan dukungan materil maupun moril, serta kasih sayang kalian yang sangat luar biasa.
3. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Fajar Ariyanti M.Si selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat.
ix mencurahkan seluruh ilmu, pengetahuan, dan pengalamannya selama ini; 6. PT. X, terima kasih sudah mengizinkan penulis melakukan penelitian skripsi
ini.
7. Senior Manager HSE, serta seluruh pekerja divisi HSE terima kasih atas kemudahan dan fasilitas yang telah diberikan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
8. Teman seperjuangan, Anisa Ajeng Nastiti, Salsabila Triana Putri, “Kawan Sholihah”, dan “Wanita Idaman Lelaki” terima kasih atas pengalaman, ilmu, dan dukungan serta kebersamaannya selama ini
9. Teman-teman peminatan K3 2011 dan teman-teman Kesmas 2011, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan agar dapat dijadikan masukan di waktu mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis dan juga bagi semua pembaca. Penulis mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat kekurangan ataupun kesalahan. Terima Kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juni 2016
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ...iii
ABSTRACT ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v
LEMBAR PENGESAHAN ... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Pertanyaan Penelitian ...5
D. Tujuan ...5
1. Tujuan Umum ...5
2. Tujuan Khusus ...5
E. Manfaat Penelitian ...6
1. Bagi Institusi Pendidikan ...6
2. Bagi PT. X ...6
3. Bagi Peneliti ...6
F. Ruang Lingkup Penelitian ...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Pelatihan ...8
1. Tujuan Pelatihan ...8
2. Manfaat Pelatihan ...9
3. Pelatihan Sebagai Sistem ... 10
B. Tahap Proses Pelatihan ... 11
1. Tahapan analisis kebutuhan pelatihan ... 12
2. Tahapan implementasi pelatihan ... 12
3. Tahapan pasca pelatihan ... 14
1. Tujuan Evaluasi Pelatihan ... 16
2. Manfaat Evaluasi Pelatihan ... 16
3. Model Evaluasi ... 17
D. Kerangka Teori ... 28
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH... 29
A. Kerangka Pikir ... 29
B. Definisi Istilah ... 31
BAB IV METODE PENELITIAN... 34
A. Metode Penelitian ... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
C. Informan Penelitian ... 34
D.Instrumen Penelitian ... 36
E. Sumber Data ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 36
G. Validasi Data ... 37
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 39
BAB V HASIL ... 40
A. Gambaran Umum PT. X ... 40
B. Hasil Penelitian ... 41
1. Gambaran Hasil Evaluasi Input HSE Passport Training ... 42
2. Gambaran Hasil Evaluasi Process HSE Passport Training ... 70
3. Gambaran Hasil Evaluasi Output HSE Passport Training ... 97
BAB VIPEMBAHASAN ... 107
A. Keterbatasan Penelitian... 107
B. Evaluasi HSE Passport Training Secara Umum ... 107
C. Evaluasi Input HSE Passport Training ... 110
1. Karakteristik Peserta HSE Passsport Training... 110
2. Karakteristik Trainer HSE Passport Training ... 112
3. Materi HSE Passport Training ... 117
4. Media HSE Passport Training ... 118
6. Metode Penyampaian HSE Passport Training ... 124
D. Evaluasi Proses HSE Passport Training ... 127
1. Evaluasi Peserta HSE Passport Training ... 127
3. Evaluasi Penyelenggara HSE Passport Training ... 136
E. Evaluasi Output HSE Passport Training ... 137
BAB VIISIMPULAN DAN SARAN ... 141
A. Simpulan ... 141
B. Saran ... 142
DAFTAR PUSTAKA ... 145
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis dan Tujuan Media Pelatihan ... 22
Tabel 2.2 Metode Penyampaian ... 24
Tabel 3.1 Definisi Istilah Komponen Input ... 31
Tabel 3.2 Definisi Istilah Komponen Process ... 32
Tabel 3.3 Definisi Istilah Komponen Output... 33
Tabel 4.1 Informan Penelitian ... 35
Tabel 4.2 Triangulasi Sumber ... 38
Tabel 4.3 Triangulasi Metode... 38
Tabel 5.1 Kualifikasi Trainer HSE Passport Training Batch 62 ... 46
Tabel 5.2Jenis Pekerjaan di Site Project dan Materi HSE Passport Training ... 50
Tabel 5.3 Materi HSE Passport Training 55 ... 52
Tabel 5.4 Daftar Materi HSE Passport Training yang Bersumber dari PPWI ... 53
Tabel 5.5 Perbedaan Revisi D dan Revisi F ... 59
Tabel 5.6 Fasilitas HSE Passport Training ... 67
Tabel 5.7 Daftar Hadir Peserta HSE Passport Training Batch 62 Pada Tanggal 14 dan 15 Maret 2016 ... 72
Tabel 5.8 Daftar Waktu Hadir Peserta HSE Passport Training ... 75
Tabel 5.9 Waktu Kehadiran Trainer Dalam Pelaksanaan HSE Passport Training Batch 62 ... 84
Tabel 5.10 Hasil Peserta Post Test HSE Passport Training Batch 62 ... 102
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kehadiran Peserta HSE Passport Training ... 3
Gambar 2.1 Model Proses Pelatihan ... 11
Gambar 2.1 Layout Classroom ... 23
Gambar 2.2 Layout U Shape ... 23
Gambar 2.3 Layout V Shape ... 23
Gambar 2.4 Layout Round Table ... 24
Gambar 2.5 Kerangka Teori Evaluasi Pelatihan ... 28
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Evaluasi Pelatihan ... 30
Gambar 5.1 Sertifikat Combad Pro 1 ... 48
Gambar 5.2 Proses Penyusunan Materi HSE Passport Training ... 51
Gambar 5.3 Slide Materi Modul 1 SMK3LL dan PPE... 52
Gambar 5.4 Work Intruction (WI) PT. X ... 54
Gambar 5.5 Materi HSE Passport Training ... 55
Gambar 5.6 Kebijakan Revisi D ... 58
Gambar 5.7 Kebijakan Revisi F ... 59
Gambar 5.8 Materi yang Telah diperbarui ... 60
Gambar 5.9 Power Point Materi HSE Passport Training ... 63
Gambar 5.10 Tampilan Power Point Materi HSE Passport Training ... 64
Gambar 5.11 Fasilitas HSE Passport Training ... 66
Gambar 5.12 Fasilitas HSE Passport Training ... 67 Gambar 5.13 Metode Penyampaian Presentasi ... 70
Gambar 5.14 Bulletin HSE Passport Training Batch 62 ... 73
Gambar 5.15 Presentase Kehadiran HSE Passport Training Batch 62 ... 74
Gambar 5.16 Peserta Modul Pertama HSE Passport Training ... 78
Gambar 5.17 Peserta Modul Pertama HSE Passport Training ... 78
Gambar 5.18 Peserta Modul dua tan ke tiga HSE Passport Training ... 79
Gambar 5.19 Peserta Modul ke Lima HSE Passport Training ... 80
Gambar 5.20 Pakaian Peserta HSE Passport Training ... 81
Gambar 5.21 Bulletin HSE Passport TrainingBatch 62 ... 84
Gambar 5.22 Materi HSE Passport Training ... 88
Gambar 1.1 Kehadiran Peserta HSE Passport Training ... 3
Gambar 2.1 Model Proses Pelatihan ... 11
Gambar 2.1 Layout Classroom ... 23
Gambar 2.2 Layout U Shape ... 23
Gambar 2.3 Layout V Shape ... 23
Gambar 2.4 Layout Round Table ... 24
Gambar 2.5 Kerangka Teori Evaluasi Pelatihan ... 28
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Evaluasi Pelatihan ... 30
Gambar 5.1 Sertifikat Combad Pro 1 ... 48
Gambar 5.2 Proses Penyusunan Materi HSE Passport Training ... 51
Gambar 5.3 Slide Materi Modul 1 SMK3LL dan PPE... 53
Gambar 5.4 Work Intruction (WI) PT. X ... 55
Gambar 5.5 Materi HSE Passport Training ... 55
Gambar 5.6 Kebijakan Revisi D ... 57
Gambar 5.7 Kebijakan Revisi F ... 58
Gambar 5.8 Materi yang Telah diperbarui ... 59
Gambar 5.9 Power Point Materi HSE Passport Training ... 62
Gambar 5.10 Tampilan Power Point Materi HSE Passport Training ... 63
Gambar 5.11 Fasilitas HSE Passport Training ... 65
Gambar 5.12 Fasilitas HSE Passport Training ... 66 Gambar 5.13 Metode Penyampaian Presentasi ... 69
Gambar 5.14 Bulletin HSE Passport Training Batch 62 ... 71
Gambar 5.15 Presentase Kehadiran HSE Passport Training Batch 62 ... 73
Gambar 5.16 Peserta Modul Pertama HSE Passport Training ... 77
Gambar 5.17 Peserta Modul Pertama HSE Passport Training ... 77
Gambar 5.18 Peserta Modul dua tan ke tiga HSE Passport Training ... 78
Gambar 5.19 Peserta Modul ke Lima HSE Passport Training ... 79
Gambar 5.20 Pakaian Peserta HSE Passport Training ... 80
Gambar 5.21 Bulletin HSE Passport TrainingBatch 62 ... 83
Gambar 5.22 Materi HSE Passport Training ... 87
HSE Passport Training ... 89
Gambar 5.25 Pakaian Trainer HSE Passport Training ... 91
Gambar 5.26 Alur Pendaftaran HSE Passport Training ... 95
Gambar 5.27 Proses Pengerjaan Post Test HSE Passport Training ... 98
Gambar 5.28 Soal Post Test dan Lembar Jawaban Post Test HSE Passport Training ... 100
DAFTAR ISTILAH
4M : Man, Money, Material, And Method
Combad Pro 1 : Competency-Based Development Program 1 EPC : Engineering, Procurement, and Construction
HSE : Health, Safety and Environment
IPO : Input, Process And Output
K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
OHS : Occupational Health And Safety
OSHA : Occupational Safety and Health Administration PPWI : Policy, Pocedure and Work Instruction
SMK3LL : Sistem Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung
Lingkungan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Lampiran 2 Lembar Observasi
Lampiran 3 Daftar Dokumen
Lampiran 4 Matriks Wawancara
1 A. Latar Belakang
Pelatihan merupakan proses pengalaman belajar yang terstruktur untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Santoso, 2010).
Menurut Maarif dan Kartika (2014), penyelenggaraan program pengembangan
dan pelatihan memiliki tujuan yakni: 1) memperbaiki kinerja, 2)
meningkatkan keterampilan karyawan, 3) menghindari keusangan manajerial,
4) memecahkan permasalahan, 5) orientasi karyawan baru, 6) persiapan
promosi dan keberhasilan manajerial, dan 7) memberi kepuasan untuk
pengembangan personal. Berdasakan Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun
2012, pelatihan merupakan salah satu bentuk pengendalian kecelakaan kerja.
PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang
fokus pada kegiatan Engineering, Procurement, and Construction (EPC). PT. X menjalankan proyek untuk melayani pabrik-pabrik industri skala besar.
Setiap proyek konstruksi melibatkan pekerjaan dengan bahaya dan risiko yang
cukup tinggi. Bahaya pekerjaan konstruksi berupa jatuh dari ketinggian,
tertimpa, kejatuhan atau terhantam oleh benda ataupun mesin bergerak,
kebisingan, bahan kimia berbahaya, debu, gas atau asap dan getaran
(Markkanen, 2004). Kegiatan konstruksi yang dijalankan oleh PT. X tentunya
memiliki bahaya dan risiko yang besar dan dapat menimbulkan kerugian pada
Risiko dan bahaya pada sektor konstruksi perlu diketahui oleh seluruh
karyawan PT. X, sehingga PT. X memiliki program pelatihan HSE Passport Training yang bertujuan agar karyawan mengetahui risiko dan bahaya di site project sebelum karyawan ditugaskan menangani sebuah proyek. Seluruh karyawan PT. X wajib mengikuti HSE Passport Training secara lengkap. Pelatihan tersebut memiliki 17 materi dalam 5 buah modul yakni, 1) Safety and Environmental Management System, 2) Unsafe Act and Condition (UAC) and Incident Investigation, 3) Environmental Awareness, 4) Rigging Lifting and Working at Height, dan 5) Work Permit System and Job Safety Analysis (JSA).
Menurut FIP-UP (2007) kajian tentang pelatihan dari segi sistem dapat
dipahami bahwa umumnya pelatihan memiliki input, process, dan output. Input sebuah pelatihan terdiri dari 4M: man, money, material, dan method (Atmodiwirio, 2002). Process pelatihan merupakan interaksi pembelajaran antar sarana, trainer dengan peserta pelatihan dan output merupakan tujuan pelatihan atau tujuan pembelajaran (FIP-UP, 2007). Suatu pelatihan dapat
dipandang sebagai sebuah sistem, menurut Marimin dkk (2006) sistem adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang memiliki fungsi
berbeda dan berkaitan satu sama lain yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Pencapaian tujuan ini menyebabkan timbulnya dinamika, perubahan yang
terus-menerus perlu dikembangkan dan dikendalikan. Berdasarkan pernyataan
sebelumnya, maka pelatihan merupakan kumpulan komponen yang saling
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di PT. X terdapat
permasalahan pada komponen sistem pelatihan yakni pada komponen proses,
yakni masih terdapat peserta pelatihan yang tidak hadir sesuai dengan jadwal
yang ditentukan. Hal tersebut dapat terlihat dari grafik daftar hadir peserta
HSE Passport Training pada gambar 1.1:
Gambar 1.1 Kehadiran Peserta HSE Passport Training
Pada Batch 35 dan Batch 36 kehadiran peserta tidak mencapai 80%
berdasarkan target kehadiran peserta yang ditentukan oleh pihak
penyelenggara HSE Passport Training. Selain kehadiran peserta yang masih kurang dari 80%, terdapat tiga dari lima trainer yang yang bertugas tidak bisa menghadiri HSE Passport Training, sehingga hal tersebut tidak sesuai dengan rencana penentuan trainer yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan corporate policy K3LL PT. X seluruh karyawan yang akan ditugaskan di site project sudah mengikuti HSE Passport Training secara lengkap yang dibuktikan dengan diberikannya Passport yang masih valid. Peserta yang telah mengikuti HSE Passport Training secara lengkap akan diberikan sertifikat berupa Passport sebagai bukti bahwa karyawan telah lulus dan berhak untuk ditugaskan di site project tanpa melihat peningkatan pengetahuan peserta. Kemudian pada komponen output, hasil pelatihan tidak sesuai dengan tujuan pelatihan, yakni berupa peningkatan pengetahuan peserta
78%
22%
92% 87%
0% 50% 100%
pelatihan. Hasil peningkatan pengetahuan tidak dapat diketahui karena tidak
terdapat hasil pre test dan post test yang dapat digunakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta karena peserta pelatihan hanya diberikan
soal post test.
Munculnya masalah pada komponen pelatihan perlu dilakukan evaluasi
berdasarkan pendekatan sistem. Evaluasi terhadap program pelatihan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan program yang
dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Oleh karena itu diperlukan
pelaksanaan evaluasi program pelatihan yang dapat memberikan informasi
dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Evaluasi program dengan menggunakan pendekatan sistem (input, proses, dan output). Evaluasi dengan pendekatan sistem merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Sehingga
sehubungan dengan latar belakang yang telah disajikan maka peneliti tertarik
untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X tahun 2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat
masalah pada komponen proses dan output dalam pelaksanaan program HSE Passport Training yakni masih terdapat kehadiran peserta yang tidak sesuai dengan target dan kehadiran trainer tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pelaksanaan program HSE Passport Training belum berjalan sesuai dengan rencana walaupun pelaksanaan pelatihan dilakukan secara rutin.
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan. Sehingga peneliti tertarik
untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X tahun 2016.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana evaluasi komponen input (Man: peserta dan trainer; Material: materi, media, dan fasilitas; Method: metode penyampaian) pada pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X Tahun 2016? 2. Bagaimana evaluasi komponen proses (evaluasi terhadap peserta, trainer
dan pihak penyelenggara) pada pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X Tahun 2016?
3. Bagaimana evaluasi komponen output (pencapaian tujuan pelatihan: peningkatan pengetahuan) pada pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X Tahun 2016?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi komponen input (Man: peserta dan trainer; Material: materi, media, dan fasilitas; Method: metode penyampaian) pada pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X Tahun 2016. b. Mengevaluasi komponen proses (evaluasi terhadap peserta, trainer dan
c. Mengevaluasi komponen output (pencapaian tujuan pelatihan: peningkatan pengetahuan) pada pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X Tahun 2016.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi mengenai evaluasi
pelatihan dengan menggunakan pendekatan sistem untuk mahasiswa
peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Bagi PT. X
Hasil penelitian dapat menjadi informasi bagi pihak perusahaan mengenai
pelaksanaan HSE Passport Training pada tahap input, proses dan output pelatihan, dapat menjadi masukan bagi pihak penyelenggara HSE Passport Training yang dapat digunakan sebagai pengembangan sistem pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X tahun 2016.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi yang dapat
dijadikan bahan bacaan peneliti selanjutnya.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di gedung ROB 1 PT. X dan dilakukan pada bulan
Desember 2015 sampai Juni 2016. Subjek dari kegiatan penelitian ini adalah
peserta, trainer dan pihak penyelenggara HSE Passport Training. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk melakukkan pengumpulan
merupakan penelitian kualitatif untuk menggali informasi mengenai evaluasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelatihan
Pelatihan adalah aktivitas kegiatan yang dirancang secara sistematis untuk
meningkatkan kinerja pekerja dalam pekerjaan yang diserahkan kepada
mereka. Pelatihan dapat berlangsung selama dua sampai tiga hari ataupun dua
sampai tiga bulan (Hardjana, 2001). Pelatihan merupakan kegiatan proses
belajar individu atau kelompok untuk mencapai meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, kinerja dan perilaku, yang dirancang suatu kelompok, lembaga
atau institusi, cara tersebut digunakan untuk memperkecil atau
menghilangkan kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi
aktual (Santoso, 2010).
1. Tujuan Pelatihan
Pelatihan terhadap karyawan diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan karyawan, sehingga hal tersebut bermanfaat bagi kemajuan
dan perkembangan perusahaan. Peningkatan pengetahuan yang diperoleh
dari pelatihan, mampu membuat pekerja melakukan pekerjaan tepat
waktu, cepat dan efisien (Sembiring, 2010). Menurut Maarif dan Kartika
(2014), tujuan penyelenggaraan pelatihan adalah,
a. Memperbaiki kinerja
b. Meningkatkan keterampilan karyawan
c. Memecahkan permasalahan
e. Persiapan promosi dan keberhasilan manajerial
f. Memberi kepuasan untuk kebituhan pengembangan personal
Selain itu menurut Hardjana (2001) tujuan pelatihan dapat
membantu pekerja dalam:
a. Mempelajari dan mendapatkan keterampilan baru
b. Mempertahankan dan meningkatkan kemampuan yang telah dikuasai
sebelumnya
c. Mendorong pekerja untuk berkembang dan belajar
d. Mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dari pelatihan di tempat
kerja
e. Meningkatkan efektivitas perusahaan
f. Memberikan motivasi kepada pekerja
Menurut Santoso (2010) pada dasarnya tujuan pelatihan dapat
dibedakan dalam tiga kategori pokok domain yang meliputi:
a. Cognitive domain, tujuan pelatihan yang berkaitan dengan meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan.
b. Affective domain, tujuan pelatihan yang berkaitan dengan sikap dan tingkah laku peseta pelatihan.
c. Psychomotor domain, tujuan pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan/skill peserta pelatihan.
2. Manfaat Pelatihan
Menurut Sirait (2006), manfaat program pelatihan yang dapat
a. Bagi organisasi
1) Memperbaiki pengetahuan tentang jabatan dan keterampilan
2) Mengenali tujuan organisasi
3) Membuat citra terhadap organisasi lebih baik lagi memperbaiki
hubungan antara atasan dan bawahan
4) Membantu pegawai untuk bisa menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan
5) Membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja
b. Bagi Individu
1) Membantu individu untuk dapat membuat keputusan dan
pemecahan masalah secara lebih baik lagi
2) Internalisasi dan operasionalisasi motivasi kerja, prestasi tumbuh,
tanggung jawab, dan kemajuan
3) Mempertinggi rasa percaya diri dan pengembangan diri
3. Pelatihan Sebagai Sistem
Pelatihan merupakan suatu sistem karena sistem pelatihan terdiri
dari sub-sub sistem yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan
pelatihan, sehingga pelatihan akan terlaksana secara sistematis, optimal
dan terpadu (FIP-UP, 2007). Sub sistem dalam program pelatihan terdiri
dari analisis kebutuhan pelatihan, strategi pendekatan, penyusunan bahan,
pelaksananaan dan evaluasi (Atmodiwirio, 2002).
Menurut Sudjana (2007) pendekatan sistem dalam peatihan
a. Hasil akhir suatu program pelatihan sudah dapat diprediksi mengenai
pencapaian hasil pelatihan
b. Hasil akhir suatu program pelatihan dapat diperbaiki dan
disempurnakan berdasarkan informasi yang diperoleh dari peserta
pelatihan dan trainer
c. Hasil akhir terdiri dari berbagai bentuk pengalaman belajar yang
digabungkan dengan prosedur pengajaran dan teknik-teknik evaluasi
d. Setiap bagian dari hasil akhir tersebut dapat dijelaskan dan
keterangannya dapat dikemukakan pada saat itu juga
B. Tahap Proses Pelatihan
Secara konseptual pelatihan memiliki tiga proses tahapan. Berikut tahap
proses pelatihan yang disajikan dalam gambar 2.1:
1. Tahapan analisis kebutuhan pelatihan
Sebelum pelatihan diselenggarakan, maka dilakukan analisis kebutuhan pelatihan untuk dapat mendiagnosis berbagai dimensi
permasalahan dan tantangan masa depan. Hal ini disebut juga sebagai
tahap penilaian dari proses pelatihan. Dalam tahapan ini kebutuhan
pelatihan dari perusahaan atau organisasi, tugas dan kebutuhan individual
perlu dianalisis (Aprinto dan Jacob, 2013)
Pelatihan pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk
menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara
kondisi yang ada saat ini dengan kondisi standar atau kondisi yang
diharapkan, maka dalam hal ini analisis kebutuhan pelatihan merupakan
alat untuk menganalisis gap-gap yang ada tersebut dan melakukan analisa
apakah gap tersebut dapat dikurangi atua di hilangkan melalui suatu
pelatihan (Santoso, 2010). Secara garis besar kebutuhan pelatihan
merupakan gap antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang
sebenarnya, kemudian gap tersebut dapat dijadikan dasar ditetapkannya
program pelatihan.
2. Tahapan implementasi pelatihan
Tahapan implementasi pelatihan pada dasarnya berfokus pada bagaimana merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan beserta
penentuan dan pelaksanaan pelatihan. Menurut Maarif dan Kartika (2014),
terdapat enam pertimbangan utama yang harus diperhatikan dalam
a. Siapa yang menjadi partsipan dalam pelatihan
Progam pelatihan dirancang untuk memberi pembelajaran dan
peningkatan keterampilan atas kebutuhan skill tertentu. b. Siapa yang menjadi trainer
Keberhasilan program pelatihan sangat erat kaitannya dengan
keberhasilan proses transfer pengetahuan dari narasumber, ahli, atau trainer yang berkompeten. Pelatih tersebut dikategorikan menjadi dua yakni,
1) Sumber internal : Supervisor, pekerja yang memiliki pengalaman atau terlebih dulu mendapat pengalaman, dan manajer-manajer
yang memiliki pengetahuan tertentu.
2) Sumber eksternal: spesialis yang terdapat di berbagai organisasi,
konsultan, serta pengajar dari perguruan tinggi yang memiliki
kompetensi di bidang tertentu.
c. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pelatihan seperti ceramah, diskusi,
simulasi, dan studi kasus.
d. Tingkat pembelajaran
Terdapat empat kategori level pembelajaraan yang diarahkan pada
jenis keterampilan yang akan diajarkan dalam pelatihan yaitu:
1) Basic Skill 2) Basic Job Skill 3) Interpersonal Skill
e. Prinsip-prinsip rancangan pelatihan yng dibutuhkan
Prinsip dalam pengembangan sangat erat kaitannya dengan
prinsip-prinsip pembelajaran seperti,
1) Motivasi karyawan
2) Pengakuan adanya perbedaan individual
3) Peluang-peluang yang diberikan untuk praktik
4) Penguatan
5) Umpan balik
6) Tujuan
7) Kurva pembelajaran
8) Transfer pembelajaran
9) Tindak lanjut
f. Dimana program akan dilakukan
Lokasi tempat penyelenggaraan pelatihan menjadi hal yang tidak
dapat diaaikan. Pemilihan lokasi pelatihan dikelompokan sebagai
berikut,
1) Di unit kerja
2) Di tempat kerja tetapi tidak diunit kerja, yaitu di ruang khusus
suatu organisasi/perusahaan
3) Di luar arena tempat kerja seperti perguruan tinggi, di gedung
konserfasi ataupun alam terbuka.
3. Tahapan pasca pelatihan
Tahapan pasca pelatihan merupakan tahap evaluasi pelatihan
membandingkan hasil pelatihan terhadap kriteria yang telah ditentukan.
sebelum evaluasi dilakukan maka terlebih dahulu dirancang matriks
evaluasi pelatihan. Menurut Maarif dan Kartika (2014) matriks rancangan
evaluasi pelatihan terbagi dalam kegiatan utama, yaitu:
a. Fokus terhadap evaluasi
b. mempertimbangkan penggunaan evaluai
c. membuat rancangan dan memilih metodologi
d. mengumpulkan dan menganalisis data
e. menulis laporan evaluasi
C. Evaluasi Pelatihan
Evaluasi pelatihan adalah serangkaian aktivitas, dalam mengidentifikasi
efektivitas tujuan pelatihan yang diperbandingkan dengan implementasi
pelaksanaan yang diperlukan dalam penarikan keputusan berkaitan dengan
kesinambungan pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi serta metode
dan kurikulum pembelajaran (Maarif dan Kartika, 2014). Menurut Suardi
(2015) evaluasi adalah suatu proses sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana program telah dicapai. Evaluasi
dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan krtiteria atau
tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan
keputusan atas objek yang dievaluasi (Suardi, 2015). Evaluasi merupakan
suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah mengalami
kemajuan dan mencapai tujuan belajar (Tobari, 2015). Berdasarkan beberapa
pernyataan sebelumnya, evaluasi pelatihan merupakan aktivitas penilaian
ditetapkan yang hasilnya akan digunakan untuk mengambil keputusan bagi
kesinambungan pelaksanaan pelatihan.
1. Tujuan Evaluasi Pelatihan
Berdasarkan tujuan maka evaluasi dibagi menjadi dua yakni,
evaluasi sumatif dan evaluasi formatif (Lehman, 1990) dalam Suardi
(2015)
a. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan sebagai upaya
untuk memperoleh feedback perbaikan program.
b. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan sebagai upaya
menilai manfaat program dan mengambil keputusan
Menurut Atmodiwirio (2002), evaluasi pelatihan bertujuan untuk,
a. Mendapatkan dan menganalisa informasi untuk mengetahui
pencapaian tujuan jangka panjang dan jangka pendek
b. Mengetahui pengauh program pendidikan dan pelatihan terhadap
efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas instansi peserta pelatihan
2. Manfaat Evaluasi Pelatihan
Manfaat evaluasi pelatihan adalah (Atmodiwirio, 2002),
a. Memperoleh informasi tentang kualitas dan kuantitas pelaksanaan
pelatihan
b. Mengetahui relevansi program pelatihan dengan kebutuhan pelatihan
c. Membuka kemungkinan yang memperbaiki dan menyesuiakan
3. Model Evaluasi
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan komponen penting yang dapat dijadikan feedback. Evaluasi suatu program pelatihan perlu memperhatikan komponen-komponen pelatihan yang saling
berinteraksi dalam mencapai tujuan pelatihan, komponen-komponen
tersebut dapat diketahui telah berfungsi dengan baik dengan mengevaluasi
menggunakan model evaluasi (FIP-UP, 2007). Berikut model evaluasi
program pelatihan.
a. Kirkcpatrick
Berdasarkan model evaluasi Kirkpatrick dalam Aprinto dan Jacob
(2013), evaluasi pelatihan dilakukan untuk mengukur pencapaian
sasaran suatu program pelatihan. Pelaksanaan evaluasi pelatihan terdiri
dari lima tingkatan yaitu, reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil dan
return on training investment (ROTI). 1) Evaluasi Reaksi
Evaluasi reaksi dilakukan untuk mengukur tanggapan peserta
setelah peserta mengikuti pelatihan. Evaluasi reaksi harus dilakukan
sesegera mungkin setelah suatu materi pelatihan disampaikan,
dengan menyediakan formulir yang harus diisi oleh peserta pelatihan
terkait penilaian pengajar, materi pelatihan dan sarana pelatihan
(Aprinto dan Jacob, 2013).
2) Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pelatihan dilakukan untuk mengetahui daya serap peserta
digunakan untuk mengetahui adanya pengingkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mengenai hal-hal yang telah dipelajari dalam
pelatihan (Santoso, 2010). Metode dalam mengukur daya serap
peserta dapat menggunakan metode simulasi, ujian praktik,
presentasi, ujian akhir serta pre test dan post test (Aprinto dan Jacob, 2013).
3) Evaluasi Perilaku
Evaluasi perilaku bertujuan untuk mengetahui peserta dalam
mengaplikasikan materi pelatihan, saat peserta telah beraktivitas
kembali pada pekerjaaannya (Maarif dan Katika, 2014).
4) Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil berguna untu mengatahui dampak dari
penyelanggaraan pelatihan terhadap produktivitas atau kualitas,
kecelakaan kerja, dan penurunan turnover (Marwansyah, 2014)
5) Evaluasi ROTI
Nilai ROTI didapatkan perhitungan seluruh biaya pelatihan dan
hasil yang didapatkan karena dampak perusahaaan. Berikut rumus
untuk menghitung ROTI (Aprinto dan Jacob, 2013):
ROTI (%) =
(1)
b. Model IPO
telah banyak digunakan untuk melaksanakan evaluasi pada
pengembangan sumber daya manusia (SDM) khususnya pada bidang
pelatihan. Model IPO digunakan untuk memantau kemajuan karyawan
dengan menetapkan indikator pada setiap tahap. Tahapan dalam Model
IPO adalah:
1) Input
Mengevaluasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas
program pelatihan seperti pengalaman trainer, kualifikasi peserta pelatihan, fasilitas, dan peralatan yang digunakan saat pelatihan.
Menurut Atmodiwirio (2002) pendekatan lain mengatakan bahwa
faktor fasilitas, trainer, alat bantu pelatihan atau alat peraga, metode pelatihan dapat digolongkan menjadi sumber daya yang terdiri dari
4M (Man, Money, Material, dan Method) yang dimasukan sebagai input.
a) Man
(1) Peserta Pelatihan
Menurut Aprinto dan Jacob (2013), peserta dalam sebuah
pelatihan harus sesuai dengan tujuan dan sasaran pelatihan.
Peserta yang ditetapkan merupakan karyawan yang
membutuhkan pembekalan kompetensi untuk mengatasi
permasalahan dan kendala perusahaan sesuai dengan analisis
kebutuhan pelatihan. Menurut Santoso (2010) salah satu jenis
analisis kebutuhan pelatihan yang dapat digunakan adalah
fungsi pekerja, jenis keterampilan yang dibutuhkan dan
pengetahuan yang perlu dimiliki agar dapat memenuhi tugas
dan tanggung jawab secara kompeten. Kebutuhan analisis
yang dibuat penyelenggara berdasarkan informasi dari calon
peserta tentang kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan (ICA
SEA, 2008)
(2) Trainer
Trainer merupakan tenaga pengajar pelatihan yang memenuhi kompetensi sebagai pengajar (Aprinto dan Jacob,
2013). Kompetensi yang harus dimiliki trainer menurut OSHA (2011), calon trainer memenuhi persyaratan, yakni
memiliki gelar sarjana keselamatan dan kesehatan kerja, atau
memiliki pengalalaman dan mengetahui bahaya yang ada
pada konstruksi. Kepmenkes no. 725 tahun 2003, syarat
kompetensi sebagai trainer adalah trainer memiliki kesesuaian keahlian dengan materi yang diberikan dan
memiliki kemampuan kediklatan. Menurut Sembiring (2010)
sertifikasi merupakan persyaratan terhadap suatu perizinan.
Kemudian seorang trainer juga harus memiliki pengakuan dan kualifikasi profesional yang relevan dengan materi
pelatihan (Aprinto dan Jacob, 2013).
b) Money
Pelatihan membutuhkan biaya, dalam hal ini yang harus
fasilitas pelatihan, keuntungan yang akan diperoleh dari pelatihan,
dan kesesuaian biaya pelatihan dengan dana yang tersedia
(Marwansyah, 2014)
c) Material
(1) Materi Pelatihan
Menurut Santoso (2010) indikator dalam unsur materi
pelatihan dibagi menjadi dua yaitu, kesesuaian materi dengan
tujuan pelatihan dan kesesuaian materi dengan topik pelatihan
yang diselenggarakan. Menurut Anas (2014), materi
pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam materi
pembelajaran adalah what (materi yang dipelajari berisi konten dan substansi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran) dan
how much (jumlah materi pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran). Materi pembelajaran berasal dari
daftar bacaan tertentu untuk menjadi sumber (Marwansyah,
2014).
(2) Media Pelatihan
Kesesuaian media yang digunakan saat memberikan materi
pelatihan. Media Pelatihan adalah metode atau peralatan
khusus yang digunakan untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam program pelatihan dan
pengembangan (Marwansyah, 2014). Media pelatihan terdiri
dari berbagai jenis, berikut jenis dan tujuan media pelatihan
Tabel 2.1 Jenis dan Tujuan Media Pelatihan
Jenis Media Tujuan Media
Slide Menyajikan materi yang
menggambarkan keadaan yang diangkat dari kenyataan sebenarnya melalui close-up, perbesaran atau lokasi
Power point Menyajikan pokok-pokok materi yang disederhanakan dari materi yang kompleks dalam bentuk slide pada power point
Mempresentasikan bahan secara sistematis dan mengembangan bahan sajian
Video Membawa peserta pelatihan pada penggambaran peristiwa sebenarnya melalui pesan bergerak seperti lokasi dan tempat bahaya
Handout Berguna untuk memberikan praktik langsung dan penugasan
Pointer Sangat baik untuk memfokuskan perhatian peserta pelatihan terhadap rincian-rincian suatu topik khusus dalam satu waktu
Sumber: (Maarif dan Katika, 2014).
(3) Fasilitas
Fasilitas yang mendukung dalam pelaksanaan pelatihan
seperti pendingin ruangan, ruang kelas dan alat yang
digunakan. Menurut Aprinto dan Jacob (2013), ruang kelas
mampu menciptakan suasana yang kondusif bagi
pembelajaran. Secara umum layout ruang kelas terbagi menjadi tiga yakni,
(a) Layout Class Room
Ruangan ini memiliki bangku dan meja yang berjajar seperti sebuah ruang kelas atau ruang teater.
presentasi dengan jumlah peserta pelatihan lebih dari 20
[image:41.595.135.512.150.652.2]orang. Berikut adalah bentuk layout Class Room pada gambar 2.1:
Gambar 2.1 Layout Classroom (b) Layout U Shape
Meja dan tempat duduk peserta membentuk huruf U setengah mengelilingi pengajar. Selain layout U shape terdapat variasi lainnya yakni, layout V shape yang membentuk huruf V. Fungsinya adalah memudahkan
interaksi pengajar dengan peserta, dan peserta dengan
peserta. Jumlah peserta biasanya berjumlah kurang dari 20
orang. Berikut adalah bentuk layout U Shape pada gambar 2.2 dan bentuk layout V Shape pada gambar 2.3:
Gambar 2.2 Layout U Shape
Gambar 2.3 Layout V Shape (c) Layout Round Table
Ruang kelas terdapat meja berbentuk bundar, setiap meja terdiri dari empat sampai enam peserta. Satu ruang
round table berfungsi untuk mendorong diskusi dan penugasan kelompok peserta dalam satu meja. Berikut
[image:42.595.135.511.173.745.2]adalah bentuk layout Round Table pada gambar 2.4:
Gambar 2.4 Layout Round Table d) Method
(1) Metode Penyampaian
Metode penyampaian pelatihan merupakan cara membekali
kompetensi kepada peserta pelatihan. Metode penyampaian
membantu peserta mempelajari materi pelatihan, melatih,
mendorong kesadaran peserta dan membantu agar tetap
termotivasi, tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Berbagai macam metode penyampaian di dalam kelas pada
tabel 2.2:
Tabel 2.2 Metode Penyampaian
No. Metode Penyampaian Keterangan
1. Ceramah Pengajar menyampaikan materi pelatihan dengan berbicara langsung dengan peserta.
2. Presentasi Metode ceramah dengan bantuan alat bantu visual seperti LCD atau flip chart.
3. Diskusi Kelompok Membentuk forum bertukar informasi dan pendapat sehingga peserta dapat saling belajar dari peserta lainnya.
No. Metode Penyampaian Keterangan
5. Studi Kasus Memberikan soal suatu situasi yang harus dianalisis untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan
6. Membaca Memberikan waktu kepada peserta guna memproses informasi dan memahami suatu materi atau suatu situasi yang harus dipecahkan dengan mempelajari suatu bacaan.
7. Demonstrasi Memperlihatkan kepada peserta cara melakukan suatu tugas langkah perlangkah sebelum peserta mencobanya sendiri. Demonstrasi menjadi metode yang efektif bila digunakan untuk menjelaskan tentang cara penggunaan suatu alat
8. Penugasan Peserta mempraktekkan langsung pengetahuan dan keterampilan yang diterimanya ke dalam suatu tugas yang diberikan.
9. Simulasi Peserta melaksanakan
pembelajaran langsung dengan melakukannya secara nyata dengan lingkungan yang diciptakan menyerupai kondisi yang sebenarnya.
Sumber : Aprinto dan Jacob (2014)
Penyampaian setiap pokok bahasan dibatasi oleh alokasi
waktu. Penggunaan metode pembelajaran juga
mempengaruhi alokasi waktu yang tersedia. Pembelajaran
yang membutuhkan pendalaman dengan penugasan dan
banyaknya informasi yang disampaikan, membutuhkan
waktu yang lebih lama. Alokasi waktu bersifat fleksibel
terhadap kebutuhan pemahaman peserta (Aprinto dan Jacob,
2013). Indikator yang dapat diukur dalam unsur alokasi
waktu dengan peserta pelatihan, atasan para peserta dan
kondisi belajar (Santoso, 2010).
2) Proses
Mengevaluasi faktor-faktor seperti perencanaan, pengembangan,
dan pelaksanaan pelatihan.
a) Menurut Atmodiwirio (2002) Tahap evaluasi selama pelatihan
dilaksanakan pada saat diklat berlangsung. Evaluasi selama
pelatihan dibagi menjadi tiga yakni,
(1) Evaluasi terhadap peserta
Evaluasi dilaksanakan terhadap peserta selama mengikuti
diklat. Unsur-unsur yang dinilai adalah,
(a) Kehadiran
(b) Ketepatan hadir di kelas
(c) Ketepatan penyelesaian tugas
(d) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika dan sopan
santun
(e) Berpakaian rapih sesuai dengan ketentuan yang ditentukan
(2) Evaluasi terhadap Trainer
Evaluasi dilaksanakan oleh peserta setelah trainer selesai menyajikan materi pelatihan. Unsur-unsur yang dinilai adalah,
(a) Sistematik penyajian
(b) Ketepatan waktu hadir di kelas
(c) Penggunaan metode mengajar
(e) Penggunaan bahasa
(f) Cara berpakaian
(3) Evaluasi Terhadap Penyelenggara
Evaluasi dilaksanakan oleh peserta terhadap pelaksanaan
pelatihan. Unsur-unsur yang dinilai adalah
(a) Tujuan pelatihan
(b) Relevansi program pelatihan dengan tugas
(c) Manfaat tiap materi
(d) Alur pelaksanaan pelatihan
3) Output/outcome
Mengevaluasi hasil output merupakan hasil jangka pendek berupa data yang dihasilkan dari intervensi pelatihan. Hasil output berfokus pada pengukuran pencapaian tujuan selama proses dan pada akhir
pelatihan, hasil output dapat berupa pengetahuan, keterampilan yang diperoleh peserta dan meningkatkan prestasi kerja. Output bagi trainer berdasarkan Kepmenkes no 725 tahun 2003, yakni trainer memiliki kemampuan kedikalatan dan peningkatan kemampuan
penyelenggaraan. Sedangkan outcome adalah hasil jangka panjang yang terkait dengan keberlanjutan proses pelatihan dari waktu ke
waktu. Hasil outcome dapat berupa keuntungan, kepuasan pelanggan dan produktivitas.
Model Kirkpatrick hampir sama dengan Model IPO. Namun,
keduanya dapat dibedakan karena Model Kirkpatrick fokus atau
melihat setiap komponen sebagai bagian sistem yang lebih besar.
Pada Model IPO setiap komponen sebagai pusat perhatian evaluasi
dapat dilakukan penyesuaian atau perubahan baik sebelum, selama
atau setelah pelatihan berjalan (Irianto, 2001)
D. Kerangka Teori
[image:46.595.72.538.154.739.2]Menurut Zinovieff (2008) dan Wiley (2015) model IPO (input, process, output/outcome) model yang dikembangkan oleh Bushnell (1990) merupakan model evaluasi program pelatihan dengan pendekatan sistem yakni, input yang terdiri dari 4 M (Man, Money, Material, Method), proses terdiri dari evaluasi terhadap peserta, evaluasi terhadap trainer dan evaluasi terhadap penyelenggara, kemudian output merupakan hasil pengukuran pencapaian pelatihan yang hasilnya dapat berupa peningkatan pengetahuan/Cognitive domain. Berikut untuk lebih mudahnya dapat dilihat pada kerangka teori pada gambar 2.5:
Gambar 2.5 Kerangka Teori Evaluasi Pelatihan Umpan Balik
Input
-Man
(Peserta dan Trainer)
-Money
(Biaya Pelatihan)
-Material
(Materi, Media, dan Fasilitas)
-Method
(Metode Palatihan)
Proses
- Evaluasi
Terhadap Peserta
- Evaluasi
Terhadap Trainer
- Evaluasi
Terhadap Penyelenggara
Output
- Peningkatan Pengetahuan
Peserta/ Cognitive domain
- Peningkatan kemampuan
penyelenggaraan
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Pikir
HSE Passport Training merupakan salah satu metode dalam meningkatkan awareness karyawan PT. X. HSE Passport Training wajib diikuti oleh seluruh karyawan PT. X sebagai syarat untuk ditempatkan di site project. Pelatihan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan dan perlu dievaluasi pada setiap komponen
pelatihannya dengan pendekatan sistem.
Kerangka pikir dalam penelitian ini mengacu pada kerangka teori yang
telah disebutkan sebelumnya. Berdasarkan Model IPO terdapat tiga komponen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pelatihan yaitu input, proses dan output. Input terdiri dari Man (trainer dan peserta HSE Passport Training), Material (materi, media dan fasilitas HSE Passport Training), Method (metode penyampaian HSE Passport Training). Komponen process terdiri dari evaluasi terhadap peserta, trainer dan pihak penyelenggara HSE Passport Training. Sedangkan komponen output yakni hasil pencapaian tujuan HSE Passport Training berupa peningkatan pengetahuan peserta HSE Passport Training, peningkatan kemampuan penyelenggaraan, trainer memiliki kemampuan kedikalatan.
Evaluasi terhadap pelatihan penting dilakukan untuk melakukan penilaian
diikuti pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi bagi kesinambungan
pelaksanaan pelatihan.
Peneliti tidak meneliti komponen Money pada komponen Input dikarenakan keterbatasan peneliti untuk mendapatkan data mengenai rincian
[image:48.595.74.537.189.540.2]biaya pelaksanaan program HSE Passport Training. Berikut kerangka pikir dalam penelitian ini pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Evaluasi Pelatihan Input
-Man
(Peserta dan Trainer HSE Passport Training)
-Material
(Materi, Media, dan Fasilitas HSE Passport Training)
-Method
(Metode
Penyampaian HSE Passport Training)
Proses
- Evaluasi Terhadap
Peserta HSE Passport Training
- Evaluasi Terhadap
Trainer HSE Passport Training
- Evaluasi Terhadap Penyelenggara HSE Passport Training
Output
- Peningkatan Pengetahuan
Peserta HSE Passport Training
- Peningkatan kemampuan
penyelenggaraan HSE Passport Training
- TrainerHSE Passport Training
memiliki kemampuan kedikalatan
B. Definisi Istilah
Tabel 3.1 Definisi Istilah Komponen Input Komponen
Input
Definisi Istilah Metode Instrumen Hasil
Karakteristik Peserta Karyawan yang membutuhkan pembekalan kompetensi untuk mengatasi permasalahan sesuai dengan analisis kebutuhan pelatihan HSE Passport Training
1. Telaah dokumen 2. Wawancara
1. Daftar dokumen 2. Pedoman wawancara 3. Alat perekam suara
Gambaran kesesuaian analisis kebutuhan pelatihan HSE Passport Training
berdasarkan kebutuhan pembekalan kompetensi karyawan
Karakteristik Trainer
Tenaga pengajar HSE Passport Training yang telah memenuhi kompetensi
1. Telaah dokumen 2. Wawancara
1. Daftar dokumen 2. Pedoman wawancara 3. Alat perekam suara
Trainer memenuhi kualifikasi: - S1 (fresh graduate) atau D3
(pengalaman di bidang HSE lima tahun)atau SMA sederajat (pengalaman 10 tahun) - Lulus Combad Pro 1
- Memiliki Sertifikat Combad Pro 1 Materi
Pelatihan
Kesesuaian bahan ajar dengan tujuan dan topik HSE Passport Training
1. Telaah Dokumen 2. Wawancara
1. Daftar dokumen 2. Pedoman wawancara 3. Alat perekam suara
Materi disusun
- konten materi sesuai tujuan HSE Passport Training
- Jumlah materi HSE Passport Training - Sumber materi HSE Passport Training Media
Pelatihan
Peralatan khusus yang digunakan untuk
1. Observasi 2. Wawancara
1. Pedoman Observasi 2. Pedoman Wawancara
Komponen Input
Definisi Istilah Metode Instrumen Hasil
menyampaikan materi HSE Passport Training
3. Alat perekam suara Training
Fasilitas Sarana yang tersedia
untuk mendukung berjalannya
pelaksanaan HSE Passport Training
1. Observasi 2. Wawancara
1. Pedoman observasi 2. Pedoman wawancara 3. Alat perekam suara
Fasilitas yang tersedia meliputi, - Ruang Kelas
- Pendingin Udara - Layar Proyektor - Proyektor - Microphone
- Layout Ruang kelas - Meja
- Kursi - Soal post test Metode
Penyampaian
Suatu cara yang digunakan untuk membekali kompetensi peserta HSE Passport Training
1. Observasi 2. Wawancara
1. Pedoman observasi 2. Pedoman wawancara 3. Alat perekam suara
[image:50.842.107.766.62.509.2]Metode penyampaian yang digunakan untu membantu peserta mempelajari materi yang akan diberikan saat pelaksanaan HSE Passport Training
Tabel 3.2 Definisi Istilah Komponen Process Komponen
Process
Definisi Istilah Metode Instrumen Hasil
Evaluasi Peserta Penilaian unsur-unsur terhadap peserta pelatihan selama mengikuti HSE Passport 1. Telaah Dokumen 2. Observasi 3. Wawancara
1. Daftar Dokumen 2. Pedoman Observasi 3. Pedoman Wawancara 4. Alat perekam suara
Penilain peserta saat mengikuti HSE Passport Training yang meliputi :
1. Kehadiran
Komponen Process
Definisi Istilah Metode Instrumen Hasil
Training 4. Berpakaian rapih
Evaluasi Trainer Penilaian unsur-unsur terhadap trainer selama mengikuti HSE Passport Training
1. Telaah Dokumen 2. Observasi 3. Wawancara
1. Daftar Dokumen 2. Pedoman Observasi 3. Pedoman Wawancara 4. Alat perekam suara
Penilaian trainer saat memberikan materi HSE Passport Training yang meliputi:
1. Ketepatan waktu hadir di kelas 2. Sistematik penyajian
3. Penggunaan metode mengajar 4. Sikap dan perilaku
5. Penggunaan bahasa 6. Cara berpakaian
Evaluasi terhadap penyelenggara Penilaian unsur-unsur terhadap pihak
penyelenggara HSE Passport Training
1. Observasi 2. Wawancara 3. Telaah
dokumen
1. Pedoman Observasi 2. Pedoman Wawancara 3. Daftar dokumen 4. Alat perekam suara
Penilaian pihak penyelenggara dalam menyelenggarakan HSE Passport Training meliputi: 1. Tujuan pelatihan dan relevansi program
pelatihan dengan tugas 2. Manfaat materi pelatihan 3. Alur pelaksanaan pelatihan
Tabel 3.3 Definisi Istilah Komponen Output Komponen
Output
Definisi Istilah Metode Instrumen Hasil
Pencapaian tujuan pelatihan
Hasil akhir yang diperoleh peserta HSE Passport Training 1. Wawancara 2. Telaah dokumen
1. Daftar dokumen 2. Pedoman wawancara 3. Pedoman Observasi 4. Alat perekam suara
1. Peningkatan Pengetahuan Peserta HSE Passport Training
2. Peningkatan kemampuan penyelenggaraan HSE Passport Training
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian
deskriptif, menurut Swarjana (2012) desain penelitian deskriptif adalah
sebuah desain penelitian yang mengambarkan fenomena dan menjawab
pertanyaan penelitian, metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau
peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak kemudian melakukan
pengambilan kesimpulan bedasarkan fakta-fakta tersebut. Hal tersebut
dilakukan karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
mendalam mengenai evaluasi pelaksanaan program HSE Passport Training di PT. X Tahun 2016.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di gedung ROB 1 PT. X. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Juni 2016.
C. Informan Penelitian
Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling yakni penetapan informan dengan cara memilih informan
di antara populasi sesuai dengan yang tujuan dalam penelitian (Nursalam,
2008). Mengacu pada tujuan penelitian maka penetapan informan dalam
1. Informan Kunci
Informan kunci yakni informan yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pihak yang
dijadikan sebagai informan kunci adalah Izzatu Millah, S.KM, M.KKK,
beliau merupakan seorang trainer. 2. Informan utama
Informan utama ialah informan terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Pihak-pihak yang dijadikan sebagai informan utama
adalah pihak penyelenggara, trainer dan peserta HSE Passport Training. 3. Informan Pendukung
Informan pendukung adalah orang yang secara struktural terlibat
dengan objek penelitian. Informan pendukung dalam penelitian ini adalah
Senior Manager HSE yang mengetahui kebijakan pelatihan HSE Passport Training.
Tabel 4.1 Informan Penelitian
No. Kategori
Informan
Jabatan Jumlah
Informan 1. Informan Kunci Trainer di luar instansi 1 2. Informan Utama Pihak Penyelenggara HSE
Passport Training
2
Trainer HSE Passport Training
4
Peserta HSE Passport Training
4
D.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan program
HSE Passport Training. Selain itu peneliti menggunakan instrumen berupa daftar checklist, lembar observasi dan panduan telaah dokumen yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan HSE Passport Training. Instrumen lain yang digunakan adalah perekam suara untuk merekam informasi yang
didapatkan oleh peneliti.
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah
1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung pada saat penelitian
(Istijanto, 2005). Data primer pada penelitian ini berupa hasil wawancara
yang didapat dari informan, hasil observasi dan telaah dokumen.
2. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung atau data
yang telah dikumpulkan oleh pihak lain (Istijanto, 2005).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data observasi partisipatif pasif, wawancara, dan telaah
dokumen.
1. Observasi partisipasi pasif yaitu peneliti mengamati kegiatan, tetapi
tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Lusiana dkk, 2015).
2. Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan cara tanya jawab
3. Telaah dokumen adalah pengumpulan data melalui pencatatan terhadap
dokumen. Berikut merupakan dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini,
a. Sertifikat Combad Pro 1 b. Materi HSE Passport Training
c. Bulletin HSE Passport Training Batch 62
d. Daftar Hadir Peserta HSE Passport Training Batch 62
G. Validasi Data
Pendekatan kualitatif mengunakan jumlah informan yang sedikit, karena
ituperlu dilakukan pengecekan keabsahan data dengan triangulasi. Triangulasi
adalah melihat sesuatu realitas dari berbagasi
1. Triangulasi sumber, di dapat dari informan kunci dan informan utama
yang terdapat di PT. X sebagai sumber informan dalam penelitian ini
2. Triangulasi metode, menggunakan telaah dokumen, observasi dan
wawancara. Penggunaan metode yang berbeda diharapkan dapat
Tabel 4.2 Triangulasi Sumber
Tabel 4.3 Triangulasi Sumber
Data Informan Utama Informan
Pendukung
Informan Kunci
Penyelenggara Trainer Peserta
Komponen Input a. Man
1) Karakteristik Peserta
2) Karakteristik Trainer
b. Material
1) Materi Pelatihan
2) Media Pelatihan
3) Fasilitas Pelatihan
c. Method
1) Metode Penyampaian
Komponen Proses
a. Evaluasi Peserta
b. Evaluasi Trainer
c. Evaluasi Penyelenggara
Komponen Output
a. Peningkatan Pengetahuan
Data Sumber Data
Wawancara Observasi Telaah Dokumen
Komponen Input
a. Man
1) Karakteristik Peserta
2) Karakteristik Trainer
b. Material
1) Materi Pelatihan
2) Media Pelatihan
3) Fasilitas Pelatihan
c. Method
1) Metode Penyampaian
Komponen Proses
a. Evaluasi Peserta
b. Evaluasi Trainer
c. Evaluasi Penyelenggara
Komponen Output
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Content analysis atau kajian isi. Teknik kajian isi digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan
dilakukan secara objektif dan sistematis (Moleong, 2007). Langkah-langkah
untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan informasi, melalui wawancara maupun observasi langsung.
2. Reduksi. Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai
dan tidak sesuai dengan masalah penelitian.
[image:57.595.136.510.188.543.2]3. Penyajian. Setelah informasi dipilih maka disajikan bisa dalam bentuk
tabel, ataupun uraian penjelasan.
Gambar
Garis besar
Dokumen terkait
"Ada seseorang datang kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dengan memakai cincin emas, lalu Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, 'Mengapa aku
Mengacu pendapat dari Assessment for Learning Guidance (2007: http://www.- qcda.gov.uk/4334.aspx), penerapan AFL berbasis HOTS yang efektif dalam pem- belajaran di
Adapun kesimpulan dari proses resolusi konflik agama dalam Integrasi Sosial pada Desa Bila Kabupaten Sidenreng Rappang yang awalnya mengalami kesulitan, namun berkat
Oari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Untuk bahan baku penghalang buatan pada penyimpanan lestari limabah aktivitas rendah, penggunaan pasir besi dari
mendukung penciptaan teknologi-teknologi yang bersifat spesifik lokasi tersebut dan sekaligus sebagai upaya mempercepat proses difusi dan adopsi teknologi selama ini
Dia ingin bersikap adil terhadap setiap orang, bahkan orang yang tidak dikenalnya sekalipun 4 Penting baginya untuk memperlihatkan kemampuannya.. Dia ingin
Komponen yang terdapat dalam kuesioner terdiri atas beberapa pertanyaan yaitu informasi asal Prodi/Jurusan, (1) Apakah dilaksanakan pembelajaran daring atau tidak;
Penambahan karagenan pada fruit leather nanas dan wortel ditinjau dari karakteristik fisikokimia memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, kadar abu, kuat