• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Prosedur Pengembangan

5. Evaluation (Evaluasi)

Mulyatiningsih (2014) mengatakan evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan. Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna model/metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru. Tung (2017) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan hasil penilaian untuk melihat

apakah proses dalam sistem pembelajaran yang sedang dibangun telah berhasil atau tidak, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Evaluasi formatif dilakukan pada setiap tahap proses ADDIE. Evaluasi sumatif dilakukan pada program instruksional jadi atau produk. Sepadan dengan pendapat dari beberapa ahli di atas, Pribadi (2014) mengemukakan bahwa evaluasi dapat dimaknai sebagai proses yang dilakukan untuk menentukan nilai, harga, dan manfaat dari suatu objek. Evaluasi formatif merupakan proses pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk memperbaiki program pelatihan sebelum program tersebut digunakan dalam situasi atau setting pelatihan yang sesungguhnya. Evaluasi sumatif digunakan dengan tujuan untuk menilai kualitas dan manfaat program pelatihan dengan maksud untuk melakukan pengambilan keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan pelaksanaan sebuah program. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas maka dapat ditarik benang merah bahwa evaluasi merupakan kegiatan menilai kualitas dan manfaat sebuah produk untuk memutuskan kelayakan nya. Evaluasi dilakukan dalam du bentuk yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif merupakan evaluasi dilakukan setiap akhir tatap muka atau setiap tahap. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk memperbaiki sebuah produk. Evaluasi sumatif merupakan evaluasi dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan. Evaluasi sumatif dilakukan untuk membuat keputusan tentang kelayakan sebuah produk, data dan informasi dalam evaluasi ini dapat diperoleh dari evaluasi formatif.

Peneliti melakukan pengembangan buku panduan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 5 untuk kelas II Sekolah Dasar menggunakan tahapan model ADDIE. Berikut merupakan lima tahapan model ADDIE dalam pengembangan buku permainan tradisional.

1. Analysis (analisis)

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis meliputi: analisis kurikulum, analisis kompetensi, analisis kebutuhan dan analisis peserta didik dengan kegiatan observasi dan wawancara. Berikut tahapan analisis yang dilakukan peneliti:

a) Analisis kurikulum

Kurikulum merupakan program yang dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukan dengan mengamati kurikulum yang digunakan di sekolah. Hal ini bertujuan agar pengembangan buku permainan tradisional dapat sesuai dengan program yang dilaksanakan di sekolah.

b) Analisis kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Analisis kompetensi dilakukan dengan mengamati kompetensi yang diterapkan di sekolah. Hal ini dilakukan agar pengembangan buku permainan tradisional dapat sesuai dengan kemampuan yang diharapkan dan dapat dicapai oleh peserta didik. c) Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan menganalisis ketersediaan bahan ajar berupa materi, media, dan buku yang digunakan oleh guru. Setelah menganalisis bahan ajar maka peneliti dapat menentukan bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk membantu guru dan peserta didik. d) Analisis karakteristik peserta didik

Pada tahap analisis ini, peneliti mengamati karakteristik peserta didik dengan melihat sikap dan kesulitan peserta didik saat mengikuti pembelajaran. Hal ini dilakukan agar produk yang dikembangkan dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik peserta didik dan dapat membantu peserta didik memahami materi yang dirasa sulit.

Pada akhir tahap analysis, peneliti melakukan evaluasi pada instrumen observasi dan wawancara dengan meneliti kembali bahasa yang digunakan dalam instrumen.

2. Design (Perancangan)

Peneliti mendesain produk yang dikembangkan sesuai dengan hasil analisis. Peneliti mengembangkan produk berupa buku panduan permainan tradisional anak untuk belajar matematika kelas II tema 5 sekolah dasar. Peneliti mulai merancang bagian-bagian yang diperlukan dalam produk

yang dikembangkan. Peneliti mengaitkan materi pembelajaran matematika dengan permainan tradisional anak. Produk dibuat menggunakan Microsoft Word 2010 dengan jenis huruf calibri dan dicetak menggunakan kertas Ivory sebagai sampul buku dan isi buku. Bagian-bagian yang terdapat pada produk berupa buku panduan permainan tradisional anak untuk belajar matematika kelas II tema 5 sekolah dasar meliputi: sampul buku berupa tulisan "Buku Panduan" di bagian pojok kiri atas, judul: Permainan Tradisional Anak untuk Belajar Matematika Kelas II SD", nama penulis, dan tulisan "Tema 5" di bagian pojok kanan bawah dan isi buku berupa kata pengantar, tentang buku, daftar isi, nama permainan tradisional serta asal-usulnya, subtema, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, alat dan bahan permainan, cara bermain, bagian permainan yang terkait dengan materi, soal latihan, kunci jawaban soal latihan, soal tantangan, kunci jawaban soal tantangan, refleksi, daftar referensi, dan biografi penulis. Peneliti melakukan evaluasi dengan meneliti kembali produk yang dirancang agar sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemudian peneliti melanjutkan ke tahap development (pengembangan).

3. Development (Pengembangan)

Tahap pengembangan merupakan tahap yang dilakukan sesudah tahap perancangan. Pada tahap ini produk yang sudah direncanakan direalisasikan ke dalam bentuk nyata. Peneliti mengembangkan buku panduan permainan tradisional anak untuk belajar matematika kelas II tema 5 sekolah dasar sesuai dengan perencanaan pada tahap sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis dan rancangan yang telah disusun, peneliti berusaha mengembangkan buku panduan permainan tradisional dengan cara mengaitkan permainan tradisional dengan materi pembelajaran. Peneliti perlu membaca beberapa referensi dari buku permainan tradisional untuk menentukan permainan tradisional yang sesuai dengan materi pembelajaran. Setelah itu, peneliti mencoba mengaitkan permainan tradisional dengan materi pembelajaran dan menyiapkan alat dan bahan permainan. Lalu, peneliti mengambil foto di setiap langkah permainan

tradisional untuk memperjelas langkah permainan. Peneliti menyusun instrumen berupa kuesioner validasi untuk ahli yang digunakan sebagai alat ukur kualitas produk. . Lalu, peneliti menyusun kuesioner ujicoba untuk guru yang digunakan sebagai alat ukur efektifitas produk. Selain itu, peneliti juga menyusun kuesioner uji coba untuk peserta didik yang digunakan agar peneliti mengetahui perasaan peserta didik sesudah mengikuti pembelajaran matematika dengan permainan tradisional dan mengetahui pemahaman peserta didik tentang materi pembelajaran yang diterapkan dengan permainan tradisional. Setelah itu, peneliti menyusun kuesioner observasi uji coba produk yang digunakan untuk mengamati kegiatan implementasi produk oleh guru ke peserta didik. Peneliti juga menyusun instrumen wawancara uji coba produk untuk mengetahui pendapat guru tentang buku panduan yang berkualitas. Peneliti melakukan evaluasi menggunakan kuesioner validasi untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan, kemudian peneliti melanjutkan ke tahap implementation (implementasi).

4. Implementation (Implementasi)

Peneliti melakukan validasi produk dengan empat orang ahli yaitu pada dua orang ahli dan satu orang guru kelas bawah menggunakan instrumen berupa kuesioner validasi produk. Peneliti melakukan uji coba produk pada guru dan uji coba permainan kepada peserta didik. Saat uji coba produk pada guru, peneliti menggunakan kuesioner uji coba guru sesudah guru menggunakan produk. Produk berupa buku panduan permainan tradisional digunakan guru saat pembelajaran matematika untuk peserta didik. Peneliti melaksanakan implementasi pada dua sekolah dan tiga kelas yang telah dipilih untuk penelitian. Uji coba dilakukan secara terbatas kepada 10 orang siswa kelas kelas II. Peneliti melaksanakan uji coba terbatas kepada peserta didik dengan memberikan soal pretest yaitu soal latihan yang diberikan sebelum peserta didik bermain permainan tradisional untuk belajar matematika dan soal posttest yaitu soal latihan yang diberikan setelah peserta didik bermain permainan tradisional. Sesudah itu, peserta didik diberi kuesioner uji coba untuk peserta didik

berupa pernyataan yang memuat tentang perasaan dan pemahaman peserta didik setelah bermain permainan tradisional untuk belajar matematika. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui pengaruh produk pada keefektifan pembelajaran. Pada akhir tahap, peneliti mengamati kegiatan implementasi produk oleh guru ke peserta didik menggunakan kuesioner observasi. Peneliti melakukan evaluasi menggunakan kuesioner uji coba untuk guru dan kuesioner uji coba untuk peserta didik serta soal prestest dan soal posttest untuk peserta didik. Setelah itu, peneliti melanjutkan ke tahap evaluation (evaluasi).

5. Evaluation (evaluasi)

Peneliti melaksanakan evaluasi dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Pertama, evaluasi formatif ditujukan untuk memperbaiki kualitas suatu proses atau produk pada setiap tahap. Peneliti melakukan evaluasi pada tahap analisis dengan menyusun dan memperbaiki instrumen berupa kuesioner observasi dan kuesioner wawancara. Selain itu, peneliti juga melakukan evaluasi pada tahap perancangan dengan menyusun rancangan isi produk berupa buku panduan permainan tradisional yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Lalu, evaluasi dilakukan peneliti pada tahap pengembangan dengan merealisasikan rancangan menjadi bentuk nyata dan produk divalidasi oleh tiga ahli untuk mengetahui kualitas produk. Setelah itu, peneliti melakukan evaluasi pada tahap implementasi. Pada evaluasi tahap ini, peneliti menyusun instrumen uji coba untuk guru dan peserta didik, soal latihan pretest dan posttest serta menyusun instrumen observasi uji coba produk untuk mengetahui keefektifan produk. Kedua, evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada akhir tahap setelah data dan informasi dari evaluasi formatif dikumpulkan. Evaluasi sumatif pada tahap pengembangan berupa hasil validasi produk oleh tiga ahli yaitu ahli psikologi anak, matematika, dan guru kelas bawah. Selain itu, evaluasi sumatif pada tahap implementasi berupa hasil uji coba guru yaitu di dua sekolah pada tiga kelas dan peserta didik, hasil nilai pretest dan posttest serta hasil pengamatan implementasi produk oleh guru.

Dokumen terkait