• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

7. Tahap Perkembangan Kognitif

Setiap tahapan Piaget berhubungan dengan usia dan terdiri atas cara pemikiran yang berbeda. Piaget mengusulkan empat tahapan perkembangan kognitif : sensorimotorik, pra operasional, operasional konkret, dan operasional formal. (Santrock, 2014: 45)

1) Tahap Sensorimotorik

Berlangsung dari lahir sampai sekitar 12 tahun, merupakan tahap pertama Piaget. Pada tahap ini, bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman sensorik mereka (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan motorik mereka (mencapai, menyentuh). Inilah alasan mengapa tahap ini disebut sensorimotor. Pada awal tahap ini, bayi menunjukkan pola refleksif untuk beradaptasi dengan dunia. Pada akhir tahap ini, mereka menampilkan pola sensorimotor yang jauh lebih kompleks (Santrock, 2014: 45).

2) Tahap Pra operasional

Berlangsung dari sekitar usia 2 sampai 7 tahun, tahap ini lebih simbolis dari cara berpikir sensorimotor, namun tidak melibatkan pemikiran operasional. Akan tetapi, tahap ini lebih egosentris dan intuitif ketimbang logis. Pemikiran pra operasional dapat dibagi menjadi dua sub-tahap: fungsi simbolis dan pikiran intuitif. Sub-tahap fungsi simbolis terjadi kira-kira di antara usia 2 dan 4 tahun. Dalam sub-tahap ini, anak mendapatkan kemampuan untuk mempresentasikan secara mental benda yang tidak ada. Hal ini memperluas dunia mental mereka ke dimensi baru. Perluasan penggunaan bahasa dan munculnya permainan berpura-pura adalah contoh lain dari peningkatan pemikiran simbolis selama sub-tahap anak usia dini. Anak-anak mulai menggambar untuk mempresentasikan orang, rumah, mobil, awan, dan banyak aspek lainnya (Santrock, 2014: 46)

3) Tahap Operasional Konkret

Berlangsung dari sekitar usia 7 sampai 11 tahun. Pemikiran operasional konkret melibatkan penggunaan operasi. Penalaran logis menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi konkret. Klasifikasi keterampilan hadir, namun masalah abstrak belum terpecahkan. Operasi konkret adalah tindakan mental yang dapat dibalik yang berkaitan dengan benda nyata, yang konkret. Operasi konkret memungkinkan anak untuk mengoordinasikan beberapa karakteristik daripada fokus hanya pada satu properti dari objek. Pada tahap operasional konkret, anak-anak dapat melakukan secara mental apa yang hanya dapat mereka lakukan sebelumnya secara fisik, dan mereka dapat membalikkan operasi konkret. Operasi konkret yang penting adalah mengelompokkan atau membagi sesuatu ke dalam aturan atau sub-aturan yang berbeda serta mempertimbangkan keterkaitan mereka (Santrock, 2014: 49).

4) Tahap Operasional Formal

Tahap operasional formal, yang muncul di sekitar usia 11 sampai 15 tahun, merupakan tahap kognitif keempat dan terakhir dari Piaget. Pada tahap ini, individu bergerak melampaui penalaran tentang pengalaman konkret dan masuk berpikir dengan cara yang lebih abstrak, idealis, serta logis. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional formal nyata dalam memecahkan masalah verbal. Mendampingi sifat abstrak dari pemikiran operasional formal adalah kemampuan untuk mengidealkan dan membayangkan kemungkinan-kemungkinan (Santrock, 2014: 50).

b. Teori Vygotsky

Selain teori Piaget, teori perkembangan utama lain yang berfokus pada kognisi anak-anak adalah teori seorang Rusia, Lev Vygotsky. Dalam perkembangan teori kognitif Vygotsky, anak dibentuk oleh konteks budaya tempat mereka hidup (Santrock, 2014: 57).

1) Zona perkembangan proksimal

Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development-ZPD) adalah istilah Vygotsky untuk berbagi tugas yang terlalu sulit bagi anak untuk dikuasai sendiri, tetapi dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil. Dengan demikian, batas bawah ZPD adalah tingkat keterampilan yang dicapai oleh anak yang bekerja secara independen. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang anak dapat terima dengan bantuan instruktur yang cakap. ZPD dicapai hanya dengan bantuan orang yang lebih terampil ( Santrock, 2014 : 57)

2) Perancah

Perancah berarti mengubah tingkat dukungan. Selama sesi pengajaran, orang yang lebih terampil (guru atau rekan lanjutan) menyesuaikan jumlah bimbingan agar sesuai kinerja anak. Ketika

siswa belajar tugas baru, orang yang terampil dapat menggunakan instruksi langsung. Seiring dengan peningkatan kompetensi siswa, bimbingan berkurang diberikan. Sering digunakan untuk membantu siswa mencapai batas atas ZPD mereka (Santrock, 2014: 57).

3) Bahasa dan Pemikiran

Dalam pandangan Vygotsky ini, bahasa memainkan peran penting dalam perkembangan anak. Menurut Vygotsky, anak-anak berbicara tidak hanya untuk komunikasi sosial, namun juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas. Vygotsky lebih lanjut menyatakan bahwa anak-anak menggunakan bahasa untuk merencanakan , membimbing dan, memonitor perilaku mereka. Penggunaan bahasa untuk pengaturan diri ini disebut pembicaraan sendiri. Bagi Piaget, pembicaraan sendiri ini bersifat egosentris dan tidak dewasa, namun bagi Vygotsky merupakan alat pemikiran yang penting selama tahun-tahun anak usia dini (Santrock, 2014: 58)

Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan berpikir awalnya dikembangkan secara independen satu sama lain dan kemudian bergabung. Ia menekankan bahwa semua fungsi mental memiliki asal-usul eksternal, atau sosial. Anak-anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat fokus di dalam pikiran mereka sendiri. Anak-anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang panjang sebelum mereka dapat melakukan transisi dari eksternal ke bicara internal. Masa transisi ini terjadi antara 3 dan 7 tahun dan melibatkan berbicara kepada diri sendiri. Setelah beberapa saat, berbicara pada diri menjadi sifat kedua untuk anak-anak, dan mereka dapat bertindak tanpa verbalisasi. Ketika ini terjadi, anak-anak telah menginternalisasi pembicaraan egosentris mereka dalam bentuk kata-kata hati, yang menjadi pikiran mereka (Santrock, 2014: 58)

Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak yang menggunakan pembicaraan sendiri lebih sosial kompeten dibandingkan mereka yang

tidak. Ia percaya bahwa pembicaraan sendiri merupakan transisi awal untuk menjadi lebih komunikasi secara sosial. Untuk Vygotsky, ketika anak-anak, mereka menggunakan bahasa untuk mengatur perilaku mereka dan membimbing mereka (Santrock, 2014: 58).

Dari kedua teori tersebut, peneliti dapat menarik benang merah bahwa teori Piaget mengenai tahap perkembangan kognitif berkaitan dengan usia anak. Piaget berpendapat bahwa cara berpikir anak berhubungan dengan usia anak. Di dalam teorinya, ia membagi tahapan perkembangan kognitif anak menjadi 4 meliputi, sensorimotorik, pra operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Sedangkan Vygotsky berpendapat bahwa tahap perkembangan kognitif anak dibentuk dari konteks budaya tempat mereka hidup. Konteks budaya tersebut meliputi, zona perkembangan proksimal, perancah, serta bahasa dan pemikiran.

Piaget mengemukakan bahwa tahap perkembangan kognitif dibagi berdasarkan usia anak yaitu tahap sensorimotorik, pra operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Peserta didik kelas II sekolah dasar berusia 7-8 tahun sehingga termasuk ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak memerlukan benda konkret saat belajar sehingga permainan tradisional dalam pembelajaran matematika memudahkan anak untuk memahami materi karena permainan tradisional menggunakan alat dan bahan yang dimainkan secara langsung oleh anak. Selain itu, Vygotsky mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak dibentuk dari konteks budaya meliputi zona perkembangan proksimal, perancah, serta bahasa dan pemikiran. Vygotsky juga berpendapat bahwa anak-anak yang terbiasa berkomunikasi dengan bahasa mereka sendiri lebih sosial kompeten dibandingkan mereka yang tidak. Permainan tradisional dalam pembelajaran matematika membantu mengajarkan bahasa kepada anak. Hal ini dapat ditunjukkan ketika anak bermain permainan tradisional maka mereka berkomunikasi dan bersosialisasi dengan temannya karena dibutuhkan kerjasama dalam permainan. Pernyataan

di atas merupakan penjelasan tentang keterhubungan kedua teori perkembangan kognitif di atas dengan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika di kelas II sekolah dasar. Peneliti pun terdorong untuk mengembangkan produk buku panduan permainan tradisional dalam pembelajaran matematika tema 5 untuk kelas II sekolah dasar.

Dokumen terkait