• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Pembahasan

4.3.5 Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat

Pandeglang

Berdasarkan pembahasan dari tiap-tiap indikator di atas, untuk menerapkan konsep Teori Manajemen Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010 : 17-18) dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang ditemukan beberapa faktor baik faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam meningkatkan penerimaan pendapatan retribusi pasar. Adapun faktor-faktor pendukung yang mendukung dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang yaitu : (1) Evaluasi yang dilakukan 1 bulan sekali ini dengan mengumpulkan setiap koordinator pasar ini bagus untuk menunjang dalam kinerja maupun menghasilkan ide-ide atau gagasan yang dapat meningkatkan pendapatan retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang . Sehingga penyalahgunaan dan pelanggaran dapat di eleminir sekecil

mungkin tidak terjadi; (2) Audit dilakukan 1 bulan sekali, sehingga setiap penerimaan perbulannya dapat terlihat tercapai tidaknya target retribusi untuk setiap perbulannya dan untuk mengetahui adanya kesalahan dalam penerimaan keauangan retribusi pasar. Sehingga tahu upaya apa yang dapat diambil dalam mengatasi masalah yang dapat menghambat dalam peningkatan penerimaan pendapatan retribusi pasar ; (3) Sistem akuntansi penerimaan daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sudah sesuai prosedur. Sehingga hasil penerimaan retribusi pasar perharinya tidak terceceran datanya karena sudah di bukukan di kas book; (4) Prosedur administrasi retribusi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sudah sederhana, sudah disederhanakan. Sehingga mempermudah pedagang dalam membayar retribusi perharinya, jadi tidak terlalu banyak birokrasi suratnya; (5) Di Pasar Pandeglang ini tidak di pihak ketigakan dalam pemungut retribusi pelayanan pasar. Sehingga penerimaan retribusi pasar seluruhnya masuk ke kas book di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang.

Selain faktor pendukung, terdapat pula faktor-faktor yang menghambat dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang, yaitu : (1) tidak adanya selama ini belum ada pengembangan, tidak ada peningkatan dan tidak ada penambahan retribusi baru. Sehingga kurang maksimalnya kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap PAD; (2) Tidak memberikan penghargaan yang memadai ke para pedagang yang taat membayar retribusi pelayanan pasar selama 1 tahun, padahal dengan memberikan penghargaan dapat memberikan motivasi ke para pedagang yang lain agar taat

139

dalam membayar retribusi pelayanan pasar; (3) Tidak adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah, karena masih manual atau wujud transparansi dan akuntabilitas yang dimiliki adalah dengan adanya sarana karcis yang ditujukan kepada pedagang sebagai tanda bukti pembayaran retribusi pelayanan pasar. Sehingga dalam segi transparansi kepada masyarakat luas Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini belum memiliki sarana website/media apapun untuk memberikan informasi transparansi kepada masyarakat luas, namun baagi masyarakat yang ingin mengetahui laporan keuangan daerah bisa langsung datang ke kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang.

Adapun di bawah ini rekapitulasi hasil pembahasan yang dapat dilihat di tabel sebagai berikut :

Tabel 4.12

Rekapitulasi Pembahasan

No Indikator Temuan Lapangan

1 Perluasan Basis Penerimaan

1. Tidak ada pengembangan, tidak ada peningkatan, tidak ada penambahan objek retribusi baru

2. Evaluasi dilakukan setiap 1 bulan sekali 3. Belum ada upaya yang dilakukan dalam meningkatkan basis data objek retribusi.

4. Sudah melakukan kembali (appraisal) atas objek retribusi.

2 Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan

1. Melakukan audit setiap 1 bulan sekali; tidak tercapainya target retribusi

pelayanan pasar dan setiap bulannya rata-rata tidak tercapai; beberapa pedagang yang membayar retribusi pelayanan pasar tidak sesuai tarif.

2. Sistem akuntansi penerimaan daerah sudah sesuai prosedur.

3. Tidak ada reward ke para pedagang yang taat retribusi pelayanan pasar dalam 1 tahun; sanksi hanya berupa sanksi administrasi teguran; terdapat 3 orang petugas pemungut retribusi pelayanan pasar yang melakukan pelanggaran dan penyalahgunaan; kurangnya pengawasan . 4. Dilakukan pembinaan dalam

meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan.

3 Peningkatan Efisiensi Administrasi Retribusi

1. Prosedur Administrasi retribusi sudah sederhana, sudah di sederhanakan

2. Tidak ada pengurangan biaya pemungutan retribusi pelayanan pasar

3. Tidak ada pihak ketiga dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar.

4 Transparansi dan Akuntanbilitas

1. Tidak adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah. 2. Adanya staff yang memiliki kompetensi

dan keahlian yang memadai. 3. Tidak adanya korupsi sistemik

dilingkungan entitas pengelola pendapatan daerah.

141

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan, maka penyimpulan akhir tentang Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang adalah bahwa pengelolaan retribusi pelayanan pasar yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang belum berjalan secara maksimal dikarenakan masih ada beberapa hambatan dalam meningkatkan penerimaan pendapatan retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang dan tercapai target setiap tahunnya. Sehingga masih membutuhkan perbaikan dalam segala aspek demi terwujudnya kesejahteraan pedagang, dan juga tercapainya target dan kontribusi terhadap PAD nya maksimal. Peneliti menggunakan Teori Teori Manajemen Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010 : 17-18) yaitu : Perluasan Basis Penerimaan; Pengendalian atas Kebocoran Pendpatan; Peningkatan Efisiensi Administrasi Pendapatan; dan Transparansi dan Akuntabilitas,antara lain :

1. Perluasan Basis Penerimaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sejauh ini belum ada pengembangan, tidak ada peningkatan dan tidak ada penambahan objek retribusi baru dan juga tidak meningkatnya tariff retribusi pelayanan pasar,

namun target pertahun yang diberikan Pemerintah Daerah ke Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini selalu naik.

2. Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang masih ada hambatan yang tidak tercapainya target retribusi pelayanan pasar, karena mulai dari pedagang yang membayar retribusi pelayanan pasar tidak sesuai tarif dan juga terdapat kecurangan atau pelanggaran dari pegawai/petugas pemungut retribusi pelayanan pasar, kurangnya pengawasan. Dan juga Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini tidak memberikan reward ke para pedagang yang taat retribusi pelayanan pasar. 3. Transparansi dan Akuntabilitas di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang belum terwujud, dikarenakan ada hambatan-hambatannya. Diantaranya tidak memiliki sarana website/media lainnya dalam menampilkan pengelolaan keuangan daerah. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sendiri belum memiliki dukungan Teknologi Informasi (TI). Selama ini wujud transparansi dan akuntabilitas yang dimiliki adalah dengan adanya sarana karcis yang ditujukan sebagai bukti pembayaran pedagang. Selain itu juga masih kurangnya sarana komputer yang tersedia, yang justru akan menghambat kinerja pegawainya.

4. Peningkatan Efisiensi Administrasi Retribusi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang prosedur administrasi retribusi lebih mudah dan sederhana, jadi sudah baik dan

143

bagus sesuai Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang tidak mengurangi biaya pungutan pendapatan bagi yang keberatan dengan tarif retribusi yang ditangguhkan kepadanya (pedagang itu).

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang menjadi rekomendasi peneliti sebagai berikut :

1. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini harus melakukan identifikasi baru, memanfaatkan lahan yang sudah ada dengan memanfaat los sebagai kios sebagai objek retribusi pelayanan pasar, sehingga dapat menambah objek yang baru dan menambah subjek baru. Meningkatkan tarif retribusi pelayanan pasar, agar target yang naik seimbang dengan dinaikannya tarif retribusi, dan juga diperbaiki gedung kios/los yang rusak sehingga dapat menambah peminat untuk para pedagang menyewakan kios/los tersebut.

2. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini harus meningkatkan pengawasan dan pembinaan dalam pengendalian atas kebocoran pendapatan agar tidak terjadi pelanggaran baik dari pegawai maupun petugas pemungut retribusi pelayanan pasar. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang juga seharusnya memberikan reward sebagai tanda perhatian ke pedagang untuk meningkatkan kesadaran dalam membayar retribusi dan juga memotivasi

ke para pedagang yang lain agar membayar retribusi pelayanan pasar sesuai tarif yang telah ditentukan dalam Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum.

3. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang perlu memperbaiki transparansi, karena selama ini belum ada media website yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Pemerintah Daerah juga harus lebih memperhatikan dalam meningkatkan kinerja dengan tersedianya sarana yang mendukung.

4. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang seharusnya memberikan pengarahan tentang kepegawaian, karena ini merupakan upaya dalam meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abut, Hilarius. 2005. Perpajakan. Jakarta : Diadit Media

Adisasmita, R. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. Yogyakarta : Graha Ilmu

Amirullah dan Haris Budiyono.2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu

Djam’an, Satori dan Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Halim, A. 2016. Manajemen Keuangan Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat Harun, H. 2003. Menetapkan Program Sosialisasi Untuk Peningkatan PAD.

Yogyakarta : Bpfe-Yogyakarta

Hasibuan, M. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara

Irawan, P. 2006. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta : Universitas Terbuka

Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta : Erlangga

Maleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Manullang, M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : C.V Andi Offset

_______. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : C.V Andi Offset

_______. 2011. Perpajakan. Yogyakarta : C.V Andi Offset

Marsyahrul, Tony. 2006. Pengantar Perpajakan. Jakarta : PT. Grasindo

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta : Universitas Terbuka

Rosdiana, Haula dan Edi Slamet Irianto. 2014. PENGANTAR ILMU PAJAK : Kebijakan dan Implementasi di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers

Samudra, Azhari A. 2015. PERPAJAKAN DI INDONESIA : Keuangan, Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

_______. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Bumi Aksara Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Dokumen

Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Usaha

Sumber Lain

Badan Pusat Statistik. 2017. Jumlah penduduk Indonesia.

Parhani, R. 2016. Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta Berbasis Masyarakat. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa:Disertai yang tidak dipublikasikan.

Ulfiah. 2013. Analisis Pengelolaan Retribusi Pasar yang Efektif dan Efisien serta Kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Abdul Halim. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi (IRMA), Nomor: 1.

Listiani, Melda. 2017. Tingkat Pengelolaan Pajak Hotel Di Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang. Universitas Sultan Ageng

http://www.sarobena.com/2017/01/7-negara-dengan-penduduk-terpadat-di.html?m=1 (Diakses pada hari minggu, 9 Agustus 2017, Pukul 12:14:00 WIB)

http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-retribusi-

subjek.html?m=1 (Diakses pada hari Sabtu 8 Juli 2017, Pukul 09:42:00 WIB)

Dokumen terkait