• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009: 62) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Menurut Sugiyono (2009: 63-85), berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini oleh peneliti adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Observasi

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Marshall (1995) menyatakan bahwa “through observation, the researcher

learn about behavior and the meaning attached to those behavior.”Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Untuk memudahkan pemahaman tentang bermacam-macam observasi, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Observasi partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, penelitiikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

2) Observasi terus terang atau tersamar

Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal

61

sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.

3) Observasi tak terstruktur

Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.

Metode observasi yang digunakan pada penelitian kualitatif dengan judul Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang yaitu observasi terus terang atau tersamar.

2. Wawancara

Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut “ a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informsi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan tekniki observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang ada di dalamnya.

Esterberg (2002) mengemukakan beberpa macam wawancara terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui informasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu pengumpulan data yang telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan teknik yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

2. Wawancara Semi Struktur

Wawancara dalam pelaksanaannya lebih bebas dari pada wawancara terstruktur yaitu narasumber diminta pendapat dan ide-idenya karena tujuan wawancara ini untuk menentukan permasalahan secara lebih terbuka.

3. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Metode wawancara yang digunakan pada penelitian kualitatif dengan judul Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang yaitu wawancara mendalam (in-depth interview).

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

63

Data dokumentasi digunakan peneliti untuk memperkuat hasil temuannya atau wawancara, dokumen-dokumen, dan arsip-arsip yang berguna selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh dari fakta yang tersimpan dalam bentuk catatan harian, arsip foto, hasil rapat dan jurnal kegiatan yang tersimpan.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

Dimensi Indikator Subdimensi Keterangan

Manajemen Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010:17-18) Perluasan Basis Penerimaan

5.Mengidentifikasi pembayar pajak/retribusi dan menjaring wajib pajak/retribusi baru. 6.Mengevaluasi tarif pajak/retribusi

7.Meningkatkan basis data objek pajak/retribusi 8.Melakukan penilaian kembali (appraisal) atas

objek pajak/retribusi I1-1,I1-2, I 1-3, I1-4, I1-5 Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan

5.Melakukan audit, baik rutin maupun insidental

6.Memperbaiki sistem akuntansi penerimaan daerah

7.Memberikan penghargaan yang memadai bagi masyarakat yang taat pajak dan hukuman (sanksi) yang berat bagi yang tidak mematuhinya

8.Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan

I1-1, I1-2, I 1-3, I1-4 I1-5,I1-6,I1-7, I2-1- I2-11 Peningkatan Efisiensi Administrasi Pebdapatan

4.Memperbaiki prosedur administrasi pajak sehingga lebih mudah dan sederhana

5.Mengurangi biaya pemungutan pendapatan 6.Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak,

seperti bank, kantor pos, koperasi dan pihak ketiga lainnya untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam membayar pajak.

I1-1,I1-2, I 1-3,I1-4,I1-5, I1-6,I1-7, I2-1- I2-11 Transparansi dan Akuntabilitas

4.Adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah

5.Adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai

6.Tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah

I1-1, I1-2, I1-3, I1-4, I1-5, I1-6, I1-7, I2-1- I2-11

3.7.2 Teknik Analisis data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. dalam hal ini Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2012: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analiis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan coclusion drawing/verification prosesnya sebagai berikut :

Gambar 3.1

Model interaktif dalam analisis data Menurut Miles and Huberman

sumber : Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012:247)

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan melakukan kegiatan secara terus menerus. Ketiga hal tersebut merupakan sesuatu

Data collection Data reduction Data display Conclusions:drawin g/verifying

65

yang saling berkaitan dan mendukung pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data.

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan (Sugiyono, 2012 : 103). Tahapan dalam penelitian ini merupakan tahapan penelitian yang penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai penelitian mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang ditetapkan.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu (Sugiyono, 2012 : 247) .

3. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini

Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2012 : 249).

4. Conclusion Drawing/Verification

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari awal pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti hubungan-hubungan, mencatat keteraturan, pola-pola, dan menarik kesimpulan.Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2012 : 252-253).

Dokumen terkait