• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Deskripsi Data

4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.2.4 Transparansi dan Akuntabilitas

Aspek penting lainnya dalam sistem manajemen penerimaan daerah adalah transparansi dan akuntabilitas. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas maka pengawasan dan pengendalian manajemen pendapatan daerah akan semakin

baik. Selain itu, kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan. Untuk melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas ini memang membutuhkan beberapa persyaratan. Persyaratan itu harus adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah. Di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini masih manual,belum adanya dukungan IT. Hal ini dibenarkan oleh Pernyataan I1-4, sebagai berikut :

“Sekarang ini kan sudah menggunakan tekhnologi. Jadi kalau misalkan

kita melakukan setoran seharusnya begitu yah. Tetapi sementara ini kita masih manual, mulai dari penyetoran dari UPT ke Dinas masih manual, kita menyetor ke Bank juga manual . Sementara belum sistem elektronik, seharusnya harus sudah menggunakan sistem elektronik begitu lebih efektif lagi kalau mau menyetor hasil penarikan retribusi pasar di Kabupaten Pandeglang ini, sistem elektronik itu dari lapangan kan kalau

Bank hanya da bukti saja.” (hasil wawancara pada tanggal 19 September

2017 pukul : 12.07 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa seharusnya untuk lebih efektif itu sudah didukung teknologi informasi (IT) ini dimaksudkan untuk membangun sistem informasi manajemen pendapatan daerah. Hal ini diperjelas oleh pernyataan I1-2, bahwa :

“Kita belum, kita masih manual, pasar yang jauh dari Kabupaten/Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang penyetoran dilakukan seminggu sekali, karena kalau setiap hari habis ongkos jalan, apalagi salar per hari kan kecil. Kalau penyetoran setiap hari itu Pasar

Pandeglang, dan Pasar Cipeucang.” (hasil wawancara pada tanggal 05

Oktober 2017 pukul : 10.46 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa penyetoran yang dilakukan masih manual, karena penyetoran yang manual ini menjadikan tidak efektifnya penyetoran retribusi pelayanan pasar. Di Kabupaten Pandeglang ini lokasi pasarnya cukup jauh-jauh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

125

ESDM Kabupaten Pandeglang, sehingga penyetoran pasar yang jauh dilakukan seminggu sekali. Yang setiap hari hanya Pasar Pandeglang, dan Pasar Cipeucang.

Selanjutnya yang menjadi pendukung terciptanya transparansi dan akuntabilitas ialah adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai. Dengan semakin berkembangnya tekhnologi informasi tentunya tuntutan ini menjadi tuntutan tersendiri bagi staf pegawai untuk mengusasai bidang tersebut. Dalam bidang keahlian tekhnologi informasi diketahui bahwa tidak semua pegawai dan staf Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang serta UPT Pasar Pandeglang menguasai tekhnologi komputer, ada sebagian yang sudah menguasai tekhnologi ada juga yang belum mengusai, dikarenakan tugas yang berbeda-beda antara pegawai. Untuk juru pungut tentu saja tidak menggunakan komputer karena mereka hanya memungut dan menyetorkan ke Bendahara UPT Pasar Pandeglang, oleh Bendahara UPT Pasar Pandeglang akan dicatat ke kas bok. Hal ini dibenarkan oleh pernyataan I1-2, bahwa :

“Karena di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang ini juga masih kekurangan komputer, kalau untuk pegawainya yang ada di Dinas yah sudah paham lah komputer mah namun untuk yang di UPT pegawainya masih banyak yang tidak paham, apalagi petugas pemungut retribusi pasar, mereka itu kan hanya menarik retribusi pasar

saja.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.47

WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kinerja perlu didukung dengan fasilitas yang ada termasuk persediaan komputer, karena komputer ini sangat penting dalam melakukan pelaporan maupun pendokumentasikan data-data. Persediaan komputer di Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang masih kurang, dan ini juga menjadi hambatan dalam meningkatkan kinerja pegawai. Meningkatkan kinerja pegawaijuga dapat dilihat berdasarkan pendidikan yang ditempuhnya, semakin tinggi pendidikannya, maka akan semakin tinggi juga kualitas kinerjanya. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang juga memiliki data mengenai jumlah kerja pegawai berdasarkan Pendidikan dan jenis kelamin dan juga berdsarkan golongan dan jenis kelamin.

Berikut ini adalah SDM yang ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin dan berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin. Dapat dilihat di gambar dibawah ini, sebagai berikut :

Tabel 4.9

Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah %

SD 4/4 - 4 1% SLTP 4/4 - 4 1% SLTA 41/57 16/57 57 1% D1 1/1 - - 1% D2 - - - - D3 - 1/1 1 1% S1 12/20 11/20 20 1.15% S2 2/2 - 1 1% S3 - - - - Jumlah 33/51 18/51 51 1%

127

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini masih didominasi SLTA, untuk yang tingkat sarjana juga sudah lumayan banyak, namun akan lebih baik didominasi yang bertingkat sarjana, karena semakin tinggi pendidikan, maka akan semakin tinggi kualitasnya. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang masih banyak didominasi SLTA sehingga kurang dalam menunjang keberhasilan kinerja.

Tabel 4.10

Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin Golongan Laki-laki Perempuan Jumlah

I 3 0 3

II 11 1 12

III 12 7 19

IV 4 0 4

Jumlah 30 8 38

Sumber : Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang (2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa para pegawai di lingkungan Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang dilihat berdasarkan pangkat/golongan ini didominasi golongan III yang tentunya sangat menunjang keberhasilan untuk meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Pandeglang untuk mencapai sebuah pembangunan daerah.

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang masih kurang komputer. Karena seharusnya setiap Bidang minimal harus ada 4 komputer atau lebih baik lagi kalau masing-masing pegawai di tiap Bidang ada komputer. Hal ini diperkuat oleh Pernyataan I1-1, sebagai berikut :

“Insyaallah sudah paham komputer mah lah, namun kalau di UPT Pasar

Pandeglang ada yang belum bisa/menguasai komputer. Akan tetapi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang tidak di dukung dengan fasilitas yang memadai seperti komputer ini yang

seharusnya setiap Bidang itu para pegawainya ada komputer lah.” (hasil

wawancara pada tanggal 12 September 2017 pukul : 09.00 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keahlian yang tidak di dukung oleh teknologi yang memadai.

Berikut ini jumlah yang ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang yang dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.9

Jumlah Komputer di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

Ruang Bagian Pengembangan Ruang Bagian Keuangan dan Penataan Pasar

129

Berdasarkan gambar di atas dari sebagian ruangan yang ada Disperindag menunjukkan bahwa jumlah komputer yang ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang, dari sebagian ruangan di setiap ruangannya tampak masih kurang. Ini sesuai dengan pernyataan

I

1-2 bahwa :

“Sarana yang ada sih di kita masih kurang lah belum memadai,yah seperti

komputer, karena di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini juga masih kekurangan komputer, kalau untuk pegawainya yang ada di Dinas yah sudah paham lah komputer mah namun untuk yang di UPT pegawainya masih banyak yang tidak paham, apalagi petugas pemungut retribusi pasar, mereka itu kan hanya menarik retribusi

pasar saja.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.51

WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sarana yang ada belum memadai seperti kurang komputer untuk per Bidangnya, karena komputer ini juga kan cukup penting untuk menunjang pekerjaan pegawai.

Diperjelas pernyataan I1-1 sebagai berikut :

“Sarana yang ada sih di kita belum memadai, makana kurang mendukung untuk penunjang kerja pegawai.”(hasil wawancara pada tanggal 12 September 2017 pukul : 09.02 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sarana saat ini belum memadai. Selanjutnya cara terakhir dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas itu dengan mencari apakah ada/tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah. Di UPT Pasar Pandeglang ini pasti ada hanya saja masih batas wajar/ kecil. hal ini dibenarkan oleh pernyataan I1-3, bahwa :

“pasti ada yah, cuman kita di eleminir sekecil mungkin yang namanya orang main minyak, bau minyak itu pasti tercium . Cuman dia itu tidak meminumnya, tidak pelanggaran berat. Kita eleminir disini, meningkatkan disiplin yang terlibat dalam pemungutan retribusi, kita lakukan sosilisasi. Jadi dalam arti sudah terkaper, mana kios, los dan pkl, terkecuali pedagang

kaki lima yang ada di luar pelataran, dan juga tidak ada didaftar/liar, itu kemungkinan besar kalau yang namanya yang ada di pasar sudah teridentifikasi mana kios, los mana pelataran mana pkl sudah ada didaftra-daftarnya. Sekecil mungkin tp kalau tadi bicarakan tidak ada korupsi sitemik, kalau sistemik tidak ada , tapi tidak tahu kalau ada usulan pasti ada, cuman tingkatnya kecil. Jangankan ini ditingkat hukum saja kejaksaan tidur siang, jadi sistemik itukaya korupsi uang yang dicuri itu, yah anggota dewan kelompok organisasi saya bilang tidak ada korupsi itu bohong, pasti

ada.” (hasil wawancara pada tanggal 06 September 2017 pukul : 12.03

WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pasti ada korupsi sistem di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah, namun tingkatnya kecil. Hal ini diperjelas oleh pernyataan I1-2, sebagai berikut :

“Kalau disini insyaallah tidak ada, namun yang kemarin dari petugas pemungut yang dipanggil ke Dinas itu juga tingkatnya masih kecil lah, jadi kita berikan sanksi berupa penarikan ke Dinas untuk berganti tugas dan

gaji juga kena potong. Jadi kalau korupsi sistemik itu tidak ada.” (hasil

wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.52 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah.

Tabel 4. 11

Perhitungang atas hasil Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Jenis Objek Retribusi Pelayanan Pasar Jumlah pedagang Jumlah karcis yang keluar Jumlah Kios 511 124 372.000 Los + PKL 492 325 650.000 Mobil Box - 8 40.000 Jumlah 1.062.000 Sumber : Peneliti (2017)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah karcis yang dikeluarkan tidak sesuai dengan jumlah pedagang, dan ini membuat pemerintah

131

daerah kehilangan pendapatan penerimaan retribusi pelayanan pasar di pasar pandeglang. Ini menunjukkan bahwa apa yang disetorkan dan didapatkan sesuai dengan hasil pungutan, sehingga tidak ada korupsi sistemik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dari beberapa pernyataan di atas dapat diketahui bahwa, masih ada hambatan dalam transparansi dan akuntabilitas. Belum di dukungnya dengan Teknologi Informasi (IT) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah, dikarenakan masih manual, padahal dengan adanya dukungan teknologi informasi mempermudah dalam penyetoran retribusi pelayanan pasar yang pasarnya berada jauh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang dan juga membantu masyarakat luas atau pedagang melihat hasil pendapatan dari retribusi pelayanan pasar. Masih kekurangan komputer yang memadai padahal keahlian pegawai ada dalam menguasai komputer, terkecuali petugas pemungut retribusi dan beberapa yang masih tidak paham pengetikan yang benar, dan yang terakhir tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah, terkecuali ada usulan pasti ada, cuman tingkatnya kecil.

Dokumen terkait