PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN
PASAR DI PASAR PANDEGLANG
KABUPATEN PANDEGLANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Pada Program Studi Administrasi Publik
Oleh Vika Kartika NIM 6661132054
ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
ABSTRAK
Vika Kartika. NIM. 6661132054. 2018. Skripsi. Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Program Studi Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I : Dr.Agus Sjafari M.Si. dan Pembimbing II : Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si
Pengelolaan retribusi pelayanan pasar ini sangat penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada penelitian mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang ini dilatarbelakangi oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda No 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Teori yang digunakan adalah teori Manajemen Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010 :17-18). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknis analisis data menurut Miles and Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perluasan basis penerimaan belum ada pengembangan, tidak ada peningkatan, tidak ada penambahan objek retribusi baru dan juga tidak meningkatnya tarif retribusi pelayanan pasar, adanya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh pedagang dan petugas, kurangnya pengawasan, transparansi dan akuntabilitas belum terwujud, prosedur administrasi retribusi lebih mudah dan sederhana, sehingga belum maksimal dalam pengelolaan retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Saran peneliti yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini melakukan sosialisasi kepada para pedagang guna memberikan kesadaran dalam membayar retribusi pelayanan pasar demi tercapainya target retribusi pelayanan pasar sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
ABSTRACT
Vika Kartika. NIM. 6661132054. 2018. Script. Management Retribution of Market Service in Pandeglang Traditional of Pandeglang Regency. Public Administration Department. Social and Politics Faculty. A State of Sultan Ageng Tirtayasa University. Advisor I : Dr. Agus Sjafari, M.Si. and Advisor II : Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si
Management of retribution of market service is very important in increasing the Local Original Income (PAD). In the research on the Management Retribution of Market Service in Pandeglang Traditional of Pandeglang Regency is motivated by the problems of many traders do not pay in accordance with Regulation No 10 of 2011 on Public Service Levies. This research was conducted to obtain data on Retribution Management Service Market in Pandeglang Traditional of Pandeglang Regency. The theory used is the theory of Regional Financial Management from Mahmudi (2010 : 17-18). The method used in this research is qualitative descriptive. Technical data analysis in this study using an interactive model in data analysis according to Miles and Huberman. The results of this study indicate that the expansion of the revenue base has not been developed, there is no increase, no addition of new retribution objects nor the increase of market service retribution rates, the existence of deviant behavior by traders and officers, lack of supervision, transparency and accountability has not materialized, the administrative procedure of retribution is easier and simpler, so it is not maximal in the Management Retribution of Market Service in Pandeglang Traditional of Pandeglang Regency. The researcher recommends that the Department of Industry, Trade and ESDM of Pandeglang Regency socialize to the traders to give awareness in paying retribution of market service for the achievement or market service retribution target so as to increase Local Original Income (PAD).
MAN JADDA WAJADA
Sesuatu akan menjadi kebanggaa,
Jika sesuatu itu dikerjakan,
Dan bukan hanya dipikirkan.
Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan,
Jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya,
Bukan hanya menjadi impian.
Skripsi ini kupersembahkan :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat,
berkah, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta
salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Kepada keluarga, sahabat, serta tak lupa juga kita yang selalu berusaha untuk
beristiqomah untuk menjadi umat-Nya. Dan atas berkat dan rahmat-Nya pula,
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa dengan judul “Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar
Pandeglang Kabupaten Pandeglang”. Hasil dari skripsi ini tentunya tidak lepas
dari bantuan banyak pihak yang telah mendukung peneliti. Maka dengan
ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada
pihak-pihak sebagai berikut:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Rahmawati, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan
ii
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si. Ketua Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Dr. Arenawati, M.Si. Sekretaris Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dosen Pembimbing I peneliti di Program Studi
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultas Ageng Tirtayasa.
9. Yeni Widyastuti M.Si. Dosen Pembimbing II peneliti sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik di Program Studi Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
10.Semua Dosen Jurusan Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
11.Staff Jurusan Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
12. Bapak H. Yuhana S. E sebagai Kepala bidang Pengembangan dan
Penataan Pasar yang telah membantu dan memberikan data yang
dibutuhkan peneliti untuk penelitian selama ini secara transparan dan
responsif.
13.Bapak Aip Somahmud S.E sebagai Kepala Seksi Penataan Pasar yang
telah membantu dan memberikan data yang dibutuhkan peneliti untuk
iii
14.Orangtuaku yang senantiasa memberikan dorongan, bantuan, dan
dukungan serta doa yang ikhlas bagi anaknya. Dan merekalah yang tanpa
lelah mendampingiku hingga sekarang, orangtuaku merupakan alasan
terbesarku untuk tetap semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
15.Terimakasih untuk adikku-adikku tercinta yang selalu memberikan
dorongan semangat dan mengerti ketika kesulitan dalam menyusun
skripsi.
16.Teman-temanku terimakasih atas tawa dan dukungannya selama 3 tahun
terakhir ini menjadi sahabat sekaligus saudara terbaikku.
17.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan telah membantu
peneliti selama pembuatan skripsi ini. Terimakasih, semoga kita semua
selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Selain itu, peneliti menyadari pula banyaknya kekurangan dari apa yang
dipaparkan dan dibahas dalam skripsi ini. Maka dari itu, peneliti, dengan segala
keterbukaan, kerendahan hati, dan kelapangan dada, bersedia menerima segala
masukan, baik itu berupa saran, ataupun kritik yang dapat membangun peneliti
dalam melangkah dan memutuskan, serta karya yang lebih baik dan bermanfaat
lagi di kemudian hari.
Serang, Maret 2018
iv
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ………...…... i
DAFTAR ISI ………..…………...…...…….……... iv
DAFTAR TABEL ………...……… ix
DAFTAR GAMBAR ………...……….... xii
DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah …...……....………...…. 1
1.2. Identifikasi Masalah …...……..……...…...…. 15
1.3. Batasan Masalah….………..………. 15
1.4. Rumusan Masalah……….………...…….. 15
1.5. Tujuan Penelitian ………..…………...…. 16
1.6. Manfaat Penelitian ….………..………. 16
v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN SUMSI DASAR PENELITIAN
2.1. Landasan Teori ………...……… 21
2.1.1 Definisi Manajemen ... 21
2.1.1.1 Pentingnya Manajemen... ... 23
2.1.1.2 Tujuan Manajemen... 24
2.1.1.3 Fungsi Manajemen... 25
2.1.1.4 Karakteristik manajemen dalam menjalankan perannya... 26
2.1.2 Definisi Pengelolaan... 27
2.1.3 Manajemen Keuangan Daerah... 28
2.1.4 Konsep Retribusi Daerah... 35
2.1.5 Konsep Retribusi Pelayanan Pasar... 40
2.1.6 Potensi Retribusi Pelayanan Pasar... 41
2.1.7 Fungsi Pemerintah... 42
2.2. Penelitian Terdahulu ……….……….. 45
2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ……….………... 49
2.4. Asumsi Dasar ……...……..…………... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian …... 52
3.2 Fokus Penelitian... 52
vi
3.4 Variabel Penelitian... 53
3.4.1 Definisi Konsep... 53
3.4.2 Definisi Operasional... 55
3.5 Instrumen Penelitian... 55
3.6 Informan Penelitian ………... 57
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 59
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data... 59
3.7.2 Teknik Analisis Data... 64
3.8 Uji Keabsahan Data... 66
3.8.1 Triangulasi... 66
3.8.2 Membercheck... 67
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian... 68
3.9.1 Lokasi Penelitian... 68
3.9.2 Jadwal Penelitian ……...……... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 69
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Pandeglang.... 69
4.1.2 Gambaran Umum Dinas Perindustrian,Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang... 73
4.1.2.1 Kedudukan... 73
4.1.2.2 Tugas... 74
vii
4.1.2.4 Visi... 75
4.1.2.5 Misi... 76
4.1.2.6 Struktur Organisasi... 77
4.1.3 Gambaran Umum Keadaan Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang... 82
4.2 Deskripsi Data... 84
4.2.1 Daftar Informan Penelitian... 84
4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 86
4.2.2.1 Perluasan Basis Penerimaan... 86
4.2.2.2 Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan ... 99
4.2.2.3 Peningkatan Efisiensi Administrasi Retribusi... 115
4.2.2.4 Transparansi dan Akuntabilitas... 123
4.3 Pembahasan... 131
4.3.1 Perluasan Basis Penerimaan... 132
4.3.2 Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan... 133
4.3.3 Peningkatan Efisiensi Administrasi Retribusi………. 135
4.3.4 Transparansi dan Akuntabilitas... 136
viii BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan... 141
5.2 Saran... ……... 143
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.Perkembangan PAD Kabupaten Pandeglang Tahun
2012-2016... 4
Tabel 1.2. Kriteria Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten PandeglangTahun 2012-2016... 5
Tabel 1.3. Jumlah Pasar di Kabupaten Pandeglang dan Tarif Retribusi Pasar Grosir dan/ atau Perkotaan... 8
Tabel 1.4 Jumlah seluruh pedagang di Pasar Kabupaten Pandeglang... 9
Tabel 1.5 Rekapitulasi Data Pasar Rakyat Kabupaten Pandeglang Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang UPT Pasar Pandeglang... 10
Tabel 1.6 Target Retribusi Pasar Pemerintah Se Kabupaten Pandeglang Per Tahun…... 11
Tabel 1.7 Wajib Retribusi di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang... 12
Tabel 1.8. Jumlah Pedagang, Jumlah Kios, Los, dan PKL... 13
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...………... 48
x
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara... 63
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 68
Tabel 4.1 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Pendidikan dan Jenis
Kelamin... 79
Tabel 4.2 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Golongan dan Jenis
Kelamin... 80
Tabel 4.3 Daftar Informan Penelitian ... 85
Tabel 4.4 Rekapitulasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar
Pandeglang ... 87
Tabel 4.5 Perhitungan Potensi Retribusi Pelayanan Pasar di
Pasar Pandeglang………... 89
Table 4.6 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar ... 92
Tabel 4.7 Rekapitulasi Target Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang
Tahun 2016 - 2017... 99
Tabel 4.8 Rekapitulasi Penerimaan PerBulan Pasar Pandeglang …. 103
Tabel 4.9 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Pendidikan dan Jenis
Kelamin ... 126
xi
Kelamin ... 127
Tabel 4.11 Perhitungan atas Hasil Retribusi Pelayanan Pasar di
Pasar Pandeglang... 130
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hubungan antara manajemen dengan peranan keterampilan
dan proses manajemen ... 27
Gambar 2.2 Siklus Manajemen Pendapatan Daerah ... 31
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ... 50
Gambar 3.1 Model Interaktif dalam Analisis data Menurut Miles and
Huberman ... 64
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
ESDM Kabupaten Pandeglang ... 81
Gambar 4.2 Bagan Struktur Organisasi UPT Pasar Pandeglang ... 83
Gambar 4.3 Jenis Objek Retribusi... 91
Gambar 4.4 Surat Teguran untuk yang menunggak/tidak membayar
Retribusi Pasar... 110
Gambar 4.5 Bentuk Pembinaan ke Para Pemungut dan Pedagang dengan
Sosialisasi... 113
Gambar 4.6 Prosedur Retribusi... 117
xiii
Gambar 4.8 Bukti Penerima Pedagang Pembayaran Retribusi Pelayanan
Pasar Harian ... 120
Gambar 4.9 Jumlah Komputer di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Surat Penelitian
LAMPIRAN 2 Tabel
LAMPIRAN 3 Gambar
LAMPIRAN 4 Membercheck
LAMPIRAN 5 Riwayat Hidup Peneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduk terpadat keempat
di dunia dengan jumlah 261.890.872 jiwa menurut Badan Pusat Statistik Tahun
2017, maka sangat perlu peningkatan pembangunan untuk menopang
kesejahteraan penduduknya. Salah satu untuk meningkatkan kesejahteraan adalah
pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara. Untuk mencapai dari pembangunan ekonomi tersebut, maka
pembangunan harus didasarkan pada kas daerah yang bersangkutan dengan
menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik
yang ada.
Otonomi daerah membawa paradigma sistem pemerintahan sentralisasi
menjadi desentralisasi, yaitu dengan memberikan keluasan kepada daerah dalam
mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggungjawab untuk mengurus
semua urusan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi
wilayahnya. Salah satu unsur reformasi total adalah tuntutan pemberian otonomi
yang luas kepada daerah kabupaten dan kota. Tuntutan seperti ini adalah wajar,
Dua alasan ini adalah intervensi Pemerintah pusat yang terlalu besar di
masa yang lalu telah menimbulkan masalah rendahnya kapabilitas dan efektivitas
pemerintahdaerah dalam mendorong proses pembangunan dan kehidupan
demokrasi di Daerah. Arahan dan statutory requirement yangterlalu besar dari
Pemerintah pusat tersebut menyebabkan inisiatif dan prakarsa daerah cenderung
mati sehingga pemerintah daerah seringkali menjadikan pemenuhan peraturan
sebagai tujuan, dan bukan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Tuntutan pembelian otonomi itu juga munculsebagai jawaban untuk
memasuki era otonomi daerah yang membawa peraturan baru pada semua aspek
kehidupan manusia dimasa yang akan datang. Di era seperti ini, dimana
globalization cascade sudah semakin meluas, pemerintah akan semakin
kehilangan kendali pada banyak persoalan, seperti pada perdagangan
internasional, informasi dan ide, serta transaksi keuangan (Mardiasmo, 2004:3-6).
Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan
Daerah yang menempatkan Kabupaten dan Kota sebagai titik otonomi yang
nampaknya akan memberikan harapan yang lebih baik bagi daerah untuk dapat
mengembangkan diri. Pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah baik
berupa kebijakan otonomi daerah maupun desentralisasi fiskal, menuntut
pemerintah daerah Kabupaten untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam
membiayai kegiatan pembangunan dengan kapasitas fiskal yang dimiliki daerah.
Pemberian otonomi daerah tersebut pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah daerah, terutama dalam
3
Salah satu penyelenggaraan otonomi daerah adalah kemampuan
pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah sebagai modal untuk
penyelengaraan segala urusan pemerintah. Hal ini sesuai dengan hak dan
kewajiban daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 22
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah diwujudkan dalam
bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk
pendapatan, belanja, dan pembiyaan daerah yang dikelola dalam sistem
pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah tersebut dilakukan
secara efesien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut dan taat pada
peraturan perundang-undangan.
Otonomi dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata
dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah secara proporsional, artinya
pelimpahan tanggung jawab akan diikuti oleh pengaturan dan sumber daya
nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Pemerintah daerah memberikan wewenang kepada setiap daerah untuk menggali
sumber keuangan sendiri secara mandiri, sehingga ketergantungan pada pusat
harus seminimal mungkin. Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus bisa menjadi
bagian keuangan daerah terbesar dan diharapkan dapat menjadi penyangga utama
dalam sistem pemerintahan yang diperlukan untuk memenuhi belanja rutin
termasuk membiayai seluruh kegiatan pembangunan daerah.
Pembangunan-pembangunan di setiap daerah, baik di bidang pendidikan,
bidang kesehatan, bidang pekerjaan, sumber daya alam, sumber daya manusia,
bidang usaha dan bidang-bidang lainnya, maka pemerintah daerah harus
membiayai kegiatan pembangunan tersebut yang dilakukan di setiap daerah.
Karena tujuan pembangunan untuk tercapainya tujuan negara hal ini tercantum di
Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV bahwa “melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Berdasarkan
hal itu, perlu adanya upaya peningkatan pendapatan daerah, salah satunya dalam
hal peningkatan retribusi sebagai salah satu sumber penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Menurut Mardiasmo (2002 : 132) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil
perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain pendapatan asli daerah. Tingginya pendapatan pajak daerah dan retribusi
daerah dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, di Kabupaten Pandeglang
Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel I.I
Perkembangan PAD Kabupaten Pandeglang Tahun 2012-2016
Tahun Target Realisasi %
2012 64.030.250.800,00 54.048.393.635,00 84.41 2013 77.266.767.753,00 80.520.587.139,00 101.24 2014 133.616.950.725,38 140.046.902.014,24 104.81 2015 152.738.318.922,38 163.921.272.579,00 107.32 2016 193.616.153.452,39 198.750.877.114,00 102.65 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pandeglang (Data
diolah, 2017)
Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah dapat terlihat dari realisasi
5
Pendapatan Asli Daerah tentu didukung oleh pendapatan daerah yang berasal dari
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Salah satu pendapatan
daerah yang mendukung Perkembangan Pendapatan Asli Daerah yaitu retribusi
daerah. Salah satu retribusi daerah adalah pungutan yang dilakukan melalui
Retribusi Pelayanan Pasar dengan peraturan daerah yang menentukan struktur dan
besarnya tarif retribusi pelayanan pasar. Meningkatnya retribusi pelayanan pasar
akan memberikan kontribusi kepada Daerah dan mempengaruhi peningkatan
pendapatan daerah melalui retribusi pelayanan pasar pada Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Pandeglang. Berikut adalah Kontribusi Pendapatan Retribusi
Pelayanan Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pandeglang sebagai
berikut :
Tabel 1.2
Kriteria Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2012-2016
Tahun Retribusi Pelayanan
Pasar
Pendapatan Asli Daerah
Kontribusi
2012 652.019.000,00 54.048.393.635,00 1.20% 2013 1.115.451.000,00 80.520.587.139,00 1.38% 2014 776.802.000,00 140.046.902.014,24 0.55% 2015 835.511.000,00 163.921.272.579,00 0.50% 2016 821.253.000,00 198.750.877.114,00 0.41%
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pandeglang (Data diolah, 2017)
Kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap PAD cenderung mengalami
pelayanan pasar belum mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
PAD Kabupaten Pandeglang.
Peningkatan Retribusi Daerah belum tentu memberikan pengaruh
terhadap peningkatan kontribusi yang diberikan terhadap Pendapatan Asli Daerah,
akan tetapi penurunan dari setiap kontribusi retribusi daerah diatas diikuti dengan
kenaikan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pandeglang yang mengalami
kenaikan cukup signifikan, namun yang perlu diperlu diketahui bahwa kontribusi
dari masing-masing retribusi daerah yang sangat kurang berkontribusi terhadap
Pendapatan Asli Daerah bagi Kabupaten Pandeglang pada tahun 2012-2016.
Retribusi pelayanan pasar adalah pungutan sebagai pembayaran atas
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan kios, los, atau toko di kawasan pasar
dan tempat pedagang umum yang disediakan oleh pemerintah daerah. Jenis pasar
yang dapat dikenakan retribusi pelayanan pasar meliputi pasar umum dan pasar
hewan.
Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dilaksanakan
oleh Dinas Pendapatan Daerah yang berpedoman pada peraturan daerahnya
masing-masing. Di Kabupaten Pandeglang pelaksanaan pemungutan pajak daerah
oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Pandeglang dan retribusi
pelayanan pasar oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten
Pandeglang. Pelaksanaan pemungutan retribusi daerah salah satunya adalah
retribusi pelayanan pasar yang pelaksanaan pemungutannya dilaksanakan oleh
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang yang diatur
7
Retribusi Jasa Umum dan Perda Nomor 11 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa
Usaha, dimana jenis retribusi jasa umum dalam Peraturan daerah ini meliputi :
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan
2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil
4. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum 5. Retribusi Pelayanan Pasar
6. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 7. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
8. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyetoran KakusKendaraan Bermotor 9. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
10.Retribusi Pelayanan Pendidikan dan
11.Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
Salah satu jenis retribusi jasa umum yang menjadi bahasan dalam
penelitian ini, yakni Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang. Kabupaten
Pandeglang termasuk Kabupaten di Provinsi Banten yang memiliki banyak
sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial, sehingga pemerintah daerah
dituntut untuk mengembangkan daerahnya melalui peningkatan dan penggalian
sumber-sumber penerimaan atau sumber-sumber dana yang potensial yang berasal
dari daerah. Hal ini ditujukan agar pemerintah daerah mampu mendanai sendiri
segala urusan pembangunan yang ada di daerah dan dapat membelanjai urusan
rumah tangganya. Pemilihan kabupaten ini sebagai objek penelitian didasarkan
atas pertimbangan bahwa Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu yang
termasuk kabupaten tertinggal di Provinsi Banten padahal Kabupaten Pandeglang
merupakan Kabupaten yang memiliki potensi sumber-sumber yang melimpah
yang dapat dijadikan sumber pendapatan bagi daerah.
Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Pandeglang menjadi sumber PAD
disumbang dari beberapa pasar yang ada di Kabupaten Pandeglang termasuk
Pasar Pandeglang yang menjadi lokus peneliti. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
pada Tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.3
Jumlah Pasar di Kabupaten Pandeglang dan Tarif Retribusi pelayanan Pasar Grosir dan / atau Pertokoan
Kelas
Toko / Kios 25.000 3.000 1.Pasar Pandeglang
2. Pasar Menes
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang (2016)
Pasar Pandeglang merupakan salah satu pasar yang ada di Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten, tepatnya berada di Jln. Ahmad Yani Plaza
9
jual beli bagi Pandeglang dan sekitar Kabupaten Pandeglang mulai dari
masyarakat menengah ke bawah sampai masyarakat menengah ke atas. Sebagai
Pasar tradisional terbesar di Kabupaten Pandeglang, maka tak heran banyak
penjual dan pembeli tidak hanya berasal dari Kecamatan Pandeglang bahkan ada
yang dari luar Kabupaten Pandeglang.
Pasar Pandeglang secara administratif berada di bawah Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang dan Unit
Pelaksana Teknis (UPT). Selain itu, lokasi pasar Pandeglang juga cukup strategis
dan tempatnya mudah diakses. Pasar Pandeglang menyediakan tiga jenis tempat
usaha yaitu kios, los dan PKL.
Data pedagang yang ada di Pasar Kabupaten Pandeglang Pandeglang
untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.4
Jumlah seluruh pedagang di Pasar Kabupaten Pandeglang
No Nama Pasar Jumlah Kios Jumlah
Los/PKL
Jumlah Pedagang 1 Pasar Pandeglang (Badak
& Plaza)
Potensi retribusi di Pasar Pandeglang cukup besar sebagai salah satu
sumber pendapatan retribusi daerah. Berdasarkan hasil observasi di lapangan
didapatkan data objek retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang yaitu jumlah
Kios, Los dan PKL yang ada di Pasar Pandeglang, yaitu Kios 1251 unit, Los 271
unit dan PKL 279 unit. Jumlah tersebut tentu dapat memberikan pendapatan yang
cukup besar bagi kas daerah. Daftar jumlah kios, los dan PKL di Pasar
Pandeglang untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.5
Rekapitulasi Data Pasar Rakyat Kabupaten Pandeglang
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang UPT Pasar Pandeglang
Sumber : Disperindag dan ESDM UPT Pasar Pandeglang, (Data Diolah, 2017)
Pasar Pandeglang juga dilengkapi dengan fasilitas listrik, mushola, toilet,
area parkir dan tempat penampung sampah. Selain itu, kios dan los di Pasar
Pandeglang ini bentuk fisik berbentuk gedung, sehingga tertata rapih dan
terlindungi dari terguyur hujan dan terik matahari. Adapun jenis dagangan di
pasar Pandeglang ini bermacam-macam, seperti pakaian, alat olahraga, sembako,
gudang kosmetik, optik, salon dan kebutuhan lainnya.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten
11
pelayanan pasar di Kabupaten Pandeglang dalam satu tahun yaitu untuk lebih
jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.6
Target Retribusi pelayanan Pasar Pemerintah SeKabupaten Pandeglang Per Tahun
Sisa Target Target 2017 Realisasi 2017
Sisa Target
Pandeglang 617.280.000 586.448.000 30.832.000 671.280.000 620.579.000 50.701.000 Labuan 146.300.000 109.389.000 36.911.000 146.300.000 102.802.000 43.498.000 Panimbang 176.700.000 163.586.000 13.114.000 182.700.000 173.630.000 9.070.000
Cibaliung 81.570.000 63.533.000 18.037.000 81.570.000 81.572.000 (2000) Cipeucang 42.072.000 42.072.000 0 42.072.000 39.368.000 2.704.000
Saketi 26.376.000 24.283.000 0 26.376.000 23.505.000 2.871.000 Bojong 29.688.000 29.382.000 306.000 29.688.000 29.688.000 0
Picung 54.360.000 51.839.000 2.521.000 54.360.000 43.432.000 10.928.000 Carita 11.940.000 11.940.000 0 11.940.000 11.563.000 377.000 Sodong 1.920.000 1.920.000 0 1.920.000 1.920.000 0
Menes 177.293.000 50.000.000 127.293.000 177.294.000 50.940.000 126.354.000 Cikeusik 19.260.000 19.260.000 0 19.260.000 13.000.000 6.260.000 Sumber : Disperindag dan ESDM UPT Pasar Pandeglang, (Data Diolah, 2017)
Jumlah tersebut tentu bukan jumlah yang sedikit. Pasar Pandeglang dan
Daerah Kabupaten Pandeglang secara umum kehilangan potensi retribusi
pelayanan pasar. Namun, dibalik semua itu tentu dikarenakan ada permasalahan
yang melatarbelakangi kenapa pengelolaan retribusi pelayanan pasar tersebut
tidak maksimal. Permasalahan tersebut tentu harus diatasi agar pengelolaan
retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang dapat tergali secara maksimal dan
melebihi target yang ditentukan oleh Disperindag dan ESDM Kabupaten
Pandeglang tersebut, sehingga dapat menambah pendapatan Daerah Kabupaten
Pertama yang ada dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang diantaranya yaitu Banyak para wajib retribusi pelayanan pasar
(pedagang) di Pasar Pandeglang tidak membayar kewajibannya (retribusi) sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Tabel 1.7
Wajib Retribusi di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang Jenis
Pelayanan Pasar
Jumlah Pedagangan Jumlah
pedagang
Aktif Non aktif
jumlah Tarif (Rp/Hari)
Tarif
(Rp/Bulan) 910 Kios 511 740 1251 3.000 25.000
Los 213 58 271 2.000 20.000
PKL 186 93 279 2.000 20.000
Sumber : Disperindag dan ESDM UPT Pasar Pandeglang, (Data Diolah, 2017)
Peraturan yang dimaksud adalah Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10
tahun 2011 baik dalam hal jenis objek retribusi maupun tarif retribusi yang harus
dibayar sesuai tarif yang ditentukan sesuai peraturan perda. Misalnya untuk
kategori kelompok A/ Pasar Pandeglang untuk kios ditetapkan tarif retribusinya
adalah Rp.3000,- (tiga ribu rupiah), los tarif retribusinya Rp. 2.000,- (dua ribu
rupiah), PKL tarif retribusinya Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) dan pedagang
keliling / Mobil Box tarif retribusinya adalah Rp. 5.000,- (lima ribu
rupiah),namun kebanyakan para wajib retribusi pasar (pedagang) hanya
membayarkan Rp. 1.000,- (seribu rupiah) dan pedagang juga maunya tarif
13
diungkapkan oleh Bapak Opik selaku Wakil Koordinator Pasar dan diperkuat oleh
kasmin selaku koordinator pasar, “yang menjadi salah satu hambatannya adalah
pedagang kurang patuh dalam membayar retribusi pasar yang sesuai dengan tarif
yang diperuntuhkannya sesuai jenis dagangan dan mereka juga meminta agar tarif
retribusi dipukul rata yaitu Rp. 1.000,- (seribu rupiah). (Wawancara : 27 April
2017, di UPT Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang).
Kedua, Banyaknya kios dan los yang tidak terpakai / non aktif. Terkadang pedagang memiliki sewa kios 2 sampai 3 kios, namun hanya membayar untuk 1
kios. Karena yang dipakai untuk jual beli hanya 1 kios, selebihnya untuk
menyimpan stok jualan. Sehingga kios ini ibarat nya sama dengan kios yang tidak
terpakai/non aktif. Dengan begitu, ini dapat mengurangi pendapatan penerimaan
retribusi pasar di Pasar Pandeglang. Kondisi tersebut mengakibatkan Pasar
Pandeglang dan Daerah Kabupaten Pandeglang menjadi kehilangan potensi
retribusi pasar. Apabila semua kios, los maupun PKL terisi semua dan para
pedagang membayar seluruh kios yang mereka sewa, maka akan berdampak baik
bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang. Dapat
dilihat dari Tabel berikut :
Tabel 1.8
Jumlah Pedagang, Jumlah Kios, Los, dan PKL TIPE
Sumber : Disperindag dan ESDM UPT Pasar Pandeglang, (Data Diolah, 2017)
penting guna tidak adanya kecurangan didalam pemungutan retribusi pasar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Aip Somahmud sebagai Kasi
penataan pasar, menyatakan bahwa adanya kecurangan yang dilakukan oleh
petugas pemungut retribusi pasar. Apa yang disetorkan dan dipungut tidaklah
sesuai, dimana pemungutan yang dilakukan tidak memberikan kartu tanda
pembayaran. Sudah jelas uang yang dipungut iniakan masuk kantong sendiri dan
merugikan pemerintah/pengelola retribusi. (wawancara Tanggal 27 Agustus
2017).
Keempat Belum adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah, padahal dengan
adanya dukungan Teknologi Informasi ini akan sangat membantu sekali dalam
mempermudah dan mempercepat dalam pekerjaan pegawai di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Pak Andi Kusnardi, SE selaku Kepala Dinas, menyatakan
bahwa di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini
masih manual mulai dari penarikan, penyetoran ke bagian keuangan dan
penyetoran ke BPKD Kabupaten Pandeglang melalui Bank BJB. (hasil
wawancara Tanggal 12 September 2017)
Sehingga dilihat dari permasalahan yang ada dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang
Kabupaten Pandeglang tidak berjalan dengan baik, maka perlu ada solusi untuk
15
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti mencoba
mengidentifikasikan permasalahan yang terkait dengan yaitu Pengelolaan
Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Yakni
sebagai berikut :
1. Banyak para wajib retribusi pelayanan pasar (pedagang) di Pasar
Pandeglang tidak membayar kewajibannya (retribusi) sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan
2. Banyaknya kios dan los yang tidak terpakai / non aktif
3. Kurangnya pengawasan yang dilakukan aparatur dalam proses
pemungutan retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang
4. Belum adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun
Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah
1.3Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah hanya pada
ruang lingkup permasalahan yaitu Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar
di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut
“Bagaimana Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar
Pandeglang Kabupaten Pandeglang.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitan mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di
Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang, diharapkan akan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang
dilaksanakan, serta mengembangkan teori-teori yang telah ada.
b. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti
maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian
secara mendalam mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan
Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang.
2. Manfaat Praktis
Secara Praktis di harapkan dengan adanya penelitian ini
pemerintah dapat lebih tegas dalam mengatasi masalah mengenai
pemungutan retribusi pelayanan pasar sehingga dapat mendorong
masyarakat (pedagang) agar dapat lebih memahami dan mengetahui
Pentingnya membayar Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang
17
1.7Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup kedudukan
permsalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif,
dari ruang lingkup yang paling umum hingga memasuki ke masalah
yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.
1.2.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang
muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi
masalah dapat diajukan dalam bentuk pernyataan atau pernyataan.
1.3.Batasan Masalah
Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti,
sehingga obyek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga
periode penelitian secara jelas termuat.
1.4.Rumusan Masalah
Bagian ini peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit dengan
tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terdapat dalam latar belakang
masalah dan pembatasan masalah.
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin
dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari
diadakannya penelitian ini.
BAB II DESKRIPSI TEORI 2.1.Deskripsi Teori
Dalam deskripsi teori dijelaskan bahwa didalamnya terdapat
opini-opini dari berbagai sumber yang kemudian disesuaikan dengan
pendapat para ahli mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara
teratur dan rapih yang digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Dengan mengkaji berbagai teori, maka kita akan memiliki konsep
penelitian yang jelas.
2.2.Penelitian Terdahulu
Penelitan terdahulu adalah kajian yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, skripsi,
tesis, disertasi atau jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan
minimal 2 jurnal.
2.3.Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran sebagai kelanjutan
dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca,
mengapa peneliti mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam
hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti kerangka
19
pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti. Bagan tersebut
disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian.
2.4.Asumsi Dasar Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada,
yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini di rumuskan
berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam
penelitian ini.
3.2.Fokus Penelitian
Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian
penelitian yang akan dilakukan.
3.3.Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (lokus) penelitian dilakukan. Menjelaskan tempat
penelitian serta alasan pemilihannya.
3.4.Variabel Penelitian
3.4.1. Definisi Konseptual memberikan penjelasan konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti
berdasarkan kerangka teori yang digunakan.
3.4.2. Definisi Operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam menjabarkan fenomena yang akan
3.5.Instrumen Penelitian
Instrument penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan
jenis alat pengumpul data yang digunakan.
3.6.Informan Penelitian
Informan Penelitian menjelaskan tentang informan yang akan
memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
3.7.Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menjelaskan tentang analisis beserta rasionalitas yang sesuai dengan
sifat data yang diteliti.
3.8.Tempat dan Waktu
Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.
Lampiran
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1Landasan Teori
Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung
masalah dalam penelitian ini, yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi
panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang
mendukung masalah penelitian ini mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan
Pasar Pandeglang di Kabupaten Pandeglang diantaranya adalah teori Manajemen,
Pengelolaan, retribusi pelayanan pasar.
2.1.1 Definisi Manajemen
Menurut Haiman dalam Manullang (2004:3) Manajemen adalahfungsi
untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha
individu untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut R. Terry dalam Amirullah and Budiyono (2004:7)
“Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”.
Sedangkan Menurut Hasibuan (2011:1)
“Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturam dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur maka timbul
1. Apa yang diatur ?
Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men, money, methods, materials, machines, and market, disingkat dengan 6M dan semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.
2. Kenapa harus diatur?
Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
3. Siapa yang mengatur?
Yang mengatur adlah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya. 4. Bagaimana mengaturnya?
Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen ( perencanaan, engorgansasian, pengarahan, dan pengendalian = planning, organizing, directing, and controlling). 5. Dimana harus diatur?
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan "alat" dan "wadah" (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya.
Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi
hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin
dicapai itu adalah pelayanan dan atau laba (profit).
Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat dan wadah”
saja, tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan
organisasi ini baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindari,
dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat.
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Andrew F. Sikula
23
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
G.R Terry
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Jadi, dari pengertian diatas mengenai manajemen dapat disimpulkan
bahwa Manajemen adalah suatu proses yang mengatur kegiatan orang lain terdiri
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
2.1.1.1Pentingnya Manajemen
Dalam Hasibuan (2011 : 3), pada dasarnya kemampuan manusia itu
terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak
terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam
melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan
tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini
maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu
organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat
Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab :
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam menyelesaikannya. 2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan
baik.
3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.
4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M dalam proses manajemen tersebut.
6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur. 8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.
Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua
kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan
dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama
akan serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan
optimal akan tercapai. Begitu pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan
manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati, dan menerapkannya demi
hari esok yang lebih baik.
2.1.1.2Tujuan Manajemen
Menurut Hasibuan (2011 : 17) pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan
selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan individu adalah untuk dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari
hasilkerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization)
atau pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses manajemen itu.
Tujuan yang ingin dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana (plan),
25
untuk diperjuangkan berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Jika tujuan jelas,
realistis, dan cukup menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup
besar. Sebaliknya, jika tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk maka
motivasi untuk mencapainya rendah.
2.1.1.3Fungsi Manajemen
Menurut Hasibuan (2011 : 37-38) Manajemen oleh para penulis dibagi
atas bebarapa fungsi. Pembagian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah :
a. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur;
b. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam; c. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer.
Pembagian fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen,
diantaranya yaitu :
3. Menurut DR. S.P Siagian
f. Reporting
g. Budgeting
5. Menurut Harold Koontz & Cyril O'Donnel
a. Planning
b. Organizing
c. Staffing d. Directing e. Controlling
Jadi keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari
manajemen yang dilakukan. Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya
baik dan teratur, dimana manajemen itu sendiri merupakan suatu perangkat
dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Serangkaian tahapan
kegiatan mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya
tujuan kegiatan atau pekerjaan.
2.1.1.4Karakteristik manajemen dalam menjalankan perannya (Reksohadiprodjo, 2005 : 1.4) antara lain :
1. Hubungan antar pribadi sebagai simbol andalan, pemimpin dan penghubung.
2. Pemberi informasi sebagai pusat pemantau, penyebar berita dan penyambung lidah/wakil anggota; dan
3. Pengambil keputusan sebagai wiraswasta pengendali gangguan, pengalokasi sumber daya dan musyawarah.
Di dalam rangka menjalankan perannya serta mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen harus memiliki keterampilan tertentu, yaitu :
1. Manajemen bawah harus lebih banyak memiliki keterampilan teknis, sedikit keterampilan konseptual;
2. Manajemen menengah harus lebih banyak memiliki keterampilan konseptual daripada manajemen bawah dan sedikit keterampilan teknis;
27
Kalau kita adakan pertemuan (matching) antara peringkat, peranan,
keterampilan dan proses manajemen maka dapat diperoleh situasi seperti terdapat
dalam :
Gambar 2.1
Manajemen Peran Keterampilan Proses Peringkat Wawasan Manajemen Manajemen Manajemen Puncak Umum Pengambilan Konseptual Perencanaan
Lini Keputusan Pengorganisasian Staf
Menengah Informasional Manusiawi Pengarahan
Fungsional Pengkoordinasian
Bawah Hubungan Teknis Pengawasan Pribadi
Gambar 2.1 Hubungan antara manajemen dengan peranan keterampilan dan proses manajemen (Reksohadiprodjo, 2005 : 1.4)
2.1.2 Definisi Pengelolaan
Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian atau usaha yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai
tujuan tertentu. Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat beberapa
perbedaan-perbedaan, hal ini disebabkan oleh para ahli meninjau pengelolaan dari segi
fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu
kesatuan. Namun jika dipelajari pada prinsipnya definisi-definisi tersebut
mengandung pengertian dan tujuan yang sama (Sari, 2014 :41) dalam Parhani
(2016 :48).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengelolaan adalah
“(1) proses, cara, perbuatan mengelola; (2) proses melakukan kegiatan
membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat di
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan”.
Menurut Balderton (dalam Adisasmita, 2011 : 21) pengelolaan sama
dengan manajemen yaitu menggerakan, mengorganisasikan, dan mengarahkan
usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk
mencapai suatu tujuan.
Selanjutnya Adisasmita (2011:22) mengemukakan bahwa :
“Pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien”.
Jadi, menurut beberapa pengertian yang dikemukakan diatas, peneliti
menyimpulkan bahwa pengelolaan adalah suatu proses, perencanaan,
pengendalian dan pemanfaatam semua sumber daya yang berkelanjutan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien..
2.1.3 Manajemen Keuangan Daerah
Manajemen keuangan sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) secara
sederhana didefinisikan, yaitu bagaimana pemerintah mencari sumber pendapatan
dan bagaimana pemerintah mengalokasikannya (how to get fund and how to
allocate the fund). Sejak era reformasi, khususnya reformasi dalam pengelolaan
keuanga daerah, pemerintah daerah diharapkan mampu mengoptimalkan
pendanaan dari sumber pendapatan asli daerah. Upaya peningkatan penerimaan
dari pendapatan asli daerah (PAD) perlu mendapat perhatian yang serius dari
29
agar daerah tidak terlalu mengandalkan atau menggantungkan harapan pada
pemerintah pusat, tetapi harus mampu mandiri sesuai dengan cita-cita otonomi
yang nyata dan bertanggung jawab, (Halim, 2016 : 164).
Secara garis besar, manajemen keuangan daerah dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu manajemen penerimaan daerah dan manajemen pengeluaran daerah,
(Mardiasmo, 2004 :104). Evaluasi terhadap pengelolaan keuangan daerah dan
pembiayaan pembangunan daerah mempunyai implikasi yang sangat luas. Kedua
komponen tersebut akan sangat menentukan kedudukan suatu pemerintah daerah
dalam rangka melaksanakan otonomi daerah.
Dalam Mahmudi (2010 : 14) tahapan siklus manajemen pendapatan daerah
adalah identifikasi sumber, administrasi, koleksi, pencatatan atau akuntansi, dan
alokasi pendapatan.
Identifikasi Sumber Pendapatan
Pada tahap identifikasi kegiatan yang dilakukan berupa pendataan sumber-sumber pendapatan termasuk menghitung potensi pendapatan. Identifikasi pendapatan pemerintah, meliputi :
1. Pendataan objek pajak, subjek pajak, dan wajib pajak
2. Pendataan objek retribusi, subjek retribusi, dan wajib retribusi 3. Pendataan sumber penerimaan bukan pajak
4. Pendataan lain-lain pendapatan yang sah
5. Pendataan potensi pendapatan untuk masing-masing jenis pendapatan
Administrasi Pendapatan
Administrasi pendapatan sangat penting dalam siklus manajemen pendapatan sebab tahap ini akan menjadi dasar untuk melakukan koleksi pendapatan. Pada tahap administrasi pendapatan, kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Penetapan wajib pajakdan retribusi 2. Penentuan jumlah pajak dan retribusi
Koleksi Pendapatan
Tahap koleksi pendapatan meliputi penarikan, pemungutan, penagihan dan pengumpulan pendapatan baik yang berasal dari wajib pajak daerah dan retribusi daerah, dana perimbangan dari pemerintah pusat maupun sumber lainnya. Khusus untuk pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dapat digunakan beberapa sistem, antara lain :
1. Self assessment system
2. Official assessment system, dan 3. Joint collection
Selfassessment system adalah sistem pemungutan pajak daerah yang dihitung, dilaporkan, dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak daerah. Dengan sistem ini wajib pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan membayarkan pajak terutangnya ke Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) atau unit kerja yang ditetapkan pemerintah daerah. Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang nilai pajaknya ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang menunjukkan jumlah pajak atau retribusi terutang. Wajib pajak atau retribusi daerah selanjutnya berdasarkan SKP-Daerah dan SKR tersebut membayarkan pajak/retribusi terutangnya melalui bendahara penerimaan atau bendahara penerimaan pembantu pada masing-masing instansi pemungut, atau bisa juga pembayaran dilakukan melalui bank, kantor pos atau lembaga lain yang ditunjuk pemerintah daerah. Sementara itu, joint collection system adalah sistem pemungutan pajak daerah yang dipungut oleh pemungut pajak yang ditunjuk pemerintah daerah. contoh joint collection system adalah pemungutan pajak penerangan jalan oleh PLN, pajak bahan bakar kendaraan bermotor oleh Pertamina, dan sebagainya.
Pencatatan (Akuntansi) Pendapatan
31
terdapat dana nonbudgeter yang dipermasalahkan transparansi dan akuntabilitasnya.
Alokasi Pendapatan
Tahap terakhir siklus manajemen pendapatan adlag alokasi pendapatan, yaitu pengambilan keputusan untuk menggunakan dana yang ada untuk membiayai pengeluaran daerah yang dilakukan. Pengeluaran daerah meliputi pengeluaran belanja, yaitu belanja operasi dan belanja modal, maupun untuk pembiayaan pengeluaran yang eliputi pembentukan dana cadangan, penyertaan modal daerah, pembayaran utang, dan pemberian pinjaman daerah.
Gambar 2.2
Siklus Manajemen Pendapatan Daerah
Sumber : Mahmudi (2010 : 14)
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan teori Manajemen Keuangan
Daerah dari Mahmudi (2010:17-18) mengatakan pada dasarnya terdapat beberapa
prinsip dasar yang perlu diperhatikan pemerintah daerah dalam membangun
sistem manajemen penerimaan daerah, yaitu : Identifikasi
Pendapatan Alokasi Pendapatan
Perluasan Basis Penerimaan
Peningkatan pendapatan dapat dilakukan pada tataran kebijakan maupun perbaikan administrasinya. Upaya melakukan perluasan basis penerimaan merupakan salah satu bentuk peningkatan pendapatan melalui kebijakan. Yang dimaksud perluasan basis penerimaan adalah memperluas sumber penerimaan. Untuk memperluas basis, pemerintah daerah dapat melakukannya dengan cara berikut :
1. Mengidentifikasi pembayar pajak/retribusi dan menjaring wajib pajak/retribusi baru.
2. Mengevaluasi tarif pajak/retribusi
3. Meningkatkan basis data objek pajak/retribusi
4. Melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek pajak/retribusi
Pengendalian atas Kebocoran Pendpatan
Untuk mengoptimalkan pendapatan, pemerintah daerah harus melakukan pengawasandan pengendalian yang memadai. Sumber-sumber kebocoran harus diidentifikasi dan segera diatasi. Kebocoran pendapatan bisa disebabkan karena penghindaraan pajak (tax avoidance), penggelapan pajak (tax evasion), pungutan liar, atau korupsi petugas. Untuk mengurangi kebocoran pendapatan beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1.Melakukan audit, baik rutin maupun insidental 2.Memperbaiki sistem akuntansi penerimaan daerah
3.Memberikan penghargaan yang memadai bagi masyarakat yang taat pajak dan hukuman (sanksi) yang berat bagi yang tidak mematuhinya
4.Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan
Peningkatan Efisiensi Administrasi Pendapatan
Efisiensi administrasi pajak sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja penerimaan daerah. Masyarakat yang sebenarnya sudah memiliki kesadaran membayar pajak bisa jadi enggan membayar pajak karena alasan rumitnya mengurus pajak. Demikian pula investor yang ingin berinvestasi di daerah sering kali enggan masuk ke daerah karena hambatan birokrasi termasuk administrasi pajak yang berbelit-belit dan berbagai pungutan di daerah. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan efisiensi administrasi pajak, yaitu sebagai berikut :
1.Memperbaiki prosedur administrasi pajak sehingga lebih mudah dan sederhana 2.Mengurangi biaya pemungutan pendapatan
33
Transparansi dan Akuntabilitas
Aspek penting lainnya dalam sistem manajemen penerimaan daerah adalah transparansi dan akuntabilitas. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas maka pengawasan dan pengendalian manajemen pendapatan daerah akan semakin baik. Selain itu, kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan. Untuk melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas inimemang membutuhkan beberapa persyaratan.
1.Adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah
2.Adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai
3.Tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah
Sumber penerimaan daerah yang diatur menurut Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, sebagaimana dikutip dari Mahmudi (2010 : 62-64) sumber
dan klasifikasi Pendapatan Daerah dan Kabupaten/Kota yaitu :
1. Pendapatan Asli Daerah
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian C 7) Pajak Parkir
8) Pajak Air Bawah Tanah 9) Pajak Sarang Burung Walet 10)Pajak Lingkungan
b. Retribusi Daerah
1) Retribusi Jasa Umum
a) Retribusi Pelayanan Kesehatan
b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan c) Retribusi Biaya KTP dan Akte Catatan Lahir
d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
f) Retribusi Pelayanan Pasar
g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran i) Retribusi Penggantian Alat Cetak Peta
3) Retribusi Perizinan tertentu
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dippisahkan bagian laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan hasil kerja sama dengan pihak ketiga.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah.
2. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
a. Dana Bagi Hasil 1) Bagi Hasil Pajak
2) Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus 3. Lain-lain Pendapatan yang Sah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Pasal1 angka 18), ( Halim, 2016 : 164). Sumber pendapatan asli
daerah terdiri atas hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah (Pasal 6 ayar 1).
PAD merupakan salah satu komponen sumber penerimaan daerah selain
penerimaan dana transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah .
Manajemen pendapatan/ penerimaan daerah sangat erat kaitannya dengan
kemampuan pemerintah dalam mengelola potensi fiskal daerah. Potensi fiskal
daerah adalah kemampuan daerah dalam menghimpun sumber-sumber pendapatan
yang sah. Berhasil tidaknya pemerintah daerah dalam memperoleh pendapatan
daerah sangat dipengaruhi oleh sistem manajemen pendapatan yang digunakan.
pada dasarnya terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan pemerintah
daerah dalam membangun sistem manajemen daerah (Mahmudi, 2010 : 17), yaitu
:
1. Peluasan basis penerimaan;