• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Deskripsi Data

4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.2.1 Perluasan Basis Penerimaan

Peningkatan pendapatan dapat dilakukan pada tataran kebijakan maupun perbaikan administrasinya. Upaya melakukan perluasan basis penerimaan

87

merupakan salah satu bentuk peningkatan pendapatan melalui kebijakan. Yang dimaksud perluasan basis penerimaan adalah memperluas sumber penerimaan.

Tabel 4.4

Rekapitulasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang(2017)

Untuk memperluas basis, pemerintah daerah dapat melakukannya dengan cara berikut :

Untuk mengidentifikasi dan menjaring subjek atau objek retribusi baru adalah yang sangat penting untuk diperhatikan mengingat penerimaan retribusi pasar berasal dari wajib retribusi yang memanfaatkan objek retribusi atau fasilitas pasar. Selama ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang belum menambah objek retribusi baru dan tidak merubah objek retribusi, yang dilakukan sejauh ini hanya mengacu kepada Perda Nomor 10 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Hal ini pun diperkuat oleh Pernyataan I1-1, sebagai berikut :

“Kalau objek/subjek retribusi sampai dengan saat ini sementara yang

dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang masih seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada penambahan objek retribusi baru. Itu seperti sewa pasar baik pasar perkotaan maupun pasar tradisional kepada para pedagang gitu yah. Nah untuk pasar desa itu kita bekerjasama dengan desa setempat semacam bagi hasil lah. Jadi untuk saat ini belum ada penambahan objek maupun subjek retribusi, cuman kita Jenis Retribusi Target Terget perbulan Target Perhari

Jumlah Sisa Target % Pelataran/ Mobil Box 27.000.000 2.700.000 90.000 25.296.000 1.704.000 94% Los/Kaki Lima 259.920.000 25.992.000 866.400 226.614.000 33.306.000 87% Kios 216.000.000 21.600.000 720.000 183.609.000 32.391.000 85%

baru mau merencanakan untuk meningkatkan tagihan/tarif retribusi.”(hasil

wawancara pada tanggal 12 September 2017 pukul : 08.24 WIB).

Berdasarkan pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini mengacu ke Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, sehingga tidak ada penambahan objek/ subjek retribusi baru, dan yang ada di pasar hanya kios, los dan PKL yang disediakan tempatnya oleh Pemerintah Daerah. Mengakibatkan kurang maksimalnya kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap PAD. Untuk meningkatkan pendapatan retribusi pelayanan pasar yaitu dengan meningkatkan tarif retribusi. Hal ini kemudian diperjelas oleh I1-3 sebagai berikut:

“selama ini belum ada pengembangan, tidak ada peningkatan dan tidak

ada penambahan. ini berarti existsing, untuk saat ini hanya mengacu dari Perda Nomor 10 Tahun 2011. Ini akan sulit untuk meningkatkan pendapatan retribusi pelayanan pasar apabila subjek maupun objek retribusi tidak ada penambahan objek retribusi, terkecuali kita menaikan

tarif retribusinya.” (hasil wawancara pada tanggal 06 September 2017

pukul: 11.30 WIB).

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan arahan survey ke lapangan yang diberitahukan oleh I1-3 mengenai jenis bangunan objek retribusi, di Kabupaten Pandeglang memiliki 3 objek retribusi yang ditetapkan dan disediakan tempatnya oleh Pemerintah Daerah.

Diperkuat oleh pernyataan I1-2 sebagai berikut :

“Belum ada penambahan, keinginan kita ada pengembangan dan penambahan. Kita yah kalau pedagang mungkin ada penambahan yah, penambahan yah tidak permanen, pedagang rata-rata dari dulu segitu. Kalau untuk objek ini belum ada penambahan karena sudah dari pemerintahnya, kita sih keinginan ada penambahan, pengembangan. Kadang kita mau ada penambahan juga takut tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan, dikarenakan yang ada saja banyak yang kosong, tetapi di tempati jadi kaya semacam gudang pakaian pedagang itu. Dan

89

seharusnya tetap bayar sewa tempat maupun salar retribusi yag dipakai, meskipun untuk gudang penyimpanan baju, tetapi hanya yang mereka

buka untuk jualan, itu pun hanya kadang bayar 1000/2000 per hari.” (hasil

wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.00 WIB).

Berdasarkan pernyataan I1-2 menjelaskan bahwa belum ada penambahan objek retribusi baru dan wajib retribusi yang bertambah hanya bersifat sementara. Apabila jumlah kios, los dan PKL ini terisi semua maka potensi yang dihasilkan juga sangat besar. Berikut perhitungan peneliti terkait potensi retribusi pelayanan pasar:

Table 4.5

Perhitungan Potensi Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Jenis

Pelayanan Pasar

Jumlah Pedagangan Jumlah Pedagang Pendapatan Retribusi Pertahun Aktif Non aktif Jumlah Tarif (Rp/Hari) Kios 511 740 1251 3.000 910 586.448.000 Los 213 58 271 2.000 PKL 186 93 279 2.000

Perhitungan Potensi Retribusi Pelayanan Pasar 815.850.000 Potensi Retribusi Pelayanan Pasar yang hilang 229.402.000 Sumber : Peneliti (2017)

Berdasarkan tabel di atas dari hasil perhitungan peneliti berdasarkan rumus dari (Mahmudi, 2010 : 73 ) mengenai perhitungan potensi retribusi pasar umum, menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh oleh Dinas Perindustrian, Perdangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini kehilangan potensi retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang, dikarenakan dari jumlah yang aktif ini para pedagang tidak membayar sesuai tarif yang telah ditentukan di Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Para pedagang juga yang

memiliki/sewa 2 kios ini hanya membayar 1 kios yang digunakan untuk berjualan dan itu pun tidak membayar sesuai dengan tarif yang di Perda Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum. Padahal sudah jelas di barang kuasi yang berupa karcis itu tertera jumlah yang harus di bayarkan, namun kenyataannya para pedagang tetap saja tidak membayar salar kios sesuai tariff, sehingga ini merugikan pemerintah dalam pendapatan penerimaan retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang.

Pernyataan I2-8 sebagai berikut :

“saya membayar 2000 perhari untuk 2 toko itu nantinya dikasih karcis gitu

sebagai tanda bukti, saya dikasih karcis yang merah mudatapi tidak perhari

sih dikasih karcisnya.”(hasil wawancara pada tanggal 07 November 2017

pukul :14.05 WIB)

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa pembayaran salar yang diberikan hanya Rp.2000/harinya untuk 2 toko yang disewanya. Padahal seharusnya untuk pembayaran salar berupa kios yang tertera di Perda No 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum yaitu sebesar Rp. 3000/hari untuk satu kios.

Sesuai dengan pernyataan I2-11 sebagai berikut:

“Alhamdulillah saya mah bayar saja, saya memiliki 2 toko membayar 2000

perhari untuk salar.” ( hasil wawancara pada tanggal 07 November 2017 pukul :14.20 WIB ).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa dalam pembayaran salar untuk perharinya secara rutin dibayarkan ke petugas dengan membayar Rp.2000/hari dengan sewa 2 kios. Apabila pembayaran yang seharusnya sesuai dengan Perda

91

No 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum yaitu sebesar Rp. 3000/hari untuk satu kios.

Adapun di bawah ini gambar/dokumentasi objek retribusi yang ada/ disediakan oleh pemerintah daerah yang ada di Pasar Pandeglang kabupaten pandeglang ini, adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3 Jenis Objek retribusi

Kios

Los

PKL

Berdasarkan pernyataana di atas, dapat disimpulkan bahwa belum menambah objek retribusi baru. Dikarenakan keterbatasan lahan, biaya, dan juga perlu adanya perda yang mengatur untuk memperkuat, sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya pendapatan retribusi pelayanan pasar dalam mencapai target dan kontribusi terhadap PAD kurang maksimal. Namun, untuk meningkatkan pendapatan retribusi pelayanan pasar ini bisa dengan menaikan tarif retribusi dari tarif retribusi yang sebelumnya.

Berikut ini tarif retribusi pelayanan pasar yang ada di Kabupaten Pandeglang yang termasuk kategori kelompok A yang terdiri dari Pasar Pandeglang, Pasar Menes, Pasar Labuan, dan Pasar Panimbang, sebagai berikut :

Tabel 4.6

Tarif Retribusi Pelayanan Pasar Jenis Bangunan Tempat / Fasilitas Tarif Retribusi /Bulan / M2 Tarif Retribusi / Harian (Rp) Keterangan

Toko / Kios 25.000 3.000 1.Pasar Pandeglang 2. Pasar Menes 3. Pasar Labuan 4. Pasar Panimbang Los

Pelataran Pasar oleh : - Pedagang Kaki Lima - Gerobak Jajanan dan

sejenisnya

2.000

- Pedagang keliling / MobilBox

5.000

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang (2017)

Berdasarkan tabel di atas bahwa untuk meningkatkan tarif retribusi diperlukan evaluasi, untuk menentukan besaran tarif dan kenaikan tarif setiap tahunnya, ini dimaksudkan agar pegawai menarik sesuai perda yang digunakan dan pedagang membayar sesuai tarif yang dikenakan sesuai perda. Evaluasi tarif yang dilakukan, sehingga dapat menghasilkan kenaikan tarif setiap tahunnya,

93

yang berpengaruh pada kenaikan target retribusi pelayanan pasar. Terjadinya kenaikan tarif retribusi pasar setiap tahunnya dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi penerimaan retribusi pelayanan pasar. Hal tersebut dibenarkan oleh I1-4 sebagai berikut:

“iya evaluasi tarif retribusi ini sudah dilakukan, evaluasi dilakukan setiap 1

bulan sekali,setiap koordinator pasar dikumpulkan untuk mengetahui apakah tarif yang dikenakan ini berpengaruh dalam peningkatan target retribusi pasar. Dari hasil evaluasi ini tidak mengalami kenaikan tarif setiap tahunnya, namun untuk menentukan besaran tarif yang baru harus disesuaikan dengan perda yang baru. Tetapi, hingga saat ini masih berjalan dengan menggunakan perda yang lama, dikarenakan untuk melakukan perubahan perda yang baru bukan merupakan hal yang mudah karena

memerlukan proses dan waktu yang lama.”(hasil wawancara pada tanggal

19 September 2017 pukul : 11.35 WIB).

Berdasarkan pernyataan tersebut menyatakan bahwa, di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini telah dilakukan evaluasi tarif retribusi dimaksudkan untuk meningkatkan tarif retribusi yang berpengaruh dalam peningkatan target retribusi pasar. Namun saat ini untuk tarif retribusi pelayanan pasar tidak ada kenaikan dan masih mengacu ke Perda Nomor 10 Tahun 2011.

Diperjelas oleh pernyataan I1-3 sebagai berikut :

“sementara ini mengacu kepada perda aja dulu, yang 2000, yang 5000, Perda No 10 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, Jadi sewa kios itu

3000/ m x luas bangunan.”(hasil wawancara pada tanggal 06 September 2017 pukul : 11.35 wib).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa untuk mengevaluasi tarif retribusi mengacu ke Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum.

Dibenarkan oleh pernyataan I1-5 sebagai berikut :

“iya evaluasi tarif retribusi ini sudah dilakukan, evaluasi dilakukan setiap 1 bulan sekali biasanya di awal bulan, dengan mengumpulkan koordinator pasar. Nanti kan kita akan memberi hak suara mengenai hambatan selama

pemungut yang selama kita awasi ke pasar.”(hasil wawancara pada

tanggal27 April 2017 dan 05 Maret 2018 pukul : 11.02 WIB)

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa evaluasi dilakukan setiap satu bulan sekali yang dilaksanakan di awal bulan.

Diperkuat oleh pernyataan I1-1 sebagai berikut :

“evaluasi dilakukan setiap bulan dilakukan evaluasi dengan cara monev (monitoring dan evaluasi ke seluruh pasar yang ada di Kabupaten Pandeglang, karena kita takut yah itu tadi, karena bisa saja kan kalau pegawainya nakal, sudah tidak pakai karcis sudah ditarik, berarti uangnya kan masuk kantong. Makanya kan kita selalu menghitung itu dari karcis yang keluar bonggolnya itu. Karena masing-masing penanggung jawab

pasar itu diberikan target, pasar A targetnya sekian.”(hasil wawancara

pada tanggal 12 September 2017 pukul : 08.27 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa evaluasi yang dilakukan itu dengan cara monev (monitoring dan evaluasi) ini untuk memberikan pemahaman ke para pedagang maupun ke pegawai/petugas. Ada rencana untuk menaikan tarif retribusi pasar itu harus dengan mengajukan peningkatan tarif dan juga harus dilakukan sosialisasi. Hal ini diperjelas oleh pernyataan I1-1sebagai berikut :

“iya untuk saat ini tidak ada kenaikan tarif retribusi dari setiap tahunnya

meskipun sudah dilakukan evaluasi yang setiap bulannya. Tarif retribusi masih mengacu perda yang lama Perda Nomor 10 Tahun 2011 saja. Kami baru rencana untuk mengajukan peningkatan tarif dengan dilakukan sosialisasi, namun yang menjadi hambatan adalah tidak adanya ketentuan hukum yang baru. Jadi kami mengajukan untuk dibuat perda yang baru kepada pemerintah. Kita juga melakukan evaluasi yang seminggu sekali dengan cara monev (monetoring dan evaluasi) ke seluruh pasar yang ada di Kabupaten Pandeglang, karena kita takut yah itu tadi, karena bisa saja kalau pegawainya nakal, sudah tidak pakai karcis tetapi ditarik tarif retribusinya, ini berarti uangnya kan masuk kantong. Karena ini akan mengurangi pendapatan retribusi pasar dan berpengaruh terhadap target

yang ingin dicapai.” (hasil wawancara pada tanggal 12 September 2017 pukul : 08.29 WIB).

95

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sangat penting dilakukannya evaluasi tarif retribusi selain untuk menaikan tarif retribusi juga mengetahui apakah para wajib retribusi ini keberatan atau tidak dengan dikenakannya tarif retribusi. Manfaat dari evaluasi yang dilakukan memberikan arahan ke pegawai dalam menarik retribusi agar tidak terjadi kecurangan.

Diperkuat oleh pernyataan

I

1-4 sebagai berikut :

“sampai saat ini tidak ada kenaikan tarif kita mengacu ke Perda No 10

Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.” (hasil wawancara pada

tanggal 19 September 2017 pukul : 11.37 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa tarif retribusi sampai saat ini masih mengacu ke Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, dengan demikian tidak ada kenaikan tarif, karena tarif yang dikenakan pun para pedagang masih banyak yang tidak membayar sesuai tarif. Disisi lain dalam perluasan basis penerimaan ini juga diperlukan meningkatkan basis data objek retribusi yaitu dengan mendata kembali objek retribusi yang sudah ada dengan keadaan yang riil di lapangan dengan data yang dimiliki sebelumnya. Cara yang dilakukan dengan terjun langsung ke pedagang yang ada di pasar dan juga melibatkan masing-masing UPT Pasar, sehingga dapat diketahui perubahan data yang terjadi pada pasar. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh I1-3, sebagai berikut :

“meningkatkan basis data objek retribusi belum ada upaya yang dilakukan,kita sudah melakukan pendataan kembali objek retribusi yang sudah ada dengan keadaan yang riil di lapangan dengan data yang sudah dimiliki sebelumnya. Yah kita dengan cara terjun langsung ke lapangan melihat kembali pedagang yang ada di pasar ada perubahan atau tidak dan juga kita datangi ke masing-masing UPT Pasar, nanti setelah itu kita melaksanakan pemutakhiran data objek retribusi pasar Pandeglang dan pasar –pasar lainnya dapat mengetahui perubahan data yang terjadi pada

pasar. Dan selama ini kita juga belum ada upaya yang dilakukan dalam meningkatkan basis data objek retribusi, hal ini dikarenakan sudah dipetakkan/tetap semua sudah jelas, tidak mungkin untuk memperluas atau mengembangkan objek retribusi pasar dikarenakan keterbatasan lahan yang tidak memadai, kecuali kita merombak kembali pasar dengan konsep pasar yang berbeda agar objek retribusi bisa bertambah.”(hasil wawancara

pada tanggal 06 September 2017 pukul : 11.39 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pendataan kembali objek retribusi ini harus dengan terjun langsung, karena untuk melihat perubahan-perubahan data yang ada di pasar dengan data yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang. Ketika ada penurunan penerimaan pendapatan maka perlu ada upaya untuk meningkatkan basis data objek retribusi yang dinilai akan mempengaruhi terhadapa peningkatan penerimaan pendapatan retribusi. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang untuk saat ini belum ada upaya yang dilakukan dalam meningkatkan basis data objek retribusi, hal ini dikarenakan sudah dipetakkan/tetap semua sudah jelas, ini karena terbatasnya lahan. Pernyataan ini dipertegas oleh I1-2, sebagai berikut :

“meningkatkan basis data objek retribusi belum ada upaya yang dilakukan ,ya ketika pemerintah daerah menentukan objek retribusi dan tarif per objek retribusi di suatu pasar pandeglang, maka kami ke setiap pasar melakukan pendataan objek retribusi yang disediakan oleh pemerintah untuk yang nantinya yang akan ditempati oleh para pedagang. Tetapi kami tidak akan hanya sekali pendataan objek retribusi, ditakutkan adanya perubahan ataupun pengembangan objek retribusi. Kami akan mendata kembali objek retribusi dengan data yang sudah dimiliki dengan mendatangi langsung dan melibatkan UPT Pasar Pandeglang. Keinginan kami di pasar pandeglang ini adanya penambahan ataupun pengembangan objek retribusi, karena potensi sebenarnya ada namun kita keterbatasan lahan dan juga data objek retribusi ini sudah dipetakkan di Perda Nomor 10 Tahun 2011.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul :

97

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa pendataan kembali objek retribusi ini sangat penting, karena Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang bisa mengetahui perubahan data yang ada di Pasar Pandeglang. Apabila tidak melakukan pendataam kembali, ini ditakutkan akan mempengaruhi potensi dan juga pendapatan penerimaan retribusi pelayanan Pasar Pandeglang.

Dalam melakukan perluasan basis penerimaan selain perlu meningkatkan basis data objek retribusi pasar juga melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek retribusi, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perubahan pedagang atas kepemilikan sewa kios. Dengan dilakukannya appraisal ini maka tidak akan ada kejadian pedagang yang menempati secara ilegal, meskipun tahun sebelumnya pedagang ini telah melakukan pendataan atas penyewaan. Berikut pernyataan oleh I1-2, bahwa :

“Kita sudah ada catatan disetiap pasar, termasuk di Pasar Pandeglang kan ada HGP (Hak Guna Pakai), jd kita akan tau penyewaan kios oleh pedagang, apa masih ingin memperpanjang kios, atau pedagang yang akan mengalihkan tempat sewanya ke pedagang lain dan tempat sewa tidak ditempati atau kosong.Maka dari itu kita akan melakukan penilaian kembali atas objek retribusi pelayanan pasar atau yang disebut appraisal tadi setiap 1 tahun sekali dilakukan, karena ini mengacu ke Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum bahwa setiap pemegang hak penempatan wajib daftar ulang setiap

1 tahun sekali.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul :

10.29 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa appraisal ini sangat penting untuk dilakukan mengingat sewa tempat/kios oleh pedagang ini menjadi potensi bagi pemerintah daerah dalam penerimaan pendapatan retribusi pelayanan pasar yang ada di Pasar Pandeglang, yang mana Pasar Pandeglang ini

merupakan pasar inti yang ada di Kabupaten Pandeglang. Apabila tidak dilakukan appraisal ini maka Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang tidak akan tahu akan perubahan yang terjadi di pasar, dan setiap yang dilakukan terkait retribusi daerah ini harus mengacu ke Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Hal ini di perjelas oleh pernyataan dari I1-4, bahwa :

“Ya kita melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek retribusi setiap 1 tahun sekali, apakah ada perubahan los yang dijadikan kios dan penambahan pedagang atau penggantian kepemilikan hak tempat penyewaan kios. Nah apabila ini tidak dilakukan akan sulit bagi kita untuk mengetahui perubahan yang ada di pasar pandeglang. Dan ini akan mempengaruhi potensi dan penurunan penerimaan pendapatan retribusi, nanti rugi lah pemerintah. Kita juga melakukan penilaian kembali ini juga menurut Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang

Retribusi Jasa Umum.” (hasil wawancara pada tanggal 19 September 2017

pukul : 11.47 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dari beberapa pernyataan di atas dapat diketahui bahwa, masih ada hambatan dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang di Kabupaten Pandeglang soal perluasan basis penerimaan sampai saat ini belum adanya penambahan objek retribusi baru, belum ada pengembangan dan tidak ada peningkatan dalam tarif retribusi untuk setiap tahunnya, karena masih mengacu pada Perda yang lama dan untuk saat ini belum adanya Perda yang baru dalam mengatur mengenai retribusi pelayanan pasar. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini telah melakukan evaluasi yang dilakukan setiap bulannya, ini dimaksudkan untuk mengetahui data yang dimiliki sesuai dengan yang ada di lapangan apakah ada perubahan-perubahan yang ada di Pasar Pandeglang mengenai potensi yang dimiliki, meningkat tidaknya penerimaan pendapatan retribusi pelayanan pasar di

99

Pasar Pandeglang dan perubahan kepemilikan hak sewa pedagang. Namun target retribusi pasar pandeglang tetap tidak tercapai, karena target setiap tahunnya selalu naik namun potensi yang ada di Pasar Pandeglang tetap segitu, dan ini yang menjadi kendala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang.

Untuk mengetahui kenapa tidak tercapainya target di Pasar Pandeglang ini diperlukan cara untuk mengatasi kendala di Pasar Pandeglang ini, dengan cara salah satunya Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan sebagai berikut :

Dokumen terkait