• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KEPASTIAN HUKUM YANG DIHADAPI OLEH INVESTOR

A. Faktor yang Mengakibatkan Terjadinya Sengketa Penanaman

Berbagai masalah atau kendala yang dihadapi oleh para pihak khususnya pihak pemilik modal dalam negeri dalam rangka kerjasama (joint venture) dengan penanaman modal asing menimbulkan banyak ketidakpuasan antara kedua belah pihak. Adanya suatu usaha kerjasama antara penanaman modal asing dengan modal nasional tentu saja akan melahirkan berbagai implikasi dan salah satunya adalah terjadinya sengketa yang tentunya memerlukan penyelesaian secara tuntas agar tidak menimbulkan image yang buruk dari penanam modal asing.124

Dalam kegiatan penanaman modal terdapat kemungkinan timbulnya sengketa antara penanaman modal asing dengan partner lokal dalam kerjasama mereka atau perusahaan joint venture, atau antara investor asing dengan pemerintah lokal. Sumber terjadinya sengketa penanaman modal antara lain :125

1. Kebijakan dari host country, seperti : kebijakan di bidang fiskal, bidang pengelolaan hutang luar negeri, bidang mata uang, bidang pertanahan, bidang kepemilikan, bidang pengelolaan kekayaan negara, bidang ketenagakerjaan, bidang perdagangan dan industri, bidang administrasi pemerintah, bidang perlindungan usaha kecil dan menengah, bidamh pelayanan publik, dan lain - lain.

124

Aminuddin Ilmar, Op.Cit, Hal 68.

125

IBR supancana, IB Wyasa Putra, Frida Sugondo, Maman Usman, dan Susy Sulistyani, Ikhtisar Ketentuan Penanaman Modal, (Jakarta :Nasional Legal Reform Program, 2010), Hal 451.

2. Pelanggaran kewajiban yang dilakukan host country, seperti : kewajiban memberikan perlakuan sama, melindungi hak - hak yang diperoleh orang asing termasuk investor asing beserta hak miliknya, menghormati hak - hak kontraktual investor asing sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, memberikan kebebasan melakukan repatriasi modal dan keuntungan, mnyediakan mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif, adil, dan menjamin kepastian hukum, pengambilalihan aset atau kepemilikan asing, dan lain - lain.

3. Pelanggaran kewajiban home country, Gagal melaksanakan kewajiban mengarahkan agar kegiatan investor asal home country memperhatikan kewajiban internasional home country, serta tidak melanggar kedaulatan negara tuan rumah dan hak - hak sah dari mitra lokalnya maupun masyarakat di tempat melakukan kegiatan penanaman modal, gagal menetapkan aturan - aturan yang mengikat badan hukum nasionalnya yang melakukan kegiatan penanaman modal asing di negara lain untuk memperhatikan lingkungan hidup, hak - hak asasi manusia, demokrasi, dan lain - lain.

4. Pelanggaran kewajiban counter part dari host country, seperti : pelanggaran ketentuan - ketentuan kontraktual, melakukan pengambilalihan secara tidak sah. 5. Pelanggaran kewajiban investor, seperti : pelanggaran ketentuan - ketentuan

ketenagakerjaan, HAM, kewajiban Community Development dan Corporate Social Responbility, dan lain - lain.

6. Pelanggaran oleh masyarakat, seperti pelanggaran dan perusakan fasilitas serta aset investor asing, pemblokadean ke wilayah fasilitas atau kepemilikan asing, main hakim sendiri, dan lain - lain.

7. Lemahnya penegakkan hukum, seperti : lemahnya penegakkan atas kontrak, perlindungan atas hak dan kepemilikan asing, keamanan dan ketertiban, dan lain - lain.

Adapun jenis - jenis sengketa penanaman modal sebagai berikut :126 1. Sengketa Administratif

Sengketa yang timbul di bidang Tata Usaha Negara (TUN) antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibatnya dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

2. Sengketa Hukum

Sengketa hukum biasanya timbul karena tidak diakomodasikannya kepentingan salah satu pihak atau pihak ketiga lainnya dalam suatu kegiatan penanaman modal. Berdasarkan pihaknya, sengketa ini dapat terjadi antara investor dengan negara tuan rumah, sengketa antar negara, investor dengan masyarakat setempat, antara investor dengan mitra lokal, sengketa kewenangan (antara pemerintah pusat dan daerah, antar pemerintah daerah, antar instansi pemerintah pusat) yang berdampak pada kegiatan penanaman modal, dan lain - lain.

3. Sengketa Teknis

Sengketa teknis biasanya terkait dengan hubungan kontraktual. Sengketa ini dapat terjadi karena adanya pelanggaran terhadap ketentuan kerjasama yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang bekerjasama pada saat implementasi kontrak.

126

Seringnya terjadi sengketa penanaman modal diakibatkan adanya ketidakpatuhan terhadap kontrak bisnis yang telah disetujui oleh para pihak. Dalam praktik ternyata pelaksanaan kontrak yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak tersebut, seringkali tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Pentingnya menghormati kontrak yang sudah disepakati, bahwa kontrak atau perjanjian yang dibuat oleh para investor pada umumnya dibuat secara tertulis. Setiap kontrak bisnis yang sudah dilakukan harus dihormati oleh pemerintah atau badan peradilan sehingga setiap pengusaha baik domestik maupun asing diperlakukan sama, menghentikan keberpihakan, dan ekonomi nasionalisme yang menciptakan persaingan bisnis yang tidak sehat.

Adanya kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, maka muncullah hak dan kewajiban diantara para pihak. Kewajiban para pihak untuk mematuhi perjanjian tertuang dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang mengemukakan “Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang - undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan - alasan yang oleh undang - undang dinyatakan cukup untuk itu. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.”

Ketidakpatuhan terhadap kontrak yang sudah disepakati dapat terjadi karena beberapa sebab yakni :127

1. Adanya perbedaan interpretasi terhadap isi kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

2. Adanya perubahan terhadap kebijakan pemerintah atau ada perubahan peraturan perundang - undangan yang membawa dampak terhadap kontrak yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

3. Adanya keadaan memaksa (force majeure) yangmengakibatkan salah satu pihak tidak dapat lagi memenuhi kewajibannya.

127

Kontrak bisnis baik yang berskala nasional maupun internasional pada umunya sama, apabila salah satu pihak lalai memenuhi kewajibannya akan dikenakan sanksi baik berupa denda dan atau bahkan pembatalan kontrak dengan segala konsekuensinya. Bagi pihak yang mematuhi kontrak akan merasa ketidakadilan. Oleh karena itu, perlu adanya penyelesaian sengketa.