• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEBIJAKAN DASAR PEMERINTAH TERHADAP INVESTOR

A. Kebutuhan Indonesia Terhadap Penanaman Modal Asing

Indonesia mempunyai sumber kekuatan ekonomi yang potensial, bersumber pada kekayaan alam yang melimpah didalamnya yang memerlukan sumber daya manusia dan sumber dana (investasi), dan dalam pengelolaan sumber yang berpotensial itu, mempunyai kendala - kendala yang dihadapi seperti tingkat tabungan (saving) masyarakat yang masih rendah, akumulasi modal yang belum efektif dan efisien, keterampilan (skill) manusianya yang belum memadai, serta tingkat teknologi yang kurang modern.54

Modal yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam dan potensi ekonomi yang ada harus dioptimalkan sehingga diharapkan ada nilai tambah tidak saja bagi negara akan tetapi juga bagi masyarakat pada umumnya. Modal yang dimaksud tidak hanya berupa dana (fresh money), akan tetapi meliputi teknologi (technology), keterampilan (skill), serta sumber daya manusia (human resource).

55

Pembangunan ekonomi Indonesia di era globalisasi dewasa ini memerlukan dana yang cukup besar dan membutuhkan tambahan sumber - sumber pembiayaan pembangunan. Disadari bahwa investasi yang bersumber dari dalam negeri tidak cukup untuk mendorong pembangunan ekonomi nasional dalam skala yang lebih besar. Oleh

54

Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2007), Hal 2.

55

karena itu, dibutuhkan kehadiran investasi asing untuk mendampingi investasi dalam negeri untuk mempercepat pembangunan ekonomi.

Masuknya modal asing bagi perekonomian Indonesia merupakan tuntutan keadaan baik ekonomi maupun politik Indonesia. Alternatif penghimpunan dana pembangunan perekonomian Indonesia melalui investasi modal secara langsung sangat baik dibandingkan dengan penarikan dana internasional lainnya seperti pinjaman dari luar negeri.56 Hal ini dikarenakan selain menghasilkan devisa secara langsung bagi negara, kegiatan penanaman modal secara langsung menghasilkan manfaat yang sangat signifikan bagi negara tujuan penanaman modal (host country) karena sifatnya yang permanen/jangka panjang.57

Dalam meningkatkan pembangunan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda antara negara satu dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan oleh negara adalah menarik sebanyak mungkin investasi asing masuk ke negaranya. Memasuki arena pasar global tentunya harus disertai persiapan yang matang dan terintegrasi terlebih lagi jika ingin mengundang investor asing.58

Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio ini dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi langsung (Foreign Direct Investment)merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total, atau mengakuisisi perusahaan. Dibandingkan dengan

56

Yulianto Ahmad, “Peran Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) dalam Kegiatan Investasi”, Jurnal Hukum Bisnis Vol. 22 No. 5, Tahun 2003, Hal 39.

57

Asmin Nasution, Transparansi dalam Penanaman Modal, (Medan : Pustaka Bangsa Press, 2008), Hal 1.

58

protofolio, investasi langsung (Foreign Direct Investment) lebih banyak mempunyai kelebihan. Selain sifatnya yang permanen/jangka panjang, penanaman modal asing memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, dan membuka lapangan kerja baru.59

Alasan pertama suatu negara mengundang modal asing adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (economic growth), guna memperluas lapangan kerja. Dengan masuknya modal asing, tujuan - tujuan lain ingin dicapai seperti mengembangkan industri substitusi impor untuk menghemat devisa, mendorong ekspor non migas untuk menghasilkan devisa, alih teknologi, membangun prasarana, dan mengembangkan daerah tertinggal.60

1. Penyediaan Lapangan Kerja

Dampak positif Foreign Direct Investment (FDI) ini adalah membuka lapangan kerja. Dengan adanya investasi, tenaga kerja yang terserap sangat banyak, seperti misalnya penanaman di bidang tambang. Maka, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam bidang ini sekitar 12.000 (dua belas ribu) orang. Sementara itu untuk menanamkan investasi di bidang pasar modal jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk itu sangat kecil.61

2. Mengembangkan Industri Substitusi Import Untuk Menghemat Devisa

Pada awalnya pemerintah mengembangkan industri substitusi import untuk menghemat devisa. Selanjutnya perusahaan - perusahaan asing di Indonesia memproduksi barang - barang yang sebelumnya diimport. Dengan berkurangnya import barang - barang jadi, maka akan menghemat devisa.

59

Pandji Anoraga, Perusahaan Multinasional dan Penanaman Modal Asing, (Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1995), Hal 46.

60

Erman Radjagukguk, Hukum Investasi Di Indonesia, (Jakarta : Universitas Indonesia, 2005), Hal 19.

61

3. Mendorong Berkembangnya Industri Barang - Barang Ekspor Non Migas Untuk Mendapatkan Devisa

Sejak krisis ekonomi ekspor nasional non migas pada pertengahan tahun 1997. Merosotnya nilai ekspor Indonesia mengancam sektor riil. Daya saing industri yang berorientasi ekspor dan menyerap tenaga kerja besar menjadi sangat menurun. Untuk menutup defisit transaksi berjalan, pemerintah harus memacu nilai ekspor baik migas maupun non migas. Dalam meningkatkan nilai ekspor baik migas dan non migas diperlukan adanya investasi asing. Dengan peningkatan nilai ekspor diharapkan akan meningkatkan devisa atau valuta asing yang dicadangkan dan dikuasai oleh bank. Dana inilah yang akan digunakan untuk membiayai impor dan kewajiban lain kepada pihak asing.62

4. Pembangunan Daerah - Daerah Tertinggal

Investasi asing diharapkan sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam pembangunan yang dapat digunakan untuk membangun infrastruktur. Pembangunan infrastruktur inilah yang diperlukan dalam rangka membangun daerah - daerah yang tertinggal. Proyek - proyek infrastruktur tersebut sifatnya lebih kepada cost recovery, sehingga proyek tersebut dapat mendukung program pengentasan kemiskinan.

5. Alih Teknologi

Penanaman modal asing yang masuk membawa teknologi yang potensial untuk bisa dialihkan kepada mitra lokalnya. Ada 3 (tiga) corak pengalihan teknologi yakni melalui pemberian lisensi (licensing) atau pemberian hak (franchising), subkontrak (subcontracting) dan pemasok peralatan bahan baku.63

62

Erman Radjagukguk, Op.Cit, Hal 28.

Mencermati teknologi yang

63

dibawa oleh investor mempunyai nilai yang cukup tinggi, investor berharap ada proses tawar menawar dalam mengalihkan teknologi yang dibawa.

Pada hakikatnya modal yang ditanamkan oleh investor asing digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia. Dengan status sebagai badan hukum, perusahaan asing atau gabungan antara badan hukum asing dengan badan hukum domestik haruslah menjalankan usahanya di Indonesia. Setiap perusahaan asing yang akan berinvestasi di Indonesia harus melakukan kerjasama usaha (joint venture) dengan perusahaan Indonesia, yang kemudian menjadi suatu perusahaan baru dengan status Perseroan Terbatas (PT) di bawah hukum Indonesia yang sesuai dengan Undang - Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Tidak ada batasan minimum dalam nilai investasi maupun permodalannya. Pada prinsipnya tidak semua bidang usaha dapat dijalankan oleh investor asing di Indonesia, namun hanya bidang usaha yang hanya ditetapkan oleh pemerintah.

Dana yang dimiliki oleh pihak asing sebenarnya tersedia dalam jumlah yang cukup besar untuk di investasikan di negara - negara berkembang, termasuk untuk di investasikan di Indonesia. Namun, investasi asing akan mencari negara - negara yang mempunyai daya tarik yang tinggi ditinjau dari berbagai hal. Infrastruktur yang memadai, iklim investasi yang kondusif, stabilitas keamanan dan politik, stabilitas ekonomi makro, penegakan hukum, transparansi di pasar modal, dan pasar keuangan yang bekerja dengan efisien tanpa adanya distorsi dari pemerintah menjadi pertimbangan bagi kehadiran investasi asing.

Prospek pengembangan penanaman modal khususnya penanaman modal asing sangatlah menjanjikan. Apabila pemerintah mampu membuat berbagai kebijakan yang

mendukung kegiatan ekonomi secara adil tanpa ada unsur diskriminasi didalamnya. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi atau penanaman modal tidaklah sulit jika kondisi ekonomi nasional stabil, keamanan dapat terjaga dengan baik, kepastian hukum dapat diciptakan, sehingga penanaman modal dapat berjalan dengan baik.

Dalam menyatukan kepentingan antara investor dengan negara penerima modal tidaklah mudah karena apabila negara penerima modal terlalu ketat dalam menentukan syarat penanaman modal maka investor tidak akan datang bahkan yang sudah ada pun bisa merelokasi perusahaannya. Menyikapi hal ini, maka sejumlah negara pun melakukan kebijakan liberalisasi di bidang investasi antara lain membuka seluas - luasnya bidang usaha yang dimasuki oleh investor asing yang sebelumnya tertutup. Selain itu prosedur untuk berinvestasi pun disederhanakan.64