• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fase Makhluk yang Berbentuk Lain

Dalam dokumen BAGIAN SATU MENJADI MUSLIM SEJATI (Halaman 149-152)

Minggu Kedelapan

5. Fase Makhluk yang Berbentuk Lain

Pada fase ini, proses penciptaan manusia dalam rahim seorang ibu masuk pada fase yang terakhir. Dr. Syarif Kaff Al-Ghazaal menyebut fase ini sebagai fase perkembangan, setelah fase pertumbuhan daging dan kulit terselesaikan. Fase perkembangan yang dimaksud adalah terjadinya perkembangan yang cepat pada janin setelah seluruh organ diciptakan. Janin mulai memasuki masa perubahan menuju makhluk yang baru (Kholqon akhor)

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an:

“…lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”

(QS. Al-Mukmin, 23:14)

Dalam fase ini terjadi peristiwa yang penting dalam penyempurnaan perkembangan janin, yaitu dua keadaan besar, sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Dua hal tersebut menurut Dr.Syarif Kaff adalah pertama, ansya’nahu adalah perkembangan bukan pertumbuhan, yakni terjadinya perkembangan pada seluruh organ tubuh janin secara relatif singkat jika kita bandingkan dengan fase-fase sebelumnya. Kedua, khalqan akhar berarti makhluk baru. Sebutan ini sebagai dalil bahwa embrio telah mengalami perubahan-perubahan dalam fase nasy’ah menjadi makhluk baru, yaitu janin (foetus). Mulai kelihatan organ-organ tubuh bagian luar, jari-jari, dan juga organ reproduksi.

Memberikan penjelasan mengenai Surat Al-Mukminun ayat 14, Izzuddin menuliskan, ayat ini mengisyaratkan pada janin tentang perkembangan di bulan keempat dan setelahnya. Sebagaimana pemakaian predikat ”fakasauna” (kami bungkus dengan daging) pada ayat sebelumnya, ayat ini juga benar-benar cermat dalam pemakaian predikat ”ansya’nahu” (kami jadikan dia). Kata ”insya” berarti menciptakan sesuatu dan memeliharanya. Masa penciptaan telah terjadi pada periode sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini adalah pemeliharaan dan penumbuhan janin yang telah tercipta. Setelah menggunakan kata ”ansya’nahu” dengan keakuratan dan kecermatan yang sama, ayat ini juga memakai kata ”Khalqan akhar” (makhluk yang berbentuk lain). Pengungkapan seperti ini merupakan pengungkapan teringkas dan dapat memberikan gambaran yang dalam serta tepat mengenai keadaan janin ketika tumbuh.

Lebih lenjut, Izzuddin menjelaskan, jika segumpal daging yang berasal dari segumpal darah, tulang belulang yang berasal dari segumpal daging, dan otot-otot yang membungkus tulang belulang terjadi secara berturut-turut dengan cepat, sebenarnya seorang janin tidak langsung berpindah darinya ke periode ”makhluk yang (berbentuk) lain”. Akan tetapi pertumbuhan tulang belulang dan otot-otot itu masih terus berlanjut setelah keduanya tampak, yaitu mulai dari minggu kedelapan sampai bulan keempat.Olek karena itu, ayat ini terdapat kata ”tsumma” (kemudian) yang berfungsi sebagai ”athaf”

(huruf penghubung) antara periode-periode itu dan periode ”makhluk yang berbentuk lain”

Perubahan-perubahan baru yang terjadi pada perode ini mempunyai dua sisi.

Pertama, dapat dipantau oleh ilmu eksakta dengan berbagai peralatannya, yaitu perkembangan yang tampak pada janin ketika telah mendapatkan karakter kemanusiaannya dan telah terlihat jenis kalaminnya serta mulai bergerak. Kedua, dibawa oleh wahyu, yaitu peniupan roh di dalamnya.

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an :

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-Sajdah, 32:9)

Peniupan roh adalah puncak dari persiapan-persiapan jasmani yang terjadi pada janin untuk memberikan sifat-sifat manusia kapadanya. Dengan peniupan roh ini,

selesailah fase terakhir dari fase-fase pembentukan janin -dengan badan dan roh- sebagai ”makhluk yang berbentuk lain”, yang berbeda dari makhluk hidup yang lain. Peniupan roh dapat dikatakan sebagai peresmian bahwa janin benar-benar telah menjadi ”makhluk yang berbentuk lain” meskipun persiapan itu telah dimulai sejak peroide penciptaan segumpal daging. Sebagaimana diketahui setiap periode tidak dilepaskan oleh janin hingga ia mendapatkan semua unsur asasinya. Sifat-sifatnya pun dapat terlihat dominan padanya.

Menjelaskan perkembangan jasmani pada bulan keempat, Izzuddin menuliskan beberapa perkembangan yaitu :

Pertama, sidik jari janin mulai tampak. Kuku-kuku tampak pada bulan keempat atau kelima ketika perbedaan sidik jari mulai dapat dibedakan.

Kedua, daya kerja jantun stabil dan sistem sirkulasi berkembang sedikit demi sedikit. Pada minggu ke-14 (pertengahan bulan keempat), kita dapat mendengar detak jantung melalui alat yang digunakan untuk menangkap suara gelombang yang tidak dapat ditangkap oleh telinga.Alat ini dapat dipakai untuk menangkap suara yang sangat kecil. Kita dapat memperhatikan kecepatan detak jantungnya melebihi kecepatan detak jantung kita, yaitu sekitar 120 dan 160 detakan per menit.

Ketiga, sistem saraf tumbuh-pada mulainya-akan tampak gerakan-gerakan refleks tanpa sebab pada tangan dan kaki. Setelah bulan keempat,akan tampak gerakan- gerakan sempurna,yang terpenting adalah memasukkan ibu jari ke dalam mulut. Artinya, dia telah mulai berlatih dengan gerakan-gerakan penting yang akan dilakukannya dalam hidupnya di luar rahim, yaitu gerakan menyedot yang akan ia lakukan untuk menyusui. Disamping itu, janin bergerak sesuai dengan posisi dan gerakan ibu. Ia akan bergerak ketika sang ibu dalam posisi istirahat. Ketika ibu sedang bergerak ia akan melipat tubuhnya untuk menghindari rasa sakit.

Keempat, jenis kelamin mulai tampak. Sebelum bulan ketiga, sel-sel yang akan membentuk jenis kelamin masih serupa. Pada akhir bulan ketiga,jeniss kelamin mulai dapat dibedakan menurut susunannya, sedangkan janis kelamin janin sudah dipastikan pada awal bulan keempat.

Kelima, anggota tubuh janin sempurna. Masing-masing anggota telah tampak dan dimensinya telah diubah sehingga perkembangannya ketika itu menuju bentuk kerangka yang sempurna. Sistem kontrol tubuh pada masa ini telah tumbuh dengan sempurna. Jika janin itu lahir pada masa ini, ia akan dapat bertahan hidup selama beberapa jam di luar rahim.

Keenam, daya kerja plasenta stabil. Plasenta adalah alat pernafasan dan pencernaan pertama yang dimiliki janin. Plasenta ini sebagai ganti dari jaringan-jaringan dan pembuluh darah yang memasok makanan ke janin melalui darah rahim pada tampungan darah yang terbagi-bagi pada selaput dalam. Asal plasenta adalah jaringan-jaringan yang muncul pada sisi (tempat) gumpalan darah yang bertautan dengan rahim. Oleh karena itu, jaringan-jaringan ini tersedia untuk menyerap makanan dan oksigen dari darah ibu sebelum plasenta terbentuk. Dengan kata lain, plasenta telah melakukan pekerjaan seperti ini sebelumnya.

Penciptaan manusia dengan beberapa tahapan di dalam rahim merupakan kekuasaan Allah swt. Allahlah yang membentuk manusia sebagaimana yang dikehendaki. Hal ini dijelaskan melalui firmanNya.

“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali ‘Imran, 3:6)

Perkembangan dan perubahan janin secara terus menerus dari satu fase ke fase berikutnya juga bisa melalui tiga kegelapan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an.

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai

kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar, 39:6)

Tiga kegelapan janin dalam rahim ibu diuraiakan Dr. Syarif Kaff adalah pertama, kegelapan amniusi (amnion) yaitu adanya cairan yang melingkupi janin, sehingga janin tersebut dapat berenang di dalam lingkungan rahim, dan juga memudahkan bagi janin untuk bergerak dengan leluasa, dan memudahkan dalam merubah posisinya ketika akan lahir kelak. Kedua, kegelapan Karyon (Chorion) dan Ketiga, kegelapan decidua.

Mengenai kegelapan Amniusi atau cairan ketuban, Izzuddin menjelaskan bahwa cairan amniusi atau amniotik memberikan kemudahan bagi janin untuk bergerak dengan keadaan yang stabil. Cairan ini dikeluarkan dari sel-sel yang membentuk selaput amniotik itu sendiri. Tanpa cairan ini, janin akan merasakan benturan-benturan yang terjadi pada perut.

Pengamanan janin seperti ini dapat menjamin kestabilan derajat panas sehingga menjaganya dari dingin dan panas serta perubahan-perubahan panas pada tubuh ibu sendiri. Cairan tersebut dapat memudahkan ibu dan janin untuk bergerak dengan bebas karena benturan atau gerakan apapun dapat ditahan oleh cairan ini sehingga tidak menimbulkan rasa sakit.

Lebih dari itu, menurut Izzuddin, cairan tersebut menjamin kebutuhan janin pada air. Ia menyerap cairan dalam dalam jumlah yang banyak.Cairan amniotik mencegah selaput yang telah mengeluarkannya agar tidak menempel pada janin karena dapat menimbulkan kecacatan. Cairan amniotik sangat cernih dan jumlahnya sekitar 0,5 – 1 liter. Cairan ini tidak mungkin dimasuki oleh mikroba selama selaput yang membungkusnya masih menyambung meskipun jumlahnya berjuta-juta dan sangat berdekatan di vagina. Cairan ini tetap bersih meskipun menerima air seni, keringat, dan kotoran-kotoran yang datang dari janin. Oleh karena itu, cairan ini selalu berganti setiap beberapa jam. Dengan keadaan seperti ini, kita dapat menyamakan lubang yang menyelimuti selaput amniotik dengan kolam renang mewah yang airnya selalu berganti terus menerus.

Mengenai perkembangan janin pada bulan-bulan terakhir setelah peniupan roh, diuraikan Izzuddin, merupakan usaha untuk menyempurnakan, mengembangkan dan memperindah janin secara menerus, berjalan bersama-sama di setiap bagian. Lemak masuk ke bawah kulit dan berat bertambah sehingga pada akhir bulan keempat mencapai seratus gram atau lebih sedikit.

Pada bulan kelima, berat janin bertambah mencapai 300 gram. Detak jantung dan gerakannya lebih terlihat dan kulitnya terbungkus satu tingkat kulit yang sangat halus. Pada bulan keenam, janin tumbuh dua kali lipat dari pertumbuhannya di bulan kelima sehingga beratnya mencapai 600 gram. Pada bulan ini, dokter dapat membedakan jenis kelamin janin saat memegang dinding rahim ibu.

Pada bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan dapat dianggap sebagai satu periode jika dilihat dari ciri-cirinya, yaitu perkembangan berat janin dari 300 gram menjadi 3400 gram dan turunnya kedua buah pelir ke skrotum.

Dalam dokumen BAGIAN SATU MENJADI MUSLIM SEJATI (Halaman 149-152)