• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peristiwa Khusus

Dalam dokumen BAGIAN SATU MENJADI MUSLIM SEJATI (Halaman 57-61)

Alam Syahadah

4. Peristiwa Khusus

Meski alam semesta dan segala isinya mengikuti sunnatullah, dengan karakteristik exact, immutable dan obyektif diatas, ada peristiwa-peristiwa khusus yang di luar kenyataan yang biasa kita temui. Peristiwa ini bukannya tidak mengikuti sunnatullah, namun sebuah peristiwa yang Allah swt tunjukkan kepada manusia sebagai tanda kebesarannya, sebagai sebuah pelajaran dan kita dapat mengambil hikmah dari kejadian ganjil tersebut.

Contohnya adalah pada saat Nabi Ibrahim dibakar oleh kaumnya yang

membangkang, maka sifat api yang panas dan membakar itu Allah perintahkan agar menjadi dingin. Maka nabi Ibrahim di dalam api yang menyala-nyala menjilati tubuhnya justru merasakan kesejukan dan kenyamanannya. Bahkan Allah swt juga memberinya rezki kepada Ibrahim berupa buah-buahan dari surga. Ini dijelaskan dalam firmanNya :

”Mereka berkata: ”Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar- benar hendak bertindak.” Kami berfirman: ”Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS. Al-Anbiyaa’, 21:68-71)

Peristiwa yang lain adalah Ibunda nabi Isa as, Siti Maryam, yang waktu sebagai seorang gadis yang tanpa berhubungan dengan lelaki, namun dapat hamil dan akhirnya melahirkan seorang anak, yaitu Isa as, atas kehendak Allah swt. Maka dalam kasus-kasus tertentu seperti itu, Allah menunjukkan keagungan dan kebesarannya.

”Maryam berkata: ”Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”

Jibril berkata: Demikianlah Tuhanmu berfirman: ”Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.”

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata : ”Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.”

Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: ”Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.”

Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,

Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah : ”Sesunggguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.” (QS. Maryam, 19:20-26)

Selanjutnya, tatkala Siti Maryam melahirkan, Isa kecil yang waktu itu masih sebagai seorang bayi Allah beri kemampuan untuk bisa berbicara, menjelaskan siapa dirinya sebenarnya kepada orang-orang yang mempertanyakannya.

”Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata : ”Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.

Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”,

Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata : ”Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?”

Berkata Isa : ”Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.

Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.

Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka,

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”

Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.” (QS. Maryam, 19:27-34)

Untuk Apa Alam Diciptakan?

Allah menciptakan alam semesta, bumi, langit dan apa yang ada di dalamnya dengan karakteristiknya, yang mengikuti hukum dan ketentuan Allah atau sunnatullah. Untuk apa sebenarnya alam semesta ini diciptakan?

Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa penciptaan alam semesta ini tidak untuk main- main.

”Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara

keduanya dengan bermain-main.”(QS. Al-Anbiyaa’,21:16)

Juga dijelaskan, penciptaan alam semesta dilakukan dengan haq, bukan dengan tujuan yang batil.

”Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ad-Dukhaan, 44:39)

”Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS. Shaad, 38:27)

Bagaimana kita dapat mengambil hikmah atas penciptaan alam semesta? Mari kita lihat dan pahami firman Allah dalam ayat berikut :

”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” (QS. Al-Imran, 3:190)

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa penciptaan langit dan bumi serta fenomena alam yang terjadi, sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah swt bagi orang yang berakal. Siapakah orang yang berakal itu?

”(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata:) ”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Imran, 3:191)

Orang yang berakal adalah mereka yang mau memanfaatkan hatinya untuk senantiasa dzikrullah (mengingat Allah) dan menggunakan akalnya untuk tafakur fii khalqillah (memikirkan ciptaan Allah).

Orang yang senantiasa dzikir pada Allah dan berfikir tentang ciptaan Allah, maka setiap melihat alam semesta, melihat bumi, langit, matahari, bintang-bintang, pepohonan, binatang, gunung, bahkan menyaksikan fenomena alam yang terjadi seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya akan semakin mengagungkan asma Allah : Allahu Akbar. Dan semakin mensucikan Asma Allah : Subhanallah!.

Dzikir akan membersihkan hati dari penyakit syirik dan akan semakin mendekatkan diri pada Allah, akan mampu meningkatkan keimanan dan mentauhidkan Allah swt. Dengan berfikir akan mampu menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam berkarya, untuk meningkatkan kwalitas diri bagi kemaslahatan ummat.

Eksplorasi Alam

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, penciptaan alam semesta ini adalah sebagai tanda kebesaran dan keagungan Allah agar kita mau dzikrullah dan tafakur fii khalqillah

(3:190-191). Penciptaan langit dan bumi, dan adanya fenomena alam di sekitar kita, menuntut kita untuk menggunakan akal dan fikiran, untuk mengkaji, melakukan penelitian dan mengambil pelajaran darinya. Bagaimana Allah menurunkan hujan dari langit dan dengan air hujan tersebut bumi yang mati menjadi hidup (16:65). Sehingga menumbuhkan berbagai macam tumbuhan, pepohonan, biji-bijian dan buah-buahan, yang menjadi rezeki untuk bisa kita makan dan nikmati. Sebagaimana Al-Quran menjelaskan :

”Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuhan-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (QS. Al-An’am, 6:95)

”Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf, 50:9)

Dengan air hujan dan tanaman yang tumbuh itu juga menjadi minuman dan makanan bagi binatang ternak. Selanjutnya, pada binatang ternak, bisa kita dapatkan air

susu untuk menjadi minuman yang menyehatkan (16:66). Semua ini menjadi pelajaran yang cukup penting bagi kita, sebagai tanda kebesaran dan keagungan Allah swt.

Allah juga memberikan tawaran pada manusia untuk menembus penjuru langit dan bumi, melakukan eksplorasi atas alam semesta ini, tentu dengan suatu kemampuan dan kekuatan khusus.

”Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintas) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, Kami tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahmaan, 55:33)

Bagaimana kita sebagai kholifah dapat mengelola dan memanfaatkan alam semesta ini untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan hidup kita, dengan tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup (environment). Jangan sampai kita berbuat kerusakan pada alam yang akan menimbulkan berbagai bencana seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan lain sebagainya. Allah telah memberikan peringatan kepada kita lewat FirmanNya :

”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum, 30:41)

Dalam dokumen BAGIAN SATU MENJADI MUSLIM SEJATI (Halaman 57-61)