• Tidak ada hasil yang ditemukan

JALAN KESESATAN

Dalam dokumen BAGIAN SATU MENJADI MUSLIM SEJATI (Halaman 166-175)

PERJALANAN HIDUP MANUSIA

B. JALAN KESESATAN

Jalan kesesatan atau kefasikan, disadari atau tidak adalah merupakan sebuah pilihan bagi orang-orang yang jauh dari petunjuk Allah swt. Mereka sering mengotori hati dengan kemaksiatan, sehingga muncul penyakit dalam hatinya. Mereka lebih mendahulukan ego-ego negative sehingga menutupi kejernihan pikiran dan kebeningan hatinya. Jalan kesesatan akan mengantarkan seseorang pada penderitaan hidup di dunia, jauh dari ketenangan, ketentraman dan keberkahan dalam hidupnya. Jalan kesesatan juga akan membawa seseorang pada penderitaan abadi di akhirat kelak. Naudzubillahimin dzalik!

Jalan kesesatan sebagai perjalanan hidup manusia akan dialami jika seseorang memilih sifat, sikap dan perilaku yang sesat, yaitu :

1. Kafir

Kafir berasal dari kata kufr yang berarti menutup atau menanam. Dalam bukunya

Agama versus “Agama” Ali Syariati menjelaskan, ketika berladang sebuah biji ditanam dan kemudian ditutup dengan tanah. Di dalam hati manusia, kebenaran itu ada tetapi karena alasan-alasan tertentu kebenaran itu ditutup oleh tirai kebodohan, permusuhan, pencarian kepentingan-kepentingan pribadi atau kedunguan yang absolute. Ini disebut

kufr.

Kafir juga berarti tidak beriman, tidak adanya kepercayaan dalam diri seseorang terhadap Allah swt, Rosulullah dan kitab suci Al-Quran. Orang-orang yang menolak kebenaran yang datang dari Allah dan Rosulnya, termasuk golongan orang-orang kafir. Allah swt dalam Al-Quran berfirman.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya,

dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (QS. An-Nisa, 4 :150-151)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman.

“Sesungguhnya orang-orang yang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah menurunkan bukti-bukti nyata. Dan bagi orang- orang kafir ada siksa yang menghinakan.” (QS. Al-Mujaadilah, 58 : 5)

“Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS. Al-Hajj, 22 : 72)

“Dan orang-orang kafir berkata: "Al Quran ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain"; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar.” (QS. Al- Furqon, 25 : 4)

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al Quran) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka).” (QS. Ar-Rum, 30 : 16)

Orang-orang kafir juga tidak percaya akan kehidupan akhirat, kehidupan sesudah alam dunia ini. Bagi mereka, kehidupan adalah saat sekarang ini, setelah kematian maka berakhirlah kehidupan manusia. Sehingga mereka bebas melakukan apa saja yang diinginkan tanpa adanya rasa takut akan balasan yang kelak akan diberikan Allah di Hari Pembalasan (kehidupan akhirat). Allah berfirman dalam Al-Quran sebagai berikut.

“Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada- Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)" (QS. Saba’, 34 : 3)

“Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).” (QS. Al-Insaan, 76:27)

Dr. M. Usman Najati dalam bukunya “Al-Quran dan Ilmu Jiwa” menjelaskan berbagai sifat yang menjadi corak dan menempel sebagai atribut pada orang-orang kafir adalah sebagai berikut:

a. Sifat-sifat yang berkenaan dengan aqidah, tidak beriman kepada aqidah tauhid, para rosul, hari kemudian, dan hari kebangkitan dan perhitungan.

b. Sifat-sifat yang berkenaan dengan berbagai ibadah, menyembah selain Allah yang tidak mendatangkan manfaat dan mudharat bagi mereka.

c. Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan-hubungan social : zhalim, suka memusuhi orang-orang yang beriman dalam tindakan-tindakan mereka, suka menghina orang-orang yang beriman, senang mengajak pada kemungkaran, dan melarang orang berbuat kebajikan.

d. Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan-hubungan kekeluargaan, senang memutus silaturrahim.

e. Sifat-sifat moral, mengingkari janji, berlaku serong, suka menuruti hawa nafsu, sombong dan takabur.

f. Sifat-sifat emosional dan sensual, benci dan dengki terhadap orang-orang yang beriman, dan dengki terhadap karunia yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman.

g. Sifat-sifat intelektual dan kognitif, pikiran yang statis, tidak mampu memahami dan berpikir, kalbu tertutup, pengekoran buta terhadap kepercayaan dan tradisi nenek moyang, suka memperdayakan.

Terhadap orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, diberi peringatan atau tidak, mereka tetap tidak akan beriman. Karena Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka. Allah berfirman dalam Al-Quran :

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 6-7)

Dengan demikian mereka, orang-orang kafir tidak akan mendapat petunjuk dari Allah swt sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran.

“Maka Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang. Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami).” (QS. Ar-Ruum, 30 : 52-53)

Allah melaknat orang-orang kafir, dan neraka jahanamlah tempat mereka di akhirat kelak. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat dari Al-Quran sebagai berikut.

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la'nat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 161)

“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir.” (QS, Al-Faathir, 35 : 36)

“Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Mulk, 67 : 6)

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. Ali Imran, 3 : 116)

2. Zhalim

Secara khusus, kita akan bahas tentang sifat zhalim pada orang-orang kafir. Zhalim berarti berbuat aniaya. Orang-orang zhalim adalah mereka yang melakukan aniaya baik terhadap diri sendiri atau orang lain. Mereka bukan saja ingkar kepada Allah, tetapi juga menghalangi orang-orang beribadah kepada Allah. Mereka juga menghalangi orang untuk menyebarkan agama Islam, menegakkan kebenaran yang datang dari Allah swt. Allah berfirman dalam Al-Quran berikut.

“Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zhalim, (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat." (QS. Al-A’raaf, 7 : 44- 45)

Perilaku orang-orang zhalim adalah sebagai berikut : a. Orang-orang zhalim mendustakan Allah.

“Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zhalim.” (QS. Ali Imran, 3 : 94)

b. Mereka mengolok-olok ayat-ayat Allah (Al-Quran).

Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zhalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (QS, Al- An’aam, 6 : 68)

c. Orang-orang zhalim mengikuti hawa nafsunya sendiri.

Tetapi orang-orang yang zhalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun. (QS. Ar-Ruum, 30 : 29)

d. Menikmati kemewahan dan banyak berbuat dosa.

“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zhalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah

yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (QS. Huud, 11 : 116)

e. Mereka berpaling dari peringatan Allah.

“Dan siapakah yang lebih zhalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.” (QS. Al-Kahfi, 18 : 57)

f. Orang-orang zhalim berada dalam kesesatan yang nyata.

“Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah. Sebenarnya orang- orang yang zhalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Lukman, 31 : 11)

Terhadap orang-orang yang zhalim ini Allah tidak menyukai. Karena tidak pernah memperhatikan peringatan Allah, maka dibukakan pintu-pintu kesenangan terhadap mereka. Setelah mereka bergembira ria dengan apa yang mereka dapatkan, maka Allah siksa mereka dengan sekonyong-konyong sehingga mereka berputus asa. Mereka itu Allah musnahkan sampai ke akar-akarnya. Orang-orang zhalim terdahulu telah dibinasakan oleh Allah, diantaranya adalah kaum Nuh, kaum ‘Aad, kaum Tsamud, kaum Ibrahim, kaum Luth dan penduduk Madyan dengan berbagai bencana seperti banjir, angin topan, badai yang menghancurkan kota dan tempat tinggal mereka.

3. Fasiq

Fasiq berarti berperilaku tercela, berbuat kemungkaran dan berada dalam kesesatan. Orang-orang fasiq adalah orang yang melanggar perjanjian dengan Allah dan suka melakukan kerusakan di muka bumi. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an.

“Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang- orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 26-27)

Pada dasarnya setiap orang telah berjanji pada Allah, bahwa mereka beriman pada Allah, mengakui dan menjadikan Allah sebagai Tuhannya. Allah telah mengambil

kesaksian pada setiap manusia yang lahir ke dunia ini. Hal ini dijelaskan Allah dalam Al- Quran.

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (QS. Al-A’raaf, 7:172)

Namun dalam kehidupan selanjutnya mereka melanggar perjanjian dengan Allah tersebut, dengan tidak melaksanakan perintahNya, dan lebih sering melakukan apa yang dilarang Allah swt. Mereka mengingkari ayat-ayat yang telah diturunkan Allah kepada RasulNya Muhammad saw. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran.

“Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 99)

Mereka juga berbuat kerusakan di muka bumi ini, sehingga terjadi berbagai macam kerusakan di alam semesta, terjadi ketidakseimbangan ekosistem, maka terjadilah banyak bencana alam, tanah longsor, banjir, gempa bumi, terjadi pemanasan bumi, munculnya lubang ozon di atmosfir bumi. Ini semua karena perbuatan orang-orang fasik.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum, 30 : 41)

Dengan perbuatan mereka sebenarnya memperlihatkan bahwa mereka telah melupakan Allah, sehingga Allah pun melupakan mereka, sebagaimana ayat berikut.

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.”

(QS. Al-Hasyr, 59:19)

Mereka akan terus melakukan kerusakan di muka bumi ini, baik kerusakan fisik di alam semesta maupun kerusakan non fisik dalam masalah moralitas, etika, pola piker yang semakin menjauhkan diri dan masyarakatnya kepada Allah swt. Mereka orang-orang fasik selalu menyakiti rasul-rasulNya, menolak kebenaran yang disampaikannya. Mereka berpaling dari kebenaran, maka Allahpun memalingkan hatinya. Terhadap orang-orang yang fasik inipun Allah tidak akan memberikan petunjuk. Allah berfirman dalam Al- Quran.

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?" Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS. Asy-Syaff, 61 : 5)

“Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Munaafiquun, 63 : 6)

Karena perbuatan mereka, melakukan kerusakan di muka bumi, menghabiskan rezekinya untuk bersenang-senang dengan melakukan pelanggaran atas perjanjian dengan Allah maka Allah akan memberikan siksa pada mereka. Mereka mendapatkan siksa dari Allah, dengan diturunkanNya azab dari langit, sebagamana firmanNya.

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik.” (QS. Al-Ankabuut, 29 : 34)

“Dan adapun orang-orang yang fasik maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya." (QS. As-Sajdaah, 32:20)

“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik". (QS. Al-Ahqaaf, 46 :20)

4. Munafiq

Munafiq adalah orang-orang yang memiliki kepribadian ganda, tidak konsisten, lemah dan peragu. Mereka tidak memiliki ketegasan dalam bersikap. Jika dikaitkan dengan keimanan atau aqidah, orang-orang munafiq memiliki iman yang lemah, bahkan ragu-ragu dengan keimanannya. Mereka mengaku dirinya beriman di hadapan orang- orang yang beriman, namun sebenarnya mereka senantiasa ragu dan bimbang terhadap dirinya sendiri. Tatkala mereka berkumpul dengan orang-orang yang mengingkari Allah dan Rasulnya, mereka menyatakan bahwa dirinya sebenarnya adalah kelompok kafir tersebut. Orang-orang munafiq ini digambarkan Allah dalam Al-Quran sebagai berikut.

“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 8-9)

Apa yang dikatakan orang-orang munafiq, tidak bisa dipercaya, karena mereka cenderung berbohong dan mengingkarinya. Mereka juga mengingkari apa yang mereka ikrarkan kepada Allah swt. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.

“Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang

mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.” (QS. At-Taubah, 9 : 75-76)

Orang munafiq juga suka mencela orang-orang beriman yang bershadaqah, dengan mengolok-olok, sementara mereka sendiri tidak mau melakukannya. Dikatakan bahwa pemberiannya tidak sesuai, kwalitasnya buruk dan tidak ada gunanya. Sedang mereka tak pernah bershadaqah. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.” (QS. At-Taubah, 9 : 79)

Mereka sering mengelabuhi orang-orang beriman dengan menggunakan ucapan sumpah untuk meyakinkannya, namun mereka hanya sekedar bersumpah tanpa suatu kesungguhan. Bahkan mereka menggunakan sumpahnya sebagai perisasi. Perbuatan mereka sangat buruk di adapan Allah. Hal ini terjadi karena mereka suka memainkan keimanannya. Mereka beriman namun kemudian kafir lagi dan Allah mengunci hatinya, sebagaimana firmanNya.

“Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS. Al-Munaafiquun, 63 : 2-3)

Orang-orang munafiq sering berubah pendirian dalam masalah aqidah. Mereka yang telah beriman, berubah menjadi kafir, kemudian beriman lagi, kemudian kafir lagi, maka Allah tidak akan memberikan ampunan pada mereka. Allah berfirman dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (QS. An-Nisaa, 4 : 137)

Demikianlah kondisi orang-orang munafiq, karena dalam hati mereka ada penyakit. Mereka melakukan fitnah agar terjadi permusuhan berbagai komunitas, sehingga orang- orang kafir berani menyerang orang-orang beriman. Karenanya Allah menambah penyakitnya itu, sebagaimana firmanNya.

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al-baqarah, 2 : 10)

Terhadap orang-orang munafiq ini Allah menyediakan siksaan yang berat dan kelak mereka ditempatkan di dalam neraka pada tingkatan paling bawah, sesuai firmanNya pada Al-Quran.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An-Nisaa’, 4 : 145)

5. Musyrik

Musyrik berasal dari kata syirk yang artinya menyekutukan Allah. Musrik adalah orang yang menyekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain. Mereka bisa jadi percaya bahwa Allahlah yang menciptakan bumi, langit dan alam semesta ini, namun mereka tidak mau menyembah Allah. Mereka menyembah berhala-berhala, menyembah matahari, menyembah pemimpin-pemimpin mereka, menyembahkan materi, harta kekayaan dan juga menyembah hawa nafsunya. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah- penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (QS. Al-A’raaf, 7 : 191-192)

Orang-orang musyrik memiliki ciri sebagai penyembah selain Allah. Mereka beragama politeisme, mereka tidak mengakui keyakinan tauhid. Tuhan-tuhan yang disembah oleh kaum musyrikin, sebagai mana dijelaskan dalam Al-Quran adalah sebagai berikut :

a. Menyembah Tuhan selain Allah.

“Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang- orang mati)? Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan” (QS. Al-Anbiyaa’, 21 : 21-22)

b. Menjadikan Jin sebagai sekutu Allah.

“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.”

(QS, Al-An’aam, 6 : 100)

c. Menyembah tandingan selain Allah.

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang

yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),

bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan- Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al-Baqarah, 2 : 165)

d. Menyembah hawa nafsu.

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jaatsiyah, 45 : 23)

e. Menyembah hawa nafsu seperti binatang ternak

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari

Dalam dokumen BAGIAN SATU MENJADI MUSLIM SEJATI (Halaman 166-175)