• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI DIRI SEBAGAI KARUNIA ALLAH

Dalam dokumen BAGIAN SATU MENJADI MUSLIM SEJATI (Halaman 186-189)

MENUMBUH-KEMBANGKAN POTENSI DIR

B. POTENSI DIRI SEBAGAI KARUNIA ALLAH

Untuk menjalankan amanah, Allah mengaruniakan potensi yang luar biasa pada diri setiap manusia. Potensi ini diberikan Allah sejak manusia dicipta dalam rahim atau kandungan ibunya. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS As-Sajdah, 32 : 9)

Dari ayat diatas bisa kita pahami bahwa Allah memberikan potensi pada manusia berupa jasad (tubuh), ruh (jiwa), pendengaran, penglihatan (indra) dan fuad (hati). Pendengaran dan penglihatan merupakan alat indra untuk menangkap seluruh fenomena yang terjadi di alam semesta yang kemudian di kirim ke otak atau akal manusia. Sedangkan fuad juga bisa dimaknai sebagai akal maupun hati, yang berfungsi untuk memikirkan dan merasakan. Dari penjelasan tersebut, bisa ditafsirkan bahwa untuk menjalankan amanahNya, manusia dilengkapi dengan potensi-potensi ruh, jasad, akal, dan hati.

Untuk bisa lebih memahami tentang potensi yang Allah berikan kepada manusia, kita akan membahasnya dalam uraian berikut:

1. Ruh

ciptaanNya, sehingga Janin dapat “hidup” dalam kandungan sang ibu. Dengan ruh inilah jasad manusia bisa hidup, tumbuh dan berkembang, bergerak, beraktivitas, termasuk berpikir dan berkarya. Tanpa adanya ruh, seorang manusia akan menjadi seonggok daging yang mati, tidak memberikan manfaat apapun.

Dalam kehidupan manusia, setelah dia dilahirkan, dengan adanya ruh di dalamnya, dia akan tumbuh dan berkembang baik jasadnya, maupun pikiran dan perasaannya. Se.orang bayi akan menjadi anak-anak, tumbuh menjadi remaja dan menjadi manusia dewasa. Jika Allah menghendaki, pada saatnya manusia akan dicabut kembali ruhnya oleh Allah saat itulah terjadi kematian. Bisa jadi kematiaan ini akan dialami saat seseorang masih dalam usia kanak-kanak, remaja ataupun dewasa atau pada usia tua. Setiap yang berjiwa pasti akan mengalami kematian, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu “ (QS. Ali Imran, 3 : 185)

Bagaiamanakah rupa atau bentuk dari ruh itu? Manusia tak mengetahuinya. Pengetahuan tentang ruh hanya milik Allah, manusia hanya mengetahui sedikit tentang ruh, sebagaimana firman Allah.

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Israa’, 17 : 85)

Meski demikian, kita yakin akan adanya ruh sebagai potensi yang luar biasa dari Allah swt.

2. Jasad

Jasad atau tubuh manusia merupakan unsure fisik yang dapat dilihat, diraba dan dirasakan keberadaaanya. Jasad atau tubuh manusia terdiri dari berbagai unsur. Unsur yang paling kecil dalam jasad manusia dikenal dengan nama sel. Sejumlah sel membentuk suatu jaringan berupa daging, tulang, otot, darah dan lain sebagainya. Sejumlah jaringan membentuk sebuah organ dalam tubuh manusia seperti jantung, paru- paru, otak, ginjal dan lain sebagainya. Dari sejumlah organ tubuh manusia ini, terbentuk berbagai macam system metabolism tubuh, berupa system pernafasan, system pencernaan, system peredaran darah, system reproduksi, system pengeluaran sisa makanan dan sebagainya. Seluruh sel, jaringan, organ, system dalam tubuh manusia bekerja secara terkoordinasi dengan rapi dan teratur dalam gerakan mengikuti kehendak Allah swt.

Dalam setiap sel manusia, terdapat apa yang disebut nucleus atau inti sel. Dalam nucleus ini terdapat suatu zat yang disebut dioxyribonucleit acid (DNA). DNA juga dikenal dengan Gen, pembawa sifat keturunan. Seorang anak memiliki kecenderungan sifat yang sama dengan orang tuanya melalui Gen ini.

Dalam temuan penelitian eorang ahli Genetika Dunia asal Jepang, Kazoa Murakami, diyakini bahwa dalam DNA manusia terdapat sifat positif maupun negative. Bahwa

dalam diri manusia terdapat sifat yang positif maupun negative tersebut sesuai dengan penjelasan Allah dalam Al-qur’an.

“Dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

(Asy-Syams, 91 : 7-10)

Pendapat Kazoa selanjutnya, bahwa sifat (potensi) positif atau negative ini bisa dinyalakan atau dipadamkan. Jika ingin potensi positif yang tumbuh dan berkembang, maka potensi itulah yang dinyatlakan. Untuk menyalakan sifat-sifat positif ini dengan cara menggunakan berpikir dan bertindak positif. Berpikir positif dapat menyalakan seluruh potensi positif dalam sel tubuh kita.

3. Akal

Akal adalah potensi besar yang Allah berikan pada manusia. Sebagaimana penjelasan pada uraian terdahulu, dengan akal manusia dapat berfikir, mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Dengan akal membedakan, seorang manusia dengan seekor binatang. Jika akal digunakan dengan semestinya akan membuat manusia dimuliakan oleh Allah, memiliki kecerdasan, bisa digunakan untuk mencari ilmu dan pengetahuan. Kemudian ilmu dan pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kehidupan ini dengan mengemban amanah yang Allah berikan pada manusia.

Kerja akal atau pikiran ini dilakukan oleh organ manusia yang disebut otak. Dalam terminology modern sekarang ini, secara anatomis, otak manusia terdiri dari belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Belahan otak kiri mempunyai kerja dalam bidang-bidang matematika, logika, analisa, sistematis, bicara, menulis dan kerja lain yang bersifat baku dan mengikuti suatu pakem tertentu. Otak kiri ini kemampuan menyimpan memory jangka pendek atau short term memory. Sedangkan belahan otak kanan mempunyai kerja dalam bidang-bidang, intuitif, spasial, gambar, warna, kreatifitas, seni, music dan pekerjaan lain yang bebas menembus batas. Dan kemampuan menyimpan memory otak kiri ini relative lebih lama atau disebut long term memory.

Untuk meningkatkan kwalitas kerja otak kita, perlu dilakukan aktifitas yang mampu mengkoordinasikan kerja otak kiri dan kanan. Koordinasi yang baik antara belahan otak kiri dan belahan otak kanan akan meningkatkan kecerdasan dan inerja yang luar biasa.

Tentu saja, dengan senantiasa memohon bimbingan dan perlindungan Allah, kerja yang koordinatif otak kiri dan otak kanan bisa dimaksimalkan dalam rangka untuk mengemban amanah Allah.

4. Hati

Hati atau qolbun adalah potensi yang Allah berikan kepada manusia dengan kerja yang lebih dahsyat lagi. Jika akal manusia disebut sebagai pikiran sadar (cosious mind), maka hati disebut sebagai pikiran bawah sadar (subconsiuos mind). Pikiran sadar memiliki kapasaitas 12 % dan pikiran bawah sadar memiliki kapasitas 88 %. Dalam

daging, yang apa bila dia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya dan apabila dia buruk, maka akan buruk seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu disebut qolbu atau hati.

Dalam hati manusia terletak kekuatan yang demikian besar. Hati ini merupakan pusat pengelolaan emosi dan spiritual manusia. Kemampuan mengelola emosi dan spiritual seseorang, tergantung dari kemampuan kerja hatinya, yaitu hati yang bersih, bebas dari segala penyakit dan kotoran. Orang yang beriman hatinya telah bebas dari segala penyakit dan kotoran. Kemampuan hati yang luar biasa Allah sampaikan dalam sebuah hadits qudsi.

“Alam semesta tidak cukup mampu menampungKu, namun dalam hati orang-orang yang beriman mampu menampung kebesaranKu.”

Begitulah gambaran hati manusia yang bersih dari segala penyakit dan kotoran seperti iri, dengki, takabur, ujub, su’udzdzon dan lain sebagainya, Allah akan bersemayam di dalamnya dengan segala kedahsyatannya.

Dengan kekuatan pikiran (akal) manusia berihtiar dengan segala daya, disertai dengan kekuatan doa (hati), seseorang yang mengambil sikap pasrah dan ikhlas yang benar, maka dengan mudah akan terwujudkan. Karena Allah cuku mengatakan Kun, fayakun. Jadi! Maka jadilah apa yang dikehendakiNya. Apapun keinginan kita, jika itu diyakini sepenuhnya, dipikirkan dengan sungguh-sungguh, disertai dengan penggunaan perasaan dan berdoa pada Allah, pastilah Allah akan mengabulkan. Keinginan kita akan dapat terwujudkan. “Ud’uni fastajib lakum” (berdoalah kepadKu, maka Aku akan kabulkan.

Bahkan dalam hadits qudsi yang lain, Allah berfirman: “Jika hambaku melaksanakan sunah, sehingga Aku menyukainya dan Akupun mencintainya, maka Akulah pendengaran yang dia gunakan untuk mendengar, Akulah penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, Akulah lidah yang dengannya dia merasakan …”

Jika seluruh anggota tubuh yang kita gunakan untuk beraktivitas yang datang dari Allah, maka betapa dahsyatnya apa yang dilakukan. Apa yang tak bisa dikerjakan? Semua bisa dan semua mudah dilakukan! Semua bisa diwujudkan.

Dalam dokumen BAGIAN SATU MENJADI MUSLIM SEJATI (Halaman 186-189)