• Tidak ada hasil yang ditemukan

FENOMENA MALAM PERGANTIAN TAHUN DI KOTA MAKASSAR

Dalam dokumen Makassar, 09 Juni 2019 Penulis (Halaman 97-101)

Oleh :

Muhammad Syahrullah ABSTRAK

Karya ini berjudul “Fenomena Malam Pergantian Tahun Di Kota Makassar” pembahasan ini bertujuan untuk memenuhi keperluan perkuliahan yang diperintahkan oleh dosen yang bersangkutan. Selain itu, dapat dijadikan bahan referensi untuk pembaca mengenai hal-hal yang menarik yang terjadi dimalam pergantian tahun di kota Makassar. Pembaca juga dapat mengetahui hal-hal yang adat istiadat ketika malam pergantian tahun dilalui oleh warga kota Makassar.

PENDAHULUAN

Pergantian tahun baru masehi di kota-kota besar di Indonesia biasanya dirayakan begitu meriah, khususnya sendiri di kota Makassar. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Makassar memang ikut berpartisipasi dalam merayakan atau memperingati pergantian tahun baru masehi, di kota Makassar, begitu banyak tempat-tempat yang menyediakan atau memfasilitasi tergelarnya malam pergantian tahun, banyak warga Makassar berbondong-bondong meramaikan acara tersebut.

PEMBAHASAN

Pusat keramaian warga kota Makassar berpusat di Pantai Losari, Jalan Penghibur Makassar. Setiap tahun, pantai sepanjang 3 kilometer tersebut menjadi

tempat favorit warga Makassar untuk meramaikan malam pergantian tahun.Khusus di Pantai Losari, tidak kurang dari 10 ribu warga Makassar memadati tempat tersebut. Apalagi, pantai sengaja ditutup untuk pengguna kendaraan dan dikhususkan untuk pengguna jalan kaki .Keramaian pergantian tahun juga berlansung di sejumlah tempat hiburan malam (THM), khususnya di hotel-hotelberbintang. Sementara itu, secara umum, kondisi Kota Makassar cukup kondusif. Meski demikian, kemacetan mewarnai sejumlah jalan-jalan protokol di Makassar.

Selain itu, banyaknya pedagang musiman yang membanjiri jalan-jalan di kota Makassar dengan menjual dagangannya seperti terompet, petasan, kembang api, dsb. Ini membuat banyak pedagang yang maraih omset tinggi ketika momen pergantian tahun baru tersebut. Banyak warga Makassar merayakan malam pergantian tahun dengan membakar atau menyalakan petasan dan kembang api, hal ini justru sangat bertentangan dengan budaya kita khususnya Bugis-Makassar. Hal ini disadari betul oleh walikota Makassar, yakni Dany Pomanto, Menurut pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini mengatakan, petasan merupakan barang berbahaya dan dapat merenggut nyawa manusia. Warga tidak dilarang menggunakan kembang api, namun ada pembatasan jenis kembang api sehingga aman untuk semua orang. Kalau petasan, saya larang keras. Kalau kembang api, kita batasi. Saya juga sudah berkoordinasi dengan bapak Kapolrestabes Makassar untuk mengamankan situasi di lokasi Anjungan Pantai Losari yang menjadi pusat berkumpulnya orang pada malam pergantian tahun.”

Danny pun mengimbau kepada seluruh masyarakat yang ingin merayakan pergantian tahun di Makassar, agar melakukan kegiatan keagamaan seperti melakukan shalat dan dzikir. Di mana, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar akan menggelar dzikir bersama di Anjungan Pantai Losari. Danny juga menuturkan, jika di Anjungan Pantai Losari tetap akan pasang panggung musik dalam rangka menyambut detik-detik pergantian tahun dari 2018 ke 2019 pada pukul 24.00 Wita. Menurut dia, musik tersebut bukan hanya hura-hura melainkan iringan musik saat ribuan warga berkumpul di Anjungan Pantai Losari Kota Makassar.

Tak hanya itu, masih banyak fenomena-fenomena yang terjadi di kota Makassar pada saat perayaan malam pergantian tahun, terutama dikalangan remaja, penjualan kondom atau alat kontrasepsi begitu laris terjual ketika malam pergantian tahun tersebut, dan kebanyakan pembelinya yakni dari kalangan remaja yang belum menikah, seks bebas dikalangan remaja khusunya di kota-kota besar sudah menjadi hal yang biasa apalagi dalam menyambut malam pergantian tahun, Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, Supratman meminta Pemerintah Kota (Pemkot) dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) agar menertibkan penjualan alat kontrasepsi ilegal. Supratman menegaskan, Disperindag harus menyikapi maraknya penjualan kondom secara bebas di Kota Makassar, apalagi menjelang momen perayaan tahun baru 2018 ini.

Hal ini yang masih menjadi masalah bagi pemkot Makassar, dan harus segera mencarikan solusinya agar remaja-remaja di kota tak terjerumus dalam seks bebas. Generasi muda yang seharusnya menjadi harapan bangsa dimasa mendatang, akan menjadi rusak akibat pergaulan bebas, perlu ditanamkan kepada mereka nilai-nilai norma di dalam diri mereka agar mereka sadar dan malu akan perilaku yang sering mereka lakukan dan dapat merusak masa depan mereka sendiri

Begitu banyak fenoma-fenoma yang terjadi di kota Makassar ketika malam pergantian tahun, kebanyakan warga Makassar ikut-ikutan budaya barat yang merayakan malam pergantian tahun di negara mereka masing-masing. Hal ini yang mulai ditiru oleh orang-orang yang tinggal di perkotaan-perkotaan besar, khusunya Makassar. Warga Makassar banyak tak sadar bahwasanya apa yang mereka lakukan, sangat jauh dari ada istiadat mereka yang menjunjung tinggi siri’na pacce .

Tak hanya itu, masuh banyak kebiasaan-kebiasaan yang seri ng dilakukan oleh warga kota Makassar yang jauh dari noma dan adat istiadat ketika malam pergantian tahun, salahsatunya yakni, melakukan tiup terompet, meniuo terompet sendiri merupakan budaya khas orang Yahudi ketika menyambut hari-hari besar atau dianggap penting oleh mereka.

Warga Makassar tidak hanya menjual petasan ketika menjelang pergantian tahun baru masehi, mereka juga menjajakan terompet yang mereka buat sendiri dan beli dari pemasok. Mereka menyadari banyak keuntungan yang bisa diraup ketika menjelang malam pergantian tahun. Riuk pikuk perkotaan ketika malam pergantian tahun semakin meriah dengan adanya bunyi terompet ini, anak-anak seolah-olah menemukan kebahagiaannya ketika terompet yang ditiupnya mengeluarkan suara yang paling bising diantara terompet-terompet lainnya.

Fenomena lainnya yang muncul ketika malam pergantian tahun yakni, hampir seluruh kamar hotel kelas melati dan wisma-wisma telah dipesan oleh pasangan muda-mudi, mereka melakukan hal-hal yang terlarang oleh agama dan adat, demi sebuah trend yang entah dari mana asalnya, mereka beranggapan, tidak lengkap rasanya melewati malam pergantian tahun jika tidak bersama pasangan. Maka dari itu, pihak kepolisian sering melakukan operasi razia penyakit masyarakat atau “PEKAT” dan banyak ditemukan pasangan muda-mudi yang sedang berudaan di dalam kamar bersama pasangannya tanpa terikat status pernikahan. Banyak juga ditemukan pasangan yang sudah memiliki suami atau istri. Hal-hal ini memang sulit untuk dihilangkan di daerah-daerah perkotaan khususnya kota Makassar.

Dalam dokumen Makassar, 09 Juni 2019 Penulis (Halaman 97-101)