• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Kesejahteraan Sosial

Dalam dokumen RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota rkpd (Halaman 40-47)

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

4) Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan

2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan serta sikap manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan itu sendiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas sumber daya manusia sejalan dengan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka kualitas sumber daya manusia juga semakin tinggi. Pemerintah dalam setiap rencana pembangunan selalu menyertakan pendidikan sebagai salah satu urusan yang harus mendapat perhatian penting. Hal ini berkaitan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas secara intelegensia maupun skill yang mampu menunjang kebutuhan pada era sekarang ini. Program pemerintah dalam jangka pendek adalah dengan meningkatkan tingkat partisipasi sekolah, sehingga diharapkan seluruh masyarakat dapat mengenyam pendidikan secara formal.Tujuan akhir dari kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi yang semakin berkembang. Pada tahap tertentu tingkat pendidikan dapat meningkatkan status sosial dalam kehidupan penduduk. Untuk menggambarkan sejauh mana capaian program dalam bidang pendidikan di Kota Payakumbuh digunakan berbagai indikator di bidang pendidikan sebagai berikut :

a) Angka Melek Huruf

Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup yang lebih sejahtera. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Kemampuan baca tulis (angka melek huruf)

di Kota Payakumbuh pada tahun 2008 sebesar 99.16%, tahun 2009 sebesar 99.17%, tahun 2010 sebesar 99.5%, tahun 2011 sebesar 99.58% dan tahun 2012 sebesar 99,6%

Angka melek huruf ini lebih tingi jika dibandingkan dengan angka melek huruf provinsi Sumatera Barat yang pada tahun 2011 yaitu 97,16%.

Tabel 2.21

Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Payakumbuh Tahun 2008 s/d 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun

yang bisa membaca dan menulis 70.598 71.501 72.320 72.320 82.557 2 Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas 72.187 73.942 73.287 81.083 82.577 3 Angka melek huruf (%) 99.16 99.17 99.5 99.58 99,6

Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2013

b) Angka Rata-rata Lama Sekolah

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, kemungkinanuntuk memperoleh pekerjaan semakin besar sehingga tingkat kesejahteraandiharapkan semakin meningkat. Sedangkan pengaruh tidak langsung, akan terlihat dari pola pikir masyarakat. Semakin tinggi jenjangpendidikan yang ditamatkannya, maka cara berpikir mereka akan lebih maju sehingga lebih mudah menerima perubahan dan kemajuan.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tingginya kebutuhan pasar mengenai sumber daya manusia yang mempunyai kualitas pendidikan yang lebih tinggi, membuat masyarakat semakin berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.

Hal ini dapat dilihat berapa lama seseorang dalam menempuh pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang merupakan cerminan kualitas penduduk. Untuk Kota Payakumbuh rata-rata lama sekolah penduduk yang berumur 15 tahun keatas tahun 2008 sampai tahun 2012 berkisar 9.31. Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Payakumbuh baru sampai level Sekolah Lanjutan Atas.

Jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah provinsi Sumatera Barat, kota Payakumbuh dapat dikategorikan cukup tinggi karena rata-rata lama sekolah provinsi Sumatera Barat pada tahun 2011 berada pada angka 8,57, hal ini berarti rata-rata lama sekolah penduduk Sumatera Barat baru sampai level sekolah menengah pertama.

Hasil analisa angka rata-rata lama sekolah penduduk Kota Payakumbuh dari tahun 2008-2012, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.22

Rata-Rata Lama Sekolah di Kota PayakumbuhTahun 2008 s.d 2012

Kota 2008 2009 2010 2011 2012

Payakumbuh 9.07 9.27 9.66 9.12 9,7

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2013

c) Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan salah satu indikator dalam melihat partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan yang bersekolah pada masing- masing kelompok usia sekolah dibagi dengan jumlah penduduk di masing-masing kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Pada pendidikan dasar 9 tahun dapat dibagi 2 (dua) kelompok usia yaitu usia 7-12 tahun pada jenjang SD/MI dan kelompok usia 13-15 tahun pada jenjang SMP/MTs dan pendidikan menengah SMA/MA/SMK

kelompok usia 16-18 tahun.Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan partisipasi masyarakat mulai dari tahun 2008 sampai tahun 2012 baik yang kelompok usia 7-12 tahun untuk SD/MI dan kelompok usia 13-15 tahun kelompok untuk SMP/MTs, dan kelompok usia 16-18 tahun.

Pada Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs tahun 2008 sebesar 142,24%, tahun 2009 sebesar 107,09%, tahun 2010 sebesar 123,19%, tahun 2011 sebesar 109%, dan tahun 2012sebesar 112,79% perkembangan naik turunnya APK disebabkan pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 13-15 juga tidak sama besarannya.

Selanjutnya Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK tahun 2008 sebesar 145,51%, tahun 2009 sebesar 122,39%, tahun 2010 sebesar 183,05%, tahun 2011 sebesar 126,68%, dan tahun 2012 sebesar 130,08% kenaikan APK disebabkan pertambahan jumlah murid dari tahun ke tahun. Jika dilihat perkembangannya angka partisipasi kasar kota Payakumbuh melebihi 100% hal ini disebabkan karena banyaknya penduduk usia sekolah dari daerah lain yang bersekolah di kota Payakumbuh.

Jika dibandingkan dengan APK Provinsi Sumatera Barat khususnya APK tingkat SMA/MA/SMK yang berada pada angka 67,42% kota Payakumbuh sudah berada jauh dari angka APK Sumbar tersebut, hal ini dapat diindikasikan sebagai telah terlayaninya dengan baik penduduk usia sekolah kota Payakumbuh di semua jenjang pendidikan.

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Kota Payakumbuh tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2.23

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2008 s.d 2012 No Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012 1 SD/MI

1.1. jumlah murid SD/MI 15.494 15.500 16.069 16.992 17.198 1.2. Jumlahpenduduk kelompok usia 7-12 tahun 13.722 17.762 13.035 12.714 12.942 1.3. APK SD/MI 112.91 121.45 123,27 133,65 133,65 2 SMP/MTs 2.1. jumlah murid SMP/MTs 7.559 7.562 8.085 8.029 8.467 2.2. Jumlahpenduduk kelompok usia 13-15 tahun 5.314 7.061 6.563 7.375 7.507 2.3. APK SMP/MTs 142.24 107.09 123.19 109 112,79 3 SMA/MA/SMK 3.1. Jumlahmurid SMA/MA/SMK 8.590 8.596 9.865 10.585 11.064 3.2. jumlahpenduduk kelompok usia 16-18 tahun 5.903 7.023 5.389 8.356 8.506 3.3. APK SMA/MA/SMK 145.51 122.39 183.05 126.68 130,08

Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh2013

d) Angka Partisipasi Murni

Untuk SD/MI APM tahun 2008 sebesar 97,83%, tahun 2009 sebesar 105,24%, tahun 2010 sebesar 108,98% tahun 2011 113,97%, dan tahun 2012 turun menjadi 117,81% naiknya APM disebabkan pertambahan jumlah murid usia 7 - 12 tahun sebanding dengan pertumbuhan penduduk 7-12 tahun.

Pada Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs tahun 2008 sebesar 107,14%, tahun 2009 sebesar 107,08%, tahun 2010 sebesar 100,54%, tahun 2011 APM SMP/MTs sebesar 93,55%,dan tahun 2012 sebesar 82,95 naik turunnya APM disebabkan pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 13 - 15 tahun tidak sama besarnya.

Berikutnya Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK tahun 2008 sebesar 119,04%, tahun 2009 sebesar 108,14%, tahun 2010 sebesar 155,22%, tahun 2011 sebesar 93,68%, dan tahun 2012 sebesar 100,72% kenaikan APM disebabkan bertambahnya jumlah siswa setiap tahunnya.Perkembangan Angka Partisipasi Murni tahun 2007 sampai tahun 2012 dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini,

Tabel 2.24

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2008 s.d 2012

No Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. jumlah murid SD/MI usia

7-12 tahun 13.425 13.431 14.206 16.992 17.198 1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 13.722 12.762 13.035 14.490 15.246 1.3. APM SD/MI 97,83 105,24 108,98 113,97 117,81 2 SMP/MTs

2.1. jumlah murid SMP/MTsusia 13-15 tahun 5.712 7.561 6.599 8.029 6.277

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 5.314 7.061 6.563 6.899 7.507 2.3. APM SMP/MTs 107,14 107,08 100,54 93,55 82,95 3 SMA/MA/SMK 3.1. Jumlah murid SMA/MA/SMK usia 16- 18 tahun 7.027 7.595 8.365 10.585 8.567 3.2. Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 5.903 7.023 5.389 7.828 8.506 3.3. APM SMA/MA/SMK 119,04 108,14 155,22 93,68 100,72

Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2013

e) Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tinginya tuntuan kebutuhan pasar tenaga kerja akan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang lebih tinggi membuat masyarakat semakin bersaing dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya. Untuk mengetahui persentase penduduk usia 10 tahun keatas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki pada tahun 2010 dan 2011, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.25

Persentase Penduduk 10 tahun ke atas

Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki padaTahun 2010 dan 2011 No. Tingkat Pendidikan Persentase

2010 2011

1 Tidak punya ijazah 18.28 19.46

2 SD / MI 22.22 22.63

3 SLTP 20.84 19.22

4 SLTA 27.36 28.60

5 Akademi/Univ 11.28 10.10

Sumber Data: Susenas 2010,2011

Jika dilihat dari tingkat pendidikan yang telah ditamatkan pada tahun 2011, sekitar 22.63% penduduk menamatkan pendidikan Sekolah Dasar, sedangkan yang

menamatkan pendidikan tinggi sekitar 10.10%. Sementara itu penduduk yang menamatkan SLTP (SMP/MTs)sekitar 19.22%. Bahkan masih ada penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah sekitar 19.46%. Dari data ini dapat disimpulkan sekitar 41.85% penduduk usia 10 tahun ke atas yang telah berhasil menamatkan pendidikan dasar (tingkat SLTP ke bawah).

2) Kesehatan

Kesehatan termasuk sektor penting dalam bidang pembangunan di daerah. Analisis kinerja dibidang kesehatan dilakukan terhadap indikator-indikator angka kelangsungan hidup bayi, usia harapan hidup dan persentase balita gizi buruk. Sebagai gambaran dari pencapaian indikator bidang kesehatan dapat di lihat dari uraian berikut ini:

a) Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan, karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya kematian. Untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2007 terdapat 28 kasus kematian bayi, tahun 2008 terjadi 19 kasus dan tahun 2009 terjadi 22 kasus kematian bayi, ditahun 2010 terjadi penurunan dengan jumlah sebanyak 12 kasus kematian bayi. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan dengan jumlah kasus 24 orang. Tahun 2012 sebanyak 21 kasus

Sementara itu angka kematian balita pada tahun 2007 terdapat 3 (tiga) kasus, tahun 2008 terdapat 1 (satu) kasus dan tahun 2009 sebanyak 5 (lima) kasus. Pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 4 (empat) kasus dan ditahun 2011 tidak ada kasus kematian balita. Sedangkan jumlah kematian ibu melahirkan pada tahun 2007 sebanyak 3 (tiga) orang, tahun 2008 sebanyak 2 (dua) orang dan tahun 2009 berjumlah 1 (satu) orang.

Pada tahun 2010 dan 2011 terjadi peningkatan kasus kematian dimana pada tahun 2010 sebanyak 2 (dua) orang dan ditahun 2011 sebanyak 5 (lima ) orang sementara tahun 2012 sebanyak 5 kasus.

b) Angka Usia Harapan Hidup

Angka usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Usia harapan hidup Kota Payakumbuh terjadi peningkatan dari angka 70,21 tahun pada tahun 2007 menjadi 70,31 tahun 2008 dan 70,46 pada tahun 2009, ditahun 2010 yaitu 70,62 dan 70,78 pada tahun 2011. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka harapan hidup Propinsi Sumatera Barat pada tahun yang sama yaitu 68,80 tahun 2007, 69,00 tahun 2008 dan 69,25 pada tahun 2009, pada tahun 2010 yaitu 69,50 tahun 2011 69,76 dan tahun 2012 mencapai 70,8.

c) Persentase Balita Gizi Buruk

Dari indikator persentase balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kota Payakumbuh, sejak tahun 2007 sampai tahun 2009 cenderung terjadi kenaikan. Pada tahun 2007 persentase balita BGM sebanyak 0,4%, tahun 2008 sebanyak 0,5%, pada tahun 2009 sebanyak 0,6% sedangkan tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 masih tetap sebanyak 0,6%. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan, serta menggiatkan kembali penyuluhan pola hidup sehat ditengah- tengah masyarakat. Sementara tahun 2012 sebesar 0,07%.

Pencapaian target kinerja program bidang kesehatan kota Payakumbuh berdasarkan indicator kinerja RPJMD tahun 2008 – 2012, penilaian dilakukan dengan index antara target dan realisasi perkembangan pencapaian indikator derajat kesehatan selama tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada Tabel Pencapaian Target Derajat Kesehatan Kota Payakumbuh Tahun 2011 terhadap target Indikator Kinerja Target RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2008-2012.

3) Ketenagakerjaan

a) Rasio penduduk yang bekerja

Angka kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk yang bekerja dibanding dengan angkatan kerja dalam satu wilayah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka jumlah angkatan kerja juga ikut meningkat.Pada tahun 2007 presentase angka kesempatan kerja 91,68% kemudian tahun 2008 meningkat menjadi 93,12% selanjutnya pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 1,4% sehingga angka kesempatan kerja menjadi 91,72%. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 1,79% menjadi 93,51 dan tahun 2011 terjadi penurunan kembali sebesar 0,29% menjadi 93,22%, Penurunan angka rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2010 disebabkan meningkatnyaangkatan kerja yang tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja. Kemudian tahun 2011 naik dan turun lagi pada tahun 2011 walaupun tidak terlalu signifikan. naik turunya kesempatan kerja ini disebakan naik turunnya jumlah penduduk yang bekerja dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja.Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan penambahan dan perluasan lapangan kerja sebagai upaya mengatasi pengangguran. Penduduk yang bekerja tersebar pada beberapa lapangan usaha seperti perdangangan, pertanian, jasa-jasa, industri, dan lapangan usaha lainnya (angkutan dan komunikasi, bangunan, pertambangan dan pengendalian, keuangan, listrik, gas dan air minum). Uraian perkembangan ratio penduduk yang bekerja selama 5 tahun (2007- 2012) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.26

Rasio Penduduk Bekerja selama tahun 2007-2011 Kota Payakumbuh

No Uraian Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1. Angkatan Kerja (orang) 46.178 48.298 50.216 57,222 55,468 2. Penduduk Yang Bekerja (orang) 42.333 44.972 46.058 53,508 51,710 3. Rasio (%) 91,68 93,12 91,72 93,51 93,22

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka Tahun 2012 2.1.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pembangunan pada fokus seni dan budaya meliputi indikator jumlah group kesenian, jumlah klub olah raga dan jumlah gedung olah raga. Kinerja pembangunan seni dan budaya di Kota Payakumbuh tahun 2008 -2012 pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut :

1) Kebudayaan

Seni Budaya yang ada dan berkembang di Kota Payakumbuh terdiri dari:

 Kesenian tradisional seperti saluang, dendang, rabab, dikia, dabuih, talempong sikatuntung, sanggar tari, randai.

 Kesenian moderen seperti musik/orgen tunggal, band, teater.

Sedangkan untuk budaya sejarah ditandai dengan adanya mesjid gadang, rumah gadang, perkampungan tradisional Minangkabau dan atraksi wisata .

Pemerintah Kota Payakumbuh telah melakukan berbagai upaya untuk pengembangan nilai budaya dan pengelolaan keragaman budaya melalui :

 Pengemasan paket pagelaran berupa pelaksanaan lomba pidato adat, pelaksanaan

lomba tari piring kreasi, lomba vokal group dan nyanyi solo .

 Pengemasan paket pagelaran d luar daerah berupa pelaksanaan lomba tari tradisional pada kemilau nusantara Bandung, pemilihan da` i cilik, tari anak-anak dan nyanyi solo .

Jika dilihat ratio jumlah group kesenian terhadap 10.000 jumlah penduduk memang masih relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya respon masyarakat terhadap kesenian tradisional. Upaya pengembangan kesenian tradisional diharapkan akan mampu memberikan dampak kesejahteraan bagi para pelaku seni. Demikian pula dengan perkembangan sarana prasarana gedung kesenian yang tidak menunjukkan perkembangan yang berarti dari tahun ketahun. Untuk melihat perkembangan seni dan budaya di Kota Payakumbuh, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel.2.27

Perkembangan Seni Dan Budaya di Kota Payakumbuh tahun 2012

No Jenis Spesifikasi Jumlah Ket

1 Kesenian Tradisional

Randai 5 Kota Payakumbuh

Selaju Sampan Tradisional

2 Batang Agam

Sanggar Seni 6 Kota Payakumbuh

Saluang Dendang 8 Kota Payakumbuh Talempong

Sikatuntuang

2 Padang alai

Rabab 1 Kota Payakumbuh

Dikia 1 Talang

Dabuih 2 Kota Payakumbuh

Komunitas Seni 2 Kota Payakumbuh

Gamat 2 Kota Payakumbuh

Burung bekicau 2 Kota Payakumbuh 2 Kesenian

Modern

Musik/ Orgen Tunggal

13 Kota Payakumbuh

Band 6 Kota Payakumbuh

Teater 3 Kota Payakumbuh

3 Atraksi Wisata Pacu Itik 3 Kota Payakumbuh

Pacu Jawi 3 Kota Payakumbuh

Pacu Kuda Tradisional

1 Kubu Gadang

4 Budaya Masjid Gadang 1 Bl Nan Duo

Rumah Gadang Regent 1 Bl Nan Duo Perkampungan Tradisional Minang Kabau 1 Bl Kaliki

Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh 2013

2) Pemuda dan Olahraga

Perkembangan minat dalam bidang olah raga di Kota Payakumbuh cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan prestasi Kota Payakumbuh di event-event daerah, propinsi dan Nasional. Fokus pembinaan olahraga dilakukan pada olahraga prestasi yang sering diperlombakan menyangkut olahraga pada kelompok masyarakat dan olahraga pelajar di sekolah. Olahraga di masyarakat adalah klub-klub olahraga yang berkembang di tengah- tengah masyarakat dan membutuhkan pembinaan secara terus menerus agar memperoleh prestasi.

Kondisi sarana dan prasarana olahraga sebagai penunjang kegiatan olahraga mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hal ini berarti perkembangan olahraga dikalangan masyarakat cukup tinggi, selain dengan memanfaatkan gedung olahraga yang ada, masyarakat banyak juga melakukan aktifitas olahraga di luar gedung, seperti jalan sehat, bersepeda, senam bersama dan lain sebagainya. Perkembangan klub olahraga dan gedung olahraga dari tahun 2008 - 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.28

Perkembangan Olahraga Tahun 2008 s.d 2012 Kota Payakumbuh No Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah klub olahraga per

10.000 penduduk. 21 22 24 24 24

2 Jumlah gedung olahraga

per 10.000 penduduk. 2 3 5 7 7

Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh 2013 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang mencakup layanan urusan wajib dan urusan pilihan.

Dalam dokumen RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota rkpd (Halaman 40-47)

Dokumen terkait