• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Layanan Urusan Pilihan

Dalam dokumen RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota rkpd (Halaman 89-98)

Jumlah 74 16.585 224 21 7.429 353 21 7.594 361 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

3. Rasio Jumlah Linmas

2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan

1) Urusan Pertanian

- Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Potensi pertanian tanaman pangan dan hortikultura di wilayah Kota Payakumbuh beraneka ragam dan tersebar di seluruh kecamatan. Komoditas unggulan tanaman pangan dan hortikultura di Kota Payakumbuh terdiri dari padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang panjang, cabe, terung, ketimun, kangkung dan tanaman

hias merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan, terutama untuk komoditas hortikultura karena disamping untuk memenuhi kebutuhan lokal, komoditas hortikultura terutama sayur-sayuran telah dipasarkan ke luar provinsi Sumatera Barat.

Lahan pertanian dari tahun 2008 sampai tahun 2012terus mengalami penurunan karena telah banyak beralih fungsi menjadi area pemukiman dan pemanfaatan lahan untuk non pertanian. Namun dengan program intensifikasi pertanian seperti penggunaan benih unggul bermutu, dan penerapan teknologi anjuran sudah berkembang maka produktifitas komoditi pertanian dapat meningkat selama lima tahun terakhir.

Berikut data produktifitas komoditas pertanian tanaman pangan dan hortikultura andalan Kota Payakumbuh

Tabel 2.96

Produktifitas Beberapa Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2008-2012 (ton/ha)

No. Komoditas Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 1. Padi 4,80 4,52 4,44 5,55 5,10 2. Jagung 4,95 3,78 3,83 5,37 5,50 3. Ubi Kayu 8,95 14,91 20,46 36,34 38,10 4. Ubi Jalar 9,44 14,67 13,38 12,5 18 5. Kacang Tanah 1,36 2,00 1,29 1,43 - 6. Kacang panjang 2,94 2,12 2,22 3,08 3,85 7. Cabe 2,17 2,02 2,12 2,88 3,23 9. Terung 4,51 3,65 3,56 5,6 6,95 10. Ketimun 7,32 6,45 7,35 7,95 5,80 11. Kangkung 3,44 3,55 3,60 4,21 2,65

Sumber : Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, 2013

Dilihat dari tabel 2.83 di atas secara umum produktifitas komoditas tanaman pangan dan hortikultura selama lima tahun terakhir (2008-2012) mengalami kenaikan kecuali untuk komoditi padi dan kangkung. Produktifitas komoditi ubi kayu mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2012. Hal ini sejalan dengan semakin berkembangnya usaha industri rumah tangga yang bahan bakunya dari ubi kayu di Kota Payakumbuh sehingga memacu petani untuk menanam ubi kayu.

Pengembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura juga telah dibarengi dengan peningkatan dan pengembangan kelembagaan, akses permodalan dan pemasaran yaitu Gabungan Kelompok Tani, Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA), dan Sub Terminal Agribisnis (STA). Jumlah Kelompok Tani ini sampai tahun 2011 terus meningkat hingga mencapai 257 kelompok dengan 40 Gabungan Kelompok Tani, 8 unit STA dan 33 unit LKMA, 7 unit UP3HP. Dengan Pengembangan agribisnis diharapkan selain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi lokal dalam rangka ketahanan pangan, juga diperdagangkan untuk kebutuhan industri makanan dan kerajinan serta kebutuhan konsumsi luar daerah.

Tanaman hias mempunyai peluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial yang penting dan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan petani tanaman hias dan devisa negara. Potensi untuk mengembangkan usaha tanaman hias sangatlah prospek dalam peluang pasar internasional.

Potensi pengembangan tanaman hias di Sumatera Barat bagi investor telah dipersiapkan lahan seluas 99 hektar tersebar di 4 (empat) daerah di Provinsi Sumatera Barat yaitu Kota Padang, Kota bukittinggi, Kota Padang Panjang dan Kota Payakumbuh yang didukung letak ketinggian dari permukaan laut, tipe iklim, curah hujan, tipe tanah, kesuburan tanah, dan temperatur udara. Tanaman yang cocok dikembangkan adalah bunga anthurium, aglonema, cladium, orchid, adenium, palm, hyphorbia, raphis excelsa, cycas dan bougenville.

Untuk Kota Payakumbuh pengembangan tanaman hias seluas 25 hektar yang berada di Kecamatan Payakumbuh Barat yaitu pada Kelurahan Koto Tangah dan Talang serta di Kecamatan Payakumbuh Timur pada Kelurahan Padang Alai.

Pada 2 (dua) tahun terakhir ini di Kota Payakumbuh sedang digalakkan pengembangan tanaman raphis excelsa sebagai komoditas eksport yang berlokasi di Kelurahan Koto Tangah dan Talang Kecamatan Payakumbuh Barat dan di Kelurahan Padang Kecamatan Payakumbuh Timur.

- Peternakan

Pembangunan peternakan diarahkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat dengan pengembangan peternakan rakyat, salah satunya yaitu dengan penguatan modal masyarakat. Di samping itu juga dilakukan pelayanan kesehatan ternak secara intensif, bimbingan usaha, temu agribisnis dan berbagai bentuk penyuluhan lainnya.

Dengan kegiatan-kegiatan tersebut terjadi peningkatan minat usaha di bidang peternakan, sehingga usaha ini secara berangsur-angsur mengalami perubahan paradigma dari usaha sampingan kepada usaha utama.

Peternakan yang ada di Payakumbuh umumnya berskala kecil yang terdiri dari peternakan ternak besar, ternak kecil, dan unggas.

Program pengembangan ditujukan pada pengembangan sapi potong, kambing, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik dan ayam buras. Untuk ternak sapi potong telah terjadi peningkatan populasi dari 7.955 ekor pada tahun 2008 menjadi 5.164 ekor pada tahun 2012. Peningkatan ini terjadi sebagai akibat meningkatnya permintaan masyarakat konsumen terhadap kebutuhan daging sapi segar di kota Payakumbuh dan hinterlandnya, dan ini diharapkan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan

perkembangan pembangunan infrastruktur RPH dan Pasar Ternak. Untuk

pengembangan usaha peternakan sapi telah terjadi peningkatan Pos IB ( Inseminasi Buatan) dari 1 unit pada tahun 2008 menjadi 5 unit pada tahun 2012.

Untuk ternak unggas jumlahnya sepanjang lima tahun terakhir berfluktuatif karena jumlah produksi sangat tergantung pada harga daging ayam dan telur. Pada tahun 2008 jumlah populasi unggas terutama ayam kampung dan puyuh menurun drastis dari tahun sebelumnya disebabkan wabah flu burung yang melanda beberapa daerah termasuk Kota Payakumbuh pada tahun 2007. Pada tahun 2012 Populasi burung puyuh dan ayam kampung mengalami penurunan dari tahun sebelumnya Hal ini disebabkan peternak harga pakan yang terus naik dan berfluktuasinya harga telur dan daging.

Tabel 2.97

Perkembangan Populasi Ternak dan Unggas Menurut Jenisnya di Kota Payakumbuh Tahun 2008-2012

No Jenis Ternak dan Unggas (ekor) Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1. Sapi 7.955 7.975 8.255 6.709 5.164 2. Kerbau 636 458 430 361 432 3. Kuda 901 659 619 603 536 4. Kambing 6.435 5.223 6.053 5.294 5.995 5. Ayam Kampung 98.957 121.567 118.841 80.412 82.952 6. Puyuh 71.350 132.900 135.170 309.85 268.950 7. Itik 82.003 62.954 62.719 56.470 66.215

8. Ayam Ras Petelur 509.750 483.000 749.900 624.085 679.000 9. Ayam Ras

Pedaging 1.678.000 1.247.977 1.256.150 1.192.950 966.800 Sumber : Payakumbuh dalam Angka, 2012

Tabel 2.98

Perkembangan Produksi Daging, Telur di Kota Payakumbuh Tahun 2008-2012 No Jenis Ternak dan Unggas (ekor) Tahun Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 1. Daging 2125.633 1.432.656 3.135.924 2.903.727 2.692.27 3 kg Daging Sapi 886.416 901.329 925.650,39 917.146,99 947.208 kg Daging Kerbau 53.840 54.176 216.321,88 208.862,50 113.169 kg Daging kambing 137.500 138.875 69.226,10 45.629,39 81.665 kg Daging Kuda 3.539 3.574 756 20.790 5.460 kg Daging ayam buras 95.758 96.716 133.500,60 86.684,14 89.422 kg Daging Ayam ras pedaging 713.150 NA 1.180.028,98 1.121.372,98 519.243 kg Daging ayam ras petelur 199.830 201.828 579.308,29 478.880,77 908.792 kg Daging itik 35.800 36.158 31.131,38 24.360,19 27.314 kg 2. Telur 3.547.53 0 3.570.053 5.872.778 4.883.460 5.353.93 6 kg Telur ayam ras 3.102.88 0 3.133.825 5.379.344 4.507.885 4.937.43 0 kg Telur ayam buras 43.450 43.885 79.103 51.363,17 52.986 kg Telur itik 401.200 392.343 414.330.30 324.211,95 363.520 kg Sumber : Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, 2013

Produksi daging di Kota Payakumbuh selama 5 (lima) tahun terakhir paling banyak berasal dari ternak unggas yaitu daging ayam ras pedaging sebesar 713.150 kg pada tahun 2008, terus meningkat sampai tahun 2011 kemudian turun menjadi 519.243 kg pada tahun 2012 dan ternak besar yaitu daging sapi sebesar 886.416 kg pada tahun 2008 meningkat menjadi 947.208 kg pada tahun 2012.

Untuk produksi telur selama 5 (lima) tahun terakhir paling banyak berasal dari telur ayam ras sebesar 3.102.880 kg pada tahun 2008 meningkat menjadi 4.937.430 kg pada tahun 2012.

Tidak hanya dari sisi pengembangan produksi peternakan, Kota Payakumbuh juga tengah menyiapkan Sentra Pemasaran Peternakan Terpadu, yang meintegrasikan lokasi Pasar Ternak, Rumah Potong Hewan (RPH), Laboratorium Percontohan, BPP dan instalasi Pengolahan Pakan di kawasan Kelurahan Payobasung Kecamatan Payakumbuh Timur.

Kawasan Sentra Pemasaran Peternakan Terpadu ini kedepan diharapkan menjadi sentra agribisnis yang ditangani dengan pola agropolitan. Persiapan ke arah itu telah direspon oleh Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan mengalokasikan dana untuk penyiapan infrastruktur di kawasan Bukik Patah Sembilan sebesar 2,8 milyar. Lokasi ini kedepan diharapkan menjadi berskala regional karena berada di perbatasan Kabupaten Lima Puluh Kota ke arah timur.

- Perkebunan

Usaha perkebunan di Kota Payakumbuh berskala kecil (perkebunan rakyat) dengan lahan terbatas. Luas areal tanam dan produksi tanaman perkebunan dari tahun ke

tahun mengalami penurunan kecuali tanaman kakao. Dari sekitar 24 jenis komoditas perkebunan yang diusahakan, tanaman kakao yang menjadi komoditi unggulan Kota Payakumbuh. Dalam kurun waktu 2008-2012, produksi dan luas tanam tanaman kakao terus meningkat. Luas tanaman kakao mengalami peningkatan yang disebabkan karena harga komoditas kakao dari waktu ke waktu cenderung naik dan kerana ada bantuan bibit coklat yang dibagikan kepada petani secara cuma-cuma. Perkembangan luas dan produksi komoditas perkebunan dapat dilihat pada tabel 2.86 di bawah ini

Tabel 2.99

Perkembangan Luas Tanam dan Produksi Komoditas Perkebunan Kota Payakumbuh Tahun 2008-2012

No. Komoditi Tahun Satuan

2008 2009 2010 2011 2012

1. Kelapa

Luas area tanam 739 655,00 659,01 593,35 654,75 Ha

Produksi 595,50 595,50 569,25 445,87 444 Ton

2. Tebu

Luas area tanam 11,00 11,00 11,00 11,00 10,10 Ha

Produksi 2,10 2,10 1,95 2,09 63 Ton

3. Tembakau

Luas area tanam - - 35 36 1,00 Ha

Produksi - - 21 21,60 Ton

4. Pinang

Luas area tanam 14,75 14,75 15,75 16,25 12,50 Ha

Produksi 4,93 4,93 5,44 6,25 7,60 Ton

5. Kopi

Luas area tanam 8,50 8,50 8,50 8,50 8 Ha

Produksi 4,23 4,23 5,53 5,53 9,75 Ton

6. Cengkeh

Luas area tanam 10,00 10,00 10,00 8,50 9 Ha

Produksi 1,90 1,90 1,90 1,79 5 Ton

7. Kayu manis

Luas area tanam 27,00 27,00 27,00 27,00 17,50 Ha

Produksi 7,50 7,50 16,00 15,00 15,2 Ton

8. Aren

Luas area tanam 2,00 2,00 2,00 2,00 7 Ha

Produksi 3,00 3,00 3,00 3,00 5,60 Ton

9. Coklat (Kakao)

Luas area tanam 784,73 871,81 893,94 1.500,50 1.122,86 Ha Produksi 543,41 543,41 587,75 1350,45 727,75 Ton S u m b e r : D i n a s P e r t a n i a n K o t a P a y a k u m b u h , 2 0 1 3

Sektor pertanian selama periode lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi, dan ditahun-tahun terakhir sektor pertanian yang peranannya cenderung mengalami penurunan. Sektor pertanian merupakan penyumbang keempat terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Payakumbuh pada tahun 2012. Pada tahun 2008 kontribusinya terhadap PDRB atas dasar harga berlaku Kota Payakumbuh sebesar 10,54 %, pada tahun 2009 naik sedikit menjadi 10,07 %. Pada tahun 2010 turun menjadi 9,96 %, tahun 2011 menjadi 9,97 % dan pada tahun 2012 naik menjadi 11,18 %.

Kontribusi sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB atas dasar harga berlaku Kota Payakumbuh pada tahun 2008 sebesar 6,90 %, tahun 2009 sebesar 6,55 % dan terus turun pada tahun 2010 menjadi 6,48 %, dan 6,49 % pada tahun 2011. Pada tahun 2012 naik menjadi 7,20 %.

Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku Kota Payakumbuh pada tahun 2008 sebesar 2,56 %, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 2,47 %, tahun 2010 sebesar 2,44 % pada tahun 2011 naik sedikit menjadi 2,46 % dan pada tahun 2012 sebesar 2,86 %

Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku Kota Payakumbuh pada tahun 2008 sampai pada tahun 2012 relatif tetap yaitu 0,31% pada

tahun 2008, 0,30 % pada tahun 2009, 0,30% pada tahun 2010, 0,30 % pada tahun 20111 dan 2011 sebesar 0,33 %.

2) Urusan Kehutanan

Kerusakan hutan dan lahan akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan cukup signifikan, baik frekuensi kejadiannya maupun besar bencana alam yang ditimbulkan. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya sekedar merusak ekosistem hutan tetapi juga kelangsungan berbagai flora dan fauna serta sosial kemasyarakatan. Melihat laju kerusakan lingkungan dan luasnya dalam dekade terakhir ini maka sudah sangat perlu dilakukan tindakan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga dapat berfungsi sebagai pelindung lingkungan, mencegah banjir, tanah longsor, erosi, dan sekaligus untuk mendukung produktivitas sumber daya hutan dan lahan serta melestarikan keragaman hayati.

Potensi kehutanan Kota Payakumbuh dari tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabelberikut:

Tabel 2.100

Data Potensi kehutanan kota Payakumbuh Tahun 2008 – 2012

No Jenis data

Tahun

Satuan

2008 2009 2010 2011 2012

1. Luas lahan kritis NA 586 554 494 306,24 Ha

2. Luas lahan reboisasi - - - - Ha

3. Luas lahan penghijauan 925 957 957 1.017 1204,76 Ha 4. Luas kebakaran hutan 105 - - 21 Ha

Sumber : Profil Kota Payakumbuh Tahun 2012

Berdasarkan tabeldiatas dapat dilihat bahwa tahun 2008-2012 di Kota Payakumbuh lahan kritis menjadi berkurang dari 586 Ha pada tahun 2008 menjadi 306,24 Ha pada tahun 2012, hal ini disebabkan karena lahan kritis sudah mulai dimanfaatkan oleh petani dan masyarakat, terutama dengan adanya bantuan dari pemerintah untuk menanami lahan kritis dengan tanaman tahunan seperti coklat, durian, petai dan mahoni. Untuk luas lahan penghijauan/hutan rakyat relatif tetap dari tahun 2008 sampai dengan 2010 dan pada tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan dari 1.017Ha pada tahun 2011 menjadi 1.204,76Ha pada tahun 2012.

3) Urusan Pariwisata

Kegiatan pariwisata juga merupakan usaha yang cukup penting di Kota Payakumbuh, dimana kepariwisataan di Kota Payakumbuh dari tahun ke tahunnya sudah mengalami peningkatan, namun belum menunjukan kemajuan yang berarti di dalam memajukan pariwisata Sumatera Barat. Di propinsi Sumatera Barat sendiri Payakumbuh belum termasuk 10 daerah destinasi pariwisata. potensi pengembangan pariwisata di Kota Payakumbuh kedepan juga cukup besar, baik dalam bentuk wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner Objek wisata alam yang cukup terkenal dikota ini antara lain adalah: Ngalau Indah, Ngalau Sampik dan Panorama Ampangan, Untuk objek wisata budaya antara lain meliputi kebudayaan Minangkabau berikut kesenian asli rakyatnya sedangkan untuk wisata kuliner disepanjang jalan Soekarno Hatta dan Jalan Jenderal Sudirman Payakumbuh.

Tabel 2.101

Perkembangan Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Kota Payakumbuh Tahun 2008 – 2012

No Indikator Satuan Capaian Kinerja

2008 2009 2010 2011 2012

1 Kunjungan wisata Orang 115.803 27.180 30.568 105.323 113.919 2 Jumlah restoran, rumah

makan, dan warteg Unit 72 72 81 82 82

3 Jumlah hotel dan

penginapan Unit 11 11 10 11 11 4 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB % 1,21 1,21 1,21 1,22 1,39

Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Payakumbuh 2013

Dari tabel 2.88 di atas dilihat dari jumlah kunjungan wisata, jumlahnya cukup besar dan berfluktuasi selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisata sebanyak 115.803 orang, namun turun drastis menjadi 27.180 orang pada tahun 30.568 orang pada tahun 2010. Pada tahun 2011 naik menjadi 105.323 orang dan 113.919 orang pada tahun 2012. Meski jumlah kunjungan wisata cukup tinggi, namun belum memberikan kontribusi yang cukup berarti kepada perekonomian daerah. Hal ini disebabkan karena jumlah wisatawan yang tercatat umumnya merupakan wisatawan lokal dan regional yang tidak menginap di Kota Payakumbuh.

Kemudian jika dilihat dari sarana pendukung pariwisata seperti hotel, restoran dan rumah makan/warteg jumlahnya tidak mengalami peningkatanyang signifikan selama lima tahun terakhir. Jumlah hotel dan penginapan tetap sama pada tahun 2011 dan tahun 2012 yaitu 11 unit, begitu juga dengan jumlah restoran dan rumah makan sebanyak 82 unit pada tahun 2011 dan 2012.

Masih tertinggalnya pembangunan pariwisata Kota Payakumbuh dibandingkan daerah lain ditandai dengan masih rendahnya kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Kota Payakumbuh. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Payakumbuh cukup rendah, rata-rata hanya 1,25 %.sejak tahun 2008 – 2012.

4) Urusan Kelautan dan Perikanan

Kebijakan pembangunan bidang perikanan di Kota Payakumbuh diarahkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat petani ikan dengan peningkatan produktifitas dan efisiensi usaha perikanan sehingga tercipta iklim usaha yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya wirausaha perikanan. Untuk itu pembangunan bidang perikanan diarahkan untuk pengembangan budidaya ikan air tawar, pengembangan agribisnis perikanan, peningkatan sarana dan prasarana perikanan, pencegahan dan pemberantasan penyakit ikan.

Aktivitas budidaya perikanan darat di Kota Payakumbuh melalui budidaya kolam air deras, kolam air tenang, keramba, dan perairan umum. Jenis ikan yang banyak dibudidayakan antara lain ikan nila, ikan lele, ikan mas, dan ikan gurami.

Dalam peningkatan kegiatan budidaya dalam rangka peningkatan produksi juga diiringi dengan penyediaan benih unggul, pakan yang murah dan jaminan pasar melalui kegiatan pengolahan. Luas kolam yang diusahakan masyarakat untuk budidaya ikan tidak mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan berkembangnya infrastruktur kota sehingga terjadi mutasi lahan dari usaha perikanan ke usaha tanaman pangan seperti padi. Lahan yang berpotensi untuk kegiatan budidaya perikanan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun 2012 adalah kolam seluas 198,3 ha.Luas, produksi perikanan Kota Payakumbuh tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabeldibawah ini.

Tabel 2.102

Luas dan produksi perikanan Kota Payakumbuh tahun 2008-2012

No Jenis usaha Luas 2008 2009 2010 2011 2012 (Ha) Produksi (ton) Luas (Ha) Produksi (ton) Luas (Ha) Produksi (ton) Luas (Ha) Produksi (ton) Luas (Ha) Produksi (ton) 1. Pembudidaya an ikan rakyat 190,360 724,33 192,570 356,54 193,970 381,54 192,570 385,47 198,3 385,72 2. Perairan umum 40,00 61,00 38,95 18,80 38,95 1,10 38,95 9,94 38,95 4,2

Sumber : Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, 2013

Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku Kota Payakumbuh pada tahun 2008 sampai pada tahun 2012 relatif tetap yaitu 0,77 % pada tahun 2008, 0,75 % pada tahun 2009, 0,74 % pada tahun 2010, 0,73 % pada tahun 2011 dan naik sedikit menjadi 0,80 % pada tahun 2012.

5) Urusan Perdagangan

Sektor perdagangan di Kota Payakumbuh terus mengalami peningkatan yang disebabkan dengan adanya peningkatan infrastruktur, kejelian pemasaran dari masyarakat dalam membaca peluang, dan lembaga keuangan penyandang dana pinjaman yang ada serta pembinaan pemerintah dalam memotivasi usaha masyarakat.

Infrastruktur pendukung perdagangan seperti pasar tersedia dalam kategori pasar tradisional yaitu pasar Ibuh Barat dan Ibuh Timur, kategori pasar lokal yaitu pusat pertokoan Blok Barat dan Blok Timur. Disamping itu juga tersedia pasar swalayan atau mall sebanyak 1 unit dan toko swalayan sebanyak 15 unit yang tersebar di sekitar pusat keramaian di Kota Payakumbuh. Perkembangan sarana perdagangan di Kota Payakumbuh dari tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 2.90 berikut ini

Tabel 2.103

Perkembangan Sarana Perdagangan di Kota Payakumbuh Tahun 2008-2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Pasar Tradisional (Ibuh) 1 1 1 1 2

2 Pasar Lokal (Pusat Pertokoan) 1 1 1 1 1

3 Mall - 1 1 1 1

4 Pasar Swalayan - - 15 15 15

5 Toko 1.114 1.213 1.126 1.206 1.206

6 Kios 417 348 319 391 391

7 Los 214 160 133 133

Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindag Kota Payakumbuh , 2013

Dalam rangka mewujudkan Program Pasar Sehat telah dijalin beberapa bentuk kerjasama dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal. Beberapa nota kesepakatan kerjasama yang disepakati antara lain adalah dengan Yayasan Danamon Peduli dalam bentuk bantuan program dan sarana pendukung untuk terwujudnya lingkungan pasar yang sehat dan kerjasama dengan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Kota Payakumbuh untuk menata dan merealisasikan Pasar Kuliner Malam yang sehat dan representatif

Perkembangan kegiatan perdagangan juga dapat dilihat dari perkembangan pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) seperti pada tabel 2.71 di bawah ini

Tabel 2.104

Perkembangan Jumlah Penerbitan SIUP di Kota Payakumbuh Tahun 2008-2012 (bh)

Tahun Perusahaan Kecil(PK) Menengah (PM)Perusahaan Perusahaan Besar(PB) Jumlah

2008 164 16 2 182 2009 184 25 8 217 2010 184 15 8 207 2011 324 44 - 368 2012 298 59 - 357 Jumlah 1.154 159 18 1.331

Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh , 2013

Perkembangan pemberian izin usaha perdagangan di Kota Payakumbuh cukup menggembirakan seperti terlihat pada tabel 2.91, bahwa SIUP yang telah diterbitkan sejak tahun 2008-2012 telah mencapai 1.331 buah dan dari 182 buah SIUP pada tahun 2008 meningkat menjadi 357 buah SIUP pada tahun 2012.

Sektor perdagangan di Kota Payakumbuh selama 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang disebabkan dengan adanya peningkatan infrastruktur, kejelian pemasaran dari masyarakat dalam membaca peluang, dan lembaga keuangan penyandang dana pinjaman yang ada serta pembinaan pemerintah dalam memotivasi usaha masyarakat. Peningkatan infrastruktur seperti penambahan petak toko dengan perluasan ataupun pembangunan pasar yang baru tiap tahunnya, peningkatan kualitas sarana pendukung seperti saluran pembuangan air, pembuatan pagar, pembuatan atap, dan pengecoran tempat parkir kendaraan juga kelengkapan petugas kebersihan dan keamanan.

Gambaran pembangunan perdagangan di Kota Payakumbuh terlihat dari kontribusi sektor ini terhadap PDRB. Dalam pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor perdagangan berkontribusi atau berperan sebesar 17,48% pada tahun 2008 dan terus meningkat hingga mencapai21,57% pada tahun 2012.

6) Urusan perindustrian

Jumlah industri selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami fluaktuasi pertumbuhan akibat dampak krisis ekonomi dunia dan nasional, seperti dampak kenaikan minyak dunia pada tahun 2008 yang diikuti oleh naiknya harga BBM di dalam negeri. Pada tahun 2008 jumlah industri sebanyak 1.278 unit, namun pada tahun 2009 jumlahnya berkurang menjadi 945 unit dan 966 unit pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional, maka jumlah industri meningkat dari 966 unit tahun 2010 menjadi 1.616 unit pada tahun 2011 dan tahun 2012.

Berfluktuasinya perkembangan industri di Kota Payakumbuh karena industri yang berkembang masih banyak yang berskala rumah tangga dan berskala mikro, kecil, menengah atau Home Industry yang dikelola baik secara formal maupun informal, sehingga rentan sekali untuk beralih usaha ke sektor lain jika ditimpa krisis. Industri rumah tangga (Home Industry) yang banyak digeluti masyarakat adalah jenis makanan ringan, seperti gelamai, beras rendang, rendang telur, rendang runtiah, kerupuk sanjai, kerak keling dan jenis kerupuk lainnya. Untuk lebih jelasnyaPerkembangan industri di Kota Payakumbuh tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel2.92 berikut ini

Tabel2.105

Perkembangan Industri Kota Payakumbuh Tahun 2008 – 2012

No Uraian Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 1. Unit Usaha Unit 1.278 945 966 1.616 1.616 2. Formal unit 670 550 562 805 805 3. Non Formal unit 608 395 404 811 811 4. Tenaga Kerja orang 6.396 4.592 4.657 9.063 9.063 5. Nilai Investasi Rp. 68.315.321 50.514.850 51.637.402 86.383.066 86.383.066 6. Nilai Produksi Rp. 42.956.139 31.763.342 32.469.194 54.316.996 54.316.996 7. Pertumbuhan

Industri

% 4,07 -26,06 2,22 67,29 -

Dalam rangka memfasilitasi promosi dan sentra pembangunan serta penunjang perluasan jaringan pasar produk industri kecil menengah Kota Payakumbuh dibangun 1 (satu) unit Pondok Promosi yang berlokasi di Medan Bapaneh Ngalau Indah. Selain itu, Pemerintah Kota Payakumbuh dalam rentang waktu lima tahun terakhir juga mendapat bantuan perkuatan alat produksi, diantaranya 295 unit mesin bordir hitam merk Juki dan 1 (satu) unit mesin bordir sistem komputerisasi dengan 12 mata jahit serta 1 (satu) paket peralatan perbengkelan modern untuk kendaraan roda empat senilai Rp 400.000.000,-

Dengan terus meningkatnya kegiatan di sektor industri selama tiga tahun terakhir ini telah menjadi sumber utama penyediaan lapangan pekerjaan dan pendapatan yang cukup besar bagi warga kota. Karena itu, keberadaannya perlu dipertahankan dan dikembangkan dimasa mendatang, tetapi perlu ditata sedemikian rupa agar teratur dan tidak merusak keindahan dan kebersihan Kota Payakumbuh.

Peranan sektor industri terhadap perekonomian Kota Payakumbuh masih relatif kecil dibandingkan sektor lainnya. Kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kota Payakumbuh pada tahun 2008 hanya sebesar 6,99 %, namun secara bertahap setiap tahunnya terus meningkat hingga mencapai 8,40 % pada tahun 2012.

Kedepan, dengan semakin berkurangnya lahan pertanian diharapkan lapangan usaha ini mampu digantikan peranannya oleh lapangan usaha industri pengolahan yang menggunakan bahan baku dari produk pertanian sehingga selain untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian juga tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan usaha pertanian khususnya, dan lapangan usaha lainnya dapat diserap oleh lapangan usaha industri.

Dalam dokumen RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota rkpd (Halaman 89-98)

Dokumen terkait