• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2) Laju Inflas

Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik. Dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, dimana sebagian besar dari harga-harga tersebut adalah meningkat sehingga terjadi inflasi.Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga Sedangkan inflasi murni adalah inflasi yang terjadi sebelum ada campur tangan dari pemerintah, baik berupa kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter.Sedangkan laju inflasi adalah kenaikan atau penurunan inflasi dari periode ke periode atau dari tahun ke tahun.

Sebab-sebabtimbulnya inflasi:

a. Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan produksi

(Demand Pull Inflation), dimana inflasi terjadi disebabkan oleh kenaikan permintaan

total terhadap barang dan jasa;

b. Kenaikan biaya produksi (Cost Push Inflation), dimana inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan;

c. Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, artinya terdapat penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan harga barang;

d. Berkurangnya jumlah barang di pasaran, artinya jumlah barang yang ada di pasar atau jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga jumlahnya sedikit sedangkan permintaan akan barang tersebut banyak sehingga harga barang naik. e. Inflasi dari luar negeri (Imported Inflation) artinya inflasi karena mengimpor barang

dari luar negeri, sedangkan di luar negeri terjadi inflasi (kenaikan harga barang di luar negeri), sehingga barang-barang impor mengalami kenaikan harga;

f. Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation), artinya meningkatnya pengeluaran pemerintah atau terjadi defisit anggaran.

Beberapa faktor pemicu inflasi, antara lain:

1. Terjadinya ketidaklancaran pada distribusi barang.

2. Meningkatnya konsumsi masyarakat.

3. Berlebihnya likuiditas di pasar yang bisa memicu terjadinya spekulasi Inflasidibedakan menjadi 4 berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:

1. Inflasi ringan, apabila tingkat inflasinya sebesar 10 atau 20 persen dalam kurun waktu 1 tahun;

2. Inflasi sedang, berarti tingkat inflasi yang terjadi sebesar 10 sampai dengan 30 persen setahun;

3. Inflasi berat, berkisar antara 30 sampai dengan 100 persen setahun; 4. Hiperinflasi, berarti tingkat inflasinya lebih dari 100 persen setahun.

Membiarkan inflasi bergerak semaunya sendiri bukanlah hal yang bijaksana. Hal ini dikarenakan inflasi yang tidak terkendali bisa menghancurkan perekonomian dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil berbagai langkah kebijakan untuk menekan laju dari inflasi ini.

Sejalan dengan penurunan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 maka tingkat inflasi secara nasional juga mengalami penurunan, dimana tingkat inflasi mencapai 2,78 %, jauh lebih rendah dibandingkan inflasi tahun 2008 yang mencapai 11,06 %, bahkan lebih rendah dari target inflasi yang ditetapkan pemerintah sekitar 5,0 %. Rendahnya inflasi disebabkan penurunan harga komoditas global terutama harga BBM yang mendorong Pemerintah untuk menurunkan harga BBM dalam Negeri diikuti oleh penurunan tarif angkutan. Selain oleh faktor tersebut, rendahnya inflasi tahun 2009 juga di dukung oleh penurunan inflasi bahan pokok, khususnya pangan. Disamping itu, menguatnya nilai tukar rupiah, melambatnya permintaan domestik dan membaiknya ekspektasi inflasi juga berkontribusi pada rendahnya laju inflasi pada tahun 2009.

Tingkat inflasi kota Payakumbuh pada tahun 2009 yang dihitung menggunakan angka inflasi ibu kota propinsi Sumatera Barat (Kota Padang) adalah sebesar 2,05 % lebih rendah dari inflasi tahun 2008 sebesar 11,02 % dan nasional sebesar 2,78 %, juga lebih rendah dari target inflasi yang tertuang di dalam RKPD tahun 2009 (<10 %) dan RPJMD 2008-2012 tahun ke dua sebesar 6,6 %.

Pada tahun 2010 tingkat inflasi kota Payakumbuh mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan tahun 2009 mencapai 7,84%, namun pada tahun 2011 tingkat inflasi kota Payakumbuh mengalami penurunan lagi menjadi 5,37% dan pada tahun 2012 turun menjadi 4,16%. Penurunan inflasi ini disebabkan turunnya beberapa harga komoditi pangan dan non pangan akibat meningkatnya produksi, baik di tingkat lokal, nasional maupun dunia, sejalan dengan pulihnya kondisi pertanian pasca cuaca ekstrim. Secara keseluruhan capaian indikator laju inflasi dapat dilihat pada Tabel 2.19.

Tabel 2.19

Nilai Inflasi rata-rata Tahun 2009 s/d 2012Kota Payakumbuh (%)

Uraian 2009 2010 2011 2012 Rata-rata Pertumbuhan

Inflasi (%) 2,05 7,84 5,37 4,16 4,86

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2012 3) PDRB per kapita

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tentunya diharapkan juga mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi ini adalah perkembangan pendapatan per kapita per tahun yang diukur dengan data PDRB per kapita. Pada tahun 2009PDRB per kapita masyarakatkota

Payakumbuh atas dasar harga berlakumencapai Rp.15.489.074,-Angka ini terus

meningkat setiap tahun sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga mencapai Rp. 17.969.909,- pada tahun 2011.Secara keseluruhan perkembangan PDRB perkapita kota Payakumbuh selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.20.

Tabel 2.20

PDRB Per Kapita Kota Payakumbuh Tahun 2009–2012 Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000

o Tahun

PDRB (juta rupiah) Jumlah

penduduk

PDRB per kapita (rupiah)

ADHB ADHK ADHB ADHK

1. 2009 1.655.832 819.397 106.911 15.489.074 7.664.292 2. 2010 1.885.987 871.662 117.876 16.120.240 7.450.353 3. 2011 2.157.360 930.856 120.051 17.957.928 7.757.955 4. 2012*) 2.420.085 994.371 122.450 19.763.863 8.120.629 Sumber : PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2012*) data sementara

Berdasarkan Tabel 2.20 terlihat bahwa PDRB per kapita kota Payakumbuh setiap tahunnya terus meningkat baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan, dimana pertumbuhan menurut harga berlaku jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan menurut harga konstan. Hal ini disebabkan haga konstan menggunakan harga pada tahun 2000yang tentunya untuk menghilangkan pengaruh inflasi guna mendapatkan angka riil.

Dalam dokumen RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota rkpd (Halaman 37-39)

Dokumen terkait