• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA

Dalam dokumen RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota rkpd (Halaman 32-36)

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA

PERUSAHAAN 193.121,18 8,95 220.359,05 9,11

a. Bank 94.414,18 4,38 110.924,90 4,58 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank & Jasa

Penunjang / Keuangan 11.817,90 0,55 13.129,72 0,54 c. Sewa Bangunan 84.889,00 3,93 94.071,57 3,89 d. Jasa Perusahaan 2.000,10 0,09 2.232,86 0,09

9. JASA-JASA /SERVICES 473.144,77 21,93 529.240,25 21,87

a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 310.692,33 14,40 350.250,80 14,47 b. Swasta 162.452,44 7,53 178.989,45 7,40 1. Sosial Kemasyarakatan 47.081,19 2,18 52.558,38 2,17 2. Hiburan dan Rekreasi 5.955,70 0,28 6.566,69 0,27 3. Perorangan dan Rumahtangga 109.415,54 5,07 119.864,38 4,95

P D R B 2.157.360,99 100,00 2.420.085,35 100,00 Sumber: BPS Kota Payakumbuh 2012

x):

Angka sementara

Dari data PDRB kota Payakumbuh Tahun 2012 di atas, terlihat bahwa sampai tahun 2012 struktur PDRB kota Payakumbuh masih didominasi oleh tiga sektor utama, yakni sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Peranan ke tiga sektor tersebut secara total adalah 61,97% di mana nilai tambah bruto lapangan usaha jasa-jasa pada tahun 2012 mencapai Rp. 529.240.250.000,- atas dasar harga berlaku meliputi 21,87% dari nilai total PDRB; diikuti oleh lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar Rp.488.876.590.000,- (20,20%); dan lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar Rp. 481.587.950.000,- (19,90%). Terjadi perubahan dibanding tahun 2011, dimana lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi peranannya berkurang dibanding lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi. Sementara kontribusi lapangan usaha lainnya masih relatif kecil dengan kontribusi di bawah 10%.

Kemudian jika dilihat dari peranan sub lapangan usaha maka kontribusi sub sektor perdagangan besar dan eceran yang paling besar terhadap perekonomian kota Payakumbuh dengan kontribusi sebesar 19,22% terhadap PDRB tahun 2012 meningkat dari tahun 2011 dengan kontribusi sebesar 18,58%. Selanjutnya nomor dua dan seterusnya berturut-turut diikuti oleh sub sektor angkutan sebesar 17,01% menurun dari tahun 2011 sebesar 17,84%; sub sektor jasa pemerintahan umum sebesar 14,47% meningkat dari tahun 2011 sebesar 14,40% ; sub sektor bangunan 9,30% meningkat dari

tahun 2011 sebesar 9,24%; sub sektor jasa swasta dengan kontribusi sebesar 7,40%; sub sektor industri tanpa migas sebesar 7,49%; sub sektor tanaman pangan sebesar 6,42% dan sub sektor lainnya dengan kontribusi dibawah 5%.

Pada lapangan usaha jasa-jasa yang peranannya cukup tinggi dalam pembentukan PDRB tahun 2012 (21,87 %), sebenarnya lebih banyak dihasilkan dari kontribusi sektor pemerintahan dalam melayani kebutuhan publik seperti : jasa-jasa pelayanan administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, jasa rumah sakit, dan jasa pelayanan masyarakat lainnya. Kontribusi jasa pemerintahan umum dan pertahanan terhadap PDRB kota Payakumbuh pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 310.692.330.000,- (14,40%) meningkat menjadi Rp. 350.250.800.000,- (14,47 %) pada tahun 2012. Sedangkan peranan sektor swasta masih belum cukup berarti (7,40 % tahun 2012) terutama dari jasa hiburan dan rekreasi yang masih cukup rendah, dan ini mengindikasikan belum berkembangnya kepariwisataan di kota Payakumbuh. Untuk itu pada masa mendatang upaya pengembangan jasa kepariwisataan di kota Payakumbuh diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada perekonomian daerah.

Jika dilihat dari kondisi geografis, Payakumbuh merupakan kota penghubung antara propinsi Sumatera Barat dan propinsi Riau. Dengan posisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi mempunyai potensi yang cukup besar terhadap PDRB kota Payakumbuh dengan kontribusi sebesar 19,90% pada tahun 2012. Kontribusi lapangan usaha pengangkutan diberikan oleh Jasa pelayanan angkutan darat, diperoleh dari jasa pemindahan penumpang dan barang baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor, serta jasa penunjang seperti pergudangan, parkir, keagenan dan terminal. Sementara dari jasa komunikasi kontribusinya masih relatif kecil, seperti jasa pos (wesel, surat dan paket pos), telekomunikasi (telegram, telpon dan telex) serta jasa penunjang (warnet dan ponsel).

Peranan lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,20 % dari PDRB tahun 2012 juga mempunyai peranan yang cukup tinggi karena makin meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat kota dan masyarakat di daerah hinterland yang didukung oleh letak kota Payakumbuh yang berada di tengah-tengah kabupaten Lima Puluh Kota. Jenis usaha yang memegang peranan cukup besar adalah pedagang besar dan eceran (19,22% pada tahun 2012), sedangkan kontribusi jasa hotel dan restoran (0,07% dan 0,90% pada tahun 2012 belum begitu memberikan peranan yang berarti pada perekonomian kota Payakumbuh.

Lapangan usaha pertanian juga memberikan peranan yang cukup baik dalam perekonomian yaitu sebesar 9,97% dari PDRB tahun 2012. Pertanian yang ada di kota Payakumbuh umumnya masih bersifat pertanian rakyat dan berskala kecil sehingga lapangan usaha ini belum berkembang menjadi suatu pertanian yang modern, namun dalam penyerapan tenaga kerja lapangan usaha ini memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan lapangan usaha lainnya. Dilihat dari jenis usaha, maka tanaman pangan dan hortikultura (peranan 6,42% dari PDRB tahun 2012) adalah usaha yang mempunyai peranan cukup tinggi dibandingkan dengan peternakan (2,55%), perkebunan (0,30 %), dan perikanan (0,71%). Cukup tingginya peranan usaha ini karena lahan pertanian masih cukup tersedia.

Lapangan usaha industri (peranannya terhadap PDRB Tahun 2012 sebesar 7,49%) belum memperlihatkan peranan yang cukup dominan dalam PDRB kota Payakumbuh, disebabkan oleh berbagai masalah antara lain: skala usaha umumnya masih berskala mikro, kecil dan home industri,kemudian kendala klasik yang dialami UMKM yaitu:masih kurangnya modal usaha, rendahnya kemampuan sumber daya manusia, lemahnya jaringan pemasaran dan masih lemahnya kelembagaan. Namun dalam jangka menengah dan panjang, lapangan usaha ini diharapkan akan menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja. Dengan makin berkembangnya pembangunan di wilayah timur Sumatera, terutama sekali Provinsi Riau diharapkan akan semakin membuka peluang bagi masyarakat kota Payakumbuh untuk memasarkan produk-produknya sebagai akibat meningkatnya permintaan pada daerah tersebut.

Kemudian secara kelompok sektoral, selama tiga tahun terakhir (2010-2012) perekonomian kota Payakumbuh masih didominasi oleh sektor tersier dengan kontribusi

rata-rata 71,07% dari nilai PDRB yang mencakup aktivitas jasa-jasa secara umum (meliputi lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran; lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi; lapangan usaha keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan lapangan usaha jasa-jasa), kemudian diikuti oleh kelompok sektor sekunder dengan kontribusi rata- rata sebesar 18,46% dari nilai PDRB(meliputi lapangan usaha industri; dan lapangan usaha listrik, gas dan air minum, dan lapangan usaha bangunan); dan kelompok sektor primer dengan kontribusi rata-rata sebesar 10,46% dari PDRB (mencakup Lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian).

Tabel 2.15

Distribusi Kelompok Sektoral PDRB Kota Payakumbuh Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010–2012 No KelompokSektora l Distribusi (%) 2010 2011 2012 Rata-rata 1 Primer 10,55 10,47 10,46 10,49 2 Sekunder 17,88 18,57 18,46 18,30 3 Tersier 71,57 70,96 71,07 71,20 Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Kota Payakumbuh 2012 (data diolah)

Dari Tabel 2.15 dapat dilihat bahwa selama tiga tahun terakhir sektor sekunder mengalami peningkatan dari 17,88 % pada tahun 2010 menjadi 18,46 % pada tahun 2012. Kemudian sektor primer dan sektor tersier justru mengalami penurunan peranan terhadap PDRB, masing-masing sekor primer turun dari 10,55% tahun 2010 menjadi 10,46% pada tahun 2012, dan sektor tersier turun dari 71,57% tahun 2010 menjadi 71,07% pada tahun 2012. Hal ini terjadi karena sektor ekonomi di kota Payakumbuh masih banyak berskala UMKM dan non formal sehingga rentan untuk beralih usaha ke sektor lainnya.

Jika dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi, maka perekonomian kota Payakumbuh mampu berkembang dengan baik, meskipun akibat krisis ekonomi global di tahun 1998 juga turut dirasakan dampaknya, dimana perekonomian kota Payakumbuh pernah mengalami penurunan hingga mencapai -4,32% pada tahun 1998. Sejalan dengan membaiknya perekonomian nasional, maka sejak tahun 2002, pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh terus naik dengan peningkatan yang relatif stabil hingga mencapai 6,42 % pada tahun 2008. Namun memasuki tahun 2009 kinerja perekonomian kota Payakumbuh mengalami kontraksi dan perlambatan pertumbuhan akibat dunia kembali dilanda krisis ekonomi yang diawali oleh krisis keuangan di Amerika serikta sejak pertengahan tahun 2008. Dampak dari kondisi tersebut, memperlambat pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh pada tahun 2009 dengan capaian sebesar 5,80 %, turun sebesar 0,62 % dari pertumbuhan tahun 2008. Selanjutnya pada tahun 2010 ekonomi kota Payakumbuh tumbuh sebesar 6,38 %, lebih baik dari pertumbuhan tahun 2009 tapi masih di bawah pertumbuhan tahun 2008. Yang mencapai 6,42 %. Kemudian pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Payakumbuh terus naik mencapai 6,79 %, namun masih di bawah target pertumbuhan sesuai asumsi makro ekonomi pada APBD kota Payakumbuh tahun 2011 sebesar 6,82%. Pada tahun 2012 baru bisa dicapai pertumbuhan sebesar 6,81% yang mana telah melampaui target RPJMD sebesar 6,81%. Tabel 2.16 memperlihatkan perkembangan pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun 2008 sampai tahun 2012 atas dasar harga konstan dan harga berlaku. Dari tabel tersebut terlihat bahwa berdasarkan PDRB harga konstan pada tahun 2012, lapangan usaha yang pertumbuhannya paling tinggi adalah lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 8,76%; diikuti oleh lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran mencapai 8,71%; lapangan usaha bangunan tumbuh sebesar 7,13%; lapangan usaha jasa-jasa tumbuh sebesar 7,06 %; dan lapangan usaha industri pengolahan tumbuh sebesar 6,52% serta diikuti oleh lapangan usaha lainnya.

Sementara berdasarkan PDRB harga berlaku, lapangan usaha yang paling tinggi pertumbuhannya adalah perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 16,09%; diikuti oleh keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 15,77%; bangunan sebesar 12,87%; pertanian sebesar 12,20%; jasa-jasa sebesar 11,86 %; industri pengolahan sebesar 11,60% dan diikuti oleh lapangan usaha lainnya.

Tabel 2.16

Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2010 s/d Tahun 2012 Kota Payakumbuh

No. Lapangan usaha

Pertumbuhan (%)

2010 2011 2012

Hb Hk Hb Hk Hb Hk 1. Pertanian 12,65 5,18 14,45 6,20 12,20 6,07 2. Pertambangan dan Penggalian 13,89 5,61 10,51 5,48 8,76 4,71 3. Industri Pengolahan 16,92 7,18 15,86 7,75 11,60 6,52 4. Listrik, Gas dan Air Minum 22,02 4,65 17,05 10,73 10,16 6,12 5. Bangunan 18,67 8,53 17,04 8,35 12,87 7,13 6. Perdagangan, hotel dan restoran 17,18 7,41 15,97 7,75 16,09 8,71 7. Angkutan dan Komunikasi 10,16 4,88 12,29 5,31 8,13 4,29

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 15,71 9,47 14,95 9,08 15,77 8,76 9. Jasa–jasa 11,24 5,38 12,40 5,58 11,86 7,06

PDRB 13,90 6,38 14,25 6,79 12,18 6,82 Sumber: PDRB Kota PayakumbuhTahun 2012

Keterangan : Hb (harga berlaku) dan Hk (harga konstan)

Jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi menurut sub sektor atau sub lapangan usaha, maka laju pertumbuhan yang tertinggi pada tahun 2012 adalah sub sektor komunikasi dengan pertumbuhan sebesar 12,19% dan diikuti oleh sub sektor bank sebesar 11,09%. Selanjutnya yang ke tiga dan seterusnya berturut turut adalah sub sektor restoran (9,91%), sub sektor perdagangan besar dan eceran (8,66%), sub sektor hotel (8,11%), sub sektor pemerintahan umum dan pertahanan (7,78%), sub sektor peternakan (7,31%), sub sektor perkebunan (7,11%), sub sektor jasa perusahaan (6,99%), sub sektor industri tanpa migas (6,52%), sub sektor lembaga keuangan tanpa bank (6,46%), sub sektor sewa bangunan (6,34%), sub sektor tanaman pangan (6,07%), dan diikuti oleh sub sektor lainnya dengan pertumbuhan dibawah 6 %, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.17.

Tabel 2.17

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha Kota Payakumbuh Tahun 2008-2012

No Sektor / Lapangan usaha 2008 2009 2010 2011 2012 Rata

rata 1. Pertanian 4,54 3,83 5,18 6,20 6,07 3,95 a. Tanaman Pangan 4,53 3,41 4,98 6,25 5,68 3,83 b. Perkebunan 5,59 4,63 5,65 5,82 7,11 4,34 c. Peternakan 4,53 4,78 5,80 6,77 7,31 4,38 d. Perikanan 4,21 4,02 4,53 3,66 4,6 3,28

No Sektor / Lapangan usaha 2008 2009 2010 2011 2012 Rata rata

2. Pertambangan & penggalian 4,10 4,28 5,61 5,48 4,71 3,89

a. Penggalian 4,10 4,28 5,61 5,48 4,71 3,89

3. Industri 6,86 6,97 5,98 5,95 6,52 5,79

a. Industri Tanpa Migas 6,86 6,97 7,18 5,95 6,52 5,79

4. Listrik, Gas & Air Minum 6,91 7,89 4,65 7,11 6,12 6,04

a. Listrik 9,04 10,16 10,61 6,42 7,06 8,25

b. Air Bersih 2,48 3,27 1,73 8,92 3,72 3,28

5. Bangunan 8,90 6,17 8,53 8,35 7,13 6,39

6. Perdagangan, hotel dan restoran 5,98 6,88 7,41 7,85 8,71 5,60

a. Perdagangan Besar dan Eceran 6,02 6,96 7,50 7,82 8,66 5,66

b. Hotel 4,83 5,55 5,94 8,54 8,11 4,57

c. Restoran 5,39 5,41 5,76 8,55 9,91 4,62

7. Angkutan dan Komunikasi 7,05 4,95 4,88 5,16 4,29 4,44

a. Angkutan 5,38 3,60 3,50 3,66 2,79 3,40

b. Komunikasi 20,34 14,35 13,61 13,76 12,1 11,61

Dalam dokumen RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota rkpd (Halaman 32-36)

Dokumen terkait